Sejarah Penetapan Tahun Hijriah PDF Cetak Email
Artikel
Ditulis oleh Masagus
Rasulullah SAW berhijrah pada bulan Rabi’al-Awwal, bukan bulan Muharram. Penanggalan qamariyah ditetapkan bermula pada saat hijrahnya Rasulullah, yaitu bulan Rabi’ al-Awwal. Tapi bulan Muharram yang dijadikan bulan pertama dalam penanggalan ini. Penanggalan dengan tahun hijriah ini tidak langsung diberlakukan tepat pada saat peristiwa hijrahnya nabi saat itu. Kalender Islam baru diperkenalkan 17 tahun (dalam perhitungan tahun masehi) setelah peristiwa hijrah tersebut oleh sahabat terdekat Nabi Muhammad sekaligus khalifah kedua, Umar bin Khatab.
Saat Ya’la bin Umayah menjadi gubernur di Yaman pada zaman khalifah Abu Bakar, ia pernah melontarkan gagasan tentang perlunya kalender Islam yang akan dipakai sebagai patokan penanggalan. Pada waktu itu, catatan yang dipergunakan kaum muslim belum seragam. Ada yang memakai tahun gajah (‘amul fil), terhitung sejak raja Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah (yang secara kebetulan adalah tanggal kelahiran nabi SAW), ada yang mendasarkan pada peristiwa-peristiwa yang menonjol dan berarti yang terjadi di zaman mereka. Misalnya, tahun pertama hijrah Nabi dinamakan tahun al-Izn (izin), karena izin hijrah diberikan pada tahun itu. Tahun kedua disebut tahun Amr, karena pada tahun itu Allah SWT telah memberikan perintah kepada kaum muslimin untuk bertempur untuk melawan kaum musyrik Mekkah.
Akan tetapi, realisasi tentang penetapan penanggalan yang dipakai oleh umat Islam barulah terjadi di zaman khalifah Umar. Menurut keterangan al-birunim khalifah menerima sepucuk surat dari Abu Musa al-asy’ari yang menjadi gubernur di Bashrah (Irak), isinya menyatakan ”Kami telah banyak menerima surat dari amirul mu’minin dan kami tidak tahu mana yang harus dilaksanakan. Kami sudah membaca satu perbuatan yang bertanggal sya’ban, namun kami tidak tahu sya’ban yang mana yang dimaksud. Sya’ ban sekarang atau sya’ban mendatang di tahun depan?”
Surat Abu Musa disikapi oleh khalifah umar sebagai saran halus tentang perlu ditetapkannya satu penanggalan (kalender) yang seragam, yang dipergunakan sebagai tanggal, baik dikalangan pemerintah maupun untuk keperluan umum. Beliau melakukannya untuk merasionalisasikan berbagai sistem penanggalan yang digunakan pada masa pemerintahannya, karena kadangkala sistem penanggalan yang satu tidak sesuai dengan sistem penanggalan yang lain sehingga sering menimbulkan persoalan dalam kehidupan umat.
Al-Sakhawi dalam al-I’lan bi al-Taubikh li Man Dzamm al-Taurikh menyebutkan banyak riwayat terkait penetapan tahun pertama dalam penanggalan qamariyah. Terdapat empat opsi yang mengemuka di kalangan shahabat: (1) Tahun kelahiran Rasulullah, (2) tahun pengangkatan beliau sebagai rasul, (3) tahun beliau berhijrah, dan (4) tahun kemangkatan beliau.
Untuk menetapkan tahun pertama penanggalan, khalifah Umar bermusyawarah dengan shahabat-shahabat senior. Opsi pertama dan kedua ditolak dengan alasan bahwa tahun kejadiannya masih diperselisihkan di kalangan mereka sendiri. Opsi keempat juga ditolak karena kewafatan Rasulullah telah menimbulkan kesedihan yang mendalam di kalangan kaum muslimin. Kemudian ditetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah sebagai tahun pertama penanggalan. Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa yang mengusulkan opsi ketiga ini adalah Ali bin Abu Thalib, ”Kita memulai penanggalan dari peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah yang saat itu dipenuhi kemusyrikan”. Umar mengamininya dan berkata, ”Hijrah adalah momentum yang memisahkan antara kebenaran dengan kebatilan”.
Ketika para sahabat sepakat menjadikan hijrah nabi sebagai permulaan kalender Islam, timbul persoalan lain di kalangan mereka tentang permulaan bulan kalender itu. Ada yang mengusulkan rabiul awal (sebagai bulan hijrahnya Rasulullah SAW ke Medinah). Namun ada pula yang mengusulkan bulan Muharram. Namun akhirnya Umar memutuskan bahwa tahun 1 Islam/Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622 M. Dengan demikian, antara permulaan hijrah Nabi dan permulaan kalender Islam terdapat jarak seitar 82 hari.
Peristiwa penetapan Islam oleh Umar ini terjadi pada hari rabu, dua puluh hari sebelum berakhirnya Jumadil Akhir, tahun ke 17 sesudah hijrah atau pada tahun ke-4 dari kekhalifahan Umar bin Khattab. (Lihat tulisan Dr Thomas Djamaluddin tentang ”kalender hijriah” dalam buku almanak alam Islami halaman 183-184, dan makalah tentang ”konsitensi hitoris Astronomis kalender Hijriah”)
Penetapan tahun Islam dari hijrahnya Nabi Muhammad beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah, mempunyai makna yang amat dalam bagi umat Islam. Peristiwa hijrah merupakan peistiwa besar dalam sejarah awal perkembangan Islam dan pengorbanan besar pertama yang dilakukan nabi dan umatnya untuk keyakinan Islam, terutama dalam masa awal perkembangannya. Peristiwa hijrah ini juga melatarbelakangi pendirian kota muslim pertama. Tahun baru dalam Islam tidak hanya mengingatkan umat Islam akan kemenangan atau kejayaan Islam, tetapi juga mengingatkan pada pengorbanan dan perjuangan tanpa akhir di dunia ini.
MUHAMMAD MUZAYYIN RUKHAN lahir di Kediri 2 April l950 kakek dari empat cucu, fasa, sifa, hanum dan nisa’. pensiunan pelatih motivator program keluarga berenca nasional sekarang aktif dalam kegiatan pelayanan umat, seorang khatib masjid jamik Mambaul Ulum, menyisakan umurnya untuk menuntun umat meniti dan kembali kejalan Allah
Cari Blog Ini
Rabu, 15 Desember 2010
mapak warso enggal hijriah
MUHARRAM (SURO) BULAN KERAMAT ?
Oleh
Ustadz Abu Nu’aim Al-Atsari
Muharram (Suro) dalam kacamata masyarakat, khususnya Jawa, merupakan bulan keramat. Sehingga mereka tidak punya keberanian untuk menyelenggarkan suatu acara terutama hajatan dan pernikahan. Bila tidak di indahkan akan menimbulkan petaka dan kesengsaraan bagi mempelai berdua dalam mengarungi bahtera kehidupan. Hal ini diakui oleh seorang tokoh keraton Solo. Bahkan katanya : “Pernah ada yang menyelenggarakan pernikahan di bulan Suro (Muharram), dan ternyata tertimpa musibah!”. Maka kita lihat, bulan ini sepi dari berbagai acara. Selain itu, untuk memperoleh kesalamatan diadakan berbagai kegiatan. Sebagian masyarakat mengadakan tirakatan pada malam satu Suro (Muharram), entah di tiap desa, atau tempat lain seperti puncak gunung. Sebagiannya lagi mengadakan sadranan, berupa pembuatan nasi tumpeng yang dihiasi aneka lauk dan kembang lalu di larung (dihanyutkan) di laut selatan disertai kepala kerbau. Mungkin supaya sang ratu pantai selatan berkenan memberikan berkahnya dan tidak mengganggu. Peristiwa seperti ini dapat disaksikan di pesisir pantai selatan seperti Tulungagung, Cilacap dan lainnya.
Acara lain yang menyertai Muharram (Suro) dan sudah menjadi tradisi adalah kirab kerbau bule yang terkenal dengan nama kyai slamet di keraton Kasunanan Solo. Peristiwa ini sangat dinantikan oleh warga Solo dan sekitarnya, bahkan yang jauhpun rela berpayah-payah. Apa tujuannya ? Tiada lain, untuk ngalap berkah dari sang kerbau, supaya rizki lancar, dagangan laris dan sebagainya. Naudzubillahi min dzalik. Padahal kerbau merupakan symbol kebodohan, sehingga muncul peribahasa Jawa untuk menggambarkannya : “bodo ela-elo koyo kebo”. Acara lainnya adalah jamasan pusaka dan kirab (diarak) keliling keraton.
Itulah sekelumit gambaran kepercayaan masyarakat khususnya Jawa terhadap bulan Muharram (Suro). Mungkin masih banyak lagi tradisi yang belum terekam disini. Kelihatannya tahayul ini diwarisi dari zaman sebelumnya mulai animisme, dinamisme, hindu dan budha. Ketika Islam datang keyakinan-keyakinan tersebut masih kental menyertai perkembangannya. Bahkan terjadi sinkretisasi (pencampuran). Ini bisa dicermati pada sejarah kerajaan-kerajaan Islam di awal pertumbuhan dan perkembangan selanjutya, hingga dewasa ini ternyata masih menyisakan pengaruh tersebut.
Namun kepentingan kepada Muharram (Suro) ini tidak dimonopoli oleh suku atau bangsa tertentu. Syi’ah umpamanya, -mayoritas di Iran, meskipun di Indonesia sudah meruyak di berbagai sudut kota dan desa-, memiliki keyakinan tersendiri tentang Muharram (Suro). Terutama pada tanggal 10 Muharram, mereka mengadakan acara akbar untuk memperingati dan menuntut bela atas meninggalnya Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. Seperti dikatakan oleh Musa Al-Musawi tokoh ulama mereka : “Belum pernah terjadi sepanjang sejarah adanya revolusi suci yang dikotori kaum Syi’ah dengan dalih mencintai Husain” Perbuatan buruk itu setiap tahun masih terus dilakukan kaum Syi’ah, terutama di Iran, Pakistan, India dan Nabtiyah di Libanon. Peritiwa ini sempat menimbulkan pertikaian berdarah anyara Syi’ah dan Ahlus Sunnah di beberapa daerah di Pakistan yang menelan korban ratusan jiwa yang tidak bersalah dari kedua belah pihak. [Lihat Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI hal. 85]
Dikatakan pula : “Orang-orang Syi’ah setiap bulan Muharram memperingati gugurnya Imam Husain di Karbala tahun 61H, peringatan tersebut dilakukan dengan cara berlebih-lebihan. Dari tanggal 1 Muharram sampai 9 Muharram diadakan pawai besar-besaran di jalan-jalan menuju ke Al-Husainiyah. Peserta pawai hanya mengenakan sarung saja sedang badanya terbuka. Selama pawai mereka memukul-mukul dada dan punggungnya dengan rantai besi sehingga luka memar. Acara puncak dilakukan dengan melukai kepala terutama dahinya sehingga berlumuran darah. Darah yang mengalir ke kain putih yang dikenakan sehingga tampak sangat mencolok. Suasana seperti itu membuat mereka yang hadir merasa sedih, bahkan tidak sedikit yang menangis histeris. [Lihat Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI, hal. 51]
Mengapa mereka begitu ekstrim ? Karena ziarah ke kuburan Al-Husain merupakan amalan yang mereka anggap paling mulia. Dalam kitab mereka semisal Furu’ul Kafi oleh Al-Kulani, Man La Yahdhuruhul Faqiihu oleh Ibnu Babawih dan kitab lainnya, diriwayatkan : “… Barangsiapa mendatangi kubur Al-Husain pada hari Arafah dengan mengakui haknya maka Allah akan menulis baginya seribu kali haji mabrur, seribu kali umrah mabrur dan seribu kali peperangan bersama Nabi yang diutus dan imam yang adil”. Dalam kitab Kamiluzaroot dan Bahirul Anwar disebutkan “ Ziarah kubur Al-Husain merupakan amalan yang paling mulia”, riwayat lainnya, “Termasuk amalan yang paling mulia adalah ziarah kubur Al-Husain”. Bahkan Karbala itu lebih mulia dibanding Makkah Al-Mukaramah. Karena Al-Husain dikuburkan di disana. [Lihat Ushul Madzhab Asy-Syiah Al-Imamiyah Al-Itsna Asyriyah Dr Nashir Al-Qifari, hal. 460-464]
MUHARRAM DALAM PANDANGAN ISLAM
[1]. Muharram Adalah Bulan Yang Mulia
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
“Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” [At-Taubah : 36]
Imam Ath-Thabari berkata : “Bulan itu ada dua belas, empat diantaranya merupakan bulan haram (mulia), dimana orang-orang jahiliyah dahulu mengagungkan dan memuliakannya. Mereka mengharamkan peperangan pada bulan tersebut. Sampai seandainya ada seseorang bertemu dengan orang yang membunuh ayahnya maka dia tidak akan menyerangnya. Bulan empat itu adalah Rajab Mudhor, dan tiga bulan berurutan, yaitu Dulqqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dengan ini nyatalah khabat-khabar yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Kemudian At-Thabari meriwayatkan beberapa hadits, diantaranya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Wahai manusia, sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dan sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan haram, pertamanya adalah Rajab Mudhor, terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban, kemudian Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram”
Dan ini merupakan perkataan mayoritas ahli tafsir {Jami’ul Bayan 10/124-125]
Imam Al-Qurthubi berkata : “Pada ayat ini terdapat delapan permasalahan. Yang keempat : Bulan haram yang disebutkan dalam ayat adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab yang terletak antara Jumadal Akhir dan Sya’ban. Dinamakan Rajab Mudhor, karena Robi’ah bin Nazar, mereka mengharamkan bulan Rajab itu sendiri”. Kedelapan : “Allah menyebut secara khusus empat bulan ini dan melarang perbuatan dzolim pada bulan-bulan tersebut sebagai pemuliaan, walaupun perbuatan dzolim itu juga dilarang pada setiap waktu, seperti firman Allah.
“Artinya : Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji” [Al-Baqarah : 197]
Ini menurut mayoriyas ahli tafsir Maksudnya janganlah kalian berbuat kedholiman pada empat bulan tersebut. [Al-Jami Li Ahkamil Qur’an 4/85-87]
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata : “Empat bulan tersebut adalah Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram. Dinamakan haram karena kemuliaan yang lebih dan diharamkannya peperangan pada bulan tersebut” [Tatsiru Karimir Rohmah Fi Tafsiri Kalamil Mannan hal, 296]
Imam Al-Baghawi berkata : “Janganlah kalian berbuat dzalim pada semua bulan (dua belas bulan) tersebut dengan melakukan kemaksiatan dan melalaikan kataatan”. Ada yang berpendapat bahwa kalimat “fiihinna” maksudnya adalah empat bulan haram tersebut. Qotadah berkata : “Amalan shalih pada bulan haram pahalanya sangat agung dan perbuatan dholim di dalamnya merupakan kedholiman yang besar pula dibanding pada bulan selainnya, walaupun yang namanya kedholiman itu kapanpun merupakan dosa yang besar”. Ibnu Abbas berkata : “Janganlah kalian berbuat dholim pada diri kalian, yang dimaksud adalah menghalalkan sesuatu yang haram dan melakukan penyerangan”. Muhammad bin Ishaq bin Yasar berkata : “Janganlah kalian menghalalkan sesuatu yang haram dan mengharamkan yang halal, seperti perbuatan orang-orang musyrik yaitu mengundur-undurkan bulan haram (yaitu pada bulan Safar)’ [Ma’alimut Tanzil 4/44-45]
Imam Bukhari ketika menafsirkan ayat di atas (At-Taubah : 36) membawakan suatu hadits.
“Artinya : Dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda : “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan berurutan yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban” [Hadits Riwayat Bukhari : 4662]
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim mengatakan : “Kaum muslimin telah sepakat bahwa empat bulan haram seperti termaktub dalam hadits, tetapi mereka berselisih cara mengurutkannya. Sekelompok penduduk Kufah dan Arab mengurutkan : Muharram, Rajab, Dzulqo’dah dan Dzulhijjah, agar empat bulan tersebut terkumpul dalam satu tahun. Ulama Madinah, Basrah dan mayoritas ulama mengurutkan, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab, tiga berurutan dan satu bulan tersendiri (Rajab). Inilah pendapat yang benar sebagaimana tertera dalam hadits-hadits yang shahih,diantaranya hadits yang sedang kita perbincangkan.Oleh karenanya hal ini lebih sesuai (memudahkan) manusia untuk melakkan thawaf pada semua buan haram tersebut. [10/319-320]
Termasuk kemuliaan bulan-bulan haram adalah dilarangnya peperangan pada bulan tersebut. Hanya saja larangan ini di-mansukh (dihapus) hukumnya menurut jumhur ulama. Karena di dalam Islam peperangan itu terbagi menjadi dua, diijinkan dan dilarang. Peperangan yang dijinkan dibolehkan bila adanya sebab. Sedangkan peperangan yang haram itu dilarang kapan saja. Maka tidak ada lagi keistimewaan bagi bulan-bulan haram kecuali sebatas kemulyaan yang sudah ditentukan pada hari-hari sebelumnya yaitu terbatas pada waktu-waktu yang utama.
Imam Al-Hasan Al-Bashri mengatakan : “Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram dan menutupnya juga dengan bulan yang haram. Tidak ada bulan yang paling mulya disisi Allah setelah Ramadhan (selain bulan-bulan haram ini, -pen)”.
