Cari Blog Ini

Rabu, 29 September 2010

TAQWALLAH

Semua Manusia Asalnya Sama dan Yang Paling Mulia Adalah Yang Paling Bertakwa

Allah Ta'ala berfirman: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(Surat 49 Al-Hujuraat (Kamar) Ayat 13)

Jumat, 24 September 2010

khisab

Kebeningan Jiwa

Imam Hasan Al Bashri ra berkata:
“Seorang mukmin bertanggung jawab atas dirinya,
ia mengevaluasi dirinya karena Allah SWT.
Di akhirat ia akan menerima hisab yang ringan.
Dan hisab yang berat akan diterima oleh
orang yang tidak mengevaluasi dirinya di dunia. ”
(Sifatus Shafwah, Ibnu al-Jauzi)

Kamis, 23 September 2010

pencerah

Mu’adz bin Jabal r.a.:

“Pelajarilah ilmu…

mempelajari ilmu karena Allah mencerminkan ketakutan,

mencarinya adalah ibadah,

mengkajinya adalah tasbih,

mencarinya adalah jihad,

mengajarkannya kepada orang lain adalah shadaqah,

membelanjakannya untuk keluarga adalah taqarrub.

Ilmu adalah pendamping saat sendirian dan teman saat sepi”

pokok darisegala itu islam tiangnya salat dan puncaknya itu jihad

Muadz bin Jabal sebagai seorang yang tumbuh dalam ilmu, kekuatan, cinta dan cita-cita tinggi, ia berkata, ”Aku pernah berjalan bersama Rasulullah di tengah malam yang gelap gulita. Di saat itulah saya bertanya kepada beliau, ”Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku satu amalan yang jika aku mengerjakannya, Allah memasukkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi menjawab, ”Sesungguhnya engkau telah menanyakan sesuatu yang sangat besar padahal ia ringan bagi orang yang diberi keringanan oleh Allah untuk mengamalkannya”. Lantas Rasulullah bersabda, ”Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bila mampu”. Kemudian Rasulullah melanjutkan ucapannya dengan menggugah hati. ”Apakah engkau mau aku tunjukkan pokok segala perkara, tiang dan puncaknya? Pokok segala perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat sedang puncaknya adalah jihad fi sabilillah.

