Cari Blog Ini

Minggu, 30 Desember 2012

Keutamaan Menghormati Orang Tua

BIRRUL WALIDAIN Ust. Drs. Muhammad Said Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah orang tua berkewajiban mempersiapkan anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk bisa berbakti kepadanya. Keutamaan-keutaman dari Birrul Walidain 1. Ahabul amali illalahi taala (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT) Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Masud ra Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah? Rasulullah bersabda Shalat tepat pada waktunya. Kemudian aku tanya lagi Apa lagi selain itu? bersabda Rasulullah Berbakti kepada kedua orang tua Aku tanya lagi Apa lagi ?. Jawab Rasulullah Jihad dijalan Allah. Ini berarti diantara 2 amal yang paling dicintai Shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah tidak berarti jika durhaka kepada orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah pernah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang tua. Akhirnya Rasulullah memperintahkan sahabat tsb untuk segera pulang memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya. 2. Laisajaza an min waladin ila walidih (Bakti kepada orang tua bukanlah merupakan suatu balas budi) Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam hadist Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuanya melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya kemudian memerdekakannya. 3. Al ummu hiya ahaqu suhbah (perioritas untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu) Dikisahkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Siapakah yang lebih berhak diantara manusia yang paling harus aku perlakukan secara baik? menjawab Rasulullah Ibumu Bertanyalah lagi sahabat tsb Siapalagi Ya Rasulullah? Menjawab Rasulullah Ibumu Bertanyalah lagi sahabat tsb Siapalagi Ya Rasulullah? Jawab Rasulullah Ibumu Bertanyalah lagi sahabat tsb Siapalagi Ya Rasulullah? Barulah Rasulullah menjawab Bapakmu. Dalam Qs. 31:14 Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya. 4. Makruman bi ibadatillah (Berbakti kepada orang tua dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT) Qs. Al Israa ayat 23 Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua melarang perkataan ah dan membentak kepada keduanya dan mengucapkan perkataan yang mulia. Ayat ini mengartikan bahwa berbakti kepada orang tua sama wajibnya dengan ibadah kepada Allah SWT. Unsur-unsur Birrul Walidain Seorang anak ketika ingin berbakti kepada kedua orang tuanya harus bersikap atau berakhlak yang terkait dengan unsur-unsur Birrul Walidain . Jika unsur-unsur tsb tidak terpenuhi maka hukukul walidain (durhaka kepada orang tua). Unsur-unsur Birrul Walidain yaitu: 1. Al muhaqodhotu alal kaul Seorang anak hendaknnya menjaga dan memelihara ucapannya dihadapan orang tua, terlebih bagi mereka yang sudah berusia lanjut jangan sampai perkataan atau perbuatannya menyinggung perasaan mereka, sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Qs.17 : 23. 2. Khofdul Jannah Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendoakan mereka agar keduanya dikasihi Allah sebagaiman mereka mengasihinya waktu kecil. Hal ini diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al Israa ayat 24. 3. Attoah Almushahabah Akhlaq seorang anak yang taat dan kedekatan serta keakraban terhadap orang tua. Walaupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada orang tua karena permasalahan yang sangat syari (prinsip) tetapi sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena itu merupakan hak orang tua, Allah menjelaskannya dalam Qs. 31:15. 4. Sabatulbirri bada wafatihima Tetap berkewajiban berbakti kepada orang tua setelah kedua meninggal dunia. Dalam surat An Anjm ayat 39-41 bahwa Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang meninggal dunia masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anak yang sholeh dan sholeha. Dalam suatu hadist dikisahkan bahwa suatu ketika datang seseorang menghadap Rasulullah SAW kemudian berkata Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan untuk berbakti aku kepada orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia? Rasulullah dengan tegas menjawab Ya, masih ada. Ada 5 hal yang harus dijalankan setelah kepada seorang anak agar berbakti kepada orang tua yang telah meninggal : a. Asshalatu alaihima (berdoa untuk keduanya) b. Wal isthigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya) c. Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya) d. Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman keduanya) e. Wasilaturrahimmisilati latu shallu illa bihima (silaturrahmi kepada orang-orang yang tidak ada hubungan silaturahmi kecuali melalui wasilah kedua orang tua) Kisah-kisah Para Nabi & sahabat Rasulullah SAW dalam mempraktekan Birrul Walidain Kisah Nabi Ibrahim As Nabi Ibrahim As mempunyai ayah yang bernama Azar yang aqidah-nya berseberangan dengan Nabi Ibrahim As tetapi tetap menunjukan birrul walidain yang dilakukan seorang anak kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya beliau menggunakan kata-kata yang mulia dan ketika mengajak ayahnya agar kejalan yang lurus dengan kata-kata yang lembut sebagaimana dikisahkan Allah pada Qs. 19 : 41-45. Kisah Rasulullah SAW Rasulullah SAW yang telah ditinggal ayahnya Abdullah karena meninggal dunia saat Rasulullah masih dalam kandungan ibunya Aminah. Dalam pendidikan birrul walidain ibunya mengajak Rasulullah ketika berusia 6 tahun untuk berziarah kemakam ayahnya dengan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanan pulang ibunda beliau jatuh sakit tepatnya didaerah Abwa hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah itu Rasulullah diasuh oleh pamannya Abdul Thalib, beliau menunjukan sikap yang mulia kepada pamannya walaupun aqidah pamannya berbeda dengan Rasulullah. Dan Rasulullah berbakti pula kepada bibinya yang bernama Sofiah binti Abdil Mutthalib. Kisah Abu Bakar As Siddiq ra Abu Bakar As Siddiq ra adalah sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani dalam berbaktinya terhadap orang tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang sangat udzur, bukan hanya perkataan yang lemah lembut lagi mulia dan sikap yang baik melainkan juga beliau dapat mengajak bapaknya yakni Abu Khuwafah untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengakui Islam sebagai pedoman hidupnya dan hal ini dinanti oleh Abu Bakar dengan cukup lama. Allah berfirman dalam QS 14 : 40 41 ayat yang doa agar anak, cucu dan seluruh anggota keluarganya menjadi orang-orang yang muqiimas shalat (mendirikan shalat) dan diampuni dosa-dosanya. Ayat ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra. Kisah Saad Bin Abi Waqas ra Saad bin Abi Waqas ra menerapkan bagaiman konteks Birrul Walidain mempertahankan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Saad memeluk agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Saad terkenal sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Saad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang lembut Saad merayu ibunya Jangan Kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau resikonya. Tidak bosan-bosannya Saad menjenguk ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta menegaskan hal yang sama dengan lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah dan menghentikan mogok makannya. Kisah ini juga merupakan asbabun nujul turunnya ayat Qs 31 : 15. Ketika seorang anak berbakti kepada orang tua merupakan suatu bakti yang tidak hanya sekedar didunia tetapi juga di yaumil akhir.

Kamis, 24 Mei 2012

khotbah jumatBULAN RAJAB


Oleh : H. Solahudin, S.Ag, M.SI
الحمد لله الّذي أسرى بعبده والصلاة واسلام على رسول الله سيّدنا محمّد وعلى أله وصحبه ومن تبعه إلى يوم القيامة . أشْهَدْ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . أمََّا بَعْدُ : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وإيّاي بِتَقْوَى اللهِ فقد فاز المتّقون. قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى : سُبْحَانَ الَّذِى أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِى باَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ.
Hadirin kaum muslimin Rohimakumullah
Bulan Rajab bulan yang penuh anugrah karena pada bulan itu Nabi Muhammad SAW diisrakan dan dimi’rajkan. Setiap anugerah  sebenarnya selalu mengandung ujian bagi kita untuk semakin mengintensifkan segala potensi kita demi mengupayakan keridhoan Allah SWT. Sejarah seputar peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan palajaran berharga, bagaimana kesusahan dan kesedihan tergantikan dengan sebuah pesan (berupa sholat limawaktu) sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Marilah kita belajar pada Sejarah. Sungguh di bulan Rajab ini terdapat sebuah i’tibar (cerminan) yang sangat nyata untuk kita teladani bersama. Bila mau bercermin kepada sejarah, maka senyatanya umat Islam akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga di bulan Rajab. Pelajaran tentang ketabahan dan keyakinan kepada balasan Allah Yang Maha Bijaksana.
Pada tahun kedelapan dari kenabian, Rasulullah SAW mendapatkan beberapa cobaan yang teramat berat baginya dan bagi para pengikutnya. Ujian itu adalah embargo kaum kafir Quraisy dan sekutunya terhadap umat Islam. Aksi embargo ini masih dijalankan meskipun waktu telah memasuki bulan Haram. Artinya Nabi beserta para sahabatnya tetap merasakan penganiayaan dan kedhaliman dari mereka yang biasanya menghentikan segala aktivitas permusuhan terhadap lawan-lawannya.
Setelah delapan tahun mendakwahkan agama Allah kepda kaumnya dengan didampingi dan dilindungi oleh dua orang kuat suku Qurays, yakni pamannya dan istrinya, maka pada tahun ini Rasulullah harus rela ketika keduanya dipanggil menghadap Sang Rabb. Dengan demikian, pada waktu itu Nabi tiada lagi memiliki pembela yang cukup kuat di hadapan kaumnya sendiri yang memusuhi kebenaran
Sehingga Rasulullah kemudian mengijinkan para pengikutnya untuk berhijrah ke Thaif. Namun rupanya Bani Tsaqif yang menguasai tanah Thaif tidaklah memberikan sambutan hangat kepada para sahabatnya. Mereka yang datang meminta pertolongan justru diusir dan dihinakan sedemikian rupa. Mereka dilempari batu hingga harus kembali dengan kondisi berdarah-darah.
Seluruh cobaan berat ini dialami Rasulullah dan para sahabatnya pada tahun yang sama, yakni tahun kedelapan semenjak Rasulullah memproklamirkan dirinya sebagai Nabi akhir zaman.
Atas cobaan yang taramat berat dan bertubi-tubi ini, maka Allah SWT kemudian memberikan ”sekadar hiburan” kepada Muhamad SAW yang sedang berkabung dengan segala keadaan dan perasaannya. Rasulullah menerima ”sepaket perjalanan rekreasi” untuk menyegarkan kembali ghirroh (Semangat) perjuangannya dalam menegakkan misi Tauhid di Bumi.
”Paket perjalanan” yang kemudian disebut sebagai Isra’ Mi’roj ini sejatinya adalah sebuah pesan kepada seluruh umat Muhammad bahwa, segala macam cobaan yang seberat apa pun haruslah kita lihat sebagai sebuah permulaan dari akan dianugerahkannya sebuah kemuliaan kepada kita.
Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Hal lain yang dapat kita petik pelajaran dari bulan Rajab selanjutnya adalah perjalanan Rasulullah Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha yang tercover dalam firman Allah SWT :

سبْحانَ الَّذِى أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِى باَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَتِنَا إِنَّهُ,هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْر
ُ
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al Isra’:1)
Adalah sebuah pesan persaudaraan dan persahabatan di antara para hamba Allah. Bahwa umat Islam sebagai umat terbaik semestinya senantiasa menunjukkan sikap kedewasaan dan kematangan dalam berinteraksi dengan umat-umat lain.
Meski Nabi Muhammad SAW dapat saja langsung menuju langit dari Makkah, namun Allah tetap membawanya menuju Masjidil Aqsha, pusat peribadahan nabi-nabi sebelumnya. Ini dapat berarti bahwa umat Islam tidak memiliki larangan untuk berbuat baik terhadap sesama manusia, sekalipun kepada golongan di luar Islam. Hal ini dikarenakan, Islam menghargai peraturan-peraturan sebelum Islam, seperti halnya khitan yang telah disyariatkan sejak zaman Nabi IbrahimAS.
Dalam skala intern umat Islam, kita semestinya senantiasa menjaga ikatan persaudaraan dan silaturrahim demi memperkuat ketaqwaan, keimanan dan persaudaraan sesama Muslim. Dengan demikian maka, Bulan Rajab adalah bulan mulia yang harus kita sambut dengan menambahkan keyaqwaan dan keikhlasan.
Kita harus rajin-rajin melaksanakan sholat lima waktu yang merupakan oleh-oleh dari Isro’ Mi’roj Rasulullah SAW di bulan Rajab tahun kedelapan dari kenabian. Kita harus tegar menghadapi hidup meskipun hidup penuh dengan cobaan dan rintangan. Umat Islam harus senantiasa optimis dan yakin pada janji Allah, akan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi siapa pun hamba-Nya yang senantiasa meningkatkan ketaqwaan, karena demikianlah pesan bulan Rajab.
بارك الله لى ولكم
الحمد لله الّذي أسرى بعبده والصلاة واسلام على رسول الله سيّدنا محمّد وعلى أله وصحبه ومن تبعه إلى يوم القيامة . أشْهَدْ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . أمََّا بَعْدُ : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وإيّاي بِتَقْوَى اللهِ فقد فاز المتّقون. قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى : سُبْحَانَ الَّذِى أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِى باَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اللهمّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ وَنِجِّنَا مِنَ الظُلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ اللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَوَّابُ الرَحِيْمُ وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا قَابِلِيْنَ لَهَا وَأَتمِّهَا عَلَيْنَا. رَبَّنَا أتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار . والحمد لله ربّ العالمين
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ  وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ  وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Jumat, 04 Mei 2012