Pada bulan Muharram ini terdapat hari yang pada hari itu terjadi peristiwa yang besar dan pertolongan yang nyata, menangnya kebenaran mengalahkan kebathilan, dimana Allah telah menyelamatkan Musa ‘Alaihis sallam dan kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya. Hari tersebut mempunyai keutamaan yang agung dan kemuliaan yang abadi sejak dulu. Dia adalah hari kesepuluh yang dinamakan Asyura. [Durusun ‘Aamun, Abdul Malik Al-Qasim, hal.10]
[2]. Disyariatkan Puasa Asyura
Berdasarkan hadits-hadist berikut ini.
“Artinya : Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk berpuasa Asyura, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, maka bagi siapa yang ingin berpuasa puasalah, dan siapa yang tidak ingin, tidak usah berpuasa” [Hadits Riwayat Bukhari 2001]
“Artinya : Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Mereka mengatakan :”Hari ini adalah hari yang agung dimana Allah telah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan pasukan Fir’aun, lalu Musa berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur kepada Allah”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ; “Saya lebih berhak atas Musa dari pada mereka”, lalu beliau berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu” [Hadits Riwayat Bukhari 3397]
Keutamaan Puasa Asyura
“Artinya : Ibnu Abbas Radhiyalahu anhu ditanya tentang puasa Asyura, jawabnya : “Saya tidak mengetahui bahwa Rasulullah puasa pada hari yang paling dicari keutamaannya selain hari ini (Asyura) dan bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 1902, Muslim 1132]
Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu, berdasarkan hadits berikut.
“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura, jawabnya : “Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu” [Hadits Riwayat Muslim 1162, Tirmidzi 752, Abu Daud 2425, Ibnu Majah 1738, Ahmad 22031]
Asyura Adalah Hari Kesepuluh
Berdasarkan hadits berikut. : "Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu : Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa, para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara”, Maka beliau bersabda : “Tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan”. Ibnu Abbas berkata : “Tahun berikutnya belum datang Rasulullah keburu meninggal” [Hadits Riwayat Muslim 1134, Abu Daud 2445, Ahmad 2107]
Imam Nawawi berkata : “Jumhur ulama Salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari Asyura adalah hari kesepuluh. Yang berpendapat demikian diantaranya adalah Sa’id bin Musayyib, Al-Hasan Al-Bashri, Malik bin Anas, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih dan banyak lagi. Pendapat ini sesuai dengan (dzahir) teks hadits dan tuntutan lafadnya. [Syarah Shahih Muslim 9 hal. 205]
Hanya saja Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berniat untuk berpuasa hari kesembilan sebagai penyelisihan terhadap ahlul kitab, setelah dikhabarkan kepada beliau bahwa hari tersebut diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nashara. Oleh karena itu Imam Nawawi berkata : “ Asy-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berpendapat ; Disunnahkan untuk berpuasa hari kesembilan dan kesepuluh karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa hari kesepuluh serta berniat untuk puasa hari kesembilan. Ulama berkata : “Barangkali sebab puasa hari kesembilan bersama hari kesepuluh adalah agar tidak menyerupai orang-orang Yahudi jika hanya berpuasa hari kesepuluh saja. Dan dalam hadits tersebut memang terdapat indikasi ka arah itu” [Syarah Shahih Muslim 9 hal. 205]
Al-Allamah Muhammad Shidiq Hasan Khan berkata : “Mayoritas ulama menyunnahkan untuk berpuasa pada hari sebelumnya” [Sailul Jarar Juz 2 hal. 148]
Namun dalam masalah ini ulama berselisih. Selain ada yang berpendapat seperti diatas, sebagian ulama berpendapat hendaknya berpuasa satu hari sebelum dan sesudahnya berdasarkan hadits.
“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Berpuasalah hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi, (dengan) berpuasalah hari sebelumnya dan sesudahnya” [Hadits Riwayat Ahmad 2155]
Seperti dikemukakan oleh Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad 2 hal.76 dan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Baari 4 hal. 772. Hanya saja hadits tersebut di dhoifkan oleh beberapa ulama seperti Imam Syaukani dalam Nailul Author 2 hal. 552. Kata beliau : “Riwayat Ahmad ini dho’if mungkar, diriwayatkan dari jalan Dawud bin Ali dari bapaknya, dari kakeknya. Ibnu Abi Laila juga meriwayatkan dari Dawud bin Ali ini” Al-Mubarakfuri menukil perkataan Imam Syaukani ini dalam Tuhfatul Ahwadzi 3 hal. 383. Imam Al-Albani juga mendho’ifkannya dalam ta’liq Shahih Ibnu Khuzaimah yang dinukil oleh Syaikh Muhammad Musthofa Al-Adzami dalam tahqiq Shahih Ibnu Khuzaimah juz 3 hal.290. Syaikh Syu’aib dan Abdul Qadir Al-Arnauth dalam tahqiq kitab Zadul Ma’ad 2 hal. 69. Maka yang rajih adalah pendapat pertama yaitu disunnahkan untuk berpuasa satu hari sebelumnya.
Kesimpulannya bahwa bulan Muharram atau dikenal dengan Suro merupakan bulan yang mulia. Maka tidak sepantasnya apabila kaum muslimin mempunyai anggapan miring terhadapnya, dengan menjadikan sebagai bulan keramat. Sehingga menyeret mereka jatuh ke lembah kesyirikan, dengan melakukan acara-acara cerminan dari keyakinan mereka yang keliru. Akibatnya dosa yang disandang semakin banyak karena dilakukan pada bulan yang mulia.
KOREKSI TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT SEPUTAR MUHARRAM (SURO)
Telah dipaparkan diatas, keyakinan sebagian masyarakat seputar Muharram (Suro). Benarkah keyakinan seperti itu ? Jawabnya : Keyakinan di atas adalah salah. Karena mereka menyandarkan nasib mereka, bahagia dan celaka kepada masa, waktu. Padahal waktu atau masa tidak kuasa memberikan apa-apa. Jadi mereka telah jatuh ke dalam perkara yang di haramkan atau kesyirikan. Allah mengkhabarkan keyakinan orang-orang kafir dan orang-orang musyrikin.
“Artinya : Dan mereka berkata : “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan dunia saja, kita mati dan kita hidup, tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Dan sekali-kali mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga” [Al-Jatsiyah : 23]
Orang-orang kafir tersebut mengingkari adanya hari kiamat, mati hidup mereka waktulah yang menentukan. Bahagia, celaka dan perputaran hidup mati mereka berjalan seiring dengan bergesernya waktu. Tidak disadari mereka telah mencaci masa. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah Ta’ala berfirman : “Manusia menyakiti Aku, dia mencaci maki masa, padahal Aku adalah (pemilik dan pengatur masa) Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti” [Bukhari 4826, Muslim 2246]
Imam Al-Baghawi berkata : “Makna hadits : Dahulu orang-orang Arab terbiasa mencela masa apabila tertimpa musibah. Mereka mengatakan : “Makna tertimpa masa bencana”. Maka jika mereka menyandarkan musibah yang menimpa kepada masa, berarti mereka telah mencaci pengatur masa itu, yang tentunya adalah Allah. Karena pengatur urusan yang mereka lakukan itu pada hakekatnya adalah Allah. Oleh karena itu mereka dilarang mencela masa. [Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid, hal. 51]
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dalam Al-Qoulus Sadid mengatakan : “Pencelaan kepada masa ini banyak terjadi pada masa jahiliyah. Kemudian diikuti oleh orang-orang fasik, gila dan bodoh. Jika perputaran masa berlangsung tidak sesuai dengan harapan mereka mulailah mereka mencelanya, bahkan tidak jarang melaknatnya. Semua ini timbul karena tipisnya agama mereka dan karena parahnya kedunguan dan kebodohan. Dikarenakan masa itu tidak mempunyai peranan apa-apa dalam menentuka nasib. Sebaliknya, justru masa itulah yang diatur. Kejadin-kejadian yang terjadi dalam rentang waktu, merupakan pengaturan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Oleh karena itu jika masa dicerca berarti mencaci pengaturnya” [Al-Qoulus Sadid hal. 146]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata : “Mencela masa terbagi menjadi tiga macam. Yang kedua yaitu pencelaan kepada masa disertai keyakinan bahwa masa itu merupakan penentu. Masa itulah yang menentukan perkara menjadi baik atau jelek. Ini adalah syirik besar. Karena orang tadi berkeyakinan adanya pencipta selain Allah denan menyandarkan peristiwa-peristiwa kepada selainNya. Setiap orang yang berkeyakinan bahwa ada pencipta selain Allah maka dia kafir. Sama halnya dengan orang yang berkeyakinan adanya ilah selain Allah yang pantas untuk disembah, ini juga kafir. Yang ketiga ; pencelaan terhadap masa namun tidak disertai keyakinan bahwa masa itu merupakan penentu. Tetapi Allah-lah yang mengaturnya. Hanya saja dia mencelanya disebabkan pada masa itulah terjadi peristiwa yang tidak dia senangi. Pencelaan ini diharamkan, namun tidak sampai pada kesyirikan. Hal itu lantaran pencelaan kepada masa tidak terlepas dari dua kemungkinan. Jika pencelaan itu disertai keyakinan bahwa masa itu merupakan penentu maka ini syirik. Jika tidak demikian, maka pada hakekatnya pencelaan itu tertuju kepada Allah, karena Allah-lah yang mengatur masa tersebut, menjadi baik atau jelek. Maka ini diharamkan” [Al-Qoulul Mufid Ala Kitabit Tauhid, hal. 351-352]
Oleh karenanya keyakinan bahwa bulan Muharram (Suro) merupakan bulan keramat atau petaka, tidak terlepas dari dua hal bisa haram atau jatuh ke dalam kesyirikan. Belum lagi acara-acara yang menyertainya semisal nyadran ke pantai selatan, jamasan pusaka, kirab kerbau untuk dimintai berkahnya. Tidak diragukan lagi semua itu merupakan syirik besar.
Demikian pula keyakinan Syi’ah, sebagaimana telah dikemukakan diatas. Semua itu merupakan cerminan dari sikap ghuluw (berlebih-lebihan) mereka terhadap imamnya. Dan ini tidak aneh karena hal itu sudah menjadi tradisi mereka. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bersikap ghuluw kepada orang shalih, sabdanya.
“Artinya : Semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat ibadah (masjid)” [Hadits Riwayat Bukhari 435, Muslim 531]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi kabar tentang gereja yang ada di Habasyah (Ethiopia), dengan aneka ornamennya, lantas beliau bersabda.
“Artinya : Mereka itu, apabila ada orang shalih meninggal, mereka bangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah dan membuat di dalam tempat itu gambar-gambar (patung-patung). Mereka itulah makhluk yang paling jelek disisi Allah” [Hadits Riwayat Bukhari 427 Muslim 528]
Diantara perkara bathil yang terdapat pada bulan Muharram, seperti dituturkan oleh Ibnul Qayyim : “Diantara hadits-hadits yang bathil adalah hadits tentang memakai celak pada hari Asyura, berhias, banyak berinfak kepada keluarga, shalat dan amalan-amalan lainnya yang mempunyai fadhilah. Padahal tidak ada satupun hadits yang shahih berkaitan dengan amalan tadi. Hadits-hadits yang shahih hanya berkisar mengenai puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam. Selain itu semuanya bathil.
Termasuk perkara yang bathil, menjadikan Asyura sebagai hari penyiksaan dan kesedihan. Ini adalah bid’ah dan mungkar. Ibnu Rajab dalam Latha’iful Ma’arif mengatakan : “Adapun dijadikannya hari Asyura sebagai acara jamuan makan seperti dilakukan oleh Syi’ah Rafidhah, karena untuk memperingati terbunuhnya Al-Husain bin Ali, maka ini termasuk amalan orang yang amalannya sia-sia sedangkan dia menyangka telah berbuat kebaikan. Allah dan RasulNya tidak memerintahkan untuk menjadikan hari dimana para nabi tertimpa musibah dan kematiannya sebagai jamuan makan, apalagi orang selain mereka?!” [Durusun Aamun, Abdul Malik Al-Qasim hal. 11-12].
Bila pada bulan haram amalan shalih dibalas dengan berlipat demikian pula balasan bagi perbuatan maksiat, juga berlipat. Allahu a’lam
[Disalin dari Buletin Dakwah Al-Furqon Edisi 6 Th 1 Muharram 1422/Maret-April 2002. Diterbitkan Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon, Alamat Ponpes Al-Furqon Al-Islami Srowo, Sidayu Gresik]
Oleh
Ustadz Abu Nu’aim Al-Atsari
Muharram (Suro) dalam kacamata masyarakat, khususnya Jawa, merupakan bulan keramat. Sehingga mereka tidak punya keberanian untuk menyelenggarkan suatu acara terutama hajatan dan pernikahan. Bila tidak di indahkan akan menimbulkan petaka dan kesengsaraan bagi mempelai berdua dalam mengarungi bahtera kehidupan. Hal ini diakui oleh seorang tokoh keraton Solo. Bahkan katanya : “Pernah ada yang menyelenggarakan pernikahan di bulan Suro (Muharram), dan ternyata tertimpa musibah!”. Maka kita lihat, bulan ini sepi dari berbagai acara. Selain itu, untuk memperoleh kesalamatan diadakan berbagai kegiatan. Sebagian masyarakat mengadakan tirakatan pada malam satu Suro (Muharram), entah di tiap desa, atau tempat lain seperti puncak gunung. Sebagiannya lagi mengadakan sadranan, berupa pembuatan nasi tumpeng yang dihiasi aneka lauk dan kembang lalu di larung (dihanyutkan) di laut selatan disertai kepala kerbau. Mungkin supaya sang ratu pantai selatan berkenan memberikan berkahnya dan tidak mengganggu. Peristiwa seperti ini dapat disaksikan di pesisir pantai selatan seperti Tulungagung, Cilacap dan lainnya.
Acara lain yang menyertai Muharram (Suro) dan sudah menjadi tradisi adalah kirab kerbau bule yang terkenal dengan nama kyai slamet di keraton Kasunanan Solo. Peristiwa ini sangat dinantikan oleh warga Solo dan sekitarnya, bahkan yang jauhpun rela berpayah-payah. Apa tujuannya ? Tiada lain, untuk ngalap berkah dari sang kerbau, supaya rizki lancar, dagangan laris dan sebagainya. Naudzubillahi min dzalik. Padahal kerbau merupakan symbol kebodohan, sehingga muncul peribahasa Jawa untuk menggambarkannya : “bodo ela-elo koyo kebo”. Acara lainnya adalah jamasan pusaka dan kirab (diarak) keliling keraton.
Itulah sekelumit gambaran kepercayaan masyarakat khususnya Jawa terhadap bulan Muharram (Suro). Mungkin masih banyak lagi tradisi yang belum terekam disini. Kelihatannya tahayul ini diwarisi dari zaman sebelumnya mulai animisme, dinamisme, hindu dan budha. Ketika Islam datang keyakinan-keyakinan tersebut masih kental menyertai perkembangannya. Bahkan terjadi sinkretisasi (pencampuran). Ini bisa dicermati pada sejarah kerajaan-kerajaan Islam di awal pertumbuhan dan perkembangan selanjutya, hingga dewasa ini ternyata masih menyisakan pengaruh tersebut.