Rabu, 22 September 2010

sucikan diri paska romadlon

Menjaga diri pasca romadlon
Ramadhan merupakan anugerah besar bagi kaum muslimin. Beragam jenis ibadah di dalamnya dapat mengantarkan setiap muslim kepada kesucian jiwa, agar dimensi ruhani lebih dominan dan dimensi jasmani dapat dikendalikan. Ramadhan adalah proses sempurna untuk meningkatkan kesucian jiwa.
Proses ini tidak boleh berhenti dengan selesainya Ramadhan. Sebab, jiwa manusia mempunyai potensi untuk melakukan kebaikan dan juga keburukan. Hawa nafsu sebagai ujian dapat menggelincirkan seseorang dari jalan yang lurus. Syetan sebagai musuh abadi tidak pernah henti melakukan tipu dayanya. Karena itu, ketika Ramadhan meninggalkan kita, maka itu adalah babak baru untuk tetap menjaga kesucian diri dalam rangka mencapai sukses hidup; menjadi muslim yang bersih jiwa dan raga, jauh dari maksiat dan semua hal yang dilarang Allah SWT.
Kesucian diri adalah tanda kesuksesan, sedangkan mengotorinya adalah tanda kerugian. Allah menggambarkan hal ini dalam firman-Nya, “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. As Syams [91]:7-10)
Berikut ini beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk memelihara kesucian diri pasca Ramadhan.
Menata hati
Hati berpotensi sebagai poros kebaikan dan juga keburukan. Karena itu ia harus tetap ditata dengan memohon kepada Allah Ta’ala dan berdoa kepada-Nya agar meneguhkan hati kita dalam agama-Nya dan menjauhkannya dari tipu daya setan yang menjadikannya sebagai pangkal bisikan dan tipu daya. Kemudian mengisi hati dengan nilai-nilai Al Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, banyak tadabur dan merenung serta menjauhkannya dari lintasan-lintasan yang melahirkan dosa dan khayalan yang tidak berguna.
Rasulullah SAW menginformasikan bahwa dalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka tubuh itu pun menjadi baik, dan apabila ia buruk, maka tubuh ikut menjadi buruk, anggota tubuh kita itu adalah hati. Karena itu, beliau mengajarkan sebuah doa agar kita selalu membacanya, “Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku dalam agama-Mu”.
Menata hati, membersihkannya dari semua hal yang mengotorinya mempunyai dampak berikut. Pertama: menjadikannya bersih dan berdaya guna untuk melaksanakan tugasnya sebagai manusia muslim. Kedua, sebagai tabungan amal dalam rangka menghadap Allah SWT dalam keadaan damai, terhindar dari siksa-Nya pada hari ketika harta dan anak-anak tidak memberi manfaat.
“Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (As-Syuaraa [26]: 88-89)
Hati yang bersih akan tercermin dalam raut muka yang bersih, melahirkan senyum, indah dipandang dan membawa ketenangan. Menuntun anggota tubuh kepada perbuatan yang diridhai Allah Ta’ala, berjalan di atas rel yang telah digariskan Rasulullah SAW, mengikuti teladan salafus shaleh dalam kehidupan kesehariannya.
Menahan panadangan
Banyak perbuatan dosa yang diawali oleh pandangan mata. Mata menjadi pintu bagi hati, seperti dalam pepatah, dari mata turun ke hati. Menahan pandangan mata merupakan langkah awal untuk menghindari dosa. Setan menjadikan pandangan sebagai salah satu panah tipu dayanya. Karena itu Allah Ta’ala secara khusus menyuruh orang-orang beriman, lakilaki dan wanita untuk menundukkan pandangan.
Sebab, pandangan dapat membawa kepada syahwat. Pun jika kita terlanjur melihat sesuatu hal yang terlarang, Rasulullah SAW memberi wasiat untuk tidak mengikuti pandangan yang pertama. Karena syetan bersama pandangan yang selanjutnya.
Ketika kita dapat menahan pandangan dari hal-hal yang dilarang atau sesuatu yang dapat membawa kepada dosa, maka sebagai gantinya Allah Ta’ala akan menganugerahkan kesucian dan ketenangan jiwa.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, (QS. An Nuur [24]: 30-31]
Melakukan perobahan
Islam menuntun kita untuk selalu lebih baik dari hari ke hari. Hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok lebih baik dari hari ini. Semua itu dapat tercapai dengan melakukan perubahandiri ke arah yang lebih baik. Factor perubahan itu berada dalam diri kita, yaitu kehendak untuk berubah. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
(QS. AR Ra’d [13]: 11)
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyelaraskan visi kita dengan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Al Qur’an dan Al-Hadits. Secara tidak langsung kita harus kembali mempelajari keduanya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Karena hanya dengan itu kita dapat berubah kearah yang diinginkan Islam.
Selanjutanya adalah mengatur waktu sesuai kesibukan kita dengan terus menerus dan penuh kesabaran, setelah itu insya Allah akan ada perubahan yang kita rasakan. Dan Allah pasti membantu kita bila memiliki tekad kuat untuk berubah, sesuai janji-Nya yang disebutkan dalam Al Qur’an: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Ankabuut [29]: 69)
Wongkang soleh kumpulono
Secara fitrah, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan orang lain. Demikian pula dengan kesucian diri yang tidak mungkin tercapai bila tidak didukung oleh lingkungan yang baik. Islam menggambarkan bahwa orang-orang mu’min itu laksana satu tubuh yang saling dukung satu sama lain. Karenanya, berafiliasi kepada komunitas orang-orang baik merupakan keharusan dalam rangka mendukung kesalehan social dan mengokohkan kesalehan individu.
Salah satu contoh adalah anjuran Allah Ta’ala dalam Al Qur’an untuk berinteraksi bersama orang-orang yang benar. “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. At Taubah [9]: 119)
Bahkan Rasulullah SAW sangat menekankan urgensi sebuah komunitas kebaikan, jika berkumpul tiga orang kaum muslimin hendaknya satu orang yang menjadi pimpinan. Dalam satu komunitas yang baik akan tercipta lingkungan yang kondusif untuk menggapai kesucian diri, saling mengingatkan dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Karena itu, hendaknya menjauhi sikap individualistis, hanya memikirkan diri sendiri yang tidak akan membawa kebaikan baik bagi diri sendiri maupun sesama.
Dalam bahasa Al Qur’an berafiliasi kepada kebaikan adalah ikut serta dalam dakwah, beramar ma’ruf nahi munkar. Aktif bersama berdakwah kepada kebaikan dengan tujuan membumikan Islam dan menjadikannya sebagai sistem hidup bagi pribadi dan masyarakat.
Segera bertaubat dan banyak beristighfar
Ibarat rumah, meski setiap hari dibersihkan namun debu senantiasa ada. Sebagai manusia yang tidak terpelihara dari dosa, ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih dalam kondisi masyarakat kita saat ini, debu-debu dosa sulit terhindari, disengaja maupun tidak. Hendaknya setiap kita segera bertaubat dengan banyak meminta ampun kepada Allah dan membasahi lisan dengan istighfar.
Dengan begitu, maka kesucian diri tetap terjaga. Pun jika terperosok kepada tipu daya syetan; melakukan perbuatan maksiat, hendaknya segera bertaubat dan tidak mengulanginya. AllahTa’ala menggambarkan dengan indah prilaku orang-orang beriman apabila mereka terpedaya mereka langsung mengingat Allah. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”. (QS. Al A’raf [9]:201)
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakanperbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (QS. Ali Imran [3]:135)
Rasulullah SAW sebagai teladan, setiap hari beristighfar tidak kurang dari seratus kali, sebuah realitas yang sangat menarik dari hamba Allah yang terpilih; dosa-dosanya telah diampuni, yang dahulu maupun yang kemudian. Tetapi, sebagai ungkapan syukur beliau tetap membasahi lisannya dengan taubat dan istighfar. Kita sebagai pengikutnya tentu lebih layak untuk melakukan itu, sebab dosa dan kesalahan kita lebih banyak dan tidak ada jaminan ampunan dari Allah sebagaimana jaminan-NYa kepada Rasulullah SAW.
Muhasabah diri dari waktu ke waktu Lakukan introspeksi dengan teratur, dari waktu ke waktu untuk melihat sejauh mana perkembangan jiwa, adakah peningkatan yang dialami ataukah penurunan. Sebab, seperti disebutkan Ali bin Abi Thalib RA, “Sesungguhnya jiwa itu mengalami kejenuhan sebagaimana kejenuhan yang dialami tubuh”.
Saat dimana jiwa mengalami kejenuhan, yang harus diperhatikan adalah jangan sampai meninggalkan kewajiban. Dan sebaliknya, ketika kondisi jiwa semangat, hendaknya memperbanyak amalan sunnah, sehingga tercipta keseimbangan.
Muhasabah diri bisa dilakukan setiap hari, setiap kali hendak tidur lakukan perenungan sejenak, melihat semua perbuatan yang telah dilakukan di siang hari, dari kata yang terucap dan perbuatan yang terjadi. Bersyukur terhadap perbuatan yang selaras dengan tuntunan Islam. Bertaubat atas perbuatan yang menyimpang darinya. Introspeksi ini bisa dilakukan pekanan dan seterusnya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Yang jelas, muhasabah atau introspesksi merupakan keharusan sebagai salah satu instrumen penting guna memelihara kesucian diri.
Dengan melakukan itu semua, mudah-mudahan Allah SWT senantiasa membimbing kita dan memberikan kekuatan untuk memiliki jiwa yang suci sebagai tanda kesuksesan kita di dunia dan akhirat….Amiiin.