Tips Mengungkap 9 Manfaat Tersembunyi Karaoke

Bersenang-senang lewat menyanyi dengan teman-teman bisa mengurangi risiko penyakit jantung, store dan stress. “Berkaraoke bersama teman-teman bisa membuat seseorang sehat dan bahagia,“ kata Profesor Takeshi Tanigawa dari Ehime University Graduate School of Medicine di Jepang. Profesor Tanigawa juga merekomendasikan untuk mendatangi karaoke bagi para pekerja yang sering mengalami stress atau bagi pekerja yang bekerja di dunia kerja yang penuh tekanan dan tuntutan. Hal ini disebabkan karena saat seseorang bernyanyi, mereka cenderung menarik nafas dalam dan perlahan, yang sangat baik untuk kondisi system syaraf. Berikut ini 9 efek positif yang bisa Anda dapatkan dari berkaraoke dengan teman-teman, berdasarkan penelitian Profesor Tanigawa: 1. Menjadikan Pernafasan Lebih Baik. Saat bernyanyi Anda menggunakan seluruh tubuh untuk bernafas dengan lebih santai. Otot diafragma akan melengkung ke bawah, paru-paru mengembang lebih lengkap. Otot perut yang lebih santai memungkinkan tubuh bernafas lebih aktif dan sehat. 2. Mengoksidasi Darah. Ketika Anda menggunakan seluruh tubuh untuk bernafas, volume oksigen yang mengaliri seluruh tubuh akan makin besar. Sel-sel tubuh yang dialiri oksigen berfungsi lebih baik dan menciptakan energi baru bagi pemiliknya. 3. Merangsang Aktivitas Otak. Bernyanyi memerlukan pemikiran. Saat bernyanyi, Anda perlu mengikuti lirik, melodi dan irama, serta kata-kata yang menghubungkannya dengan emosi. Saat bernyanyi udara akan banyak mengalir ke otak pada bagian neuron yang mengintegrasikan aktivitas fisik, emosional dan psikologis untuk merasa gembira. 4. Melepaskan Hormon Bahagia. Hormon endorphine yang dikeluarkan saat bernyanyi bermanfaat menciptakan rasa senang dan kebahagiaan dengan memicu saraf dan fisik. Nyanyian Anda dan teman-teman, meski tidak terdengar sesempurna penyanyi profesioanl, selain bisa menghibur orang lain juga menciptakan rasa senang. 5. Mengurangi Stres. Ketika Anda merasa senang, tingkat stress Anda otomatis menurun. Endorfin membantu mengurangi stress dan gelisah. Saat menyanyikan sebuah lagu dengan perasaan mendalam tubuh bernafas lebih dalam dan memperlambat denyut jantung serta mengurangi kecemasan berlebihan. Saat stress, buang kepenatan dengan menyanyikan lagu-lagu kesukaan dan bergembiralah. 6. Membangun Kepercayaan Diri. Jika berbicara di depan umum masih merupakan ketakutan utama Anda, maka mulailah dengan bernyanyi di karaoke dengan sahabat dan orang terdekat. Bernyanyi mampu membangun rasa percaya diri karean Anda menjadi orang yang sangat terbuka. Bila Anda telah berani berbagi suara dan musik, akan lebih mudah mengatasi ketakutan dan grogi. 7. Meningkatkan Memori. Bernyanyi membuat Anda sedikitnya harus membaca lirik dan mengikuti nasa. Cara ini bagus untuk merangsang wilayah otak yang terlibat dengan memori, belajar dan konsentrasi. 8. Meningkatkan Kreativitas. Saat membangun rasa percaya diri dan merangsang jiwa seni dengan bernyanyi, tanpa Anda sadari secara bersamaan Anda juga telah menumbuhkan jiwa kreatif. Anda akan keluar dari kotak dan menjadi seorang pribadi yang produktif dan inovatif. 9. Menciptakan Suara Yang Bertenaga. Profesi pembicara, presenter, guru, pendeta atau dalam bisnis terkait penjualan, akan mendapatkan keuntungan dari belajar menyanyi. Suara merupakan instrument penting. Dan bernyanyi memberi Anda keahlian berbicara dengan suara bertenaga, kuat dan percaya diri yang terpancar dari suara Anda. Semua manfaat itu bisa dirasakan dari frekuensi menyanyi yang rutin.

Kamis, 03 Mei 2012

Wanita

Wanita itu adalah Orang yang memberikan hidupnya untukmu. Bahkan ia membuang egonya demi bersamamu. Bahkan saat engkau menyakitinya, ia tetap berada sampingmu. Karnanya,cintailah ... keberadaan wanita yang hadir dalam kehidupanmu.

Rabu, 11 April 2012

sebuah doa

Ya Allah...

Ketika ku katakan : Hamba disakiti
Engkau menjawab : "... janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah" (QS 39:53)

... Ketika ku katakan : Tak ada yang mengerti kegalauan hati hamba
Engkau menjawab : "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS 13:28)

Ketika ku katakan : Begitu banyak orang yang menyakiti hamba
Engkau menjawab : "Karena itu ma'afkanlah m...ereka, mohonkanlah ampun bagi mereka..." (QS. 3:159)

Ketika ku katakan : Hamba sangat kesepian
Engkau menjawab : "Kami lebih kepadanya daripada urat lehernya." (QS. 50:16)

Ketika ku katakan : Dosa hamba melimpah
Engkau menjawab : "...dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah." (QS. 3:135)

Ketika ku katakan : Jangan tinggalkan hamba
Engkau menjawab : "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu" (QS. 2:152)

Ketika ku katakan : Masalah hamba sangat banyak
Engkau menjawab : "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (QS. 65:2)

Ketika ku katakan : Impian hamba banyak yang tidak menjadi nyata
Engkau menjawab : Berdo'alah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu" (QS. 40:60)

Ya, Allah...
Bagaimana mungkin hamba-Mu yang hina ini tidak mencintai-Mu sepenuh jiwa dan raga?

Kamis, 05 April 2012

SIKAP MANUSIA DALAM BERQUR'AN

oleh Cinta Qur'an ( CQ ) pada 15 Januari 2010 pukul 10:02 ·

Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma`siat? (QS. 38:28)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS. 38:29)

1. Manusia ada yang tidak mau memperhatikan Al Qur’an
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci? (QS.47:24)

2. Manusia ada yang menganggap remeh terhadap Al Qur’an
Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. (QS.56:75)
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui, (QS.56:76)
sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, (QS.56:77)
pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), (QS.56:78)
tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (QS.56:79)
Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (QS.56:80)
Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?, (QS.56:81)

3. Manusia ada yang mengacuhkan terhadap Al Qur’an
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan". (QS. 25:30)

4. Manusia ada yang menyombongkan diri terhadap Al Qur’an
Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang, (QS. 23:66)
dengan menyombongkan diri terhadap Al Qur'an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari. (QS. 23:67)
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS.6:93)
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. 7:36)
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS. 7:40)
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. 31:6)
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (QS. 31:7)

5. Manusia ada yang menyombongkan diri terhadap Al Qur’an dan dijadikan bahan olok-olokkan
Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, (QS.45:7)
dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (QS.45:8)
Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan. (QS.45:9)

6. Manusia ada yang menganggap terhadap Al Qur’an sebagai sihir dan suatu kebohongan.
kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, (QS.74:23)
lalu dia berkata: "(Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), (QS.74:24)
ini tidak lain hanyalah perkataan manusia". (QS.74:25).
Alif Laam Raa. Inilah ayat-ayat Al Qur'an yang mengandung hikmah. " (QS.10:1)
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka". Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata." (QS.10:2)
dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya. (QS.17:46)
Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir". (QS.17:47)
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata: "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang ingin menghalangi kamu dari apa yang disembah oleh bapak-bapakmu", dan mereka berkata: "(Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja". Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (QS. 34:43)
Dan tatkala kebenaran (Al Qur'an) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya". (QS.43:30)
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang menjelaskan, berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini adalah sihir yang nyata". (QS.46:7)
kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, (QS.74:23)
lalu dia berkata: "(Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), (QS.74:24)

7. Manusia ada yang menganggap terhadap Al Qur’an sebagai dongengan orang-orang terdahulu dan melarang orang lain untuk tidak mempelajarinya.
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: "Al Qur'an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu". (QS.6:25)
Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al Qur'an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari. (QS.6:26)
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala". (QS. 8:31)
Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS.16:23)
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu". (QS.16:24)
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. (QS.16:25)
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala." (QS.68:15)
Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa, (QS.83:12)
yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu". (QS.83:13)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. (QS.83:14)
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka. (QS.83:15)

8. Manusia ada yang beriman dengan mewujudkan ketaatannya pada Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. (QS. 32:15)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (QS. 8:2)
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. 8:3)
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia. (QS. 8:4)

9. kebanyakan Manusia tidak beriman terhadap Al Qur’an.
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (QS.13:1)
Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur'an ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya". Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman". (QS. 34:31)
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa". (QS. 34:32)
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya". Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 34:33)
Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan): "Maka apakah belum ada ayat-ayat-Ku yang dibacakan kepadamu lalu kamu menyombongkan diri dan kamu jadi kaum yang berbuat dosa?" (QS.45:31)

PERTANYAAN - PERTANYAAN ALLAH UNTUK MANUSIA

Katakanlah: "Bagaimana pendapatmu jika (Al Qur'an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?" (QS.41:52)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur'an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS.46:10)

RESIKO MANUSIA YANG MENGINGKARI AL QUR’AN

Barangsiapa berpaling daripada Al Qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, (QS. 20:100)
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. 20:124)
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" (QS. 20:125)
Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". (QS. 20:126)
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (QS. 20:127)
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ".(QS. 2:39)
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al Qur'an) Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih. (QS.16:104)
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS.43:36)
Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS.43:37)

HASIL AKHIR MANUSIA DALAM MENERIMA AL QUR’AN

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. 35:32)
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS.62:5)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (QS. 8:2)
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. 8:3)
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia. (QS. 8:4)

Rabu, 04 April 2012

10 Langkah Mengendalikan Hawa Nafsu

March 27, 2012 Mutiara Hikmah

Bagi seseorang muslim yang menyadari hakikat kehidupannya, akan senantiasa menjaga hati dari tipuan hawa nafsu yang menjerumuskan.
Nafsu adalah kecenderungan tabiat yang dirasa cocok. Kecenderungan ini merupakan suatu bentuk ciptaan Allah yang ada dalam diri manusia, sebagai urgensi keberlangsungan hidupnya. Karenanyalah manusia memiliki keinginan untuk makan, minum, dan menikah.

Nafsu dapat mendorong kepada sesuatu yang dikehendakinya. Ia akan berada pada jalur yang benar manakala dikendalikan . Namun sebaliknya, ia akan menghancurkan manusia jika nafsu yang mengendalikannya. Celaan terhadap nafsu dating ketika berlebih-lebihan dalam dua sikap ini, yakni yang melebihi sikap mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot. Orang yang menuruti nafsu, syahwat dan rasa benci biasanya tidak konsisten pada batasa yang bermanfaat baginy, jarang ada orang yang bisa bersikap adil dengannya.

Allah tidak pernah menyebutkan nafsu di dalam kitabNya melaikan mencelanya. Begitupula tidak ada sebutan nafsu dalam sunnah melainkan dalam keadaan tercela, kecuali yang memang ada pembatasan, seperti sabda Rasulullah saw: “Laa yu’minu ahadakum hatta yakuuna hawaahu taba’an lima ji’tu bihi.” (Tidaklah seseorang diantara kalian beriman sehingga nafsunya mengikuti apa yang kubawa.)