Namun kepentingan kepada Muharram (Suro) ini tidak dimonopoli oleh suku atau bangsa tertentu. Syi’ah umpamanya, -mayoritas di Iran, meskipun di Indonesia sudah meruyak di berbagai sudut kota dan desa-, memiliki keyakinan tersendiri tentang Muharram (Suro). Terutama pada tanggal 10 Muharram, mereka mengadakan acara akbar untuk memperingati dan menuntut bela atas meninggalnya Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. Seperti dikatakan oleh Musa Al-Musawi tokoh ulama mereka : “Belum pernah terjadi sepanjang sejarah adanya revolusi suci yang dikotori kaum Syi’ah dengan dalih mencintai Husain” Perbuatan buruk itu setiap tahun masih terus dilakukan kaum Syi’ah, terutama di Iran, Pakistan, India dan Nabtiyah di Libanon. Peritiwa ini sempat menimbulkan pertikaian berdarah anyara Syi’ah dan Ahlus Sunnah di beberapa daerah di Pakistan yang menelan korban ratusan jiwa yang tidak bersalah dari kedua belah pihak. [Lihat Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI hal. 85]
Dikatakan pula : “Orang-orang Syi’ah setiap bulan Muharram memperingati gugurnya Imam Husain di Karbala tahun 61H, peringatan tersebut dilakukan dengan cara berlebih-lebihan. Dari tanggal 1 Muharram sampai 9 Muharram diadakan pawai besar-besaran di jalan-jalan menuju ke Al-Husainiyah. Peserta pawai hanya mengenakan sarung saja sedang badanya terbuka. Selama pawai mereka memukul-mukul dada dan punggungnya dengan rantai besi sehingga luka memar. Acara puncak dilakukan dengan melukai kepala terutama dahinya sehingga berlumuran darah. Darah yang mengalir ke kain putih yang dikenakan sehingga tampak sangat mencolok. Suasana seperti itu membuat mereka yang hadir merasa sedih, bahkan tidak sedikit yang menangis histeris. [Lihat Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI, hal. 51]
Mengapa mereka begitu ekstrim ? Karena ziarah ke kuburan Al-Husain merupakan amalan yang mereka anggap paling mulia. Dalam kitab mereka semisal Furu’ul Kafi oleh Al-Kulani, Man La Yahdhuruhul Faqiihu oleh Ibnu Babawih dan kitab lainnya, diriwayatkan : “… Barangsiapa mendatangi kubur Al-Husain pada hari Arafah dengan mengakui haknya maka Allah akan menulis baginya seribu kali haji mabrur, seribu kali umrah mabrur dan seribu kali peperangan bersama Nabi yang diutus dan imam yang adil”. Dalam kitab Kamiluzaroot dan Bahirul Anwar disebutkan “ Ziarah kubur Al-Husain merupakan amalan yang paling mulia”, riwayat lainnya, “Termasuk amalan yang paling mulia adalah ziarah kubur Al-Husain”. Bahkan Karbala itu lebih mulia dibanding Makkah Al-Mukaramah. Karena Al-Husain dikuburkan di disana. [Lihat Ushul Madzhab Asy-Syiah Al-Imamiyah Al-Itsna Asyriyah Dr Nashir Al-Qifari, hal. 460-464]
MUHARRAM DALAM PANDANGAN ISLAM
[1]. Muharram Adalah Bulan Yang Mulia
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
“Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” [At-Taubah : 36]
Imam Ath-Thabari berkata : “Bulan itu ada dua belas, empat diantaranya merupakan bulan haram (mulia), dimana orang-orang jahiliyah dahulu mengagungkan dan memuliakannya. Mereka mengharamkan peperangan pada bulan tersebut. Sampai seandainya ada seseorang bertemu dengan orang yang membunuh ayahnya maka dia tidak akan menyerangnya. Bulan empat itu adalah Rajab Mudhor, dan tiga bulan berurutan, yaitu Dulqqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dengan ini nyatalah khabat-khabar yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Kemudian At-Thabari meriwayatkan beberapa hadits, diantaranya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Wahai manusia, sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dan sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan haram, pertamanya adalah Rajab Mudhor, terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban, kemudian Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram”
Dan ini merupakan perkataan mayoritas ahli tafsir {Jami’ul Bayan 10/124-125]
Imam Al-Qurthubi berkata : “Pada ayat ini terdapat delapan permasalahan. Yang keempat : Bulan haram yang disebutkan dalam ayat adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab yang terletak antara Jumadal Akhir dan Sya’ban. Dinamakan Rajab Mudhor, karena Robi’ah bin Nazar, mereka mengharamkan bulan Rajab itu sendiri”. Kedelapan : “Allah menyebut secara khusus empat bulan ini dan melarang perbuatan dzolim pada bulan-bulan tersebut sebagai pemuliaan, walaupun perbuatan dzolim itu juga dilarang pada setiap waktu, seperti firman Allah.
“Artinya : Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji” [Al-Baqarah : 197]
Ini menurut mayoriyas ahli tafsir Maksudnya janganlah kalian berbuat kedholiman pada empat bulan tersebut. [Al-Jami Li Ahkamil Qur’an 4/85-87]
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata : “Empat bulan tersebut adalah Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram. Dinamakan haram karena kemuliaan yang lebih dan diharamkannya peperangan pada bulan tersebut” [Tatsiru Karimir Rohmah Fi Tafsiri Kalamil Mannan hal, 296]
Imam Al-Baghawi berkata : “Janganlah kalian berbuat dzalim pada semua bulan (dua belas bulan) tersebut dengan melakukan kemaksiatan dan melalaikan kataatan”. Ada yang berpendapat bahwa kalimat “fiihinna” maksudnya adalah empat bulan haram tersebut. Qotadah berkata : “Amalan shalih pada bulan haram pahalanya sangat agung dan perbuatan dholim di dalamnya merupakan kedholiman yang besar pula dibanding pada bulan selainnya, walaupun yang namanya kedholiman itu kapanpun merupakan dosa yang besar”. Ibnu Abbas berkata : “Janganlah kalian berbuat dholim pada diri kalian, yang dimaksud adalah menghalalkan sesuatu yang haram dan melakukan penyerangan”. Muhammad bin Ishaq bin Yasar berkata : “Janganlah kalian menghalalkan sesuatu yang haram dan mengharamkan yang halal, seperti perbuatan orang-orang musyrik yaitu mengundur-undurkan bulan haram (yaitu pada bulan Safar)’ [Ma’alimut Tanzil 4/44-45]
Imam Bukhari ketika menafsirkan ayat di atas (At-Taubah : 36) membawakan suatu hadits.
“Artinya : Dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda : “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan berurutan yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban” [Hadits Riwayat Bukhari : 4662]
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim mengatakan : “Kaum muslimin telah sepakat bahwa empat bulan haram seperti termaktub dalam hadits, tetapi mereka berselisih cara mengurutkannya. Sekelompok penduduk Kufah dan Arab mengurutkan : Muharram, Rajab, Dzulqo’dah dan Dzulhijjah, agar empat bulan tersebut terkumpul dalam satu tahun. Ulama Madinah, Basrah dan mayoritas ulama mengurutkan, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab, tiga berurutan dan satu bulan tersendiri (Rajab). Inilah pendapat yang benar sebagaimana tertera dalam hadits-hadits yang shahih,diantaranya hadits yang sedang kita perbincangkan.Oleh karenanya hal ini lebih sesuai (memudahkan) manusia untuk melakkan thawaf pada semua buan haram tersebut. [10/319-320]
Termasuk kemuliaan bulan-bulan haram adalah dilarangnya peperangan pada bulan tersebut. Hanya saja larangan ini di-mansukh (dihapus) hukumnya menurut jumhur ulama. Karena di dalam Islam peperangan itu terbagi menjadi dua, diijinkan dan dilarang. Peperangan yang dijinkan dibolehkan bila adanya sebab. Sedangkan peperangan yang haram itu dilarang kapan saja. Maka tidak ada lagi keistimewaan bagi bulan-bulan haram kecuali sebatas kemulyaan yang sudah ditentukan pada hari-hari sebelumnya yaitu terbatas pada waktu-waktu yang utama.
Imam Al-Hasan Al-Bashri mengatakan : “Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram dan menutupnya juga dengan bulan yang haram. Tidak ada bulan yang paling mulya disisi Allah setelah Ramadhan (selain bulan-bulan haram ini, -pen)”.
Pada bulan Muharram ini terdapat hari yang pada hari itu terjadi peristiwa yang besar dan pertolongan yang nyata, menangnya kebenaran mengalahkan kebathilan, dimana Allah telah menyelamatkan Musa ‘Alaihis sallam dan kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya. Hari tersebut mempunyai keutamaan yang agung dan kemuliaan yang abadi sejak dulu. Dia adalah hari kesepuluh yang dinamakan Asyura. [Durusun ‘Aamun, Abdul Malik Al-Qasim, hal.10]
[2]. Disyariatkan Puasa Asyura
Berdasarkan hadits-hadist berikut ini.
“Artinya : Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk berpuasa Asyura, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, maka bagi siapa yang ingin berpuasa puasalah, dan siapa yang tidak ingin, tidak usah berpuasa” [Hadits Riwayat Bukhari 2001]
“Artinya : Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Mereka mengatakan :”Hari ini adalah hari yang agung dimana Allah telah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan pasukan Fir’aun, lalu Musa berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur kepada Allah”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ; “Saya lebih berhak atas Musa dari pada mereka”, lalu beliau berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu” [Hadits Riwayat Bukhari 3397]
Keutamaan Puasa Asyura
“Artinya : Ibnu Abbas Radhiyalahu anhu ditanya tentang puasa Asyura, jawabnya : “Saya tidak mengetahui bahwa Rasulullah puasa pada hari yang paling dicari keutamaannya selain hari ini (Asyura) dan bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 1902, Muslim 1132]
Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu, berdasarkan hadits berikut.
“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura, jawabnya : “Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu” [Hadits Riwayat Muslim 1162, Tirmidzi 752, Abu Daud 2425, Ibnu Majah 1738, Ahmad 22031]
Asyura Adalah Hari Kesepuluh
Berdasarkan hadits berikut. : "Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu : Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa, para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara”, Maka beliau bersabda : “Tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan”. Ibnu Abbas berkata : “Tahun berikutnya belum datang Rasulullah keburu meninggal” [Hadits Riwayat Muslim 1134, Abu Daud 2445, Ahmad 2107]
Imam Nawawi berkata : “Jumhur ulama Salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari Asyura adalah hari kesepuluh. Yang berpendapat demikian diantaranya adalah Sa’id bin Musayyib, Al-Hasan Al-Bashri, Malik bin Anas, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih dan banyak lagi. Pendapat ini sesuai dengan (dzahir) teks hadits dan tuntutan lafadnya. [Syarah Shahih Muslim 9 hal. 205]
Hanya saja Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berniat untuk berpuasa hari kesembilan sebagai penyelisihan terhadap ahlul kitab, setelah dikhabarkan kepada beliau bahwa hari tersebut diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nashara. Oleh karena itu Imam Nawawi berkata : “ Asy-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berpendapat ; Disunnahkan untuk berpuasa hari kesembilan dan kesepuluh karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa hari kesepuluh serta berniat untuk puasa hari kesembilan. Ulama berkata : “Barangkali sebab puasa hari kesembilan bersama hari kesepuluh adalah agar tidak menyerupai orang-orang Yahudi jika hanya berpuasa hari kesepuluh saja. Dan dalam hadits tersebut memang terdapat indikasi ka arah itu” [Syarah Shahih Muslim 9 hal. 205]
Al-Allamah Muhammad Shidiq Hasan Khan berkata : “Mayoritas ulama menyunnahkan untuk berpuasa pada hari sebelumnya” [Sailul Jarar Juz 2 hal. 148]
Namun dalam masalah ini ulama berselisih. Selain ada yang berpendapat seperti diatas, sebagian ulama berpendapat hendaknya berpuasa satu hari sebelum dan sesudahnya berdasarkan hadits.
“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Berpuasalah hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi, (dengan) berpuasalah hari sebelumnya dan sesudahnya” [Hadits Riwayat Ahmad 2155]
Seperti dikemukakan oleh Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad 2 hal.76 dan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Baari 4 hal. 772. Hanya saja hadits tersebut di dhoifkan oleh beberapa ulama seperti Imam Syaukani dalam Nailul Author 2 hal. 552. Kata beliau : “Riwayat Ahmad ini dho’if mungkar, diriwayatkan dari jalan Dawud bin Ali dari bapaknya, dari kakeknya. Ibnu Abi Laila juga meriwayatkan dari Dawud bin Ali ini” Al-Mubarakfuri menukil perkataan Imam Syaukani ini dalam Tuhfatul Ahwadzi 3 hal. 383. Imam Al-Albani juga mendho’ifkannya dalam ta’liq Shahih Ibnu Khuzaimah yang dinukil oleh Syaikh Muhammad Musthofa Al-Adzami dalam tahqiq Shahih Ibnu Khuzaimah juz 3 hal.290. Syaikh Syu’aib dan Abdul Qadir Al-Arnauth dalam tahqiq kitab Zadul Ma’ad 2 hal. 69. Maka yang rajih adalah pendapat pertama yaitu disunnahkan untuk berpuasa satu hari sebelumnya.
Kesimpulannya bahwa bulan Muharram atau dikenal dengan Suro merupakan bulan yang mulia. Maka tidak sepantasnya apabila kaum muslimin mempunyai anggapan miring terhadapnya, dengan menjadikan sebagai bulan keramat. Sehingga menyeret mereka jatuh ke lembah kesyirikan, dengan melakukan acara-acara cerminan dari keyakinan mereka yang keliru. Akibatnya dosa yang disandang semakin banyak karena dilakukan pada bulan yang mulia.
KOREKSI TERHADAP KEPERCAYAAN MASYARAKAT SEPUTAR MUHARRAM (SURO)
Telah dipaparkan diatas, keyakinan sebagian masyarakat seputar Muharram (Suro). Benarkah keyakinan seperti itu ? Jawabnya : Keyakinan di atas adalah salah. Karena mereka menyandarkan nasib mereka, bahagia dan celaka kepada masa, waktu. Padahal waktu atau masa tidak kuasa memberikan apa-apa. Jadi mereka telah jatuh ke dalam perkara yang di haramkan atau kesyirikan. Allah mengkhabarkan keyakinan orang-orang kafir dan orang-orang musyrikin.
“Artinya : Dan mereka berkata : “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan dunia saja, kita mati dan kita hidup, tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Dan sekali-kali mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga” [Al-Jatsiyah : 23]
Orang-orang kafir tersebut mengingkari adanya hari kiamat, mati hidup mereka waktulah yang menentukan. Bahagia, celaka dan perputaran hidup mati mereka berjalan seiring dengan bergesernya waktu. Tidak disadari mereka telah mencaci masa. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Allah Ta’ala berfirman : “Manusia menyakiti Aku, dia mencaci maki masa, padahal Aku adalah (pemilik dan pengatur masa) Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti” [Bukhari 4826, Muslim 2246]
Imam Al-Baghawi berkata : “Makna hadits : Dahulu orang-orang Arab terbiasa mencela masa apabila tertimpa musibah. Mereka mengatakan : “Makna tertimpa masa bencana”. Maka jika mereka menyandarkan musibah yang menimpa kepada masa, berarti mereka telah mencaci pengatur masa itu, yang tentunya adalah Allah. Karena pengatur urusan yang mereka lakukan itu pada hakekatnya adalah Allah. Oleh karena itu mereka dilarang mencela masa. [Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid, hal. 51]
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dalam Al-Qoulus Sadid mengatakan : “Pencelaan kepada masa ini banyak terjadi pada masa jahiliyah. Kemudian diikuti oleh orang-orang fasik, gila dan bodoh. Jika perputaran masa berlangsung tidak sesuai dengan harapan mereka mulailah mereka mencelanya, bahkan tidak jarang melaknatnya. Semua ini timbul karena tipisnya agama mereka dan karena parahnya kedunguan dan kebodohan. Dikarenakan masa itu tidak mempunyai peranan apa-apa dalam menentuka nasib. Sebaliknya, justru masa itulah yang diatur. Kejadin-kejadian yang terjadi dalam rentang waktu, merupakan pengaturan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Oleh karena itu jika masa dicerca berarti mencaci pengaturnya” [Al-Qoulus Sadid hal. 146]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata : “Mencela masa terbagi menjadi tiga macam. Yang kedua yaitu pencelaan kepada masa disertai keyakinan bahwa masa itu merupakan penentu. Masa itulah yang menentukan perkara menjadi baik atau jelek. Ini adalah syirik besar. Karena orang tadi berkeyakinan adanya pencipta selain Allah denan menyandarkan peristiwa-peristiwa kepada selainNya. Setiap orang yang berkeyakinan bahwa ada pencipta selain Allah maka dia kafir. Sama halnya dengan orang yang berkeyakinan adanya ilah selain Allah yang pantas untuk disembah, ini juga kafir. Yang ketiga ; pencelaan terhadap masa namun tidak disertai keyakinan bahwa masa itu merupakan penentu. Tetapi Allah-lah yang mengaturnya. Hanya saja dia mencelanya disebabkan pada masa itulah terjadi peristiwa yang tidak dia senangi. Pencelaan ini diharamkan, namun tidak sampai pada kesyirikan. Hal itu lantaran pencelaan kepada masa tidak terlepas dari dua kemungkinan. Jika pencelaan itu disertai keyakinan bahwa masa itu merupakan penentu maka ini syirik. Jika tidak demikian, maka pada hakekatnya pencelaan itu tertuju kepada Allah, karena Allah-lah yang mengatur masa tersebut, menjadi baik atau jelek. Maka ini diharamkan” [Al-Qoulul Mufid Ala Kitabit Tauhid, hal. 351-352]
Oleh karenanya keyakinan bahwa bulan Muharram (Suro) merupakan bulan keramat atau petaka, tidak terlepas dari dua hal bisa haram atau jatuh ke dalam kesyirikan. Belum lagi acara-acara yang menyertainya semisal nyadran ke pantai selatan, jamasan pusaka, kirab kerbau untuk dimintai berkahnya. Tidak diragukan lagi semua itu merupakan syirik besar.
Demikian pula keyakinan Syi’ah, sebagaimana telah dikemukakan diatas. Semua itu merupakan cerminan dari sikap ghuluw (berlebih-lebihan) mereka terhadap imamnya. Dan ini tidak aneh karena hal itu sudah menjadi tradisi mereka. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bersikap ghuluw kepada orang shalih, sabdanya.
“Artinya : Semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat ibadah (masjid)” [Hadits Riwayat Bukhari 435, Muslim 531]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi kabar tentang gereja yang ada di Habasyah (Ethiopia), dengan aneka ornamennya, lantas beliau bersabda.
“Artinya : Mereka itu, apabila ada orang shalih meninggal, mereka bangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah dan membuat di dalam tempat itu gambar-gambar (patung-patung). Mereka itulah makhluk yang paling jelek disisi Allah” [Hadits Riwayat Bukhari 427 Muslim 528]
Diantara perkara bathil yang terdapat pada bulan Muharram, seperti dituturkan oleh Ibnul Qayyim : “Diantara hadits-hadits yang bathil adalah hadits tentang memakai celak pada hari Asyura, berhias, banyak berinfak kepada keluarga, shalat dan amalan-amalan lainnya yang mempunyai fadhilah. Padahal tidak ada satupun hadits yang shahih berkaitan dengan amalan tadi. Hadits-hadits yang shahih hanya berkisar mengenai puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam. Selain itu semuanya bathil.