Senin, 13 September 2010

kosmologi dan fisika tinggi dalam al qur'an

Keselarasan antara Al Quran, Kosmologi, dan Fisika Energi Tinggi

Pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa, diturunkan Allah ke bumi secara terpisah di dua tempat yang sangat jauh. Adam diturunkan di daerah Palestina, sedangkan Hawa diturunkan di daerah Yaman. Selama kurang lebih 500 tahun pencarian itu mereka jalani. Sehingga dengan bantuan wahyu, mereka akhirnya dipertemukan di Padang Arafah. Adam membawa Hawa kembali ke Palestina. Dan di situlah mereka beranak pinak, dari dua menjadi enam, kemudian dua puluh, kemudian seratus, kemudian empat ratus, kemudian seribu, sepuluh ribu, dan seterusnya. Hingga terbentuklah sebuah bangsa, generasi pertama bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Setelah sistem pendidikan melemah pada beberapa generasi setelah Adam, manusia menjadi bingung akan eksistensinya. Sebagai makhluk, manusia mengakui segala kelemahannya. Di balik kekuatan pikirannya yang luar biasa, manusia hanyalah seonggok daging yang tak berdaya menghadapi kekuatan alam. Oleh sebab itu, rasa ketuhanan mereka menghadirkan kekuatan dari luar yang dianggapnya bisa membentengi mereka dari kekuatan alam. Generasi-generasi awal manusia melihat kekerdilan dirinya ketika mereka berada di dekat objek-objek alam yang tak lazim, misalnya pohon-pohon besar, bebatuan raksasa, gunung-gunung, dan sebagainya. Akhirnya mereka meyakini bahwa di balik objek-objek tersebut, tersimpan kekuatan yang dianggap mampu menolongnya dari segala mara bahaya. Itulah asal-mula munculnya animisme dan dinamisme.


Kosmologi Primitif

Setelah peradaban manusia semakin maju, pandangan manusia menuju langit. Sejak beribu tahun yang lalu, para pemikir menganggap bahwa bumi dan kehidupan kita adalah pusat aktivitas alam raya. Pandangan ini disebut Geosentrisme.

Manusia dianugerahi pikiran dengan berbagai kemampuannya untuk menalarkan segala sesuatu. Indera manusia menginformasikan segala hal yang pernah dilihat, didengar, dan dirasa, lalu dikirim ke otak, sehingga pikiran mengolahnya menjadi apa yang disebut ‘penjelasan’. Pada zaman permulaan, belum ada peralatan canggih untuk membantu penginderaan ke langit, misalnya teropong atau teleskop. Oleh sebab itu, terjadi kepicikan pemikiran yang menganggap bahwa bumi dan segala kehidupannya adalah pusat semesta. Ketika itu, mereka justru kesulitan apabila harus berpikir bahwa bumi bergerak dan mengelilingi matahari. Maka spekulasi bahwa bumi diam mutlak dan menjadi pusat pergerakan bulan, bintang-bintang, planet-planet, dan matahari adalah keniscayaan. Spekulasi ini pertama kali diluncurkan Aristoteles sekitar 300 tahun sebelum masehi. Pada abad 2, Claudius Ptolemeus, menyempurnakannya sehingga menjadi teori utuh yang memiliki sistem matematis.

Sekitar abad 16, alat bantu penginderaan jauh baru berkembang di Eropa. Salah satu perancangnya yang paling terkemuka adalah Galileo Galilei dari Pisa, Italia. Dengan teropong buatannya, Galileo menyelidiki keadaan langit. Ternyata kegiatan tersebut membongkar kebobrokan filsafat Aristotelian. Banyak spekulasi yang tidak sesuai dengan pengamatan beliau, termasuk Geosentrisme. Pengamatan beliau justru mendukung Heliosentrisme, yang dianggap mustahil pada masa itu.