Orang yang sudah dewasa akan diuji dengan hawa nafsu. Setiap saat akan muncul kondisi yang menciptakan dua hakim pada dirinya, yaitu hakim akal dan hakim agama. Dia diperintahkan agar senantiasa melaporkan kasus-kasus nafsu kepada dua hakim ini dan patiuh terhadap keputusannya. Dia harus berusaha melatih diri menyingkirkan hawa nafsu yang tidak baik akibatnya, agar dikemudian hari tidak mendapat kesengsaraan.

Jika kita memperhatikan tujuh golongan orang-orang yang mendapatkan perlindungan arsy Allah pada hari yang tiada perlindungan selain perlindungan-Nya, maka kita mendapatkan bahwa itu adalah hadiah karena menentang hawa nafsunya. Pemimpin yang memegang tampuk kekuasaan tidak mungkin bias berbuat adil kecuali dengan menentang nafsunya. Pemuda yang mementingkan ibadah kepada Allah semasa mudanya tidak akan mampu andaikan ia tidak menentang nafsunya. Orang yang hatinya bergantung pada masjid-masjid, bisa seperti itu karena dia menentang nafsu yang hendak menyeretnya kepada berbagai macam kenikmatan. Orang yang mengeluarkan shodaqohnya, andaikan ia tidak menentang nafsunya tentu tidak akan mampu berbuat seperti itu. Orang yang diajak wanita yang cantik dan terpandang, lalu dia takut kepada Allah dan menentang nafsunya dan orang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian, hingga kedua matanya meneteskan airmata mampu berbuat seperti itu kecuali dia menentang hawa nafsunya. Mereka tidak mengenal panas, siksaan dan kesulitan pada hari kiamat.

Untuk selamat dari jeratan hawa nafsu, seorang hamba harus dengan sepenuh hati bersungguh-sungguh melawan hasrat buruknya. Dengan taufik Allah, ia akan selamat darinya seraya mencermati langkah-langkah pengendalian berikut:

Menyadari bahwa nafsu adalah dinding pagar yang mengitari jahannam. Barang siapa yang terseeret ke dalam nafsu, berarti dia terseret ke dalam neraka. Sabda nabi, “Syurga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan neraka itu dikelilingi dengan berbagai syahwat.” Orang yang mengikuti nafsu dikhawatirkan akan lepas dari iman, sementara dia tidak menyadarinya. Mengikuti nafsu bias menutup pintu taufik bagi manusia dan membuka pintu penyesalan. Fudhail bin ‘Iyadh berkatam “Barangsiapa yang mengikuti nafsu dan menuruti syahwatnya maka terputuslah tali taufik dari dirinya.” Memanjakan nafsu berarti merusak akal dan fikirannya dan itu berarti mengkhianati Allah dalam hal penggunaana akal. Mengikuti nafsu membuat hamba tidak bias bangkit untuk mencapai syurga bersama-sama dengan orang yang berhasil mendapatkannya. Muhammad bin Abdul Warad berkata, “Sesungguhnya Allah mempunyai satu hari, siapa yang tunduk kepada nafsunya tidak akan bisa selamat dari siksaan-Nya. Di antara orang-orang yang jatuh dan tidak bisa bangkit pada hari kiamat ialah orang yang tunduk kepada nafsunya.”

Menyadari bahwa dengan menentang nafsu akan menghasilkan kekuatan tubuh, hati dan lidah manusia. Orang salaf berkata, “Orangyang mampu mengalahkan hawa nafsunya lebih kuat daripada orang yang mampu menaklukkan sebuah kota sendirian.” Orang yang paling ksatria adalah yang paling keras menentang hawa nafsunya. Muawiyah berkata, “Sifat ksatria ialah yang meninggalkan syahwat dan menentang hawa nafsu. Mengikuti hawa nafsu berarti mengurangi sifat ksatria.” Memerangi nafsu lebih hebat dan lebih berat daripada memerangi orang-orang kafir. Menentang nafsu bisa menyelamatkan penyakit hati dan badan sedangkan mengikutinya akan mendatangkan penyakit hati dan badan. Semua penyakit hati berasal dari mengikuti nafsu. Jika kita meneliti berbagai penyakit badan maka sebagian beasr berasal dari memperturutkan hawa nafsu.

Menyadari bahwa tidak ada satupun hari yang berlalu melainkan nafsu dan akan saling bergelut di dalam diri orang yang besangkutan. Mana yang dapat mengalahkan rivalnya, maka dia akan mengusirnya dan menguasainya. Abu Darda r.a. berkata, “Jika pada diri seseorang berkumpul nafsu dan amal, lalu amalnya mengikuti nafsunya, maka hari yang dilaluinya adalah hari yang buruk. Jika nafsunya mengikuti amalnya, maka harinya adalah hari yang baik.”

Menyadari bahwa dia diciptakan bukan untuk kepentingan nafsu, tetapi untuk sesuatu urusan yang besar yang tidak bias dicapai kecuali dengan menentangnya. Tidak boleh baginya memilih bahwa hewan lebih baik daripada dirinya. Dengan tabiatnya saja hewan bias membedakan mana yang membahayakan dan mana yang menyelamatkan, lalu ia memilih yang bermanfaat baginya dan meninggalkan yang berbahaya. Manusia diberi akal dalam masalah ini. Jika dia tidak bias membedakan mana yang dapat membahayakan dan mana yang bermanfaat baginya, atau mengetahui tapi justru memlih yang berbahaya, berarti keadaan hewan lebih baik dari keadaannya.

Sesungguhnya Allah menjadikan kesalahan dan mengikuti nafsu sebagai dua hal yang berdampingan dan menjadikan kebenaran dan menentang nafsu sebagai dua hal yang berdampingan sebagaimana dikatakan oleh sebagian salaf, “jika ada masalah yang rumit engkau pecahkan, engkau tidak tahu mana yang benar, maka tinggalkanlah yang lebih dekat kepada nafsumu, karena sesuatu yang dekat dengan kesalahan ialah yang mengikuti hawa nafsu.”

Memiliki hasrat yang kuat untuk melawan hawa nafsunya sehingga timbul kecemburuan yang amat sangat terhadap dirinya sendiri jika melakukan kemaksiatan. Membalutnya dengan kesabaran dalam menghadapi kepahitan yang akan dihadapi ketika melawan hawa nafsunya sendiri. Membekalinya dengan kekuatan jiwa yang bisa mendorongnya untuk mereguk kesabaran itu, sebab semua bentuk keberanian merupakan kesabaran sekalipun hanya sesaat dan sebaik-baik hidup adalah jika seseorang mengetahui hidup itu dengan kesabarannya.

Melibatkan hati dalam mempertimbangkan akibat nafsu, sehingga dia bisa mengetahui seberapa banyak nafsu itu meloloskan ketaatan dan berapa banyak nafsu itu mendatangkan kehinaan. Berapa banyak satu suapan yang menghalangi beberapa suapan. Berapa banyak sedikit kenikmatan yang menghilangkan beberapa kenikmatan. Berapa banyak sedikit syahwat yang menghancurkan kehormatan, menundukkan kepala, menciptakan kenangan yang buruk, mengakibatkan celaan dan aib yang tidak bisa dicuci dengan air sementara mata orang yang menuruti hawa nafsu adalah mata orang yang buta.

Memikirkan apa yang dituntut oleh jiwanya, lalu berkata kepada akal dan agamanya, yang nantinya akan mengabarkan bahwa apa yang dituntut itu tidak ada artinya apa-apa. Abdullan bin Mas’ud berkata, “Jika salah seorang diantara kalian tertarik kepada seorang wanita, maka hendaklah dia mengingat-ingat keburukannya.” Mempertimbangkan kelanjutan yang baik dan kesembuhan yang terjadi di kemudian hari dan sebaliknya mempertimbangkan penderitaan yang semakin menjadi-jadi sebagai akibat menuruti kenikmatan hawa nafsu yang semu.

Menghinakan diri sendiri ketika tunduk kepada hawa nafsu, sebab tidaklah seseorang menuruti hawa nafsunya melainkan pasti akan mendapatkan kehinaan pada dirinya. Jangan tertipu kehebatan dan kesombongan orang-orang yang mengikuti nafsunya, padahal dilihat dari batinnya, mereka adalah orang-orang yang paling hina dina. Orang seperti itu memadukan antara kesombongan dengan kehinaan.

Kebanggan dapat menundukkan dan menaklukkan musuhnya. Allah suka jika hamba-Nya berani menghadapi musuhnya sebagaimana firman-nya, “Dan mereka tidak menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh melainkan dituliskan bagi mereka dengan demikian itu sebagai amal sholeh.” (At-Taubah: 120). Di antara tanda cinta yang tulus ialah melibas musuh kekasihnya dan mengalahkannya. Jika kita mencintai Allah maka kewajiban kita untuk mengalahkan musuh. Allah.

Maroji’: Rauah Al-Muhibbin wa Nuhzhah Al-Musytaqin, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Darul Falah 1419 H

Sumber : Islamedia

Atur Pasrah Penganten Kakung

Pada saat Pahargyan Temanten selalu ada pidato penyerahan mempelai pria. Pidato ini disebut Atur Pasrah Penganten Kakung. Umumnya sebelum diijabkan atau sebelum Panggih mempelai pria diserahkan kepada pihak keluarga mempelai putri untuk dilangsungkannya upacara. Tetapi di daerah saya adatnya lain. Penyerahan itu dilakukan setelah ijab, setelah panggih, jadi bukan diserahkan untuk diupacarakan, melainkan diserahkan untuk menjadi anggota keluarga yang baru. Mungkin dulu-dulunya pidato pasrah ini merupakan gabungan Atur Pasrah Penganten Kakung dengan Tanggap Wacana Kulawarga Besan, karena itu lebih panjang dari Atur Pasrah Penganten Kakung yang ada di daerah lain. Berikut adalah contohnya.

Assalamu'alaikum wr.wb.

( ayat )

Panjenenganipun ingkang dhahat kinabekten, para pepundhen, para pinisepuh, saha para sesepuh ingkang tansah anggung mestuti dhumateng darmaning kautamen. Langkung-langkung panjenenganipun Almukarrom ..................................... ingkang tuhu kinurmatan. Panjenenganipun para ‘Alim, para 'Ulama, para Kyai, para Ustadz Ustadzah ingkang rinten pantaraning ratri tansah sumandhing pustaka suci minangka panuntun keblating panembah ingkang hambeg pepoyaning kautaman. Panjenenganipun para pangreh pangemban pangembating praja minangka pandam pandom pengayomaning para kawula dasih ingkang satuhu pantes tinulad lan tinuladha. Sanggya para rawuh, para lenggah kakung miwah putri, sumrambah para kadang wredha mudha, ingkang tansah winengku ing suka rahayu. Mirungganipun, panjenenganipun Bp/Ibu ............(pemangku gati)............ gotrah kulawarga, saha sanggyaning bebrayan agung ing ..................(kampung).............. ngriki ingkang luhur ing budi. Wilujeng siang/dalu, sugeng pepanggihan, lan sugeng lelenggahan.

Langkung rumiyin puja-puji syukur mugi konjuk dhumateng ngarsa dalem Allah SWT, karana sih wilasa miwah barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya lan kula sahengga wonten ing menika wekdal kula panjenengan sedaya saged makempal wonten menika papan kanthi pinaringan karaharjan mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika kula ikroraken kanthi maos kalimah tahmid 'alhamdulillahirobbil'alamin.' Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan nenggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Kula pun ............................. ingkang piniji minangka sulih wicara panjenenganipun Bp/Ibu .................................. nuwun inggih tiyang sepuhipun putra temanten kakung ingkang pidalem ing ............................................., keparenga matur dhumateng panjenenganipun Bp/Ibu ......(pemangku gati)........... dalah gotrah kulawarga,

Ingkang sepisan, kula sarombongan saking ......................................... sowan dhumateng panjenenganipun Bp/Ibu ......(pemangku gati)........... sagung kulawarga, kanthi niat silaturrahmi.

Kaping kalihipun, ngaturaken salam taklimipun Bp/Ibu ..................................... gotrah kulawarga, katur dhumateng panjenenganipun Bp/Ibu ......(pemangku gati)........... sagung kulawarga dalasan bebrayan agung ing ........(kampung).......... ngriki, saha sanggyaning para rawuh para pilenggah, kula ikroraken kanthi atur “assalamu'alaikum wr.wb.”

Kaping tiganipun, Bp/Ibu ................................. sakulawarga ngaturaken ndherek suka bingah, dene panjenenganipun Bp ......(pemangku gati)........... sampun saged ngleksanani darmaning asepuh, hanenggih malakrameaken ingkang putra kanthi pinaringan berkah pangestu lan langkung-langkung sineksen dening para pinisepuh. Kepara malah sampun nampi kula sarombongan kanthi pakurmatan ingkang ngremenaken, pramila saking menika kula sarombongan ngaturaken agunging panuwun.

