Islam dan Fisika
oleh Ferri Mustika pada 06 April 2011 jam 13:24
Kaum muslimin meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah. dan Al-Qur'an merupakan Kalamullah. Pengetahuan tentang zat, energi, ruang waktu dan interaksi benda-benda di alam ini sering disebut dengan fisika.
Para fisikawan Muslim di masa keemasan Islam adalah orang-orang yang dididik dari awal dengan aqidah Islam,rata2 mereka hapal Qur'an sebelum baligh.Mereka sangat memahami bahwa alam memiliki hukum-hukumnya yang obyektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka yag sabar melakukan pengamatan dan penelitian dengan sangat cermat.
Ibnu Al-Haytsam (al-Hazen) adalah pioner modern ketika menerbitkan bukunya pada tahun 1021 M. Dia menemukan bahwa proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles.Dalam kitabnya Al-Haytsam menunjukkan berbagai cara untuk membuat teropong dan juga kamera sederhana (Camera obscura).
Perlu diketahui bahwa Al-Haytsam melakukan eksperimen optiknya pada saat ia mengalami tahanan rumah, setelah gagal memenuhi tugas Amir Mesir untuk mewujudkan proyek bendungan sungai Nil.Dia baru dilepas setelah penemuan optiknya dinilai impas untuk investasi yg telah dikeluarkan sang Amir.
Ibn al-Haytsam juga memulai suatu tradisi metode ilmiah untuk menguji sebuah hipotesis, 600 tahun mendahului Rene Descartes yg dianggap bapak metode ilmiah eropa di zaman rennaisance.Metode ilmiah Ibn al-haytsam dimulai dari pengamatan empiris, perumusan masalah, formulasi hipotesisi, uji hipotesis, dgn eksperimen, analisis hasil eksperimen,interprestasi data dan formulasi kesimpulan, dan diakhiri dengan publikasi.
Publikasi kemudaian dinilai dengan peer-review yg memungkinkan setiap orang melacak dan bila perlu mengulangi apa yg dikerjakan seorang peneliti.Proses peer review telah mjd tradisi dalam dunia medis sejak Ishaq bin Ali al Rahwi (854-931 M)
Abu Ali al-Husayn ibn Abdallah ibn Sina (980-1037 M) Ahli pengobatan islam yang fenomenal. Usia 10 th khatam Qur’an. Usia 16 dikenal ahli dalam bidang sains, juga bidang mathematics, geometry, islamic law,logic philosophy, dan metaphysicis. Pada Usia 18 memperdalam ilmu kedokteran. Menulis 100 buku mulai usia 21, dimana 16Menulis 100 buku mulai usia 21, dimana 16 buah diantaranya tentang ilmu pengobatan. Kitab al-Qanun fi al-Tibb’ atau The Canon of medicine adalah buku pengobatan klasik karyanya yang terkenal. Beliau setuju bahwa kecepatan cahaya pasti terbatas.Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) juga menemukan bahwa cahaya jauh lebih cepat dari suara. Qutubuddin al-Syirazi (1236-1320) dan Kamaluddin al-Farisi (1260-1320) memberi penjelasan pertama yang benar pada fenomena pelangi
Bidang Mekanika
Al-Shaykh Ra’is al-A’mal Badi’ al-Zaman Abu al-‘Izz ibn Isma’il ibn al-Razzaz al-Jazari. Tiga kata nama depannya berarti: chief engineer (Ra’is al-A’mal), unique and unrivalled (Badi’ al-Zaman), dan indicating that he was a learned and a dignified person (al-shaykh). Penulis buku al-Jami’ bayn al-’ilm wa ‘amal, al-nafi’ fisina’ at al-hiyal atau A Compendium on the Theory and Practice of the Mechanical Artsand Practice of the Mechanical Arts (602 H). Kemudian dialih bahasakan menjadi Book of Knowledge of Mechanical Devices, yang terdiri dari 6 katagori, yaitu: 1) ten water and candle clocks; 2), ten vessels and figures suited for drinking sessions; 3),ten pitchers and basins for phlebotomy (faṣd ) and washing before prayers; 4), ten fountains that change their shape alternately, and machines for the perpetual flute; 5), five water raising machines; 6),five miscellaneous devices.
Mendesain dan membuat Water Clocks, sehingga mampu mensuplai air bersih dari Nahr Yazid di Damascus ke Masjid Ibn al-‘Arabi. Mesin ini masih bisa dilihat sampai sekarang.
Akankah di Era modern ini akan muncul kembali Fisikawan Muslim yang fenomenal ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan meninggalkan komentar anda di kolom yang telah kami sediakan.......