Menurut ajaran agama Islam, selain Allah SWT semuanya adalah “makhluk”. Hanya Allah SWT yang ‘Khalik”.
Makhluk itu terdiri atas :
1. Malaikat.
2. Syaitan/Jin/lblis.
3. Manusia.
4. Binatang.
5. Alam.
Diantara makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT itu manusia merupakan makhluk yang terbaik. Manusia terdiri atas jasad, roh, akal dan nafsu. Malaikat tidak berjasad dan tidak bernafsu (kurang dari manusia). Syaitan tidak berjasad dan tidak berakal (kurang dari manusia). Binatang tidak berakal (kurang dari manusia). Alam hanya berjasad saja (sangat kurang dari manusia).
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Lebih baik dari malaikat, dari syaitan, dari binatang dan dari alam). (Surat 95/At-Tiin, ayat 4).
Dengan demikian pandangan manusia terhadap alam adalah melihatnya kebawah, karena alam diciptakan jauh dari kesempurnaan manusia. Terhadap malaikat dan syaitan manusia melihatnya sebagai sesama makhluk Allah SWT dengan posisi untuk bersahabat dengan malaikat, karena malaikat diciptakan untuk membantu manusia. Sedangkan terhadap syaitan manusia setiap saat adalah berperang dengannya, karena syaitan memusuhi manusia dan kerjanya berusaha untuk menggelincirkan manusia dari jalan Allah SWT.
Firman Allah SWT : “…..Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu Dan hendaklah kamu menyembahKu. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar diantaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?“. (Surat 36 /Yaasiin.ayat 60-62).
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman tentang manusia : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan“. (Surat 17/AI Israa’, ayat70).
Adapun bumi dan langit diciptakan Allah untuk manusia. Firman-Nya : “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan-mu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam” (Surat 40/AI Mu’min,ayat64).
Kehidupan manusia dan juga peredaran alam di atur Allah SWT dalam tata kehidupan tertentu, yang dinamakan “sunnatullah“. Misalnya bagi manusia, ada saat riang, ada saat bersedih. Ketika saat riang adalah ketika bergembira disaat mendapat nikmat.
Sedangkan saat bersedih adalab disaat tertimpa musibah. Hidup manusia, tak bisa terhindarkan dari musibah yang satu ke musibah yang lain, namun juga dipenuhi oleh berbagai kenikmatan, dari kenikmatan yang satu pada kenikmatan yang lain. Hal itu diumpamakan dengan indahnya di dalam Al Qur’an seperti pergantian siang dengan malam, dan pergantian malam dengan siang.
Salah satu bentuk musibah itu adalah bencana alam. Karena bencana alam itu adalah salah satu sunnatullah, tentulah tak dapat dicegah dan dihindarkan. Manusia berdaya upaya untuk meringankan akibatnya Dan dalam berdaya upaya itu tidak boleh berburuk sangka terhadap Allah SWT.
Namun demikian, manusia tidak boleh takut kepada alam. Tidak boleh memberi sesaji kepada alam. Karena sesaji itu membuat alam lebih mulia dari manusia. Padahal yang benar adalah sebaliknya.
Sumber : Buletin dakwah Al-Huda, No. 1150 tahun ke-23 - 19 Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan meninggalkan komentar anda di kolom yang telah kami sediakan.......