Panjenenganipun Bp/Ibu ......(pemangku gati)........... dalasan kulawarga ingkang minulyeng budi, Bp/Ibu ............................ gotrah kulawarga, lumantar kula ngaturaken agunging panuwun, awit putra temanten sampun kaijabaken lan sampun sah anut satataning agami lan negari, menapadene kadhaupaken anut satataning adat ingkang lumampah ing ngriki, kepara kanthi sineksenan lan pinaringan berkah pangestu para pinisepuh lan sesepuh, pramila saking menika, putra temanten kakung, nuwun inggih .........(penganten kakung)........., kula pasrahaken dhumateng Bp/Ibu ......(pemangku gati)........... dalasan kulawarga, kinanthenan pangajab, mugi lare menika karengkuha kadidene putra pribadhi, kagulawenthah saha pamardi, sahengga sageda netepi jejering priya ingkang tanggel jawab dhumateng garwa lan bale wisma, saha bekti dhateng sesami, lan tansah atul manembah mring Gusti.

Ugi mboten kesupen, panjenenganipun Bp/Ibu ................................... gotrah kulawarga, amasrahaken putra temanten wonten kukubaning bebrayan agung ing ngriki, mugi tinampia dados warganing bebrayan ingkang pikantuk pengayoman saha pambiyantu sak murwatipun.

Kejawi saking menika, inggih awit saking kiranging seserepan putra temanten ing samukawis, keparenga ugi paring pitedah-pitedah, ingkang tundhonipun saged migunani anggenipun sami nindakaken darmaning agesang ing bebrayan agung, jer menika lare, lare ndhusun ingkang taksih bodho, cubluk lan mbalilu, mila katambahana menawi kirang, lan kaemutna menawi supe lan lepat, sahengga tundhonipun saged dados kulawarga ingkang sae, ingkang sakinah, mawaddah, warohmah, ingkang mugi tansah pikantuk berkah, lan pinaringan momongan ingkang soleh solihah. Allahumma amin.

Para rawuh para pilenggah ingkang mahambeg ing tresna lan asih, kados kirang wicaksana bilih kalantur-lantur anggen kula matur, labet kados taksih kathah reroncening adicara ing titi kalenggahan menika. Dene saparipurnaning adicara ing mangke, kula sarombongan keparenga badhe nyuwun pamit lan nyuwun tambahing pangestu, mugi tansah pinaringan kawilujengan, nir-baya, nir-wikara, nir-ing-sambekala.

Mboten katalompen, kula ingkang tinanggenah minangka talanging atur, menapadene para kadang sarombongan, mbokbilih anggenipun matur saha sowan mboten andadosaken pirenaning penggalih keparenga diagung ing pangaksami.

Akhirul kalam, Billahittaufiq walhidayah. Wassalamu'alaikum wr.wb.

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Minggu, 01 April 2012

Hawa Nafsu dalam Quran dan Hadits

Diriwayatkan dari Imam Al-Baqir bahwa Rasulullah SAWW bersabda, Allah SWT berfirman: “Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginannya (nafsunya) di atas keinginan-Ku, melainkan Aku kacaukan urusannya, Aku kaburkan dunianya dan Aku sibukkan hatinya dengan dunia serta tidak Aku berikan diinia kecuali yang telah kutakar untuknya.

Demi kemulian-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginan-Ku di atas keinginan (nafsu) dirinya melainkan Aku suruh malaikat untuk menjaganya, langit dan bumi menjamin rezekinya dan menguntungkan setiap perdagangan yang dilakukannya serta dunia akan datang dan selalu berpihak kepadanya”.

Hadis qudsi cliatas amat populer dan terdapat dalam beberapa kitab dari golongan Sunnah dan Syi’ah. Saya juga meriwayatkan hadis tersebut melalui beberapa jalur. Sebagiannya darinya saya anggap sahih. Saya mencoba menelaah hadis yang berharga ini pada tiga bagian:

Pertama, seputar definisi hawa nafsu (al-hawa), bagian-bagian aksidentalnya, metode terapi dan “penjinaan”-nya. Bagian ini dianggap sebagai pengantar kajian hadis tersebut. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian menjadi I. Hawa Nafsu clalam Al-Quran dan Hadis, II. Tugas Akal dalam Mengendalikan Hawa Nafsu, III. Telaah Kritis Bala Tentara Akal dan Kejahilan pen.)

Kedua, seputar orang yang mengutamakan hawa nafsunya atas perintah Allah. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian, menjadi : IV. Orang yang Mengutamakan Hawa Nafsunya, V. Perbandingan Dunia dan Akhirat, VI. Telaah Anali-tik tentang Dunia dan Akhirat pen.)

Ketiga, seputar orang yang mengutamakan keinginan Allah atas keinginan dirinya. (Bagian ini menjadi bagian ketujuh yaitu VII. Orang yang Mengutamakan Keinginan Allah.

Terminologi Hawa Nafsu dalam Alquran dan Sunnah

Hawa nafsu adalah istilah keislaman yang digunakan dalam Alquran dan Sunnah. la menjadi istilah dengan arti khas budaya keislaman. Sering kita menemukan kata hawa nafsu dalam Alquran dan Sunnah. Antara lain, Allah SWT berfirman: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Q.S. Al-Furqon 43.)

Dan firman Allah SWT: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”(Q.S. An-Nazia’at 40- 41.)

Amirul Mukminm Ali as dalam Nahjul Balaghahnya berkata: “Sesungguhnya yang paling aku kuatirkan pada kalian adalah dua hal, yaitu taat hawa nafsu dan angan-angan panjang.”

Diriwayatkan melalui Imam Shâdiq bahwa Rasulullah SAWW bersabda: “Waspadalah terhadap hawa uafsu kalian sebagaimana kamu sekalian waspada terhadap musuh. Tiada yang lebih pantang bagi manusia daripada mengikuti hawa, nafsu dan ketergelinciran lidah yang tak bertulang.”

Imam Shâdiq as juga berkata: “Janganlah kalian biarkan jiwa bersanding bersama hawa nafsu. Karena, hawa nafsu pasti (meinbawa) kehinaan bagi jiwamu.”

Enam Sumber dalam Jiwa Manusia

Untuk mengenal posisi hawa nafsu dalam jiwa dan perannya dalam kehidupan manusia, saya perlu menegaskan bahwa Allah SWT telah memasang beberapa sumber gerak dan kesadaran manusia. Semua gerak -aktif ataupun reaktif- dan kesadaran manusia bermuara dari sumber-sumber ini. Tercatat ada enam sumber penting, yang terutamanya adalah hawa nafsu, sebagai berikut.

1. Fithrah, yang telah dilengkapi Allah dengan kecenderungan. hasrat dan gaya tarik menuju dan mengenal-Nya dan meraih keutamaan-keutamaan akhlak, seperti kesetiaan, ‘iffah (harga diri), belas kasih dan murah hati.

2. ‘Aql, adalah titik pembeda manusia.

3. Irâdah, adalah pusat keputusan dan yang menjamin kebebasan manusia (dalam mengambil keputusan) dan kemerdekaannya.

4. Dhamir, yang berfungsi sebagai mahkamah dalam jiwa. la bertugas mengadili, mengecam dan melakukan penekanan terhadap manusia demi menyeimbangkan prilakunya.

5. Qalb, fuad dan shadr, merupakan jendela lain bagi kesadaran dan pengetahuan, sebagaimana kita pahami melalui ayat-ayat Alquran, yang dapat menerima atau menampung pencerahan Ilahi.

6. Al-hawa, adalah kumpulan berbagai nafsu dan keinginan dalam jiwa manvisia yang menuntut pemenuhan secara intensif. Bila tuntutannya terpenuhi, iadapat memberi manusia kenikmatan tersendiri.

Inilah keenam sumber penting bagi gerak dan kesadaran jiwa manusia yang telah diberikan oleh Allah.

Dalam kesempatan ini, rasanya tidak tepat jika saya membahas sumber-sumber tersebut atau membentuk gambaran dan simpulan ilmiah melalui nash-nash keislaman. Karena, bidang psikologi keislaman ini memerlukan kajian, observasi dan penalaran yang mendalam. Semoga Allah memudahkan bagi mereka yang menelitinya melalui teks-teks keislaman. Bidang ini tergolong subur dan “perawan” (tak tergarap). Kesuburan dan “keperawanan” salah satu dari lahan-lahan budaya keislaman ini mestinya merangsang para ilmuwan dan peneliti untuk menggarapnya.

Tugas saya dalam kajian kali mi, hanya terbatas pada masalah definisi serta peran hawa nafsu dalam kehidupan manusia. Di samping itu. saya akan membahas keistimewaan, dampak, tujuan dan sarana-sarana pengekangannya serta beberapa masalah lain yang berkaitan.

Bersamaan dengan itu, dalam mengkaji hawa nafsu saya akan beberkan hadis-hadis yang berhubungan dengan “sumber-sumber” lain jiwa yang ikut andil dalam pergerakan dan kesadaran manusia. Penggunaan istilah hawa nafsu dalam kebudayaan Islami mangacu pada gabungan beberapa naluri yang bersemayam dalam jiwa, sedangkan manusia sebagai penyandangnya selalu dituntut agar memenuhi hasratnya. Berbagai naluri syahwati itu membentuk bagian terpenting dan berperan luar biasa dalam kepribadian manusia. la adalah faktoi- utama dalam menggerakkan dan mengatur diri manusia. Bahkan sebagai kunci yang paling efektif untuk mengatur aksi dan reaksinya.

Kamis, 29 Maret 2012

Keburukan Dunia dan Harta

" Dunia itu musuh bagi ALLAH SWT, Karena ia telah memotong jalan seseorang yang hendak mendekatkan diri kepada ALLAH. Dunia juga musuh bagi wali wali ALLAH, Karena dunia
di hiasi dengan berbagai kesenangan sehingga melalaikan mereka untuk mengingat ALLAH.
dan dunia juga musuh bagi musuh musuh ALLAH,artinya bahwa dunia itu mengangkat derajat mereka perlahan lahan dengan tipu daya." ( IMAM AL GHOZALI )

" Seandainya dunia ini seimbang nilainya dengan se ekor nyamuk di sisi ALLAH SWT, pasti
ALLAH tidak akan memberikan minum kepada orang kafir dari dunia seteguk pun."
( AL HADIST )

" Dunia itu penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir."
( AL HADIST MUSLIM. dari Abu Hurairah R.A. )

" Dunia itu terlaknat dan terlaknat apa yang ada di dalam nya kecuali apa yang karena ALLAH dari dunia itu."
( AL HADIST )

" Dunia itu kebun akhirat."
( Al Hadist )

" Janganlah kamu menjadikan dunia sebagai tuhan kemudian dunia menjadikan kamu
budak sahaya,simpanlah barang simpananmu kepada orang yang tidak menyianyiakannya
karena orang yang memiliki simpanan dunia itu di khawatirkan terkena bahaya, dan orang yang memiliki simpanan ALLAH itu tidak di khawatirkan bahayanya."
( nabi ISA A.S. )

" Sesungguhnya ALLAH tidak menciptakan makhluq yang lebih di murkai NYA dari pada dunia, sesungguh nya ALLAH tidak melihat kepada dunia."
( AL HADIST dari musabin yasar )

" Sesungguhnya satu bacaan tasbih dalam lembaran hati seorang mukmin itu lebih baik dari pada apa yang di anugerahkan kepadaku berupa harta benda ini. karna sesungguhnya
yang di anugerahkan kepada ku ini dapat lenyap sedangkan tasbih itu kekal."
( Nabi Sulaiman A.S. )

" Barangsiapa yang bangun pagi pagi dan dunia menjadi cita citanya yang besar, maka ia tidak mendapat bagian sedikitpun dari ALLAH SWT. Dan ALLAH menetapkan hatinya empat perkara :
1. kesengsaraan yang tidak terputus selama selamanya dari orang itu.
2. kesibukan diri yang tidak akan habis habisnya selama lamanya dari orang itu
3. kefakiran yang tidak mencapai kecukupan selama lamanya
4. angan angan yang tak pernah berakhir selama lamanya."
( AL HADIST riwayat Ath Thabrani dari Abu Dzar. dan Ibnu Abi Dunya dari Abbas R.A.)