Termasuk perkara yang bathil, menjadikan Asyura sebagai hari penyiksaan dan kesedihan. Ini adalah bid’ah dan mungkar. Ibnu Rajab dalam Latha’iful Ma’arif mengatakan : “Adapun dijadikannya hari Asyura sebagai acara jamuan makan seperti dilakukan oleh Syi’ah Rafidhah, karena untuk memperingati terbunuhnya Al-Husain bin Ali, maka ini termasuk amalan orang yang amalannya sia-sia sedangkan dia menyangka telah berbuat kebaikan. Allah dan RasulNya tidak memerintahkan untuk menjadikan hari dimana para nabi tertimpa musibah dan kematiannya sebagai jamuan makan, apalagi orang selain mereka?!” [Durusun Aamun, Abdul Malik Al-Qasim hal. 11-12].
Bila pada bulan haram amalan shalih dibalas dengan berlipat demikian pula balasan bagi perbuatan maksiat, juga berlipat. Allahu a’lam
[Disalin dari Buletin Dakwah Al-Furqon Edisi 6 Th 1 Muharram 1422/Maret-April 2002. Diterbitkan Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon, Alamat Ponpes Al-Furqon Al-Islami Srowo, Sidayu Gresik]
Senin, 15 November 2010
kata mutiara islami
KATA MUTIARA ISLAM
Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan
berjihadlah di jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan
berzikirlah kepada Allah serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu
di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidah kecuali untuk
segala hal yan...g baik. Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR. Ath-Thabrani)
Agama ini kokoh dan kuat. Masukilah dengan lunak dan jangan sampai timbul dalam
dirimu kejenuhan beribadah kepada Robbmu. (HR. Al-Baihaqi)
Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai.
Aku memohon ampun kepada-Mu atas
pelanggaranku meninggalkan ibadah fardhu yg diwajibkan kepadaku dalam
sehari semalam, baik yg aku sengaja/tidak, yg lupa/mengabaikannya, dan aku dituntut karenanya dari setiap sunah nabi Muhammad...
Saw yg aku tinggalkan karena khilaf & menggampangkannya,
sedikit/banyak & aku mengulanginya.
Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat
menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki
baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim Top of Form,
Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis
pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud) Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan
dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka
tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Wajib Haji dan Keutamaannya, dan Firman Allah, "Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."(Ali Imran: 9)Aku memohon ampun kepada-Mu atas penghianatanku
terhadap janji-Mu padaku, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas pelanggaran
terhadap sesuatu yang terlarang. Aku memohon ampun kepada-Mu atas segala nikmat
pemberian-Mu kepadaku, kemudian aku menyalah gunakannya pada perbuatan durhak.
Aku memohon ampun kepada-Mu atas segala dosa... yang tiada pengampunannya kecuali
Engkau “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selagi matahari
masih terbit. Mendamaikan dua orang adalah sedekah, menolong
orang hingga ia dapat naik kendaraan merupakan sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap
langkah kaki yang engkau ayunkan menuju ke masjid adalah sedekah dan
menyingkirkan ran...ting, paku, dari jalan juga merupakan sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada tiga perkara yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu (i) Seorang
penguasa bila kamu berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu
berbuat kesalahan dia tidak mengampuni; (2) Tetangga, bila melihat kebaikanmu
dia diam saja tapi bila melihat keburukanmu dia
sebarluaskan; (3) Isteri bila berkum...pul dia mengganggumu dan bila kamu pergi dia akan mengkhianatimu. (HR. Ath-Thabrani ) Para ulama fiqih adalah pelaksana amanat para rasul selama mereka tidak memasuki (bidang) dunia. Mendengar sabda tersebut, para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa arti memasuki (bidang) dunia?" Beliau menjawab, "Mengekor kepada penguasa dan kalau mereka melakukan seperti itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas ke...selamatan agamamu. (HR. Ath-Thabrani)
Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan
berjihadlah di jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan
berzikirlah kepada Allah serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu
di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidah kecuali untuk
segala hal yan...g baik. Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR.
Ath-Thabrani)
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Mu’adz bin
Jabal rodhiallohu ‘anhu, bahwa Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Alloh di mana pun kamu berada, iringilah
kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah
semua manusia dengan budi... pekerti yang baik.” (HR Tirmidzi. )
Dari Ibnu Abbas rodhiallohu ‘anhu bahwa
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika semua orang dibiarkan
menuduh semaunya, niscaya akan ada banyak orang yang menuduh harta suatu kaum
dan darahnya. Oleh karenanya, haruslah seseorang yang menuduh itu menunjukkan
bukti-buktinya dan yang menolak wajib untuk be...rsumpah.” (Hadits hasan
diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan yang lainnya, )
Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai. Ya Allah Yang Maha Pengasih & Penyayang. Engkau yang mengasihi segala sesuatu untuk kami tapi kami seringkali tak bersyukur kepadaMu, Engkau yang Maha Penyayang kepada kami tapi kami seringkali mengecewakanMu. Maafkan kami Ya... Allah dari segala kesalahan, kekhilafan dan kealfaan kami dlm kewajiban kami kepadaMU.
Seorang sahabat berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam
sudah banyak bagiku. Beritahu aku sesuatu yang dapat aku menjadikannya
pegangan." Nabi Saw berkata, "Biasakanlah lidahmu selalu bergerak
menyebut-nyebut Allah (zikrullah)." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di
atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah
untukmu. (HR. Muslim ) Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai.Ya Allah Ampunilah dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa anak-anak kami , jadikanlah anak-anak kami yang berperilaku sholeh dan sholeha yang dapat menjaga kehormatan keluarga dan kelak dapat kami harapkan do'a dari mereka karen...a dari do'a merekalah kami Insya Allah dapat terhindar dari siksaanMu. Amin
Sesungguhnya malaikat Jibril membisikkan dalam benakku bahwa jiwa
tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah
kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya
rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada
Allah karena apa... yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan
kepada-Nya.(HR. Abu Zar dan Al Hakim)
Nu'aim al-Mujmir r.a. berkata, "Saya naik bersama Abu Hurairah ke atas masjid.
Ia berwudhu lalu berkata, 'Sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi bersabda,
'Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih
cemerlang dari bekas wudhu. Barangsiapa yang mampu untuk memperlebar putihnya,
maka ke...rjakanlah hal itu.
Maukah aku beritahu apa yang dapat menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?"
Para sahabat menjawab: "Baik ya Rasulullah." Beliau berkata, "Berwudhu dengan
baik, menghilangkan kotoran-kotoran, banyak langkah diayunkan menuju mesjid, dan
menunggu shalat (Isya) sesudah shalat (Maghrib). Itulah kewaspadaan
(kesiagaan)."... (HR. Muslim Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik
itu?" Nabi Saw menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia
bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Saw
menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (HR.
Ath-...Thabrani dan Abu Na'im)
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari
Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.( Al Jumu'ah : 9 )
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan
hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah
yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah
adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (HR. Muslim)
Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia
telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, "Apakah penebusannya, ya
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah: "Ya Allah, tiada kebaikan kecuali
kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah
(tuhan .../ yang disembah) kecuali Engkau." (HR. Ahmad)
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan
berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat
kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu
bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan
perbanyaklah do...a. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul."
(HR. Ath-Thabrani)
Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai
dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi
(teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya
pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu
(menolo...ngmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)
Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang
bertanya,"Hai Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang
yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan mungkar?" Orang tersebut
menjawab,"Ya benar, dahulu aku menyuruh berbuat ma'ruf, sedang aku sendiri
tidak melakukanny...a. Aku mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri
melakukannya." (HR. Muslim)
Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, "Hai Muhammad, hiduplah
sesukamu namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan
diganjar, dan cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah
dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan
keho...rmatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang lain." (HR.
Ath-Thabrani)
Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai.Ya Allah ampunilah dosa kami yg pernah kami lakukan, Ya Allah kami mencintaiMU, Orang Tua Kami, Istri/Suami & Anak2 kami, Sayangilah dan Peliharalah mereka agar kami menjadi Ummat Nabi Muhammad yang berahklak mulai & penyayang sesama UmmatMU. Amin
Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka
dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)
Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh.
Mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka
bersabarlah (yakni sabar menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka).
Ketahuilah, surga terletak di bawah bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari)
Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam
hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya,
sesungguhnya Al Qur'an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air
menumbuhkan rerumputan. (HR. Ad-Dailami)
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.(Al Baqorah-190) Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yg membunuh dan yg
terbunuh keduanya masuk neraka. (HR. Bukhari)
Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Dengan keperkasaan dan
keagunganKu, Aku akan membalas orang zalim dengan segera atau dalam waktu yang
akan datang. Aku akan membalas terhadap orang yang melihat seorang yang dizalimi
sedang dia mampu menolongnya tetapi tidak menolongnya." (HR. Ahmad)
Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yg
bernama Rayyan.Orang-orang yg berpuasa akan masuk lewat pintu itu pd hari
kiamat.Tdk ada orang selain mereka yg masuk bersama mereka.Ditanyakan:Di
mana orang-orang yg puasa?Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan
ketika orang yg terakhir dari mereka sudah masuk,m...aka pintu itu ditutup
kembali dan tdk ada orang yg akan masuk lewat pintu itu.(Muslim
No.1947)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang
dari kalian bangun dalam keadaan berpuasa, maka janganlah ia berbicara jorok dan
kotor, maka jika seseorang dicaci atau diperangi, maka hendaklah ia berkata: Aku
sedang berpuasa, aku sedang berpuasa. (Shahih Muslim No.1941)
Makanlah waktu sahur. Sesungguhnya makan waktu sahur menyebabkan berkah. (HR.
Mutafaq'alaih)
Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh
pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi
sedikitpun. (HR. Tirmidzi)
YaRohman Ya Rohim. Engkau yang maha pengasih dan maha penyayang.Ya Allah
kasihilah dan sayangilah kedua orang tua kami baik yang masih ada di
dunia maupun yang telah tiada, sebagaimana kedua orang tua kami
mengasih, menyayangi dan melindungi kami dikala masih kecil, Ibu Bapak
...kami tak dapat mencium tangan mu karena jarak dan kesibukan kami hanya do'a yang kupanjatkan untukmu, semoga Allah mengabulkan do'a kami. Allah 'Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam
harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala
(keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru
dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)
Marhaban Ya Ramadhan selamat menjalankan Ibadah Puasa 1431 H, mari di bulan yang penuh Rahmat dan Barokah ini kita bertasbiqul khoirat dalam kebaikan agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Assalammualaikum wr.wb. Agar kita sebagai Ummat Nabi Muhammad SAW. dpt menjalankan ibadah puasa dengan hati yg tenang,khusuk, dan bersih kami dari KMI mohon maaf lahir batin apabila ada kesalahan baik di sengaja maupun tdk disengaja. Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1431 H yg Insyah Allah bertepatan tgl 11 Agu...st 2010.Semoga kita semua dapat menjalankan Ibadah Puasa tahun ini lebih baik dari tahun sesudahnya.
Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan
berjihadlah di jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan
berzikirlah kepada Allah serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu
di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidah kecuali untuk
segala hal yan...g baik. Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR. Ath-Thabrani)
Agama ini kokoh dan kuat. Masukilah dengan lunak dan jangan sampai timbul dalam
dirimu kejenuhan beribadah kepada Robbmu. (HR. Al-Baihaqi)
Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai.
Aku memohon ampun kepada-Mu atas
pelanggaranku meninggalkan ibadah fardhu yg diwajibkan kepadaku dalam
sehari semalam, baik yg aku sengaja/tidak, yg lupa/mengabaikannya, dan aku dituntut karenanya dari setiap sunah nabi Muhammad...
Saw yg aku tinggalkan karena khilaf & menggampangkannya,
sedikit/banyak & aku mengulanginya.
Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat
menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki
baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim Top of Form,
Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis
pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud) Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan
dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka
tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Wajib Haji dan Keutamaannya, dan Firman Allah, "Mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."(Ali Imran: 9)Aku memohon ampun kepada-Mu atas penghianatanku
terhadap janji-Mu padaku, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas pelanggaran
terhadap sesuatu yang terlarang. Aku memohon ampun kepada-Mu atas segala nikmat
pemberian-Mu kepadaku, kemudian aku menyalah gunakannya pada perbuatan durhak.
Aku memohon ampun kepada-Mu atas segala dosa... yang tiada pengampunannya kecuali
Engkau “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selagi matahari
masih terbit. Mendamaikan dua orang adalah sedekah, menolong
orang hingga ia dapat naik kendaraan merupakan sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap
langkah kaki yang engkau ayunkan menuju ke masjid adalah sedekah dan
menyingkirkan ran...ting, paku, dari jalan juga merupakan sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada tiga perkara yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu (i) Seorang
penguasa bila kamu berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu
berbuat kesalahan dia tidak mengampuni; (2) Tetangga, bila melihat kebaikanmu
dia diam saja tapi bila melihat keburukanmu dia
sebarluaskan; (3) Isteri bila berkum...pul dia mengganggumu dan bila kamu pergi dia akan mengkhianatimu. (HR. Ath-Thabrani ) Para ulama fiqih adalah pelaksana amanat para rasul selama mereka tidak memasuki (bidang) dunia. Mendengar sabda tersebut, para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa arti memasuki (bidang) dunia?" Beliau menjawab, "Mengekor kepada penguasa dan kalau mereka melakukan seperti itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas ke...selamatan agamamu. (HR. Ath-Thabrani)
Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan
berjihadlah di jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan
berzikirlah kepada Allah serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu
di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidah kecuali untuk
segala hal yan...g baik. Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR.
Ath-Thabrani)
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Mu’adz bin
Jabal rodhiallohu ‘anhu, bahwa Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Alloh di mana pun kamu berada, iringilah
kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah
semua manusia dengan budi... pekerti yang baik.” (HR Tirmidzi. )
Dari Ibnu Abbas rodhiallohu ‘anhu bahwa
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika semua orang dibiarkan
menuduh semaunya, niscaya akan ada banyak orang yang menuduh harta suatu kaum
dan darahnya. Oleh karenanya, haruslah seseorang yang menuduh itu menunjukkan
bukti-buktinya dan yang menolak wajib untuk be...rsumpah.” (Hadits hasan
diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan yang lainnya, )
Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai. Ya Allah Yang Maha Pengasih & Penyayang. Engkau yang mengasihi segala sesuatu untuk kami tapi kami seringkali tak bersyukur kepadaMu, Engkau yang Maha Penyayang kepada kami tapi kami seringkali mengecewakanMu. Maafkan kami Ya... Allah dari segala kesalahan, kekhilafan dan kealfaan kami dlm kewajiban kami kepadaMU.
Seorang sahabat berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam
sudah banyak bagiku. Beritahu aku sesuatu yang dapat aku menjadikannya
pegangan." Nabi Saw berkata, "Biasakanlah lidahmu selalu bergerak
menyebut-nyebut Allah (zikrullah)." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di
atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah
untukmu. (HR. Muslim ) Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai.Ya Allah Ampunilah dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa anak-anak kami , jadikanlah anak-anak kami yang berperilaku sholeh dan sholeha yang dapat menjaga kehormatan keluarga dan kelak dapat kami harapkan do'a dari mereka karen...a dari do'a merekalah kami Insya Allah dapat terhindar dari siksaanMu. Amin
Sesungguhnya malaikat Jibril membisikkan dalam benakku bahwa jiwa
tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah
kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya
rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada
Allah karena apa... yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan
kepada-Nya.(HR. Abu Zar dan Al Hakim)
Nu'aim al-Mujmir r.a. berkata, "Saya naik bersama Abu Hurairah ke atas masjid.
Ia berwudhu lalu berkata, 'Sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi bersabda,
'Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih
cemerlang dari bekas wudhu. Barangsiapa yang mampu untuk memperlebar putihnya,
maka ke...rjakanlah hal itu.
Maukah aku beritahu apa yang dapat menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?"
Para sahabat menjawab: "Baik ya Rasulullah." Beliau berkata, "Berwudhu dengan
baik, menghilangkan kotoran-kotoran, banyak langkah diayunkan menuju mesjid, dan
menunggu shalat (Isya) sesudah shalat (Maghrib). Itulah kewaspadaan
(kesiagaan)."... (HR. Muslim Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik
itu?" Nabi Saw menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia
bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Saw
menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (HR.
Ath-...Thabrani dan Abu Na'im)
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari
Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.( Al Jumu'ah : 9 )
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan
hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah
yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah
adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (HR. Muslim)
Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia
telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, "Apakah penebusannya, ya
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah: "Ya Allah, tiada kebaikan kecuali
kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah
(tuhan .../ yang disembah) kecuali Engkau." (HR. Ahmad)
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan
berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat
kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu
bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan
perbanyaklah do...a. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul."
(HR. Ath-Thabrani)
Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai
dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi
(teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya
pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu
(menolo...ngmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)
Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang
bertanya,"Hai Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang
yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan mungkar?" Orang tersebut
menjawab,"Ya benar, dahulu aku menyuruh berbuat ma'ruf, sedang aku sendiri
tidak melakukanny...a. Aku mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri
melakukannya." (HR. Muslim)
Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, "Hai Muhammad, hiduplah
sesukamu namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan
diganjar, dan cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah
dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan
keho...rmatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang lain." (HR.