Heliosentrisme pertama kali diluncurkan Aristarchus, rival intelektual Aristoteles dalam bidang astronomi. Pada abad 14, Heliosentrisme dikembangkan oleh Ibnu Al-Shatir dari Damaskus. Teori ini dikenal luas ketika Nicholas Copernicus menuliskannya dalam De Revolutionibus Orbium Caelestium (Tentang Revolusi Benda-benda Langit) pada tahun 1543. Beberapa dekade kemudian, Johannes Kepler menyempurnakan sistem Copernicus dengan orbit yang berbentuk elips. Di tangan mereka, orientasi semesta sedikit berpindah, yakni dari bumi ke matahari.


Kosmologi Abad 20

Pada abad 20, para peneliti di Amerika dan Eropa membuat teleskop antariksa, suatu teleskop supercanggih yang dipasang di awang-awang, salah satunya Teleskop Hubble milik Lembaga Antariksa dan Aeronautik Amerika Serikat (NASA). Dengan teleskop itu, para astronom mengamati bahwa di luar tata surya kita terdapat begitu banyak bintang dan galaksi. Heliosentrisme mengharuskan bahwa mereka semua berpusat pada matahari. Namun, pengamatan justru tak memberi sedikit pun bukti yang membenarkan asumsi ini. Matahari sendiri hanyalah sebuah bintang menengah yang merupakan bagian dari sebuah galaksi yang diberi nama Milky Way atau Bimasakti, bersama dengan bermiliar-miliar bintang lainnya. Sekarang para kosmolog meyakini bahwa alam semesta tidak memerlukan pusat lagi.

Pada 1922, Friedmann mengemukakan dua pengandaian yang sangat sederhana, bahwa semesta ini tampak identik ke arah manapun kita memandang, dan bahwa sifat itu akan tetap sama dari manapun kita mengamati. Dari kedua gagasan itu, Friedmann menunjukkan bahwa seharusnya kita tidak mengharapkan bahwa jagat itu statis. Pada 1924, astronom Amerika ternama, Edwin Hubble, menunjukkan bahwa Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi. Sebenarnya banyak sekali galaksi, dan diantara galaksi-galaksi ini terdapat kawasan yang sangat luas, yang merupakan ruang kosong. Untuk membuktikan gambaran ini, ia perlu menentukan jarak ke galaksi-galaksi ini, yang terletak begitu jauh sehingga tampak betul-betul terpaku, tidak seperti bintang-bintang yang dekat. Oleh karena itu, Hubble terpaksa menggunakan metode tidak langsung untuk mengukur jarak-jarak itu. Kecermelangan suatu bintang telah maklum bergantung pada dua faktor, yakni banyaknya cahaya yang dipancarkan (luminositas) dan jaraknya dari mata kita. Oleh karena itu, seandainya variabel luminositas dan kecermelangan diketahui, maka jarak bintang dapat kita hitung.

Dengan variabel-variabel itu, Hubble menghitung jarak galaksi-galaksi dari bumi. Sekarang kita tahu bahwa Bimasakti hanyalah satu dari beberapa ratus miliar galaksi yang dapat dilihat dengan menggunakan teropong modern. Sedangkan setiap galaksi sendiri memiliki beberapa ratus miliar bintang. Galaksi kita sendiri mempunyai garis tengah sekitar 100.000 tahun cahaya. Galaksi ini berputar lambat-lambat, bintang-bintang dalam lengan-lengan spiralnya beredar mengitari pusat galaksi sekali dalam beberapa ratus juta tahun. Matahari hanyalah sebuah bintang kuning biasa dengan ukuran rata-rata dan terletak di dekat pinggir dari salah satu lengannya. Tentulah generasi kita jauh melangkah dibandingkan Aristoteles dan Ptolemius yang menganggap bumi sebagai pusat semesta ataupun Aristarchus, Ibnu Al-Shatir, Copernicus, Kepler, dan Galileo yang menganggap bahwa matahari sebagai pusat semesta.


Semesta Memuai

Para astronom pada 1920-an mulai memeriksa spektrum bintang-bintang dalam galaksi-galaksi lain. Mereka menjumpai sesuatu yang sangat aneh, yakni terdapat perangkat karakter warna-warna yang hilang seperti pada bintang-bintang di Bimasakti. Hampir semuanya bergeser ke arah ujung merah spektrum. Kuantitas pergeserannya sama. Untuk memahami implikasi pergeserannya, terlebih dulu kita harus memahami efek Doppler, yang merupakan pengalaman sehari-hari.

Seperti telah dipahami bahwa cahaya tampak terdiri atas fluktuasi gelombang dalam medan elektromagnetik. Frekuensi cahaya luar biasa tinggi, berkisar dari 4×108 MHz sampai 7×108 MHz atau sekitar empat sampai tujuh ratus triliun gelombang setiap detik. Frekuensi cahaya yang berbeda akan diterima sebagai warna yang berbeda, dimana ujung merah berada pada frekuensi paling rendah dan ujung biru berada pada frekuensi paling tinggi. Bayangkan suatu sumber cahaya dari jarak yang konstan dari mata kita, misalnya bintang, dimana frekuensi yang kita terima akan sama seperti frekuensi ketika ia dipancarkan, karena medan gravitasi galaksi tidak cukup kuat untuk mempengaruhi. Andaikan sumber itu mulai bergerak mendekat ke arah kita, sehingga ketika sumber itu memancarkan gelombang-gelombang berikutnya, waktu yang dibutuhkan olehnya untuk mencapai mata kita akan lebih pendek dari sebelumnya. Jumlah gelombang yang kita terima atau frekuensinya akan lebih tinggi daripada jika ia diam. Fenomena ini akan menghasilkan pergeseran biru (blue shift). Sebaliknya, jika suatu sumber bintang bergerak menjauhi kita, maka spektrumnya akan bergeser ke arah merah (red shift).
Hubungan antara frekuensi dan laju gerak sumber disebut sebagai Efek Doppler.