" Sesungguhnya kami telah menciptakan apa yang ada di atas bumi itu sebagai perhiasan baginya. untuk kami menguji mereka, siapakah di antara mereka.yang terbaik amal dan perbuatannya." ( AL KAHFI : 7 )

" Di jadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada sesuatu yang di inginkan oleh hawa nafsu dari wanita wanita, anak anak, harta dari emas yang banyak, dari perak kuda pilihan, binatang binatang ternak, sawah dan ladang. itulah kesenangan hidup di dunia."
( ALI IMRON : 14 )

" Tidak akan bertempat di dalam hati seorang mu'min senang dunia dan akhirat, Sebagaimana
tidak akan bertempat air dan api di dalam tempat yang satu."
( Nabi Isa A.S )

" Hindarilah dunia, Sebab sesungguhnya dunia itu lebih mensihir daripada Harut dan Marut."
( Al Hadist )

" Perumpamaan dunia itu seperti orang yang minum air laut, tatkala bertambah banyak
meminum bertambah hausnya sehingga mematikan ia."
( Nabi Isa A.S )

" Seandainya kedudukan dunia di sisi ALLAH menyamai sehelai sayap nyamuk IA pasti tidak akan memberikan orang kafir minum walaupun cuma satu teguk air."
( H.R Tirmidzy )

" Dua raka'at sebelum fajar lebih baik dari dunia dan seisinya."
( H.R Tirmidzy )

" Menyintai harta dan kemulian itu dapat menumbuhkan kemunafikan pada hati, sebagaimana air menumbuhkan sayuran."
( AL HADIST )

" Tinggalkanlah dunia untuk orang yang memilikinya, barangsiapa mengambil dunia lebih
dari kebutuhanya, pasti ia telah mengambil kebinasaan dengan tidak di sadarinya."
( AL HADIST riwayat Al Bazzar dari Annas R.A. )

" Sebaik baik harta adalah yang bermanfaat bagi orang yang shaleh."
( AL HADIST )

Imam Al Ghozali menerangkan manfaat harta untuk duniawi dan akhirat :
1. Memanfaatkan harta untuk diri sendiri, untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.
2. Memanfaatkan harta untuk di serahkan kepada orang lain. seperti sedekah,muru'ah,dll.
3. Harta yang tidak di serahkan kepada orang tertentu, namun menghasilkan kemashlahatan umum. seperti : pembangunan masjid, surau surau, rumah sakit, jalan raya, dsb. ini amal kebaikan yang pahalanya mengalir sesudah mati.

kemudian bahaya bahaya yang di timbulkan harta :
1. Mendorong pada perbuatan maksiat
2. Mendorong bersenang senang dalam masalah yang mubah
3. Kesibukan dalam mengurus harta membuat seseorang lupa akan kewajibannya kpd ALLAH.

" Jika anak adam telah memiliki dua lembah dari emas. maka pasti ia masih mencari lembah yang ke tiga. tidak, memenuhi perut manusia kecuali tanah. ALLAH TA'ALA menerima taubat orang yang bertaubat."
( AL HADIST )

" Sungguh bahagia orang yang mendapatkan hidayah dari agama islam dan kehidupannya
berkecukupan serta merasa cukup dengan apa yang ada."
( AL HADIST )

" Jadilah kamu orang yang bersifat wara' ( hati hati ), pasti kamu menjadi manusia yang paling beribadah. dan jadilah orang yang memiliki sifat qona'ah ( apa adanya ), pasti kamu menjadi manusia yang pandai bersyukur. cintailah manusia seperti kamu mencintai diri mu sendiri, pasti kamu menjadi orang ... ...yang mukmin."
( AL HADIST )

" Janganlah kamu menambah nambah kegelisahan mu karena apa yang di takdirkan pasti akan terjadi, apa yang di rezeki kan kepada mu pasti datang."
( IMAM GHOZALI )

Zuhud : Ketenangan dan Benteng

Dalam agama Islam, pemahaman zuhud bukanlah hidup membenci dunia dan mengisolir diri dari keramaian dengan mengabaikan kewajiban menafkahi keluarga. Zuhud bukan berarti mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan membuang harta. Zuhud dalam pengertian yang benar adalah menekan hasrat dan menjauhkan diri dari kesenangan dunia untuk mencapai kesenangan akherat. Zuhud terhadap dunia berarti lebih yakin dan percaya apa yang ada di tangan Allah dari pada apa yang ada di tangan manusia.

Hadist rasul SAW:
مَنِ ازْ دَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ زُهْدًا لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ اِلاَّ بُعْدًا

“Barangsiapa yang di anugerahi ilmu oleh Allah, akan tetapi tidak semakin bertambah ke-zuhud-annya, maka sejatinya orang yang seperti ini bukan bertambah melainkan semakin jauh dari jalan Tuhannya”.

Sikap zuhud dapat memberikan ketenangan kepada seseorang. Ia adalah benteng dari sikap sombong, kikir, serakah dan bermewah-mewahan. Kehancuran seseorang dan bahkan sebuah bangsa dicirikan dengan keempat sikap di atas.

Zuhud membebaskan dirinya secara penuh dari segala hal yang menghalangi kebebasannya.

Menurut Hasan Al-Bashri dunia merupakan tempat kerja bagi orang yang disertai perasaan tidak senang dan tidak butuh kepadanya, dan dunia merasa bahagia bersamanya/ dalam menyertainya. Barang siapa menyertainya dengan perasaan ingin memilikinya, dan mencintainya, dia akan dibuat menderita oleh dunia serta diantarakan pada hal-hal yang tidaktertanggungkan oleh kesabarannya.

Sesungguhnya zuhud terhadap dunia adalah suatu maqam ( kedudukan) yang mulia diantara kedudukan orang – orang yang menempuh jalan akherat. Orang disebut zuhud karena hatinya tidak tertarik dengan harta kekayaan duniawi. Orang itu lebih tertarik dengan kepentingan akheratnya.

Tanda-tanda zuhud, kadang-kadang ada yang berpendapat bahwa meninggalkan harta itu zuhud. Sebenarnya tidaklah seperti itu. Karena meninggalkan harta dan menimbulkan keburukan itu sangat mudah dilakukan oleh orang-orang yang ingin dianggap zuhud. Banyak orang-orang yang makan sedikit, dan hidup sangat sederhana-bahkan-miskin lalu tekun beribadah dan ia mendapat pujian dan predikat sebagai zuhud. Kemudian ia merasa sangat senang dipuji demikian. Hal yang demikian bukanlah yang dimaksudkan zuhud. Secara lahiriah mereka zuhud, namun secara batiniah bahwa jiwanya dipenuhi oleh sifat riya’ dan ujub. Mereka mengikuti hawa nafsunya.

Oleh karena itu mengetahui zuhud adalah sukar. Bahkan mengetahui apakah seseorang itu benar-benar zuhud pun sangat sulit. Yang penting adalah berpegang pada batin.Ada tiga tanda Zuhud yang dirasakan dalam batin seseorang :

1. seseorang tidak merasa gembira terhadap sesuatu yang ada di depannya ( harta dan sebagainya) dan tidak akan sedih jika sesuatu itu tidak ada di depannya. Sebagaimana firman Allah ,’ Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang terlepas darimu dan agar kamu jangan gembira terhadap sesuatu yang diberikan kepadamu.’ QS al-Hadid 23.
2. seseorang tidak risau jika dicela dan tidak berbangga hati jika dipuji. Mendapat pujian atau hinaan sama saja dalam bersikap.
3. merasa sangat cinta kepada Allah dan perasaan itu membuat ketaatannya menjadi sangat kuat.

Imam al-Ghazali mengatakan ,’zuhud berarti membenci dunia demi mencintai akherat. Zuhud bisa juga berarti membenci selain Allah demi mencintai Allah.’

Zuhud menurut Nabi serta para sahabatnya, tidak berarti berpaling secara penuh dari hal-hal duniawi. Tetapi berarti sikap moderat atau jalan tengah dalam menghadapi segala sesuatu, sebagaimana diisyaratkan firman – firman Allah yang berikut : ”Dan begitulah Kami jadikan kamu (umat Islam) umat yang adil serta pilihan”. “Dan carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu dari (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi”. Sementara dalam hadits disabdakan : “Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu akan mati esok hari”

Zuhud disini berarti tidak merasa bangga atas kemewahan dunia yang telah ada ditangan, dan tidak merasa bersedih karena hilangnya kemewahan itu dari tangannya. Bagi Abu Wafa al-Taftazani, zuhud itu bukanlah kependetaan atau terputusnya kehidupan duniawi, akan tetapi merupakan hikmah pemahaman yang membuat seseorang memiliki pandangan khusus terhadap kehidupan duniawi itu. Mereka tetap bekerja dan berusaha, akan tetapi kehidupan duniawi itu tidak menguasai kecenderungan kalbunya dan tidak membuat mereka mengingkari Tuhannya. Lebih lanjut at-Taftazani menjelaskan bahwa zuhud adalah tidak bersyaratkan kemiskinan. Bahkan terkadang seorang itu kaya, tapi disaat yang sama diapun zahid. Ustman bin Affan dan Abdurrahman ibn Auf adalah para hartawan, tapi keduanya adalah para zahid dengan harta yang mereka miliki.

Bagaimana caranya agar kita bisa zuhud? Imam Al-Ghazali memberikan tiga tips. Pertama, memaksa diri untuk mengendalikan hawa nafsunya. Kedua, sukarela meninggalkan pesona dunia karena dipandang kurang penting. Ketiga, tidak merasakan zuhud sebagai beban, karena dunia dipandang bukan apa-apa bagi dirinya.

Sementara itu, Ibrahim bin Adham pernah ditanya seorang lelaki, “Bagaimana cara engkau mencapai derajat orang zuhud?” Ibrahim menjawab,”Dengan tiga hal, pertama, aku melihat kuburan itu sunyi dan menakutkan, sedang aku tidak menemukan orang yang dapat menentramkan hatiku di sana. Kedua, aku melihat perjalanan hidup menuju akherat itu amat jauh, sedang aku tidak memiliki cukup bekal. Ketiga, aku melihat Rabb Yang Maha Kuasa menetapkan satu keputusan atasku, sedang aku tidak punya alasan untuk menolak keputusan itu.” (Abu Ishak Ibrahim bin Adham Al Balkhi)

Dari berbagai sumber.

Rabu, 28 Maret 2012

ZUHUD: Menjadikan Dunia Sebagai Sarana Meraih Kebahagiaan Akhirat

” Katakanlah kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan
akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan teraniaya sedikitpun”


Ketika kita mendengar kata zuhud, mungkin yang terlintas dalam pikiran kita adalah kehidupan yang jauh dari gemerlapan dunia. Atau kehidupan yang menyepi dari keramaian dan hiruk pikuk kesibukan dunia, kehidupan yang sederhana. Padahal sebenarnya belum tentu kehidupan yang demikian dinamakan zuhud. Dan belum tentu juga kehidupan yang akrab dengan kemewahan dan gemerlapan dunia bisa dikatan tidak zuhud.

Secara etimologis, zuhud berarti raghaba an syaiin wa tarakahu, artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya. Zahada fi al-dunya, berarti mengosongkan diri dari kesenangan dunia untuk ibadah. Orang-orang yang melakukan zuhud disebut zahid, zuhhad atau zahidun. Zahidah jamaknya zuhdan, artinya kecil atau sedikit.

Sedangkan arti zuhud secara terminologis, maka tidak bisa dilepaskan dari dua hal. Pertama, zuhud sebagai suatu yang tidak terpisahkan dari tasawwuf. Kedua, zuhud sebagai moral (akhlak Islam dan gerakan protes. Apabila tasawwuf diartikan adanya kesadaran dan komunikasi langsung antara manusia dengan Tuhan sebagai perwujudan ihsan, maka zuhud merupakan suatu stasiun (maqam) menuju tercapainya “perjumpaan” atau ma’rifat kepada-Nya. Dalam posisi ini menurut A. Mukti Ali, zuhud berarti menghindar dari kehendak terhadap hal-hal yang bersifat duniawi atau ma siwa Allah. Dalam kaitan ini ‘Abd Al-hakim Hasan menjelaskan bahwa zuhud adalah:
“Berpaling dari dunia dan menghadapkan diri untuk beribadah. Melatih dan mendidik jiwa, dan memerangi kesenangannya dengan semedi( khalwat), berkelana, puasa, mengurangi makan, dan memperbanyak dzikir.”

Hakikat Zuhud
Zuhud sebagai moral (akhlak) Islam, dan gerakan protes, yaitu sikap hidup yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim dalam menatap dunia fana ini. Dunia dipandang sebagai sarana ibadah danuntuk meraih keridhaan Allah swt. Bukan tujuan hidup. Dan disadari bahwa mencintai dunia akan membawa sifat-sifat madzmumah (tercela). Keadaan seperti telah dicontohkan oleh Nabi saw dan para sahabatnya.