Ath-Thabrani)
Astagfirullahal'azhiim Alladzii laa ilaaha illaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilai.Ya Allah ampunilah dosa kami yg pernah kami lakukan, Ya Allah kami mencintaiMU, Orang Tua Kami, Istri/Suami & Anak2 kami, Sayangilah dan Peliharalah mereka agar kami menjadi Ummat Nabi Muhammad yang berahklak mulai & penyayang sesama UmmatMU. Amin
Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka
dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)
Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh.
Mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka
bersabarlah (yakni sabar menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka).
Ketahuilah, surga terletak di bawah bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari)
Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam
hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya,
sesungguhnya Al Qur'an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air
menumbuhkan rerumputan. (HR. Ad-Dailami)
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.(Al Baqorah-190) Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yg membunuh dan yg
terbunuh keduanya masuk neraka. (HR. Bukhari)
Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Dengan keperkasaan dan
keagunganKu, Aku akan membalas orang zalim dengan segera atau dalam waktu yang
akan datang. Aku akan membalas terhadap orang yang melihat seorang yang dizalimi
sedang dia mampu menolongnya tetapi tidak menolongnya." (HR. Ahmad)
Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yg
bernama Rayyan.Orang-orang yg berpuasa akan masuk lewat pintu itu pd hari
kiamat.Tdk ada orang selain mereka yg masuk bersama mereka.Ditanyakan:Di
mana orang-orang yg puasa?Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan
ketika orang yg terakhir dari mereka sudah masuk,m...aka pintu itu ditutup
kembali dan tdk ada orang yg akan masuk lewat pintu itu.(Muslim
No.1947)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang
dari kalian bangun dalam keadaan berpuasa, maka janganlah ia berbicara jorok dan
kotor, maka jika seseorang dicaci atau diperangi, maka hendaklah ia berkata: Aku
sedang berpuasa, aku sedang berpuasa. (Shahih Muslim No.1941)
Makanlah waktu sahur. Sesungguhnya makan waktu sahur menyebabkan berkah. (HR.
Mutafaq'alaih)
Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh
pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi
sedikitpun. (HR. Tirmidzi)
YaRohman Ya Rohim. Engkau yang maha pengasih dan maha penyayang.Ya Allah
kasihilah dan sayangilah kedua orang tua kami baik yang masih ada di
dunia maupun yang telah tiada, sebagaimana kedua orang tua kami
mengasih, menyayangi dan melindungi kami dikala masih kecil, Ibu Bapak
...kami tak dapat mencium tangan mu karena jarak dan kesibukan kami hanya do'a yang kupanjatkan untukmu, semoga Allah mengabulkan do'a kami. Allah 'Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam
harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala
(keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru
dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)
Marhaban Ya Ramadhan selamat menjalankan Ibadah Puasa 1431 H, mari di bulan yang penuh Rahmat dan Barokah ini kita bertasbiqul khoirat dalam kebaikan agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Assalammualaikum wr.wb. Agar kita sebagai Ummat Nabi Muhammad SAW. dpt menjalankan ibadah puasa dengan hati yg tenang,khusuk, dan bersih kami dari KMI mohon maaf lahir batin apabila ada kesalahan baik di sengaja maupun tdk disengaja. Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1431 H yg Insyah Allah bertepatan tgl 11 Agu...st 2010.Semoga kita semua dapat menjalankan Ibadah Puasa tahun ini lebih baik dari tahun sesudahnya.
Selasa, 09 November 2010
keajaiban al quran
Kejaiban Al-Qur’an( pemisahan langit dan bumi )
Februari 4, 2009 oleh Ahmad Riadi
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al Qur’an, 21:30)
Kata “ratq” yang di sini diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa”, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq”. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya lalu terpisah (“fataqa”) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk “fataqa” (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.
Garis Edar
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur’an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (Al Qur’an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah “berenang” sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur’an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa “dipenuhi lintasan dan garis edar” sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur’an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur’an adalah firman Allah.
Februari 4, 2009 oleh Ahmad Riadi
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al Qur’an, 21:30)
Kata “ratq” yang di sini diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa”, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq”. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya lalu terpisah (“fataqa”) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk “fataqa” (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.
Garis Edar
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur’an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (Al Qur’an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah “berenang” sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur’an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa “dipenuhi lintasan dan garis edar” sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur’an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur’an adalah firman Allah.
terkuak sebuah rahasia laqur'an
kebenaran al-qur'an ~~sungai dasar laut~~
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”
Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.mbah yayin dari sebuah sumber al lukman
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”
Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.mbah yayin dari sebuah sumber al lukman
Senin, 08 November 2010
agama islam melihat gejala alam
Menurut ajaran agama Islam, selain Allah SWT semuanya adalah “makhluk”. Hanya Allah SWT yang ‘Khalik”.
Makhluk itu terdiri atas :
1. Malaikat.
2. Syaitan/Jin/lblis.
3. Manusia.
4. Binatang.
5. Alam.
Diantara makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT itu manusia merupakan makhluk yang terbaik. Manusia terdiri atas jasad, roh, akal dan nafsu. Malaikat tidak berjasad dan tidak bernafsu (kurang dari manusia). Syaitan tidak berjasad dan tidak berakal (kurang dari manusia). Binatang tidak berakal (kurang dari manusia). Alam hanya berjasad saja (sangat kurang dari manusia).
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Lebih baik dari malaikat, dari syaitan, dari binatang dan dari alam). (Surat 95/At-Tiin, ayat 4).
Dengan demikian pandangan manusia terhadap alam adalah melihatnya kebawah, karena alam diciptakan jauh dari kesempurnaan manusia. Terhadap malaikat dan syaitan manusia melihatnya sebagai sesama makhluk Allah SWT dengan posisi untuk bersahabat dengan malaikat, karena malaikat diciptakan untuk membantu manusia. Sedangkan terhadap syaitan manusia setiap saat adalah berperang dengannya, karena syaitan memusuhi manusia dan kerjanya berusaha untuk menggelincirkan manusia dari jalan Allah SWT.
Firman Allah SWT : “…..Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu Dan hendaklah kamu menyembahKu. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar diantaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?“. (Surat 36 /Yaasiin.ayat 60-62).
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman tentang manusia : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan“. (Surat 17/AI Israa’, ayat70).
Adapun bumi dan langit diciptakan Allah untuk manusia. Firman-Nya : “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan-mu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam” (Surat 40/AI Mu’min,ayat64).
Kehidupan manusia dan juga peredaran alam di atur Allah SWT dalam tata kehidupan tertentu, yang dinamakan “sunnatullah“. Misalnya bagi manusia, ada saat riang, ada saat bersedih. Ketika saat riang adalah ketika bergembira disaat mendapat nikmat.
Sedangkan saat bersedih adalab disaat tertimpa musibah. Hidup manusia, tak bisa terhindarkan dari musibah yang satu ke musibah yang lain, namun juga dipenuhi oleh berbagai kenikmatan, dari kenikmatan yang satu pada kenikmatan yang lain. Hal itu diumpamakan dengan indahnya di dalam Al Qur’an seperti pergantian siang dengan malam, dan pergantian malam dengan siang.
Salah satu bentuk musibah itu adalah bencana alam. Karena bencana alam itu adalah salah satu sunnatullah, tentulah tak dapat dicegah dan dihindarkan. Manusia berdaya upaya untuk meringankan akibatnya Dan dalam berdaya upaya itu tidak boleh berburuk sangka terhadap Allah SWT.
Namun demikian, manusia tidak boleh takut kepada alam. Tidak boleh memberi sesaji kepada alam. Karena sesaji itu membuat alam lebih mulia dari manusia. Padahal yang benar adalah sebaliknya.
Sumber : Buletin dakwah Al-Huda, No. 1150 tahun ke-23 - 19 Desember 2008
Makhluk itu terdiri atas :
1. Malaikat.
2. Syaitan/Jin/lblis.
3. Manusia.
4. Binatang.
5. Alam.
Diantara makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT itu manusia merupakan makhluk yang terbaik. Manusia terdiri atas jasad, roh, akal dan nafsu. Malaikat tidak berjasad dan tidak bernafsu (kurang dari manusia). Syaitan tidak berjasad dan tidak berakal (kurang dari manusia). Binatang tidak berakal (kurang dari manusia). Alam hanya berjasad saja (sangat kurang dari manusia).
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Lebih baik dari malaikat, dari syaitan, dari binatang dan dari alam). (Surat 95/At-Tiin, ayat 4).
Dengan demikian pandangan manusia terhadap alam adalah melihatnya kebawah, karena alam diciptakan jauh dari kesempurnaan manusia. Terhadap malaikat dan syaitan manusia melihatnya sebagai sesama makhluk Allah SWT dengan posisi untuk bersahabat dengan malaikat, karena malaikat diciptakan untuk membantu manusia. Sedangkan terhadap syaitan manusia setiap saat adalah berperang dengannya, karena syaitan memusuhi manusia dan kerjanya berusaha untuk menggelincirkan manusia dari jalan Allah SWT.
Firman Allah SWT : “…..Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu Dan hendaklah kamu menyembahKu. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar diantaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?“. (Surat 36 /Yaasiin.ayat 60-62).
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman tentang manusia : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan“. (Surat 17/AI Israa’, ayat70).
Adapun bumi dan langit diciptakan Allah untuk manusia. Firman-Nya : “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan-mu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam” (Surat 40/AI Mu’min,ayat64).
Kehidupan manusia dan juga peredaran alam di atur Allah SWT dalam tata kehidupan tertentu, yang dinamakan “sunnatullah“. Misalnya bagi manusia, ada saat riang, ada saat bersedih. Ketika saat riang adalah ketika bergembira disaat mendapat nikmat.
Sedangkan saat bersedih adalab disaat tertimpa musibah. Hidup manusia, tak bisa terhindarkan dari musibah yang satu ke musibah yang lain, namun juga dipenuhi oleh berbagai kenikmatan, dari kenikmatan yang satu pada kenikmatan yang lain. Hal itu diumpamakan dengan indahnya di dalam Al Qur’an seperti pergantian siang dengan malam, dan pergantian malam dengan siang.
Salah satu bentuk musibah itu adalah bencana alam. Karena bencana alam itu adalah salah satu sunnatullah, tentulah tak dapat dicegah dan dihindarkan. Manusia berdaya upaya untuk meringankan akibatnya Dan dalam berdaya upaya itu tidak boleh berburuk sangka terhadap Allah SWT.
Namun demikian, manusia tidak boleh takut kepada alam. Tidak boleh memberi sesaji kepada alam. Karena sesaji itu membuat alam lebih mulia dari manusia. Padahal yang benar adalah sebaliknya.
Sumber : Buletin dakwah Al-Huda, No. 1150 tahun ke-23 - 19 Desember 2008
Kamis, 21 Oktober 2010
membangun kepasrahan
Kepasrahan Jiwa
Riwayat dari Irman bin Hashin,bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :
“Dari ummatku bakal masuk syurga tujuh puluh ribu orang tanpa hisab.” Mereka bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW bersabda, “Mereka itu adalah orang yang tidak pernah melakukan ruqyah, tidak pernah meramal, tidak pernah berbekam, dan mereka senantiasa tawakal kepada Allah.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW memposisikan “ramalan” diurutan kedua, setelah berupaya untuk tidak berobat yang merupakan derajat murni sejati, yang tergolong ahli fana’, dan mereka senantiasa dalam kehendak Allah SWT.
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka. Namun betapa sedikit jumlah mereka dalam setiap periode. Karena derajat mereka adalah mewujudkan hakikat tawakal kepada Allah SWT. Kepasrahan total yang meliputi seluruh instrument sebab akibat dan kehendak. Merekalah kaum ‘arifin Billah yang sesungguhnya, semoga Allah meridhoi mereka.
Amboi, jika orang ‘alim itu terbagi dua “
1. Satu golongan yang membuatku terbatas dari keraguan.
2. Satu golongan yang menggunting-gunting diriku dari gunting mereka. Tak lebih dantak kurang mereka itu, dimataku.
Anak-anak sekalian… ketahuilah orang ‘arif kepada Allah SWT dengan ma’rifat yang benar, senantiasa terhanguskan hasratnya dibawah keceriaan dalam wahdaniyahNya. Dan tak ada keceriaan mulai dari Arasy sampai muka bumi yang lebih besar dibandingkan kegembiraan ma’rifat kepada Allah SWT.
Syurga seisinya itu disbanding isi kegembiraan mereka kepada Allah SWT nilainya sangat kecil, lebih kecil disbanding atom, ketika nereka tahu bahwa ma’rifat adalah kegembiraan paling agung dari segala kegembiraan manapun. Siapa yang bertemu Allah SWT, maka mana yang tak bisa ditemukan? Kesibukan apalagi yang akan dilakukan setelah bertemu denganNya? Bukankah melihat selain Allah itu tak lebih dari keliaran nafsu belaka? Hasrat yang rendah? Dan minimnya ma’rifat kepada Allah Ta’ala.
Allah SWT berfirman :
“Katakan, dengan karunia Allah dan dengan rahmatNya, maka dengan karunia dan rahmat itulah kalian semua bergembira…”
Dalam sebagian munajatnya Ibrahim bin Adham ra mengatakan :
“Ilahi, Engkau Maha Tahu syurga dan seisinya, rasanya tak melintas padaku walau sesayap nyamuk setelah Engkau beri aku ma’rifat kepadaMua,dan kemesraanku padaMu, dan Endkau telah membuatkan mencurah untuk tafakur atas keagunganMu, serta Engaku telah menjanjikan padaku utnuk memandang WajahMu.”
Memang, sesungguhnya derajat terendah kaum ‘arifin itu, manakala Allah memasukkannya kedalam neraka yang diliputi adzab, maka hatinya malah tambah cinta kepadaNya, semakin mesra sukacita padaNya, dan semakin rindu kepadaNya.
Ibnu Siirin ra berkata, “Jika aku harus memilih antara syurga dan sholat dua rekaat, aku memilih sgolat dua rekaat. Karena dalam dua rakaat ada ridhonya Allah SWT, taqarrub kepadaNya. Sedang dalam syurga yang ada kesenangan nafsu dan kesenangan manusia.”
Ketika Nabi Ibrahim as dilemparkan kedalam api, “Mereka mengatakan, bakarlah dia, dan mintalah pertolongan pada Tuhan kalian!” kata mereka. Nabi Ibrahim as menjawab, “Cukuplah bagiku Tuhanku dan Dialah sbaik-baik tempat berserah diri, sebaik-baik Tuhan dan sebaik-baik Penolong.”
Kemudian Allah SWT berfirman, “Wahai api jadilah dirimu dingin sejuk dan menyelamatkan atas ibrahim.”
Berserah diri.
Diriwayatkan, ketika Allah SWT berfirman kepada Nabi I(brahim as, “Wahai Ibrahim, engkaulah sahabat dekatku, dan Aku sahabat dekatmu. Maka jangan berpaling dariKu, yang menyebabkan putusnya hubungan kesahabatan antara diriKu dan dirimu, karena orang yang benar-benar mengaku sahabat dekatKu jika dibakar oleh api, hatinya sama sekali tidak bergeser dariKu, karena menghormati kebesaranKu.”
Allah SWT juga menyebutkan dalam Al Qur’an :
“Ketika Tuhannya berkata kepada Ibrahim, “Islamlah”! Ibrahim menjawab, “Aku Islam kepada Tuhannya Semesta Alam.”
Allah SWT mengetahui kepasrahan totalnya (Islam) sampai kemudian ia dilempar kedalam api.
Abu Abdullah bin Muqotil ra bermunajat :
“Ilahi, janganlah Engkau masukkan diriku kedalam neraka, karena api pun bisa menjadi dingin padaku karena cintaku kepadaMu.”
Abu Ayyub as-sikhtiyani ra berkata, “Neraka itu ditakuti, bagi mereka yang lupa akan Tuhannya. Lalu dikatakan pada mereka yang lupa itu : “Raakan semua atas kelalaianmu dalam pertemuan harimu ini…” dengan segenap balasan amalnya.”
Abu Hafsh ra menegaskan, “Saya sangat hawatir atas ma’rifat sebagian orang, yang sudah ditulis di jubah mereka, “Orang-orang merdekanya Allah setelah dikeluarkan dari neraka…”. Namun mereka memohon agar tanda tulisan itu dihapus dari mereka. Jika aku jadi mereka, aku sangat memohon agar tanda itu ditulis diseluruh anggota badanku, dan membuatku cukup bangga: “Akulah dari golongan orang yang dimerdekalan dari neraka…!”. Menurutku, apa yang diraih ahli syurga dalam syurganya adalah Robb Ta’ala, kedekatan padaNya, dan memandangNya serta mendengarkan kalamNya.
Ingat isteri Firaun ketika bermunajat :
“Tuhanku, bangunkan rumah bagiku di sisiMu dalam syurga.”
Sebagaimana disebutkan, “Tetangga dulu, baru rumah.”
Ibrahim bin Adham ra mengatakan, “AKu sangat alu jika tujuan ummatku adalah makhluk, padahal Allah SWT telah berfirman kepada sebagian nabiNya, “Siapa yang berkehendak pada kami, ia tak ingin selain diri kami…”
Sebagian Syekh Sufi mengatakan, “Aku pernah melihat seorang pemuda di Masjidil Haram sedang dalam kondisi menderita dan kelaparan, saya sangat kasihan padanya. Aku punya seraus dinar dalam kantong, lalu kudekati dia. “Hai anak muda, inibuat kebutuhan-kebutuhanmu…” Pemuda itu tidak menoleh sama sekali padaku, dan aku terus mendesaknya. Pemuda itu berkata, “Hai Syeikh, dinar ini sesuatu yang tak bisa aku jual dengan syurga dan seisinya. Syurga itu negeri keagungan, asal sumber keteguhan dan keabadian. Bagaimana aku menjualnya dengan harga yang hina?”