Setelah Hubble membuktikan adanya galaksi lain, ia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengamati spektrum galaksi-galaksi. Kebanyakan orang membayangkan galaksi-galaksi bergerak kian-kemari secara acak. Mereka berharap bisa menjumpai pergeseran merah dan pergeseran biru sama banyak. Namun sangat mengejutkan bahwa kebanyakan galaksi ternyata mengalami pergeseran merah, bahkan hampir semuanya bergerak menjauhi kita. Pada tahun 1929, Hubble mengumumkan pergeseran merah itu berbanding lurus dengan jarak galaksi. Makin jauh ia dari kita, makin cepat ia bergerak menjauh. Ini ditafsirkan sebagai semesta yang mengembang, seperti apa yang diperkirakan Friedmann.

Dalam tahun 1965, dua fisikawan Amerika yang bekerja pada Bell Telephone Laboratories Amerika Serikat, Arno Penzias dan Robert Wilson, menemukan derau gelombang radio dari latar belakang kosmik. Gelombang latar belakang ini dianggap sebagai sisa-sisa ledakan besar di masa lalu, yang menyebabkan pemuaian jagat raya. Penemuan ini dianggap sebagai bukti bahwa semesta ini memuai setelah suatu ledakan maha dahsyat di masa lalu.


Tujuh Lapis Langit

Segala sesuatu selain Allah adalah alam, termasuk kita sendiri sebagai subjek yang menyadari keberadaan mereka. Di situ ada daratan, lautan, pegunungan, sungai-sungai, danau-danau, hutan belantara, berbagai binatang, berbagai tanaman dan pepohonan yang tercakup dalam sebuah planet bernama "Bumi". Bumi dikelilingi sebuah satelit alami bernama "Bulan". Selain itu, bumi juga memiliki banyak rekan sejawat: Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto dan mungkin ada lagi planet yang belum diketahui, puluhan satelit alami yang mengelilingi mereka, planetoid-planetoid, asteroid-asteroid, komet, meteor, dan debu-debu angkasa. Bumi, bulan, dan mereka semua bersama-sama mengelilingi sebuah bintang sedang dengan sinar yang kekuning-kuningan bernama "Matahari". Ternyata, matahari juga memiliki rekan sejawat yang demikian banyak, mencapai miliaran jumlahnya. Mereka pun bersama-sama mengelilingi sebuah bintang raksasa di pusatnya. Bintang pusat tersebut diperkirakan besarnya 100.000 kali besar matahari. Mereka membentuk suatu sistem berbentuk cakram yang luar biasa menakjubkan bernama ‘Bimasakti’. Tidak cukup sampai di situ, Bimasakti juga punya rekan-rekan sejawat yang demikian banyak. Mereka bersama-sama mengelilingi sebuah bintang super raksasa di pusat kelompok galaksi. Dan sistem itu juga memiliki rekan-rekan sejawat yang juga sangat banyak. Mereka bersama-sama mengelilingi sebuah bintang hiper raksasa di pusat kelompok sistem itu. Dan tak habis sampai di situ, ternyata mereka juga memiliki rekan sejawat yang juga sangat banyak, dan mereka pun mengelilingi sebuah bintang yang secara fisik lebih besar lagi. Dan demikian seterusnya sampai tujuh kali tingkatan. Ini akan menuntut peralatan eksperimen (teleskop) yang lebih kuat lagi di masa-masa yang akan datang.


Demikianlah sistem semesta yang telah dijelaskan Allah dalam ayat: "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. 2:29)".



Tujuh Lapis Bumi

Hal yang sama akan kita dapatkan kalau kita menilik ke bawah. Fisikawan yang reduksionis meyakini bahwa wujud dan lingkungan kita di Bumi (dan di luar Bumi) tersusun atas unit-unit kecil materi yang disebut partikel elementer. Pada zaman Yunani, Democritus mengklaim bahwa atom adalah partikel elementer yang dimaksud. Misalnya Anda melihat miniatur kastil dari pasir yang dibuat para wisatawan di pinggir pantai Kuta. Apabila Anda memandangnya dari jauh, seolah-olah ia terlihat padat, kokoh, dan tak bercelah. Tapi apabila Anda perhatikan lagi baik-baik dari jarak yang cukup dekat, maka Anda akan mendapati bahwa kastil tersebut tersusun atas butir-butir kecil pasir pantai. Sekarang ambil lah satu butir pasir saja. Meskipun kita sudah melihatnya sedekat mungkin, ia tetap terlihat seperti pasir yang kompak, tapi sebetulnya ia pun tersusun atas molekul-molekul yang lebih halus lagi. Molekul-molekul itu juga tersusun atas atom-atom yang jauh lebih halus lagi. Nah, menurut Demokritus, atom adalah penyusun pasir yang paling kecil dan tidak dapat dibagi lagi.