Al-junaid berkata: “zuhud ialah keadaan jiwa yang kosong dari rasa memiliki dan ambisi menguasai .” Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang zuhud menjawab:” zuhud berarti tdak perduli, siapa yang memanfaatkan benda-benda duniawi ini, baik seorang yang beriman atau tidak.” Sedangkan al-syibli ketika ditanya tentang zuhud, berkata:” Dalam kenyataannya zuhud itu tidak ada. Jika seseorang bersikap zuhud pada sesuatu yang tidak menjadi miliknya maka itu bukan zuhud, dan jika seseorang bersikap zuhud pada sesuatu yang menjadi miliknya, bagaimana bisa dikatakan itu zuhud, sedang sesuatu itu masih ada padanya dan dia msih memilikinya? Zuhud berarti menahan nafsu, bermurah hati dan berbuat kebaikan.” Hal ini seakan-akan mengisyaratkan bahwa beliau mengartikan zuhud sebagai tindakan meninggalkan sesuatu yang tidak menjadi miliknya. Dan jika sesuatu itu tidak menjadi milik seseorang, maka tidak dapat dikatakan bahwa orang itu meninggalkannya, sebab sesatu itu memang tertinggal; sedangkan jika sesuatu itu menjadi milik seseorang, maka tidak mungkin orang itu meninggalkannya. Namun, betapa pun bervariasinya pengertian yang diberikan, tekanan utama pada zuhud adalah mengurangi keinginan terhadap kehidupan duniawi.
Al-Ghazali berpendapat bahwa “zuhud adalah mengurangi keinginan kepada dunia dan menjauh dari padanya dengan penuh kesadaran dan dalam hal yang mungkin dilakukan”. tentunya hal ini disertai niat dan penuh kesadaran akan kefanaan kehidupan dunia dan kekekalan kehidupan akhirat. Karena tidak jarang orang menjauhkan dari kehidupan dunia hanya karena bosan, stress atau merasa tersiksa dan tidak diniati untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Yang jelas zuhud merupakan salah satu sikap untuk menjaga jarak dari dunia, artinya kita menjadikan dunia sebagai sarana untuk beribadah, menggapai kebahagiaan di akhirat, dan bukan menjadikannya sebagai tujuan hidup. Karena kehidupan dunia hanyalah sementara, sesuai dengan firman Allah SWT ” Katakanlah kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan teraniaya sedikitpun.(QS. 4:77).

Dari keterangan ayat di atas dapat kita pahami bahwa menjadikan dunia sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah demi kebahagiaan di akhirat tidak akan menimbulkan kesengsaraan, atau diri kita teraniaya. Akan tetapi malah sebaliknya, jika kita menjadikan dunia sebagai tujuan hidup atau target akhir, maka hal ini sama saja kita mengabdikan diri kepada dunia yang akan berakibat penyiksaan terhadap diri sendiri. Karena kebahagiaan dunia laksana fatamorgana, senmakin ia kita kejar maka semakin menjauhlah ia dan selalu lepas dari gapaiaan. Artinya ketika kita mendapatkan sesuatu pasti akan timbul target baru yang ingin kita raih.

Oleh karena itu janganlah kita terlalu senang dengan apa yang kita dapatkan dan juga tidak terlalu bersedih atas apa yang terlepas dari diri kita. Allah SWT berfirman. “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya akmu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidakk menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. 57:23).

Mejaga jarak dengan dunia dengan zuhud juga akan menimbulkan rasa mencintai terhadap sesama, karena tidak akan menimbulkan rasa iri dan dengki di dalam diri kita atau merasa tertekan akibat kesuksesan yang diraih oleh orang lain. Dalam sebuah hadits disebutkan “Zuhudlah kamu kepada dunia, niscaya Allah mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yangada di tangan manusia, niscaya orang mencintaimu.”

Menurut pandangan orang-orang sufi, dunia dansegala kemewahan serta kelezatan adalah sumber kemaksiatan dan penyebab terjadinya perbuatan-perbuatan dosa. Oleh karena itu, seorang pemula atau calon sufi harus terlebih dahulu menjadi zahid. Sikap zuhud ini erat sekali hubungannya dengan taubah, sebab taubah tidak akan berhasil apabila hati dan keinginannya masih terikat kepada kesenangan duniawi.

Ada yang berpandangan bahwa meninggalkan harta kekayaan dan pakaian mewah, adalah zuhud. Tetapi sebaliknya, mungkin motivasi untuk meninggalkan harta dan pakaian mewah tersebut agar dipuji orang dan dikatakan sebagai seorang zahid atau sufi. Oleh karena itu, Ibnu Mubarak berkata:” Seutama-utama zuhud adalah menyembunyikan kehidupan zuhudnya itu”. Karena, orang yang zuhud sebenarnya hanya dikenal dari sifat yang ada pada dirinya. Diantara ciri-cirinya adalah: Pertama,tidak merasa bangga terhadap sesuatu yang ada padanya dan tidak pula tidak merasa sedih di kala kehilangan nikmat itu dari tangannya. Keuda, tidak merasa bangga dan gembira mendengar pujian orangdan tidak pula merasa sedih atau marah jika mendengar ceaan orang lain. Ketiga, selalu mengutamakan cintanya kepada Allah dan mengurangi cintanya kepada dunia

Salah satu imam madzhab, Ahmad bin Hanbal, membagi zuhud menjadi tiga macam. Pertama meninggalkan yangharam, inilah zuhud orang awam. Keduas meninggalkan segala yang berlebih-lebihan dari yang halal, inilah zuhud orang khawas. Ketiga meninggalkan segala yang menyibukkan dirinya sehingga karena kesibukan itu, ia lupa kepada Allah, inilah zuhud orang arif.

Dengan demikian, secara umum, dapat dikatakan bahwa tekanan utama dalam zuhud adalah mengurangi keinginan terhadap kehidupan duniawi, karena kehidupan ini, di sini bersifat sementara dan apabila manusia teroda olehnya, ia akan jauh dari Tuhannya. Dunia inipenuh dengan permainan dan senda gurau yang dapat menyilaukan pandangan. Oleh karena itu jangan rela diperbudak olehnya dan mari kita utamakan cinta kepada Allah . Karena cinta kepada Allah dan cinta kepada dunia tidak dapat disatukan, laksana udara dan air dalam tempayan, kala air bertambah maka udara akan berkurang dan sebaliknya. Wallahu A’lam.

Selasa, 27 Maret 2012

( DUA PERANGKAP SYETAN DALAM IBADAH )

Sesungguhnya setan menggunakan dua cara untuk menyesatkan umat Islam. Cara pertama digunakan untuk mengelabui seorang muslim yang bergelimang maksiat. Yaitu dengan menjadikan maksiat yang ia lakukan seakan-akan sesuatu yang indah. Sehingga ia tetap akan jauh dari ketaatan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Al-Jannah dikelilingi oleh segala h...al yang tidak disukai, sementara An-Naar itu diliputi dengan syahwat.” (HR. Al-Bukhari no. 6487 dan Muslim no. 2822)
Adapun cara kedua digunakan oleh setan untuk menyesatkan seorang muslim yang gemar beribadah. Yaitu dengan mengajaknya berlaku ghuluw (melampaui batas) di dalam beribadah. Sehingga justru agamanya akan rusak. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang untuk bersikap ghuluw. (Muqaddimah Asy-Syaikh Al-Abbad, kitab Bi Ayyi ‘Aqlin wa Dinin)

Al-Imam Makhlad bin Al-Husain rahimahullahu pernah berkata, “Tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berbuat kebaikan melainkan Iblis akan menghadangnya dengan dua cara. Iblis tidak ambil peduli dengan cara apa dia akan menguasainya. Antara bersikap ghuluw di dalam amalan tersebut ataukah sikap meremehkannya.”

Nasehat Alghozali

Apa Yang Paling ..... di Dunia?

1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia?
2. Apa yang paling jauh dari kita di dunia?
3. Apa yang paling besar di dunia?
4. Apa yang paling berat di dunia?
5. Apa yang paling ringan di dunia?
6. Apa yang paling tajam di dunia?
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya.... pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185).
Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang". Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama. Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawah "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka. Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?"
Ada yang menjawab "besi dan gajah". Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya. Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan". Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan shalat, gara-gara aktivitas kita meninggalkan shalat. Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang".
Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. [mujahadah.cjb.net]( Hikmah BR 10)

Jumat, 23 Maret 2012

Hawa Nafsu dalam Quran dan Hadits

Diriwayatkan dari Imam Al-Baqir bahwa Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman: “Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginannya (nafsunya) di atas keinginan-Ku, melainkan Aku kacaukan urusannya, Aku kaburkan dunianya dan Aku sibukkan hatinya dengan dunia serta tidak Aku berikan diinia kecuali yang telah kutakar untuknya.

Demi kemulian-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginan-Ku di atas keinginan (nafsu) dirinya melainkan Aku suruh malaikat untuk menjaganya, langit dan bumi menjamin rezekinya dan menguntungkan setiap perdagangan yang dilakukannya serta dunia akan datang dan selalu berpihak kepadanya”.

Hadis qudsi cliatas amat populer dan terdapat dalam beberapa kitab dari golongan Sunnah dan Syi’ah. Saya juga meriwayatkan hadis tersebut melalui beberapa jalur. Sebagiannya darinya saya anggap sahih. Saya mencoba menelaah hadis yang berharga ini pada tiga bagian:

Pertama, seputar definisi hawa nafsu (al-hawa), bagian-bagian aksidentalnya, metode terapi dan “penjinaan”-nya. Bagian ini dianggap sebagai pengantar kajian hadis tersebut. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian menjadi I. Hawa Nafsu clalam Al-Quran dan Hadis, II. Tugas Akal dalam Mengendalikan Hawa Nafsu, III. Telaah Kritis Bala Tentara Akal dan Kejahilan pen.)

Kedua, seputar orang yang mengutamakan hawa nafsunya atas perintah Allah. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian, menjadi : IV. Orang yang Mengutamakan Hawa Nafsunya, V. Perbandingan Dunia dan Akhirat, VI. Telaah Anali-tik tentang Dunia dan Akhirat pen.)

Ketiga, seputar orang yang mengutamakan keinginan Allah atas keinginan dirinya. (Bagian ini menjadi bagian ketujuh yaitu VII. Orang yang Mengutamakan Keinginan Allah.

Terminologi Hawa Nafsu dalam Alquran dan Sunnah

Hawa nafsu adalah istilah keislaman yang digunakan dalam Alquran dan Sunnah. la menjadi istilah dengan arti khas budaya keislaman. Sering kita menemukan kata hawa nafsu dalam Alquran dan Sunnah. Antara lain, Allah swt berfirman: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Q.S. Al-Furqon 43.)

Dan firman Allah swt: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”(Q.S. An-Nazia’at 40- 41.)

Amirul Mukminm Ali as dalam Nahjul Balaghahnya berkata: “Sesungguhnya yang paling aku kuatirkan pada kalian adalah dua hal, yaitu taat hawa nafsu dan angan-angan panjang.”

Diriwayatkan melalui Imam Shâdiq bahwa Rasulullah saw bersabda: “Waspadalah terhadap hawa uafsu kalian sebagaimana kamu sekalian waspada terhadap musuh. Tiada yang lebih pantang bagi manusia daripada mengikuti hawa, nafsu dan ketergelinciran lidah yang tak bertulang.”

Imam Shâdiq as juga berkata: “Janganlah kalian biarkan jiwa bersanding bersama hawa nafsu. Karena, hawa nafsu pasti (meinbawa) kehinaan bagi jiwamu.”

Enam Sumber dalam Jiwa Manusia

Untuk mengenal posisi hawa nafsu dalam jiwa dan perannya dalam kehidupan manusia, saya perlu menegaskan bahwa Allah swt telah memasang beberapa sumber gerak dan kesadaran manusia. Semua gerak -aktif ataupun reaktif- dan kesadaran manusia bermuara dari sumber-sumber ini. Tercatat ada enam sumber penting, yang terutamanya adalah hawa nafsu, sebagai berikut.

1. Fithrah, yang telah dilengkapi Allah dengan kecenderungan. hasrat dan gaya tarik menuju dan mengenal-Nya dan meraih keutamaan-keutamaan akhlak, seperti kesetiaan, ‘iffah (harga diri), belas kasih dan murah hati.

2. ‘Aql, adalah titik pembeda manusia.