Abu Musa ad-Daylaby, -pelayan Abu Yazid- semoga Allah merehmati keduanya, berkata, “Aku pernah mendengar seorang Syeikh di Bistham mengatakan, “AKu bermimpi, sepertiya Allah SWT berfirman : “Kalian semua sedang mencari sesuatu dariKu – selain Abu Yazid – sesungguhnya dia mencariKu dan mendhendakiKu, dan Aku pun menghedakiNya.”
Abu Abdullah ra mengatakan, “Jadikan Allah itu sebagai majelis dan tempat kemesraan. Disiplinlah khidmah pada Tuhanmu. Maka dunia akan dating kepadamu dalam keadaan merana, dan kau diburu akhirat, dan akhirat begitu rindu…”
“Hai pemburu dunia, tinggalkan dunia, maka duniamemburumu”, lanjutnya.
Abu Said al-Kharraz ra mengatakan, “Suatu hari aku di tempat wuquf, lalu aku ingin memohon kepad Allah SWT sesuatu kebutuhan. Lantas muncul bisikan lembut tanpa suara kepadaku.” Di hadapanmu Allah, kamu masih mencari selain Allah?”
Ada seseorang menulis surat kepada saudaranya, “Amma Ba’du : “Tamparlah muka para penghasrat dunia dengan dunianya, tamparlah pencari akhirat pada wajah pemburunya. Bermesralah dengan Robbul ‘alamin. Wassalam.”
Abu Abdullah an-Nasaj ra mengatakan, “Janganlah menumpuk banyak syurga bagi orang beriman, karena Allah akan memberikan kelayakan yang lebih layak disbanding syurga, yaitu ma’rifat.”
Seseorang sholat jenazah dengan lima takbir. Ditanya kenapa sampai lima kali? “Empat takbiranku untuk si mayit. Dan satu utnuk dua rumah dunia-akhirat)…” katanya.
Kisah terjadi ketika ayat Al Qur’an dibacakan pada Abu Yazid, “Diantara kaian ada yang berharap dunia, dan diantara kalian ada yang berharap akhirat…” Lalu Abu Yazid berkata, “Mana yang berharap kepada Tuhan?”
Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib kwh, berkata kepada Abu Bakr ash-Shiddiq ra, “Wahai Khalifah Rasulullah SAW, bagaimana anda meraih posisi derajat ini hingga mendahului kami?”
Abu Bakr Shiddiq ra menjawab, “Dengan lima perkara.”
Pertama : Aku dapatkan manusia dua kelompok, pemburu dunia dan pemburu akhirat, sedangkan aku pemburu Tuhan.
Kedua : Sejak aku masuk Islam, aku tak pernah key\nyang dengan makanan dunia.
Ketiga : Aku tak pernah segar minum – minuman dunia.
Keempat : Jika muncul dihadapanku dua pilihan amaliah : amal dunia dan amal akhirat, aku pasti memilih amal akhirat.
Kelima : Aku berguru (bersahabat) pada Nabi SAW, dan aku senantiasa bersahabat yang sebaik-baiknya.
“Sengguh mulia bagimu waha Abu Bakr…” kata Sayyidina Ali khw.
Haalatu Ahlil Haqiqah Ma'Allah (Syekh Ahmad Ar-Rifa'y)
Alih Bahasa oleh : KH. Luqman Hakim MA.
SUMBER:http://rizkipra0204.blogspot.com/2010/02/kepasrahan-jiwa.html
Riwayat dari Irman bin Hashin,bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :
“Dari ummatku bakal masuk syurga tujuh puluh ribu orang tanpa hisab.” Mereka bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW bersabda, “Mereka itu adalah orang yang tidak pernah melakukan ruqyah, tidak pernah meramal, tidak pernah berbekam, dan mereka senantiasa tawakal kepada Allah.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW memposisikan “ramalan” diurutan kedua, setelah berupaya untuk tidak berobat yang merupakan derajat murni sejati, yang tergolong ahli fana’, dan mereka senantiasa dalam kehendak Allah SWT.
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka. Namun betapa sedikit jumlah mereka dalam setiap periode. Karena derajat mereka adalah mewujudkan hakikat tawakal kepada Allah SWT. Kepasrahan total yang meliputi seluruh instrument sebab akibat dan kehendak. Merekalah kaum ‘arifin Billah yang sesungguhnya, semoga Allah meridhoi mereka.
Amboi, jika orang ‘alim itu terbagi dua “
1. Satu golongan yang membuatku terbatas dari keraguan.
2. Satu golongan yang menggunting-gunting diriku dari gunting mereka. Tak lebih dantak kurang mereka itu, dimataku.
Anak-anak sekalian… ketahuilah orang ‘arif kepada Allah SWT dengan ma’rifat yang benar, senantiasa terhanguskan hasratnya dibawah keceriaan dalam wahdaniyahNya. Dan tak ada keceriaan mulai dari Arasy sampai muka bumi yang lebih besar dibandingkan kegembiraan ma’rifat kepada Allah SWT.
Syurga seisinya itu disbanding isi kegembiraan mereka kepada Allah SWT nilainya sangat kecil, lebih kecil disbanding atom, ketika nereka tahu bahwa ma’rifat adalah kegembiraan paling agung dari segala kegembiraan manapun. Siapa yang bertemu Allah SWT, maka mana yang tak bisa ditemukan? Kesibukan apalagi yang akan dilakukan setelah bertemu denganNya? Bukankah melihat selain Allah itu tak lebih dari keliaran nafsu belaka? Hasrat yang rendah? Dan minimnya ma’rifat kepada Allah Ta’ala.
Allah SWT berfirman :
“Katakan, dengan karunia Allah dan dengan rahmatNya, maka dengan karunia dan rahmat itulah kalian semua bergembira…”
Dalam sebagian munajatnya Ibrahim bin Adham ra mengatakan :
“Ilahi, Engkau Maha Tahu syurga dan seisinya, rasanya tak melintas padaku walau sesayap nyamuk setelah Engkau beri aku ma’rifat kepadaMua,dan kemesraanku padaMu, dan Endkau telah membuatkan mencurah untuk tafakur atas keagunganMu, serta Engaku telah menjanjikan padaku utnuk memandang WajahMu.”
Memang, sesungguhnya derajat terendah kaum ‘arifin itu, manakala Allah memasukkannya kedalam neraka yang diliputi adzab, maka hatinya malah tambah cinta kepadaNya, semakin mesra sukacita padaNya, dan semakin rindu kepadaNya.
Ibnu Siirin ra berkata, “Jika aku harus memilih antara syurga dan sholat dua rekaat, aku memilih sgolat dua rekaat. Karena dalam dua rakaat ada ridhonya Allah SWT, taqarrub kepadaNya. Sedang dalam syurga yang ada kesenangan nafsu dan kesenangan manusia.”
Ketika Nabi Ibrahim as dilemparkan kedalam api, “Mereka mengatakan, bakarlah dia, dan mintalah pertolongan pada Tuhan kalian!” kata mereka. Nabi Ibrahim as menjawab, “Cukuplah bagiku Tuhanku dan Dialah sbaik-baik tempat berserah diri, sebaik-baik Tuhan dan sebaik-baik Penolong.”
Kemudian Allah SWT berfirman, “Wahai api jadilah dirimu dingin sejuk dan menyelamatkan atas ibrahim.”
Berserah diri.
Diriwayatkan, ketika Allah SWT berfirman kepada Nabi I(brahim as, “Wahai Ibrahim, engkaulah sahabat dekatku, dan Aku sahabat dekatmu. Maka jangan berpaling dariKu, yang menyebabkan putusnya hubungan kesahabatan antara diriKu dan dirimu, karena orang yang benar-benar mengaku sahabat dekatKu jika dibakar oleh api, hatinya sama sekali tidak bergeser dariKu, karena menghormati kebesaranKu.”
Allah SWT juga menyebutkan dalam Al Qur’an :
“Ketika Tuhannya berkata kepada Ibrahim, “Islamlah”! Ibrahim menjawab, “Aku Islam kepada Tuhannya Semesta Alam.”
Allah SWT mengetahui kepasrahan totalnya (Islam) sampai kemudian ia dilempar kedalam api.
Abu Abdullah bin Muqotil ra bermunajat :
“Ilahi, janganlah Engkau masukkan diriku kedalam neraka, karena api pun bisa menjadi dingin padaku karena cintaku kepadaMu.”
Abu Ayyub as-sikhtiyani ra berkata, “Neraka itu ditakuti, bagi mereka yang lupa akan Tuhannya. Lalu dikatakan pada mereka yang lupa itu : “Raakan semua atas kelalaianmu dalam pertemuan harimu ini…” dengan segenap balasan amalnya.”
Abu Hafsh ra menegaskan, “Saya sangat hawatir atas ma’rifat sebagian orang, yang sudah ditulis di jubah mereka, “Orang-orang merdekanya Allah setelah dikeluarkan dari neraka…”. Namun mereka memohon agar tanda tulisan itu dihapus dari mereka. Jika aku jadi mereka, aku sangat memohon agar tanda itu ditulis diseluruh anggota badanku, dan membuatku cukup bangga: “Akulah dari golongan orang yang dimerdekalan dari neraka…!”. Menurutku, apa yang diraih ahli syurga dalam syurganya adalah Robb Ta’ala, kedekatan padaNya, dan memandangNya serta mendengarkan kalamNya.
Ingat isteri Firaun ketika bermunajat :
“Tuhanku, bangunkan rumah bagiku di sisiMu dalam syurga.”
Sebagaimana disebutkan, “Tetangga dulu, baru rumah.”
Ibrahim bin Adham ra mengatakan, “AKu sangat alu jika tujuan ummatku adalah makhluk, padahal Allah SWT telah berfirman kepada sebagian nabiNya, “Siapa yang berkehendak pada kami, ia tak ingin selain diri kami…”
Sebagian Syekh Sufi mengatakan, “Aku pernah melihat seorang pemuda di Masjidil Haram sedang dalam kondisi menderita dan kelaparan, saya sangat kasihan padanya. Aku punya seraus dinar dalam kantong, lalu kudekati dia. “Hai anak muda, inibuat kebutuhan-kebutuhanmu…” Pemuda itu tidak menoleh sama sekali padaku, dan aku terus mendesaknya. Pemuda itu berkata, “Hai Syeikh, dinar ini sesuatu yang tak bisa aku jual dengan syurga dan seisinya. Syurga itu negeri keagungan, asal sumber keteguhan dan keabadian. Bagaimana aku menjualnya dengan harga yang hina?”
Abu Musa ad-Daylaby, -pelayan Abu Yazid- semoga Allah merehmati keduanya, berkata, “Aku pernah mendengar seorang Syeikh di Bistham mengatakan, “AKu bermimpi, sepertiya Allah SWT berfirman : “Kalian semua sedang mencari sesuatu dariKu – selain Abu Yazid – sesungguhnya dia mencariKu dan mendhendakiKu, dan Aku pun menghedakiNya.”
Abu Abdullah ra mengatakan, “Jadikan Allah itu sebagai majelis dan tempat kemesraan. Disiplinlah khidmah pada Tuhanmu. Maka dunia akan dating kepadamu dalam keadaan merana, dan kau diburu akhirat, dan akhirat begitu rindu…”
“Hai pemburu dunia, tinggalkan dunia, maka duniamemburumu”, lanjutnya.
Abu Said al-Kharraz ra mengatakan, “Suatu hari aku di tempat wuquf, lalu aku ingin memohon kepad Allah SWT sesuatu kebutuhan. Lantas muncul bisikan lembut tanpa suara kepadaku.” Di hadapanmu Allah, kamu masih mencari selain Allah?”
Ada seseorang menulis surat kepada saudaranya, “Amma Ba’du : “Tamparlah muka para penghasrat dunia dengan dunianya, tamparlah pencari akhirat pada wajah pemburunya. Bermesralah dengan Robbul ‘alamin. Wassalam.”
Abu Abdullah an-Nasaj ra mengatakan, “Janganlah menumpuk banyak syurga bagi orang beriman, karena Allah akan memberikan kelayakan yang lebih layak disbanding syurga, yaitu ma’rifat.”
Seseorang sholat jenazah dengan lima takbir. Ditanya kenapa sampai lima kali? “Empat takbiranku untuk si mayit. Dan satu utnuk dua rumah dunia-akhirat)…” katanya.
Kisah terjadi ketika ayat Al Qur’an dibacakan pada Abu Yazid, “Diantara kaian ada yang berharap dunia, dan diantara kalian ada yang berharap akhirat…” Lalu Abu Yazid berkata, “Mana yang berharap kepada Tuhan?”
Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib kwh, berkata kepada Abu Bakr ash-Shiddiq ra, “Wahai Khalifah Rasulullah SAW, bagaimana anda meraih posisi derajat ini hingga mendahului kami?”
Abu Bakr Shiddiq ra menjawab, “Dengan lima perkara.”
Pertama : Aku dapatkan manusia dua kelompok, pemburu dunia dan pemburu akhirat, sedangkan aku pemburu Tuhan.
Kedua : Sejak aku masuk Islam, aku tak pernah key\nyang dengan makanan dunia.
Ketiga : Aku tak pernah segar minum – minuman dunia.
Keempat : Jika muncul dihadapanku dua pilihan amaliah : amal dunia dan amal akhirat, aku pasti memilih amal akhirat.
Kelima : Aku berguru (bersahabat) pada Nabi SAW, dan aku senantiasa bersahabat yang sebaik-baiknya.
“Sengguh mulia bagimu waha Abu Bakr…” kata Sayyidina Ali khw.
Haalatu Ahlil Haqiqah Ma'Allah (Syekh Ahmad Ar-Rifa'y)
Alih Bahasa oleh : KH. Luqman Hakim MA.
SUMBER:http://rizkipra0204.blogspot.com/2010/02/kepasrahan-jiwa.html
mengapa harus berdzikir?
ZIKIR KEPADA ALLAH SWT.
Manusia adalah makhluk rentan dalam kehidupan.Sesekali atau berkali-kali dalam hidupnya selalu mengalami perubahan.Karena itu memang sudah fitrahnya.Tidak seperti halnya malaikat yang selalu konstan.Di karenakan di belakang kita ada zat yang selalu mengubah itu,yaitu yang di sebut dzat muqollibal quluub(Dzat yang membolak-balikan hati).Perubahan hati itu selalu di iringi dengan karakter perubahan pada hati tiap detiknya.Kondisi hati yang senantiasa berubah ini bukan karena tidak memiliki faktor-faktor tertentu.Ada juga hati berubah karena hati kita di sibukan oleh hal-hal selain Allah swt.Dan yang lebih ironisnya lagi ketika hati sudah melupakan Allah swt sama sekali.Oleh karena itu,untuk menjaga hati agar hati kita selalu hidup,maka ingatlah kepada Allah swt.Dalam salah satu hadis dikatakan,"Kalau hati tidak di isi dengan zikir,maka ia bagaikan bangkai".
Suatu ketika nabi pernah di tanaya tentang apa yang di sebut dengan qolbun salim ini,kemudian Nabi menjawab,"Itu keyakinan agama yang tidak di campuri dengan keragu-raguan hawa nafsu."Mungkin sulit untuk menggambarkan keyakinan itu.Tetapi ,ada penelitian yang mengatakan ,ada dua macam cara beragama,yaitu intrinsik dan ekstrinsik.Ada anggapan,makin bergama orang itu makin sehat jiwanya.Yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah tipe orang beragama itu.Kalau beragama di ukur dengan berapa banyak datang ke masjid ,maka keberagamaan tidak menjamin kesehatan jiwa.Karena sering kali orang datang ke masjid dalam penelitian ,bukan karena keyakinan tetapi karena hawa nafsu.Mungkin seseorang dateng ke masjid ingin memperoleh pasangan hidup,ingin mendapat pengakuan sosial,atau menjalin relasi bisnis.
Agama seringkali di pakai sebagai tempat pelarian.Orang lari kepada Agama untuk memperkokoh harga dirinya,ada yang karena frustasi akibat pergumulan hidup.Ia menemukan satu aliran agama yang menawarkan apa yang di carinya.Itu keberagamaan ekstrinsik.Bagaimana beragama yang intrinsik.Rosululloh saw menyebutnya:"Keyakinan yang tidak di masuki hawa nafsu".Beliau bersabda,Qolbun salim adalah keyakinan yang tidak di masuki keraguan dan hawa nafsu."Di sini orang beramal tanpa berkeinginan untuk pamer dan ingin di puji." Allah swt berfirman :"(yaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram".(QS 13:28).
Dalam ayat itu disebutkan bahwa cara memperoleh ketentraman hati adalah dengan berzikir kepada Allah,tetapi tidak semua zikir itu menentramkan hati.Karena itu syarat zikir yang dapat menentramkan hati adalah zikir orang yang beriman .Orang yang tidak beriman tidak bisa tentram dalam berzikir .Sebaliknya,orang yang beriman tidak akan tentram hatinya kecuali dengan zikir kepada Allah swt.