Fisikawan tidak mau percaya begitu saja dengan spekulasi Democritus. Mereka lalu merancang peralatan untuk membantu meramalkan tersusun atas apakah atom-atom itu. Hasilnya diketahui bahwa atom ternyata tersusun atas inti yang dikelilingi elektron-elektron. Sejauh ini elektron disepakati sebagai zarah yang elementer, namun dalam berbagai percobaan, inti ternyata bisa dipecah lagi menjadi hadron-hadron (lihat partikel elementer) yang disebut proton dan neutron. Dengan peralatan yang lebih canggih lagi, neutron ditembakkan dari sebuah sumber menuju target. Ketika ia menumbuk target, terdeteksilah beberapa partikel yang lain: proton, elektron, neutrino, dan sebagainya.

Kecanggihan teknologi di era modern telah menciptakan peralatan eksperimen yang luar biasa: akselerator berputar atau sinklotron. Pada sepanjang abad 20 dan 21, CERN dan lembaga-lembaga riset lain di Amerika dan Eropa telah membangun alat seperti ini. Hasilnya, atom telah dipecah-pecah menjadi ratusan zarah sub-atom. Dengan bekal SDM dan dana yang sangat besar, yang di tanggung berbagai negara maju di dunia, CERN membangun sinklotron terbesar di planet. Peralatan paling mutakhir dibangun di perbatasan Swiss dan Perancis adalah sebuah akselerator raksasa sepanjang 27 km bernama Large Hadron Collider (LHC). LHC akan digunakan untuk memburu partikel bernama boson Higgs, yang diduga memberi massa semua partikel. Ia dikatakan sebagai partikel terakhir yang akan menjawab semua problem fisika.

Beberapa orang (termasuk saya) mungkin meragukannya, apakah boson Higgs benar-benar terakhir? Suatu masa di abad-abad mendatang, kita akan semakin teliti dalam memecah partikel sub-atom. Kalau kita menilik >Alquran, pertanyaan ini akan segera terjawab. Alquran menyatakannya dalam ayat:


"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu (QS. 65:12)".


Alquran secara eksplisit mengemukakan bahwa bumi (materi yang bisa diamati di bumi) tersusun atas tujuh lapis seperti pula lapisan-lapisan langit. Dengan peralatan yang semakin canggih dan semakin berenergi, kelak manusia akan terus memecah-mecah zarah-zarah yang menyusun bumi hingga ditemukan zarah paling kecil pada pemecahan yang ketujuh. Misalnya saja apabila Anda mengambil sebutir batu kerikil, maka ia bisa kita haluskan sampai tujuh tingkat energi. Tingkat energi pertama akan memecah batu itu menjadi molekul-molekul (unsur dan senyawa), tingkat energi kedua akan memecah molekul-molekul itu menjadi atom-atom, tingkat energi ketiga akan memecah atom-atom menjadi inti dan elektron-elektron, tingkat energi keempat akan memecah inti-inti menjadi hadron-hadron (proton, neutron, dan lain-lain), tingkat energi kelima akan memecah hadron-hadron menjadi kuark, tingkat energi keenam akan memecah kuark-kuark menjadi zarah yang lebih elementer lagi, dan tingkat energi ketujuh akan memecahnya menjadi zarah-zarah yang lebih elementer lagi. Sejauh ini, peralatan eksperimen baru mencapai tingkat energi kelima.


Apakah ini tidak cukup untuk mengatakan bahwa Al Quran memuat ilmu pengetahuan yang jauh lebih tinggi dari kosmologi dan fisika energi tinggi yang dimiliki generasi sekarang?



Disarikan dari:

1. Riwayat Sang Kala (Stephen William Hawking)
2. http://www.cern.ch




Written By : Jaki Umam di http://netsains.com

Minggu, 12 September 2010

hidup ini panggung sandiwar

Panggung Sandiwara

"Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah senda gurau�� "

Bumi ini dari masa ke masa diperebutkan oleh manusia yang rakus. Kita lihat bumi ini ada kalanya dikuasai oleh orang-orang yang ingkar kepada Allah, orang-orang kafir. Namun itu sesungguhnya karena bumi ini sangat hina dan tidak berharga di sisi Allah hingga bumi ini diberikan pula kepada orang-orang kafir. Sedangkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi hanyalah khusus untuk orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Sesungguhnya hidup ini hanyalah senda gurau belaka. Hidup ini panggung sandiwara. Kita aktor dan aktris yang berperan sesuai skenario sang sutradara, Allah. Dan buku skenario itu bernama Lauh Mahfuz, kitab yang sudah ditulis sebelum manusia ada. Kelak di hari akhir, peran-peran kita akan ditanggalkan. Maka janganlah orang-orang beriman bersedih hati akan ujian-ujian yang kini tengah dihadapi. ���Janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (Qs. Ali Imran : 139 )

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Yakinlah, kita kini ada dalam kerajaan-Nya, tak ada yang lepas dari pengawasan-Nya. Jika saja hijab-hijab dimensi alam lain dibuka, maka akan kita dapati kerajaan Allah yang besar, malaikat-malaikat-Nya, surga-Nya, neraka-Nya. Maka mohonlah perlindungan pada sang Raja saja. Sujudlah pada Raja manusia. Raja pengenggam alam semesta.

suci

Hati yang Suci
Oleh: Drs. Andian Parlindungan, MA

Perkataan "hati" dalam Alquran disebut qalb, yaitu sesuatu yang tidak tetap, berbalik kembali, dan berubah-ubah. Kelabilan dan perubahan hati disebabkan ada dua kekuatan yang selalu tarik menarik di dalamnya, yakni iman dan kufur, kebaikan dan keburukan, taat dan ingkar, dst.