3. Irâdah, adalah pusat keputusan dan yang menjamin kebebasan manusia (dalam mengambil keputusan) dan kemerdekaannya.

4. Dhamir, yang berfungsi sebagai mahkamah dalam jiwa. la bertugas mengadili, mengecam dan melakukan penekanan terhadap manusia demi menyeimbangkan prilakunya.

5. Qalb, fuad dan shadr, merupakan jendela lain bagi kesadaran dan pengetahuan, sebagaimana kita pahami melalui ayat-ayat Alquran, yang dapat menerima atau menampung pencerahan Ilahi.

6. Al-hawa, adalah kumpulan berbagai nafsu dan keinginan dalam jiwa manvisia yang menuntut pemenuhan secara intensif. Bila tuntutannya terpenuhi, iadapat memberi manusia kenikmatan tersendiri.

Inilah keenam sumber penting bagi gerak dan kesadaran jiwa manusia yang telah diberikan oleh Allah.

Dalam kesempatan ini, rasanya tidak tepat jika saya membahas sumber-sumber tersebut atau membentuk gambaran dan simpulan ilmiah melalui nash-nash keislaman. Karena, bidang psikologi keislaman ini memerlukan kajian, observasi dan penalaran yang mendalam. Semoga Allah memudahkan bagi mereka yang menelitinya melalui teks-teks keislaman. Bidang ini tergolong subur dan “perawan” (tak tergarap). Kesuburan dan “keperawanan” salah satu dari lahan-lahan budaya keislaman ini mestinya merangsang para ilmuwan dan peneliti untuk menggarapnya.

Tugas saya dalam kajian kali mi, hanya terbatas pada masalah definisi serta peran hawa nafsu dalam kehidupan manusia. Di samping itu. saya akan membahas keistimewaan, dampak, tujuan dan sarana-sarana pengekangannya serta beberapa masalah lain yang berkaitan.

Bersamaan dengan itu, dalam mengkaji hawa nafsu saya akan beberkan hadis-hadis yang berhubungan dengan “sumber-sumber” lain jiwa yang ikut andil dalam pergerakan dan kesadaran manusia. Penggunaan istilah hawa nafsu dalam kebudayaan Islami mangacu pada gabungan beberapa naluri yang bersemayam dalam jiwa, sedangkan manusia sebagai penyandangnya selalu dituntut agar memenuhi hasratnya. Berbagai naluri syahwati itu membentuk bagian terpenting dan berperan luar biasa dalam kepribadian manusia. la adalah faktoi- utama dalam menggerakkan dan mengatur diri manusia. Bahkan sebagai kunci yang paling efektif untuk mengatur aksi dan reaksinya.

Kamis, 22 Maret 2012

Mewaspadai Pintu Masuk Setan Oleh H. ZulhamdiM. Saad, Lc

الحمد لله غافر الذنب وقابل التوب شديد العقاب، ذي الطول لا إله إلا هو إليه المصير. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادة معترف بالذنب والتقصير، سائل العفو والزلفى وحسن المآب يوم المصير. وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله وأمينه على وحيه خير بشير، وأشفق نذير. اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وأصحابه، نعم الصحب له، ونعم القدوة لمن طلب الفوز والنجاة في يوم عسير. أما بعد: فيا أيها المسلمون اتقوا الله تعالى في السر و العلن ، يا أيها الذين آمنوا اتقو الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون.

Hadirin Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah.

Marilah pada kesempatan jumat ini, kita kembali berupaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Takwa yang terlahir dari pemahaman yang benar dan ketundukan yang ikhlas, sehingga setiap kewajiban yang dilakukan dan setiap larangan yang ditinggalkan tidaklah dilakukan kecuali semakin menguatkan dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah serta melahirkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan. Suatu perbutan dan amal kebajikan yang terlahir dari ketakwaan akan memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan.

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Sesungguhnya setiap detik dari hidup kita, setiap hembusan nafas, setiap pikiran yang yang tersirat, setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, tidak akan pernah lepas dari upaya setan untuk menggoda, menyesatkan, menyelewengkan dari tujuan yang benar dan menggiring kepada dosa dan maksiat. Kita mungkin tidak menyadari dan memang tanpa kita sadari, setan terus berupaya menenggelamkan, menghanyutkan kita agar semakin jauh dari jalan yang benar, meninggalkan ketaatan secara perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita. Dan itulah tugas utama setan dan iblis, sebagai mana ia telah terusir dari surga dan terjauhkan dari rahmat Allah maka diapun ingin menjauhkan manusia dari dari rahmat Allah dan kemudian sesat bersamanya. Begitulah ungkapan setan ketika mendapatkan laknat Allah:

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77) وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (79) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81) قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)

Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." Iblis berkata: "Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan." Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Shad: 77-83)

Hadirin sidang jumat yg berbahagia.

Menyadari ini semua, bahwa keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas sedikitpun dari upaya setan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan kita dengan apapun, bahkan mereka mampu masuk bersama aliran darah kita, dengan hanya satu tujuan mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama sesat dan menghuni neraka jahanam. Mengetahui tipu daya setan dan iblis dalam menyesatkan manusia, serta mengetahui cara menghadapi tipu daya tersebut menjadi penting untuk kita sama-sama kita ketahui sehingga kita mampu terhindar dari tipu daya tersebut.

Di antara pintu-pintu dan metode setan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai adalah:

Pertama: Pintu Syubhat dan Syahwat

Syubhat berarti suatu yang meragukan dan samar-samar, sedangkan syahwat adalah dorongan hawa nafsu, maka dari sinilah setan akan semakin kuat menggoda, kemudian setan menghembuskan bisikan dan rayuannya. Setan akan yang terus membujuk sehingga seakan membuat hati menjadi tenang untuk melakukan hal perbuatan tersebut. Bahkan setan telah menghembuskan syubhat dan syahwat iniitu sejak awal permusuhan dengan Nabi Adam, setan telah melakukan langkah-langkah kejinya untuk menggelincirkan anak keturunan adam agar tidak mentaati perintah Allah.

Mari kita perhatikan ucapan setan, dengan tipu dayanya di dalam firman Allah berikut:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مِنْ سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَنْ تَكُوناَ مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُوناَ مِنَ الْخَالِدِينَ. وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ. فَدَلاَّهُمَا بِغُرُورٍ.

"Maka setan menggoda mereka berdua untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya,"Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua,' maka setan membujuk keduanya dengan tipu daya." [Al-A'râf/7:20-22]

Dari ayat ini dapat dipetik satu pelajaran penting bahwa setan mempermainkan kecenderungan manusia yang tersembunyi, manusia ingin kekal, diberi umur yang panjang, manusia juga ingin memiliki kepemilikan harta yang tak terbatas padahal usia mereka pendek dan terbatas.

Dalam ayat ini diketahui bahwa tipuan yang digunakan setan adalah: “An takuunaa malakaini au takuunaa minal khalidin.”

Dalam penjelasan ayat ini, kata malakaini ada dua bacaan yang dapat dijadikan pengertian untuk memahamai maksud dari ayat ini. Bacaan pertama adalah: malikaini yaitu huruf lam dibaca kasroh yang berarti dua orang raja, yakni raja dan ratu, bacaan ini dikuatkan oleh nash lain dalam surat Thaaha: “Maukah aku tunjukan kepada kalian berdua, kepada pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan punah”. (QS. Thaha: 120)

Atas dasar bacaan ini, maka tipuan setan ini adalah kekuasaan yang abadi dan umur yang kekal. Keduanya merupakan syahwat atau kecenderungan yang paling kuat dalam diri manusia, selain syahwat terhadap lawan jenis, yang banyaknya kita dengar bersama berbagai macam kasus dan skandal terjadi, ini membuktikan bahwa setan sudah banyak berhasil dalam menyesatkan manusia.

Bacaan kedua adalah malakaini, huruf lam dibaca fathah yang berarti dua malaikat, maka manupulasi setan itu adalah dengan melepaskan manusia dari ikatan-ikatan fisik seperti malaikat yang kekal.

Ketika Iblis ini mengetahui bahwa Allah melarang Adam dan Hawa memakan buah ini, dan larangan ini terasa berat dalam jiwa mereka, maka untuk menggoyang hati mereka, iblis menimbulkan khayalan dan angan-angan kepada mereka, di samping juga mempermainkan syahwat dan keinginan mereka. Bahkan iblis memperkuat dengan sumpah bahwa ia adalah pemberi nasehat yang berlaku jujur.

Hadirin siding sholat jumat yang dimuliakan Allah.

Pintu setan yang kedua adalah : Al-Hirsh wal Hasad

Menurut Imam Al-Ghazali, diantara pintu-pintu setan yang sangat besar adalah al-hirsh atau tamak dan hasad, yaitu kedengkian. Rasa tamak dan sifat hasad ini menjadi salah satu pintu yang menyebabkan setan bisa masuk ke dalam pikiran dan jiwa manusia kemudian setan menguasainya. Ketika setan sudah mampu menguasai jiwa, maka itu pertanda akan membawa pada kebinasaan.

Imam Abu Dawud dalam Kitab Sunnan-nya menyebutkan sebuah riwayat. Ketika Nabi Nuh ‘Alaihissalam menaiki perahu, dan memasukkan ke dalam perahu itu berbagai makhluk secara berpasang-pasangan, tiba-tiba beliau melihat seorang tua yang tidak dikenal. Orang itu tidak memiliki pasangan. Nabi Nuh ‘Alaihissalam bertanya, “Untuk apa kamu masuk kemari?” Orang itu menjawab, “Aku masuk kemari untuk mempengaruhi sahabat-sahabatmu supaya hati mereka bersamaku, sementara tubuh mereka bersamamu.” Orang tua itu adalah setan.

Lalu, Nabi Nuh ‘Alaihissalam berkata, “Keluarlah kamu dari sini, hai musuh Allah! Kamu terkutuk!” Iblis itu kemudian berkata kepada Nabi Nuh, “Ada lima hal yang dengan kelimanya aku membinasakan manusia. Akan kuberitahukan yang tiga, dan kusembunyikan yang dua.” Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh: “Katakan, aku tidak membutuhkan yang tiga. Aku membutuhkan yang dua.” Lalu Nuh bertanya, “Apa yang dua itu?” Iblis menjawab, “Dua hal yang membinasakan manusia adalah ketamakkan dan kedengkian. Karena kedengkian inilah, aku dilaknat sehingga menjadi terkutuk. Karena dorongan ketamakkan itu pula, Adam dan Hawa tergoda untuk menuruti keinginannya.”

Ketiga : Memandang kecil dan meremehkan dosa-dosa kecil.

Dosa-dosa kecil dampaknya sangat berbahaya bagi manusia, seorang yang menganggap kecil suatu perbuatan dosa maka dengan demikian setan akan selalu menjadikan orang tersebut meremehkan dosa-dosa kecilnya, sehingga dia akan terus menerus melakukannya dan dosa itu akan membinasakannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya,

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ وَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ.



Jauhilah dosa-dosa dan sesuatu yang dianggap dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu ketika dilakukan seseorang maka ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad, no. 23194)

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Tentu ketika kita mengetahui pintu-pintu masuknya setan ini, Allah Subhanhu wa Ta'ala dengan rahmat-Nya memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya melalui Al-Quran dan melalui lisan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, untuk menghadapi dan mengusir setiap bisikan dan godaan setan tersebut. Di antara hal-hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari tipu daya setan dan kawanannya adalah sebagai berikut:

Pertama: Menjaga keikhlasan dalam setiap amal ibadah dan perbuatan.

Setiap ibadah ataupun amal perbuatan yang dilakukan oleh hamba Allah, pasti setan akan berupaya menyimpangkan amal tersebut agar tidak dilakukan dengan ikhlas, setan akan berupaya keras agar amal itu tidak bernilai di hadapan Allah, bahkan perbuatan itu menjadi amalan yang riya dan syirik. Karena ini sudah merupakan janjinya kepada Allah.

Hamba-hamba yang ikhlas akan dijaga dan diselamatkan dari gangguan setan. Allah yang menyatakan pengakuan setan tersebut dalam firman-Nya:


قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

"Iblis berkata, "Ya Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash di antara mereka." [Al-Hijr/15:39-40].

Dalam ayat yang lain disebutkan:

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

"Iblis menjawab, "Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." [Shâd/38:82-83].

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin bahwa seorang yang mampu menjaga keikhlasannya dalam beramal setan tidak punya kemampuan dalam menggodanya,


إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang ikhlas tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat". [Al-Hijr/15:42].

Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi Iman.