Karena itu,kalau anda beriman jangan mencari ketentraman pada kekayaan,kemashyuran,atau hal-hal duniawi lainnya.Tetapi ketentraman itu hanya diperoleh dengan zikir kepada Allah.
Ketentraman ada kaitannya dengan keimanan seperti di jelaskan dalam surat Al-fath ayat 4:"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1394] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana,"(QS 48:4).
Allah swt menurunkan ketentraman kepada hati orang yang beriman.Ketentraman hati itu tampak dari gejala fisik mereka.Ada orang yang bertingkah laku qur'ani dan adapula manusia yang bertingkah laku syaithoni.Orang yang tentram menunjukan prilaku qur'ani.
Manusia adalah makhluk rentan dalam kehidupan.Sesekali atau berkali-kali dalam hidupnya selalu mengalami perubahan.Karena itu memang sudah fitrahnya.Tidak seperti halnya malaikat yang selalu konstan.Di karenakan di belakang kita ada zat yang selalu mengubah itu,yaitu yang di sebut dzat muqollibal quluub(Dzat yang membolak-balikan hati).Perubahan hati itu selalu di iringi dengan karakter perubahan pada hati tiap detiknya.Kondisi hati yang senantiasa berubah ini bukan karena tidak memiliki faktor-faktor tertentu.Ada juga hati berubah karena hati kita di sibukan oleh hal-hal selain Allah swt.Dan yang lebih ironisnya lagi ketika hati sudah melupakan Allah swt sama sekali.Oleh karena itu,untuk menjaga hati agar hati kita selalu hidup,maka ingatlah kepada Allah swt.Dalam salah satu hadis dikatakan,"Kalau hati tidak di isi dengan zikir,maka ia bagaikan bangkai".
Suatu ketika nabi pernah di tanaya tentang apa yang di sebut dengan qolbun salim ini,kemudian Nabi menjawab,"Itu keyakinan agama yang tidak di campuri dengan keragu-raguan hawa nafsu."Mungkin sulit untuk menggambarkan keyakinan itu.Tetapi ,ada penelitian yang mengatakan ,ada dua macam cara beragama,yaitu intrinsik dan ekstrinsik.Ada anggapan,makin bergama orang itu makin sehat jiwanya.Yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah tipe orang beragama itu.Kalau beragama di ukur dengan berapa banyak datang ke masjid ,maka keberagamaan tidak menjamin kesehatan jiwa.Karena sering kali orang datang ke masjid dalam penelitian ,bukan karena keyakinan tetapi karena hawa nafsu.Mungkin seseorang dateng ke masjid ingin memperoleh pasangan hidup,ingin mendapat pengakuan sosial,atau menjalin relasi bisnis.
Agama seringkali di pakai sebagai tempat pelarian.Orang lari kepada Agama untuk memperkokoh harga dirinya,ada yang karena frustasi akibat pergumulan hidup.Ia menemukan satu aliran agama yang menawarkan apa yang di carinya.Itu keberagamaan ekstrinsik.Bagaimana beragama yang intrinsik.Rosululloh saw menyebutnya:"Keyakinan yang tidak di masuki hawa nafsu".Beliau bersabda,Qolbun salim adalah keyakinan yang tidak di masuki keraguan dan hawa nafsu."Di sini orang beramal tanpa berkeinginan untuk pamer dan ingin di puji." Allah swt berfirman :"(yaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram".(QS 13:28).
Dalam ayat itu disebutkan bahwa cara memperoleh ketentraman hati adalah dengan berzikir kepada Allah,tetapi tidak semua zikir itu menentramkan hati.Karena itu syarat zikir yang dapat menentramkan hati adalah zikir orang yang beriman .Orang yang tidak beriman tidak bisa tentram dalam berzikir .Sebaliknya,orang yang beriman tidak akan tentram hatinya kecuali dengan zikir kepada Allah swt.
Karena itu,kalau anda beriman jangan mencari ketentraman pada kekayaan,kemashyuran,atau hal-hal duniawi lainnya.Tetapi ketentraman itu hanya diperoleh dengan zikir kepada Allah.
Ketentraman ada kaitannya dengan keimanan seperti di jelaskan dalam surat Al-fath ayat 4:"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1394] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana,"(QS 48:4).
Allah swt menurunkan ketentraman kepada hati orang yang beriman.Ketentraman hati itu tampak dari gejala fisik mereka.Ada orang yang bertingkah laku qur'ani dan adapula manusia yang bertingkah laku syaithoni.Orang yang tentram menunjukan prilaku qur'ani.
tuhan mengabulkan do'a kita
TUHAN MENGABULKAN DO’A KITA
Jika saya merenungi kembali doa-doa yang pernah saya panjatkan. Ternyata, begitu banyak doa yang dikabulkan oleh Tuhan dengan serta merta. Langsung Tuhan berikan tanpa harus menunggu lama. Terutama ketika doa itu berupa sesuatu yang tidak berhubungan dengan material duniawi seperti misalnya kesehatan dan ketenangan. Keberanian. Atau ketegaran hati. Ketika saya bilang; Tuhan, berikan saya kekuatan. Maka saya benar-benar merasa kuat. Tuhan, kumohon ketenangan hati; maka segera saja hati saya merasa tenang. Jujur saja, kadang saya lupa bahwa itu merupakan bentuk pengkabulan langsung dari Tuhan.
Jika kita berdoa biasanya kita mengharapkan doa itu segera dikabulkan, bukan begitu? Bahkan, kita sering berharap agar doa itu langsung dikabulkan tepat disaat kita selesai mengucapkannya. Seketika itu juga. Memang kadang kita ini tidak realistis, sih. Tapi, sebenarnya, berharap agar Tuhan segera mengabulkan doa kita tidaklah berlebihan. Dan memang kenyataannya begitu, kok. Tuhan mengabulkan begitu banyak permintaan kita, dengan segera. Coba saja anda renungkan; kapan terakhir kali anda berdoa dan doa itu langsung dikabulkan Tuhan?
Bukan itu saja, permintaan material pun tak jarang Tuhan segera kabulkan. Alhamdulillah , saya bukan orang yang berlimpah ruah dari sisi materi. Bukan orang kebanyakan uang. Sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup pada taraf yang wajar. (Jangan-jangan, ini merupakan terminologi lain dari kata pas pasan, haha.). Tetapi, saya merasa beruntung berada pada tingkatan status ekonomi yang biasa-biasa saja ini. Sebab, harus saya akui ketika kantong tebal ,sering kita lupa memnta kepada tuhan, Lain sekali ketika dompet sedang benar-benar lepet dan kepepet; dengan Tuhan saya merasa begitu lengket. Sehingga saya merasa berhak untuk meminta kepadaNya. Jadi, Tuhan, saya tidak keberatan jika Engkau terus menerus menempatkan diri saya pada posisi pas-pasan ini. Agar saya tidak terlalu sulit untuk agak lebih sering mendekat padaMu. Untuk meminta tambahan dari kekurang-kekurangan yang kadang-kadang menyesakkan dada. Mbah yayin
Jika saya merenungi kembali doa-doa yang pernah saya panjatkan. Ternyata, begitu banyak doa yang dikabulkan oleh Tuhan dengan serta merta. Langsung Tuhan berikan tanpa harus menunggu lama. Terutama ketika doa itu berupa sesuatu yang tidak berhubungan dengan material duniawi seperti misalnya kesehatan dan ketenangan. Keberanian. Atau ketegaran hati. Ketika saya bilang; Tuhan, berikan saya kekuatan. Maka saya benar-benar merasa kuat. Tuhan, kumohon ketenangan hati; maka segera saja hati saya merasa tenang. Jujur saja, kadang saya lupa bahwa itu merupakan bentuk pengkabulan langsung dari Tuhan.
Jika kita berdoa biasanya kita mengharapkan doa itu segera dikabulkan, bukan begitu? Bahkan, kita sering berharap agar doa itu langsung dikabulkan tepat disaat kita selesai mengucapkannya. Seketika itu juga. Memang kadang kita ini tidak realistis, sih. Tapi, sebenarnya, berharap agar Tuhan segera mengabulkan doa kita tidaklah berlebihan. Dan memang kenyataannya begitu, kok. Tuhan mengabulkan begitu banyak permintaan kita, dengan segera. Coba saja anda renungkan; kapan terakhir kali anda berdoa dan doa itu langsung dikabulkan Tuhan?
Bukan itu saja, permintaan material pun tak jarang Tuhan segera kabulkan. Alhamdulillah , saya bukan orang yang berlimpah ruah dari sisi materi. Bukan orang kebanyakan uang. Sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup pada taraf yang wajar. (Jangan-jangan, ini merupakan terminologi lain dari kata pas pasan, haha.). Tetapi, saya merasa beruntung berada pada tingkatan status ekonomi yang biasa-biasa saja ini. Sebab, harus saya akui ketika kantong tebal ,sering kita lupa memnta kepada tuhan, Lain sekali ketika dompet sedang benar-benar lepet dan kepepet; dengan Tuhan saya merasa begitu lengket. Sehingga saya merasa berhak untuk meminta kepadaNya. Jadi, Tuhan, saya tidak keberatan jika Engkau terus menerus menempatkan diri saya pada posisi pas-pasan ini. Agar saya tidak terlalu sulit untuk agak lebih sering mendekat padaMu. Untuk meminta tambahan dari kekurang-kekurangan yang kadang-kadang menyesakkan dada. Mbah yayin
Rabu, 20 Oktober 2010
inovasi tiada henti
hidup beristiqomah inovasi tiada henti
Dalam rentang panjang perjalanan hidup yang kita lewati tentu kita pernah tersandung kepada kegagalan kegagalan serta masalah masalah pelik dan sering juga kita hampir hampir tak berdaya menghadapinya, terasa keberuntugan telah menjauh dari diri kita, keterpurukan yang kita derita itu, sering juga mendera kita dan membuat jera memulai dan dapat bangkit kembali , inilah satnya kita bangkit untuk mencari solusi yang konstruktif. Kalau mengalami kegagalan, kita bangkit untuk terus mengerahkan segenap potensi kemampuan yans masih kitamiliki. Saat patah hati, kita bangkit dari kesedihan lalu meneruskan hal yang kita perjuangkan. Jika dihadapkan kepada persaingan bisnis yang semakin keras, kita bangkit untuk terus gigih.
Kita juga perlu bangkit dengan cara mengurangi perilaku buruk untuk kemudian memperbanyak tindakan-tindakan yang lebih bermartabat. Sebagai individu, kalau kita baik kemarin tapi sekarang dan besok buruk, maka kita termasuk menderita su’ul khatimah akhir yang jelek. Kondisi seperti itu sangat membahayakan. Sebab dalam keadaan seperti itu, sangat sulit bagi kita untuk menutup hidup dalam keadaan ’sedang baik’. Makanya, kebangkitan itu mesti terjadi terus menerus. Jika kita jatuh, bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit saja lagi. Itulah yang sering kita sebut sebagai persistensi. Yaitu sikap pantang menyerah untuk melakukan sesuatu yang positif dan konstruktif. Sikap seperti itu disebut istiqamah. Seorang pribadi yang istiqamah tidak berarti selalu benar, tapi segera menyadari kesalahannya lalu kembali ke jalur yang benar. Mereka yang istiqamah juga bukanlah orang-orang yang selalu berhasil, karena tidak ada bentuk kehidupan yang hanya terdiri dari keberhasilan dan benar saja. Mereka yang istiqamah itu adalah orang-orang yang gigih untuk terus berjuang sampai bisa mewujudkan keberhasilan.perobahan pada dirinya.dari kurang baik menjadi baik,dari yang baik menjadi lebih baik lagi
Oleh karena itu, orang-orang yang terjebak kisah nostalgis dimasa lalu akan susah dapat bangkit kembali . Apalagi mereka yang menyalahkan keadaan. Atau menimpakan penyebab segala kesialan,kegagalan,ketrpurukan kepada orang lain. Mereka yang gemar melakukan kecurangan juga bukan pribadi yang mampu mengadakan perobahan Ciri bangkitnya seorang pribadi adalah mampu mendaya gunakan modal potensi yang telah Tuhan berikan dalam proses penciptaan dirinya. Apa sajakah modal itu? Pertama, Tuhan telah meniupkan ruh yang condong kepada kebaikan. Jadi, ciri pribadi yang bangkit pastilah cenderung kepada kebaikan dan selalu berusaha menghindari perilaku buruk. Mengapa? Karena perilaku buruk itu karakter syetan. Bukan piranti lunak manusia.
Kedua, Tuhan telah menciptakan kita dengan keunikan masing-masing. Jadi, pribadi yang terbangkitkan juga dicirikan oleh keberaniannya untuk mengeksplorasi potensi dirinya. Kita tahu bahwa sesuatu yang unik itu bernilai tinggi. Makanya toko-toko yang menjual pernak pernik unik selalu diserbu oleh konsumen. Penyedia jasa yang memiliki keunikan layanan selalu dicintai pelanggan. Anehnya, kita sering ragu jika keunikan diri yang kita miliki ini akan laku di pasaran. Kita takut menampilkan keunikan yang kita miliki dalam menjalani aktivitas keseharian. Sebagai gantinya, kita lebih suka meniru-niru perilaku orang lain. Kita mengira dengan meniru orang lain bisa berhasil seperti mereka. Bangkitlah sekarang juga, dengan segala potensi diri dan keunikan diri kta sendiri,be your self, karena berobah perlu dan itu akan banyak faedahnya .mbah yayin.
Dalam rentang panjang perjalanan hidup yang kita lewati tentu kita pernah tersandung kepada kegagalan kegagalan serta masalah masalah pelik dan sering juga kita hampir hampir tak berdaya menghadapinya, terasa keberuntugan telah menjauh dari diri kita, keterpurukan yang kita derita itu, sering juga mendera kita dan membuat jera memulai dan dapat bangkit kembali , inilah satnya kita bangkit untuk mencari solusi yang konstruktif. Kalau mengalami kegagalan, kita bangkit untuk terus mengerahkan segenap potensi kemampuan yans masih kitamiliki. Saat patah hati, kita bangkit dari kesedihan lalu meneruskan hal yang kita perjuangkan. Jika dihadapkan kepada persaingan bisnis yang semakin keras, kita bangkit untuk terus gigih.
Kita juga perlu bangkit dengan cara mengurangi perilaku buruk untuk kemudian memperbanyak tindakan-tindakan yang lebih bermartabat. Sebagai individu, kalau kita baik kemarin tapi sekarang dan besok buruk, maka kita termasuk menderita su’ul khatimah akhir yang jelek. Kondisi seperti itu sangat membahayakan. Sebab dalam keadaan seperti itu, sangat sulit bagi kita untuk menutup hidup dalam keadaan ’sedang baik’. Makanya, kebangkitan itu mesti terjadi terus menerus. Jika kita jatuh, bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit saja lagi. Itulah yang sering kita sebut sebagai persistensi. Yaitu sikap pantang menyerah untuk melakukan sesuatu yang positif dan konstruktif. Sikap seperti itu disebut istiqamah. Seorang pribadi yang istiqamah tidak berarti selalu benar, tapi segera menyadari kesalahannya lalu kembali ke jalur yang benar. Mereka yang istiqamah juga bukanlah orang-orang yang selalu berhasil, karena tidak ada bentuk kehidupan yang hanya terdiri dari keberhasilan dan benar saja. Mereka yang istiqamah itu adalah orang-orang yang gigih untuk terus berjuang sampai bisa mewujudkan keberhasilan.perobahan pada dirinya.dari kurang baik menjadi baik,dari yang baik menjadi lebih baik lagi
Oleh karena itu, orang-orang yang terjebak kisah nostalgis dimasa lalu akan susah dapat bangkit kembali . Apalagi mereka yang menyalahkan keadaan. Atau menimpakan penyebab segala kesialan,kegagalan,ketrpurukan kepada orang lain. Mereka yang gemar melakukan kecurangan juga bukan pribadi yang mampu mengadakan perobahan Ciri bangkitnya seorang pribadi adalah mampu mendaya gunakan modal potensi yang telah Tuhan berikan dalam proses penciptaan dirinya. Apa sajakah modal itu? Pertama, Tuhan telah meniupkan ruh yang condong kepada kebaikan. Jadi, ciri pribadi yang bangkit pastilah cenderung kepada kebaikan dan selalu berusaha menghindari perilaku buruk. Mengapa? Karena perilaku buruk itu karakter syetan. Bukan piranti lunak manusia.
Kedua, Tuhan telah menciptakan kita dengan keunikan masing-masing. Jadi, pribadi yang terbangkitkan juga dicirikan oleh keberaniannya untuk mengeksplorasi potensi dirinya. Kita tahu bahwa sesuatu yang unik itu bernilai tinggi. Makanya toko-toko yang menjual pernak pernik unik selalu diserbu oleh konsumen. Penyedia jasa yang memiliki keunikan layanan selalu dicintai pelanggan. Anehnya, kita sering ragu jika keunikan diri yang kita miliki ini akan laku di pasaran. Kita takut menampilkan keunikan yang kita miliki dalam menjalani aktivitas keseharian. Sebagai gantinya, kita lebih suka meniru-niru perilaku orang lain. Kita mengira dengan meniru orang lain bisa berhasil seperti mereka. Bangkitlah sekarang juga, dengan segala potensi diri dan keunikan diri kta sendiri,be your self, karena berobah perlu dan itu akan banyak faedahnya .mbah yayin.