Hati adalah elemen terpenting dalam diri manusia, yang menentukan kemuliaan atau kehinaannya. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka seluruh jasad menjadi baik. Namun, apabila segumpal darah itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, sesungguhnya segumpal darah itu adalah hati".(HR Bukhari).

Hati yang suci adalah hati yang dipenuhi dengan iman, hidayah, dan cahaya Ilahi. Di dalamnya terdapat luapan rindu, cinta, ketaatan, dan kepatuhan kepada Allah. Ia merupakan tempat bersemayam nilai-nilai kebaikan, seperti tawakal, sabar, qana'ah (puas), syukur, istiqamah (konsisten), tawadu' (rendah hati), santun, murah hati, pemaaf, husnuzzan (baik sangka), dan amanah (terpercaya). Ia terbebas dari belenggu kehinaan dan kenistaan, karena padanya tidak terdapat kekufuran, kemunafikan, kesombongan, tamak, rakus, hasad, dengki, riya, ujub (bangga terhadap diri), bakhil, khianat, dan cinta dunia.

Untuk mencapai kesucian, hati harus mengalami proses tazkiyah (pensucian) agar hati tidak diselimuti sifat-sifat tercela yang membuat hati menjadi keras (QS 16.22), buta (QS 22:46), sakit (QS 2:10), dan mati (QS 2:7). Apabila hati telah keras, buta, sakit, dan mati, maka hati tidak akan dapat menyerap ilmu dan hidayah Allah. Aktivitas tubuh menjadi pasif, tidak efektif, dan sia-sia. Sebab, hati tidak dapat memantulkan cahaya Ilahi dan tidak dapat berperan menjadi sumber inspirasi dan sosial kontrol bagi kerja tubuh.

Manusia yang memiliki hati rusak, akan menjadi manusia yang kehilangan martabat dan jati dirinya. Ia akan menjadi budak nafsu yang cenderung melakukan apa saja yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ia akan merampas hak orang lain, menindas, membunuh, memprovokasi, menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kehendaknya, dan bahkan, ia menjadi manusia yang menebar penyakit dan bencana bagi penduduk bumi.

Ada tiga proses tazkiyah (pensucian) yang harus kita lakukan agar hati menjadi suci. Pertama, muraqabah, yakni menumbuhkan keyakinan dan kesadaran dalam hati bahwa kita berada di bawah pengawasan Allah setiap saat. Allah mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati dan melihat setiap gerak dan langkah kita. Kedua, muhasabah, yakni introspeksi diri. Kita harus mampu melakukan penyadaran terhadap diri kita melalui penghitungan amal dan perbuatan. Pada tahap ini, kita harus memperbanyak tobat dan ampunan kepada Allah, serta berusaha untuk meningkatkan kualitas amal dan perbuatan kita.

Ketiga, mujahadah, yakni sebuah perjuangan spiritual (rohani) dengan mengerahkan segala potensi dalam rangka menjalankan tugas-tugas pengabdian kita kepada Allah, serta menyingkirkan setiap hambatan-hambatan yang berusaha menghalangi pengabdian kita kepada-Nya. Pada tahap ini, dibutuhkan istiqamah, ketekunan, dan kesabaran.

Diterbitkan oleh Republika Online, Hak Cipta � PT Abdi Bangsa 1998

Jumat, 10 September 2010

umur panjang dengan berenang

Tambahkan umur dengan latihan terbaik.
Berenang Biar Panjang Umur
Send
Print This Article
Bookmark and Share on Twitter Bookmark and Share on Facebook Google Bookmark and Share

Studi membuktikan berenang adalah latihan paling sempurna untuk mendapatkan umur yang panjang.

Ambil kacamata renang dan nikmatilah latihan terbaik untuk panjang umur. Para peneliti dari South Carolina telah meneliti 40.547 orang dewasa dengan kisaran umur 20-90 tahun selama 3 dekade, dan mereka menemukan kelompok perenang (terlepas dari berapa umur mereka) memiliki risiko 50% kematian lebih rendah ketimbang kelompok yang suka duduk di sofa, berjalan atau lari.

Para ahli berspekulasi bahwa latihan “air” ini merupakan latihan terbaik untuk mendapatkan umur yang panjang, karena risiko mendapatkan cidera yang kecil dan menggabungkan latihan pengencangan tubuh dengan kardio. Sebab dalam satu jam kita berenang akan membakar 68 kalori. (Astrid Anastasias)

Kamis, 09 September 2010

selamat hari raya iedul fitri 1431 h

selamat hari raya iedul fitri mohon maaf lahir batin
hari ini allah menganugerahkan kepada hambanya yang beriman dengan sebuah kaningratan yang sangat didambakan oleh seorang mu'min yaitu taqwa, taqwa sebauah strata spiritual yang mampu membangun kekuatan ke ilahiaan seseorang yang juga akan membedakan ia dengan insan yanglainnya disisi allah, inna akromakum indallahi atqookum dan kini anugerah itu sudah disemayamkan didada kita lewat puasa yang telah kita kerjakan dengan nya kita mampu membentangkan harap kehadiran illahi secara virtikal dan yang sekaligus mampu membangun kesadara kemakhlukan kita dengan sesama ummat secara hirisontal dengannya kita mampu merobohkan tembok tembok keangkuhan diri kita dan merontokan topeng topeng kepura puraan kita sekarang kita hanya dapat bersimpu diharibaannya hari ini dan menebar samudra kemaafan kepada sasama jadilah kita akan tawadduk terhadap sesama dan tumungkul marang gusti semata.......maha hayuning bawono...selamat hari raya idul fitri maafkan lahir batin taqobalallahu mina waminkum taqobalallahu ya kariem.. amien