Setan selalu berupaya untuk menggoda dan melemahkan iman seseorang dengan berbagai macam carannya, baik itu kelalaian ataupun perbuatan maksiat. Dengan kemaksiatan, keimanan seseorang akan semakin menurun sehingga dengan mudah setan akan mencelakakann seorang tersebut sehingga ia melakukan perbuatan dosa.

Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah dengan menjaga kondisi imannya dengan amal ibadah yang kontinyu, maka tidak ada satu makhlukpun yang mampu mencelakakannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberitakan hal ini di dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya:


إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ

"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".[An Nahl : 99, 100].

Ketiga: Berlindung Kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Untuk menghadapi setan dan terhindar dari godaannya, kita dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa berlindung kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Dan jika kamu digoda oleh setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [Al-A'râf/7:200].

Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim disebutkan:

أن أبا هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم « يأتي الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا وكذا؟ حتى يقول له من خلق ربك ؟ فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته » . وعند أبي داود ( 4722 ) « فإذا قالوا ذلك فقولوا الله أحد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد . ثم ليتفل عن يساره ثلاثا وليستعذ من الشيطان »


Abu Hurairah berkata, Rosulullah bersabda: “Setan datang kepada salah seorang dari kalian lalu berkata, siapakah yang menciptakan ini dan ini? Sehingga setan berkata, “siapakah yang menciptakan Tuhanmu, maka apabila jika telah sampai kepadanya hal tersebut, hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (waswas tersebut)".

Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan:

"Jika mereka mengucapkan hal itu (kalimat-kalimat was-was), maka ucapkanlah "Allah itu Maha Esa, Allah itu tempat bergantung, Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan," kemudian meludahlah ke kiri (3x) dan berlindunglah kepada Allah".

Keempat: Memperbanyak membaca Al-Quran dan memperkuat dzikrullah.

Al-Quran dan dzikrullah merupakan benteng yang kokoh yang dapat melindungi diri dari godaan dan gangguan setan dan membuatnya lari tunggang langgang, sebagaimana sabda Rosulullah:

أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

"Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya". (HR Muslim, no. 780).

Dalam sabda yang lain disebutkan:

عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهَا...وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ.

Dari Al-Harits Al-Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya (di antaranya): Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah. Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah". (HR Ahmad)

Kelima: Menyelisihi Setan dari setiap perbuatannya.

Setan adalah musuh manusia, maka wajib pula untuk menjadikannya sebagai musuh, dan membenci serta meninggalkan perbuatannya. Sebagaimana firman Allah:


إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". (Fathir : 5, ).

Diantara perbuatan setan yang harus diselisihi adalah:

Pertama: Perbuatan mubadzir atau pemborosan. Allah berfirman:

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)



“Dan janganlah kamu melakukan perbuatan mubadzir, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isro :26-27)

Kedua: Makan dan minum dengan tangan kiri. Rosulullah bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «لاَ يَأْكُلْ أَحَدُكُمْ بِشِمَالِهِ وَلاَ يَشْرَبْ بِشِمَالِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ»

Dari Abdullah bin Umar, Nabi sallahu ‘alaihi wasallah bersabda: “Janganlah salah seorang diantara kalian makan dan minum dengan tangan kirinya, sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya”. (HR. Tirmidzi)

Ketiga: Tergesa-gesa dalam pekerjaan. Rosulullah bersabda:

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « الْعَجَلَةُ مِنْ الشَّيْطَانِ» أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : حَسَنٌ .

Dari Sahl bin Said, Rosulullah bersabda: “Tergesa-gesa itu dari perbuatan setan”. (HR. Tirmidzi)



Hadirin yang berbahagia.

Demikianlah khutbah singkat ini, semoga kita mampu membentengi diri kita dalam menghadapi permusuhan dan tipu daya setan yang selalu menyesatkan langkah kita menuju keridhoaan dan surga Allah subhanahu wa ta’ala.

بلرك الله لي ولكم في القرآن الكريم و نفعني و إياكم بما فيه من الأيات و الذكر الحكيم ، أقول قولي هذا و استغفر الله العظيم لي و لكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.


Visitor Map
Artikel Terbaru
Penodaan Zionis Israel Terhadap Masjid Al-Aqsha

Penodaan Zionis Israel Terhadap Masjid Al-Aqsha Oleh DR. KH. Muqoddam Cholil, MA (Ketua Harian KNRP) الْح�...

Khutbah | Monday, 19 March 2012
Cara Mengubah Perilaku

Oleh: Prof Dr Achmad Satori Ismail Tugas utama Rasulullah SAW adalah mengubah umat manusia menjadi insan ‘abid, s...

Mauizhoh | Wednesday, 7 March 2012
Keniscayaan dan Urgensi Dakwah (Bag. I)

Ketika berada di atas muka bumi ini, manusia langsung disertai pertolongan Allah SWT dalam bentuk rezeki dan hidayah. Tentan...

Fiqh Dakwah | Friday, 2 March 2012
Meremehkan Dosa

Oleh: Prof Dr KH Achmad Satori Ismail Diriwayatkan dari Abdullah bin Masud, Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah do...

Mauizhoh | Tuesday, 28 February 2012
Menutup Aib Diri Sendiri dan Orang lain

Menutup Aib diri Sendiri dan Orang lain Oleh Ust. H. Zulhamdi M. Saad, Lc Usai shalat ashar di masjid Quba, se...

Tafakkur | Tuesday, 21 February 2012
Meresapi Makna Dzikir (Hakekat dan Manfaatnya)

Meresapi Makna Dzikir (Hakekat dan Manfaatnya) Ahmad Yani, MA Hakekat Berdzikir Dzikir berarti menyebut dan meng...

Tafakkur | Wednesday, 8 February 2012
Maulid (lahirnya) Peradaban

Maulid (lahirnya) Peradaban Oleh Dr. H. M. Idris Abdul Shomad, MA اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِك...

Khutbah | Tuesday, 7 February 2012
Fadhail Dakwah (Bag. II)

Al-Hayatu Ar-Rabbaniyyah Dengan semua keutamaan dakwah di atas, berarti seorang da’i dengan dakwahnya sedang menjalani kehi...

Fiqh Dakwah | Thursday, 26 January 2012

More in: Mauizhoh, Moderasi Islam, Tips, Khutbah, Fiqh Dakwah, Kemukjizatan Ilmiah, Tafakkur, Kajian, Opini

* Penodaan Zionis Israel Terhadap Masjid Al-Aqsha
* Cara Mengubah Perilaku
* Keniscayaan dan Urgensi Dakwah (Bag. I)
* Meremehkan Dosa
* Menutup Aib Diri Sendiri dan Orang lain
* Meresapi Makna Dzikir (Hakekat dan Manfaatnya)
* Maulid (lahirnya) Peradaban
* Fadhail Dakwah (Bag. II)

*
Mancanegara
*
Nusantara

* Keterlaluan, Gaza Jadi Ajang Uji Coba Rudal Israel
Keterlaluan, Gaza Jadi Ajang Uji Coba Rudal Israel
* Syekh Al-Azhar: Bebaskan Al-Aqsha, Pulihkan Kehormatan Kaum Muslimin
Syekh Al-Azhar: Bebaskan Al-Aqsha, Pulihkan Kehormatan Kaum Muslimin
* Ternyata Kungfu Telah Menjadi Bagian Budaya Muslim China
Ternyata Kungfu Telah Menjadi Bagian Budaya Muslim China
* Masjid di Amerika Serikat Terus Bertambah
Masjid di Amerika Serikat Terus Bertambah
* Terbongkar, AS Persenjatai Israel Bombardir Palestina
Terbongkar, AS Persenjatai Israel Bombardir Palestina
* Kementrian di Gaza Selenggarakan Pernikahan Massal 500 Pasangan Muda
Kementrian di Gaza Selenggarakan Pernikahan Massal 500 Pasangan Muda
* Misteri Injil Kuno Pengungkap Kerasulan Muhammad SAW
Misteri Injil Kuno Pengungkap Kerasulan Muhammad SAW
* Hadapi Persepsi Negatif Soal Islam, Muslim Jangan Reaksioner
Hadapi Persepsi Negatif Soal Islam, Muslim Jangan Reaksioner
* Krisis Listrik, Ribuan Pasien Di Gaza Terancam Keselamatan Hidupnya
Krisis Listrik, Ribuan Pasien Di Gaza Terancam Keselamatan Hidupnya
* Makanan Halal Diminati, Partai Sayap Kanan Prancis Uring-uringan
Makanan Halal Diminati, Partai Sayap Kanan Prancis Uring-uringan
* Renovasi Masjid Quba akan Telan Dana Rp 240 Miliar
Renovasi Masjid Quba akan Telan Dana Rp 240 Miliar
* Parlemen UEA sebut Indonesia kebanggaan OKI
Parlemen UEA sebut Indonesia kebanggaan OKI
* Media, Biang Keladi Islamofobia di Inggris?
Media, Biang Keladi Islamofobia di Inggris?
* Uni Eropa: Israel Sengaja Bangun Pemukiman untuk Halangi Palestina Berdiri
Uni Eropa: Israel Sengaja Bangun Pemukiman untuk Halangi Palestina Berdiri
* Al-Azhar Desak Revolusi Mesir Segera Dituntaskan
Al-Azhar Desak Revolusi Mesir Segera Dituntaskan

* Indonesia Hasilkan 14 Resolusi dalam Konferensi Parlemen Negara Islam (PUIC)
Indonesia Hasilkan 14 Resolusi dalam Konferensi Parlemen Negara Islam (PUIC)
* Rp 2 Miliar Bisa Bangun 285 Jamban Keluarga Miskin
Rp 2 Miliar Bisa Bangun 285 Jamban Keluarga Miskin
* Pembinaan Mualaf Via Digital Rentan Disalahpahami
Pembinaan Mualaf Via Digital Rentan Disalahpahami
* Majelis Ulama Indonesia Terbitkan Buku Kumpulan Fatwa
Majelis Ulama Indonesia Terbitkan Buku Kumpulan Fatwa
* Di Indonesia, Santri Ponpes Mencapai 3,65 Juta
Di Indonesia, Santri Ponpes Mencapai 3,65 Juta
* Dibutuhkan, Da'i dan Ulama Melek Teknologi
Dibutuhkan, Da'i dan Ulama Melek Teknologi
* Ketua Umum IKADI: Perbaiki Manajemen Masjid
Ketua Umum IKADI: Perbaiki Manajemen Masjid
* Menteri Agama Buka Silaturahim Nasional IKADI
Menteri Agama Buka Silaturahim Nasional IKADI
*
Kaderisasi Ulama Pasca Meninggalnya Zainudin MZ
* Imam Masjid Istiqlal: Transliterasi Huruf Arab ke Latin Ganggu Keyakinan Umat Islam
Imam Masjid Istiqlal: Transliterasi Huruf Arab ke Latin Ganggu Keyakinan Umat Islam
* Potensi Zakat di Jawa Barat Rp 17,6 Triliun Terbesar se-Indonesia
Potensi Zakat di Jawa Barat Rp 17,6 Triliun Terbesar se-Indonesia
* Gubernur Sumbar Mulai Terapkan Konsep "Full Day School"
Gubernur Sumbar Mulai Terapkan Konsep "Full Day School"
* Respon Positif Gagasan Pusat Pembinaan Mualaf
Respon Positif Gagasan Pusat Pembinaan Mualaf
* Hidayat Nur Wahid Imbau Warga Ahmadiyah Kembali ke Islam
Hidayat Nur Wahid Imbau Warga Ahmadiyah Kembali ke Islam
* 'SKB Tiga Menteri Tegas Perintahkan Ahmadiyah Hentikan Kegiatan'
'SKB Tiga Menteri Tegas Perintahkan Ahmadiyah Hentikan Kegiatan'

REKENING DONASI

BSM Cabang Warung Buncit
No.Rek : 0030090676
a/n Ikatan Da'i Indonesia


BRI Cabang Pasar Minggu
No.Rek: 0339.01.000930.30.7
a/n Ikatan Da'i Indonesia
Menu Utama

* Home
* Profil
* Berita
* Galeri Foto
* Artikel
o Fiqh Dakwah
o Kajian
o Kemukjizatan Ilmiah
o Khutbah
o Mauizhoh
o Opini
o Tafakkur
* Direktori
* Search
* ZISWAF

Visitors Counter
mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counter Today 381
mod_vvisit_counter Yesterday 928
mod_vvisit_counter This week 5765
mod_vvisit_counter Last week 8093
mod_vvisit_counter This month 24650
mod_vvisit_counter Last month 24322
mod_vvisit_counter All days 515536
Visitors Counter