Selasa, 07 September 2010

anak sholeh sholehah

ciri anak sholeh sholehah

Adik-adik mau tahu cirri anak yang sholeh & sholehah? Kalau mau, mari simak 10 nashihat berikut ini semoga kalian semua menjadi orang-orang yang beruntung.
Ciri-ciri anak yang sholeh & sholehah:
1. Cinta kepada Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan tidak beribadah kepada selainNya seperti beribadah kepada, Sapi, Kerbau, Matahari, Nyi Roro Kidul, Dewa-Dewi, Batu, Pohon-pohon besar, Kuburan orang sholeh, patung dan lain sebagainya.
2. Cinta kepada Muhammad SAW sebagai Nabi utusan Allah dengan mematuhi perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya, serta percaya dengan risalah yang dibawanya yaitu hadits atau As-Sunnah.
3. Cinta kepada Al-Qur’an, dengan selalu membacanya, kemudian senantiasa muroja’ah berusaha menghafalnya karena orang yang menjaganya akan mendapatkan syafaat atau pertolongan kelak di hari kiamat atau hari pembalasan.
4. Cinta kepada shahabat-shahabat Muhammad SAW yang turut membela dan memperjuangkan Islam disisi Rasulullah SAW dengan tidak membenci mereka ataupun mencaci mereka.
5. Cinta kepada Keluarga Rasulullah yang turut berjuang bersama Rasulullah menyebarkan Islam ke seluruh negeri dan cinta kepada orang-orang yang selalu mengikuti jalannya Rasulullah SAW.
6. Cinta Sholat lima waktu dengan tidak sekalipun meninggalkannya serta mengerjakan sholat-sholat sunnah, bagi anak laki-laki berjama’ah di Masjid dan anak perempuan sholat di rumah mereka tepat pada waktunya.
7. Cinta masjid, karena masjid adalah rumah Allah dengan tidak membuat keributan di dalamnya serta tidak bercanda atau tertawa ketika sholat karena cinta mereka kepada Allah dan menghargai rumah Allah.
8. Cinta kepada kedua orang tua, dengan mematuhi perintahnya, tidak menyakiti hati mereka, selalu berbuat baik kepada mereka, berusaha menyenangkan hati orang tua dan tidak menyusahkan atau membandel terhadap keduanya.
9. Cinta kepada saudara, adik-kakak, kakek-nenek, paman-bibi, tetangga dan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia.
10. Cinta dan sayang kepada fakir miskin, anak terlantar, anak yatim, dengan memberikan bantuan sesuai dengan keperluan mereka dan perduli serta tidak mencemooh atau mengolok-olok mereka sebab mereka adalah juga hamba Allah.
Semoga adik-adik bisa mengambil pelajaran dari 10 ciri anak sholeh dan sholehah ini. Amin

sang kakek

Sang Kakek
(Bawa Muhaiyaddeen):
Tuhan telah mengajarimu segala sesuatu. Segalanya telah tertulis di dalam dirimu. Sebelum kau datang kemari, Dia berkata kepadamu, “Aku mengirimmu ke sekolah bernama dunia. Ia hanyalah tempat sementara. Kau harus pergi ke sana untuk sementara waktu untuk belajar mengenai sejarah-Ku, sejarahmu, dan sejarah lainnya. Kau harus mengerti siapa yang menciptakan segala sesuatu, siapa yang bertanggungjawab terhadap segala sesuatu, siapa Penjaga yang menjaga dirimu, dan apa milikmu yang sesungguhnya. Ketika kau telah belajar dan mengerti semua sejarah-sejarah ini, kau akan menyadari siapa dirimu dan siapakah Dia yang kau butuhkan, Sang Kebenaran, Dia Yang Maha Hidup.”
“Setelah kau mempelajari hal-hal ini semua, kau harus melewati suatu ujian. Lalu kau bisa membawa apa yang menjadi milikmu dan kembali ke sini. Tapi pertama, pergilah ke sekolah dan belajar. Lalu kembalilah.”
Tuhan mengatakan ini kepadamu dan kemudian mengirimmu ke sini. Sekarang adalah tugasmu untuk menemukan-Nya, untuk mengenal dirimu, dan untuk mengetahui apa kekayaanmu yang sejati. Itulah mengapa kau harus datang kemari. Maka, jadikan kebijaksanaanmu sebagai gunting dan periksalah milikmu dengan baik, potonglah apa-apa yang buruk. Dia telah memberikan segalanya kepadamu, tetapi kau harus memotong semua gambar yang kau ambil dengan kamera fotomu sendiri dan simpanlah hanya rol yang baik, itulah yang kau bawa menuju Penjagamu. Sambungkan semuanya dan singkirkan hal lainnya.
~ oleh Dimas di/pada 25 Mei, 2008.