Selasa, 19 Oktober 2010
KATA HATI
Mengapa kita bisa kehilangan kata hati ?
Masihkah kita ingat peristiwa peristiwa penting yang tersisa di benak kita semasa kecil pada saat kita dewasa kini?bagaimana kita tergagu ketika kita akan berbohong contohnya atau berkata tidak ketika seharusnnya iya atau ya, apalagi berbuat tidak baik, terasa badan bergetar tak tahan kita,, menaggalkan kebaikan yang sudah mulai tertanam dihati kecil kita ,namun setelah berulang kita lakukan yang demikian tersa kita mulai terbiasa memereteli sedikit demisedikit sifat baik kita ketika kita berda pada situasi yang harus berbuat itu, mengapa ternyata sifat baik yang pernah kita miliki bisa berceceran . Karena, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Itulah sebabnya, sewaktu masih kecil; kita semua adalah manusia-manusia yang berhati tulus. Berpandangan positif. Berpikiran jernih. Berniat baik. Namun, setelah beranjak dewasa kita sering bertingkah sebaliknya. Seolah kita tidak pernah memiliki sifat-sifat baik itu dimasa lalu. Padahal, seperti yang pernah saya dengar tausiah guru ngaji saya sewaktu kecil;”Tuhan telah mengilhamkan kepada setiap jiwa nilai-nilai kebaikan dan keburukan. Beruntunglah orang yang mensucikannya mbah yayin
Masihkah kita ingat peristiwa peristiwa penting yang tersisa di benak kita semasa kecil pada saat kita dewasa kini?bagaimana kita tergagu ketika kita akan berbohong contohnya atau berkata tidak ketika seharusnnya iya atau ya, apalagi berbuat tidak baik, terasa badan bergetar tak tahan kita,, menaggalkan kebaikan yang sudah mulai tertanam dihati kecil kita ,namun setelah berulang kita lakukan yang demikian tersa kita mulai terbiasa memereteli sedikit demisedikit sifat baik kita ketika kita berda pada situasi yang harus berbuat itu, mengapa ternyata sifat baik yang pernah kita miliki bisa berceceran . Karena, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Itulah sebabnya, sewaktu masih kecil; kita semua adalah manusia-manusia yang berhati tulus. Berpandangan positif. Berpikiran jernih. Berniat baik. Namun, setelah beranjak dewasa kita sering bertingkah sebaliknya. Seolah kita tidak pernah memiliki sifat-sifat baik itu dimasa lalu. Padahal, seperti yang pernah saya dengar tausiah guru ngaji saya sewaktu kecil;”Tuhan telah mengilhamkan kepada setiap jiwa nilai-nilai kebaikan dan keburukan. Beruntunglah orang yang mensucikannya mbah yayin
Senin, 18 Oktober 2010
khutbah jumat disampaiakan jumat legi pada bulan zulhijjah
Khutbah tentang keutamaa amalan di bulan dzul hijjah
KHUTBAH PERTAMA
ุงْูุญَู ْุฏُ ِููู ุงَِِّูููู ุงูู َุชِِูู، ุณُุจْุญَุงَُูู ุฎَََูู ุงูุฅِْูุณَุงَู ِูู ุฃَุญْุณَِู ุชَِْูููู ٍ، ََููุฏَุงُู ِْููู ََْููุฌِ ุงَِููููู ِ، َูุณََّู ุดَุฑَุงุฆِุนَ َِูููุง ุงَُّูููุฉُ َูุงูุชَّู ُِููู، ุจِุญِْูู َุชِِู ُูุคْู ُِู، َูุจُِูุฏْุฑَุชِِู ُُِูููู، ุนََِْููู َูุชَََُّููู، َูุฅَِّูุงُู َูุณุชَุนُِูู، ุฃَุญْู َุฏُُู ุชَุนَุงَูู ุจِู َุง َُูู َُูู ุฃٌَْูู ู َِู ุงْูุญَู ْุฏِ َูุฃُุซِْูู ุนََِْููู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَู ูุงَّ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุง ุดَุฑَِูู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ุณََّูุฏََูุง ََููุจََِّููุง ู ُุญَู َّุฏًุง ุนَุจْุฏُ ุงِููู َูุฑَุณُُُููู، َูู ْ َูุฒَْู ู ُุชََِّูููุงً ุนََูู ุฑَุจِِّู، َูุงุซًِูุง ุจَِูุนุฏِِู، ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู، َูุนََูู ُِّูู ู َْู ุงْูุชََูู ุฃَุซَุฑَُู َูุชَุฑَุณَّู َ ุฎُุทَุงُู ุฅَِูู َููู ِ ุงูุฏِِّูู.
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู ุญََّู ุชَُูุงุชِِู َููุง ุชَู ُูุชَُّู ุฅِูุง َูุฃَْูุชُู ْ ู ُุณِْูู َُูู } [ุขู ุนู ุฑุงู: 102] .
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ ุงุชَُّููุง ุฑَุจَُّูู ُ ุงَّูุฐِู ุฎَََُูููู ْ ู ِْู َْููุณٍ َูุงุญِุฏَุฉٍ َูุฎَََูู ู َِْููุง ุฒَْูุฌََูุง َูุจَุซَّ ู ُِْููู َุง ุฑِุฌَุงูุง َูุซِูุฑًุง َِููุณَุงุกً َูุงุชَُّููุง ุงََّููู ุงَّูุฐِู ุชَุณَุงุกََُููู ุจِِู َูุงูุฃุฑْุญَุงู َ ุฅَِّู ุงََّููู َูุงَู ุนََُْูููู ْ ุฑَِููุจًุง } [ุงููุณุงุก: 1] .
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู َُُูููููุง َْูููุง ุณَุฏِูุฏًุง * ُูุตِْูุญْ َُููู ْ ุฃَุนْู َุงَُููู ْ ََููุบِْูุฑْ َُููู ْ ุฐُُููุจَُูู ْ َูู َْู ُูุทِุนِ ุงََّููู َูุฑَุณَُُููู ََููุฏْ َูุงุฒَ َْููุฒًุง ุนَุธِูู ًุง } [ุงูุฃุญุฒุงุจ: 70، 71].
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Segala puji hanyalah milik Allah. Maka tiada hal lain yang lebih pantas untuk kita ucapkan setalah menyadari nikmat-nikmatNya, kecuali memuji-Nya dengan segala pujian yang diajarkan-Nya kepada kita. Lalu hati kita juga khusyu’ mensyukuri nikmat-nikmat itu, seraya memimpin anggota bada kita untuk tunduk dan taat dalam menjalankan ibadah semata-mata kepada-Nya. Hanya dengan integrasi ketiga bentuk amal itulah syukur kita menemukan hakikatnya.
Ayyuhal muslimuun hafidzakumullah,
Kita saat ini tengah berada di penghujung bulan Dzulqa’dah. Kurang dari sepekan kita akan memasuki bulan Dzulhijjah 1430 H. Dengan demikian kita telah 2 bulan keluar dari madrasah Ramadhan, dan kini bersiap dengan tarbiyah Allah SWT yang lain, yakni madrasah Dzulhijjah.
Mengapa disebut madrasah Dzulhijjah? Karena pada bulan ini ada tiga ibadah besar yang sarat dengan nilai-nilai tarbiyah; haji, shalat idul adha dan qurban. Di samping ada pula ibadah sunnah muakkad bagi yang tidak menunaikan haji yakni puasa arafah.
Ayyuhal muslimuun rahimakumullah,
Karenanya, melalui mimbar Jum’at ini khatib mengajak diri sendiri dan kita semua untuk mempersiapkan diri menyongsong bulan Dzulhijjah ini. Sehingga saat ia datang menjumpai kita, kita telah siap dengan amal-amal di bulan ini sekaligus mengambil nilai-nilai tarbiyah yang ada di dalamnya.
Haji
Saat ini sebagian saudara-saudara kita yang menunaikan ibadah haji telah berada di tanah suci. Inilah rangkaian ibadah yang mengandung muatan tarbiyah historis yang luar biasa. Agar manusia mengambil pelajaran yang tak ternilai dari sana. Bukan hanya bagi mereka yang sudah dipanggil Allah dalam menunaikannya, tetapi juga bagi kita yang belum berkesempatan menjalankan rukun Islam yang kelima.
Diantara pelajaran yang begitu tampak dari ibadah haji adalah deklarasi persamaan derajat manusia di dalam Islam. Islam bukanlah agama yang mempertahankan atau mendukung diskriminasi atas dasar warna kulit dan suku bangsa. Allah tidak membedakan manusia dari segi hartanya, popularitas, maupun jabatan dan kekuasaannya. Karenanya berkumpullah jutaan orang di Masjidil Haram, 260 ribu diantaranya dari Indonesia; mereka setara! Semuanya berbaur menjadi satu sebagai hamba Allah; tak ada bedanya antara presiden dan rakyat biasa, tak ada bedanya antara direktur dan petani-petani desa. Bahkan saat ihram, sekaya dan setinggi apapun jabatan seseorang, mereka semua sama hanya berbalut kain ihram yang tidak berjahit.
Kita pun, yang tidak berada di Masjidil Haram, seharusnya sadar akan hakikat nilai manusia di hadapan Allah SWT. Mereka semua sama. Yang membedakan dan membuat seseorang lebih mulia daripada lainnya adalah ketaqwaannya.
ุฅَِّู ุฃَْูุฑَู َُูู ْ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุฃَุชَْูุงُูู ْ [ุงูุญุฌุฑุงุช/13]
Sesungguhnya manusia yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. (QS. Al-Hujurat : 13)
Hakikat ini seharusnya tertanam kuat dalam jiwa kita dan menjadi pemicu bagi kita untuk terus meningkatkan ketaqwaannya. Sementara banyak orang yang mengumpulkan bekal untuk kehidupan dunianya, Allah menunjukkan pula kepada kita untuk mempersiapkan sebaik-baik bekal, yakni taqwa.
َูุชَุฒََّูุฏُูุง َูุฅَِّู ุฎَْูุฑَ ุงูุฒَّุงุฏِ ุงูุชََّْููู [ุงูุจูุฑุฉ/197]
Dan berbekallah kalian. Sesungguhnya bekal yang terbaik adalah taqwa. (QS. Al-Baqarah : 197)
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Selain nilai tarbiyah di atas, haji juga sarat dengan napak tilas sejarah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Ka’bah merupakan tempat ibadah yang dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim. Ia simbol ketauhidan, dan ke arahnya umat Islam berkiblat dalam shalat. Sai mengingatkan ikhtiar serius istri Nabi Ibrahim, Hajar, dalam upaya regenerasi ahli tauhid. Melontar jumrah juga merupakan simbol perlawanan kepada syaitan, yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim, dan hingga kiamat nanti statusnya memang tidak pernah berubah; syaitan adalah musuh yang nyata bagi orang yang beriman.
Lebih dari itu, semua ibadah haji merupakan kepatuhan dan ketundukan total kepada Allah sebagai pembuat syariat. Bagaimana petunjuk Allah dalam beribadah, begitulah kita harus mengerjakannya. Bagaimana perintah Allah kepada orang beriman, begitulah ia harus sami’na wa atha’na. Dengan demikian ibadah haji menjadi ibadah yang sangat berat. Selain menyediakan biaya yang sangat besar dan membutuhkan fisik yang prima, kondisi ruhiyah juga harus terjaga selama ibadah ini ditunaikan. Maka, sebanding dengan beratnya kombinasi dari ibadah qalbiyah, ibadah badaniyah, dan ibadah maliyah ini, Allah telah menyediakan balasan yang luar biasa pula:
ุงْูุญَุฌُّ ุงْูู َุจْุฑُูุฑُ َْููุณَ َُูู ุฌَุฒَุงุกٌ ุฅِูุงَّ ุงْูุฌََّูุฉُ
Haji yang mabrur, tidak ada balasannya kecuali surga. (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu bagaimana dengan kita yang di bulan Dzulhijjah 1430 H ini belum mampu menunaikan haji? Masih ada banyak kesempatan amal untuk kita kerjakan.
Memperbanyak ibadah dan amal shalih di sepuluh hari pertama Dzulhijjah
Bagi kita yang tidak berhaji pun, kesempatan emas terbuka untuk meraih banyak keutamaan di bulan Dzulhijjah. Memperbanyak ibadah pada tanggal 1 Dzulhijjah sampai dengan 10 Dzulhijjah merupakan pilihan yang cerdas, sebab banyak hadits yang menjelaskan keutamaannya. Ibadah itu bisa berupa memperbanyak shadaqah, berdzikir, tilawah, dan amal shalih lainnya.
Rasulullah SAW bersabda:
ู َุง ู ِْู ุฃََّูุงู ٍ ุงْูุนَู َُู ِِููู ุฃَْูุถَُู ู ِْู ุนَุดَุฑِ ุฐِู ุงْูุญِุฌَّุฉِ، َِููู: َููุง ุงْูุฌَِูุงุฏُ ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู؟ َูุงَู: َููุง ุงْูุฌَِูุงุฏُ ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู َูุงَู :« َููุงَ ุงْูุฌَِูุงุฏُ ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู ุฅِูุงَّ ุฑَุฌٌُู ุฎَุฑَุฌَ ุจَِْููุณِِู َูู َุงِِูู ุซُู َّ َูู ْ َูุฑْุฌِุนْ ุจِุดَْูุกٍ
“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih disukai oleh Allah Azza wa Jalla dari pada hari-hari ini, yakni hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah.” Para shahabat pun bertanya, “Ya Rasulullah, meskipun dibandingkan dengan berjihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Memang, meskipun dibandingkan dengan berjihad fi sabilillah, kecuali seorang yang pergi membawa nyawa dan hartanya, kemudian tidak satu pun diantara keduanya itu yang kembali (mati syahid).” (HR. Jamaah kecuali Muslim dan Nasai)
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:
ู َุง ู ِْู ุฃََّูุงู ٍ ุฃَุนْุธَู َ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู َููุงَ ุฃَุญَุจَّ ุฅَِِْููู ู َِู ุงْูุนَู َِู َِِّูููู ู ِْู َูุฐِِู ุงูุฃََّูุงู ِ ุงْูุนَุดْุฑِ َูุฃَْูุซِุฑُูุง َِِّูููู ู َِู ุงูุชَِِّْูููู َูุงูุชَّْูุจِูุฑِ َูุงูุชَّุญْู ِูุฏِ
Tidak ada hari-ahri yang dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid. (HR. Ahmad)
ู َุง ู ِْู ุฃََّูุงู ٍ ุฃَุญَุจُّ ุฅَِูู ุงَِّููู ุฃَْู ُูุชَุนَุจَّุฏَ َُูู َِูููุง ู ِْู ุนَุดْุฑِ ุฐِู ุงْูุญِุฌَّุฉِ َูุนْุฏُِู ุตَِูุงู ُ ُِّูู َْููู ٍ ู َِْููุง ุจِุตَِูุงู ِ ุณََูุฉٍ ََِูููุงู ُ ُِّูู ََْูููุฉٍ ู َِْููุง ุจَِِููุงู ِ ََْูููุฉِ ุงَْููุฏْุฑِ
Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)
Puasa Arafah
Ayyuhal muslimuun hafidzakumullah,
Puasa ini disunnahkan bagi kita yang tidak sedang mengerjakan haji. Adapun bagi mereka para jamaah haji, mereka tidak diperbolehkan berpuasa. Saat itu mereka harus wukuf di Arafah. Dengan demikian, keutamaan hari Arafah bisa dinikmati oleh orang yang sedang berhaji maupun yang tidak sedang berhaji.
Keutamaan puasa Arafah ini diriwayatkan oleh Abu Qatadah r.a. :
ุณُุฆَِู ุนَْู ุตَْูู ِ َْููู ِ ุนَุฑََูุฉَ ََููุงَู « َُِّูููุฑُ ุงูุณََّูุฉَ ุงْูู َุงุถَِูุฉَ َูุงْูุจَุงَِููุฉَ »
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)
Subhaanallah, luar biasa. Mendengar keutamaan puasa Arafah ini, pantaslah bila pada hari Arafah itu banyak orang yang dibebaskan Allah SWT dari siksa neraka.
ู َุง ู ِْู َْููู ٍ ุฃَْูุซَุฑَ ู ِْู ุฃَْู ُูุนْุชَِู ุงَُّููู ِِููู ุนَุจْุฏًุง ู َِู ุงَّููุงุฑِ ู ِْู َْููู ِ ุนَุฑََูุฉَ
Tidak ada satu hari yang pada hari itu Allah membebaskan para hamba dari api neraka yang lebih banyak dibandingkan hari Arafah. (HR. Muslim)
Shalat Idul Adha
Ikhwatal iman yahdikumullah,
Amal khusus di bulan Dzulhijjah berikutnya adalah Shalat Idul Adha. Jumhur ulama’ menjelaskan bahwa hukumnya sunnah muakkad, dan ada beberapa ulama’ yang berpendapat hukumnya wajib. Jika pada shalat idul fitri disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat, maka shalat idul adha adalah kebalikannya: disunnahkan makan setelah shalat id.
Berqurban
Ayyuhal muslimuun rahimakumullah,
Amal lainnya yang sangat istimewa dan khusus di bulan Dzulhijjah ini adalah qurban. Ibadah qurban ini juga sarat dengan nilai tarbiyah. Bahkan sejarah disyariatkannya qurban pada masa Nabi Ibrahim adalah sejarah pengorbanan, ketaatan, serta proses taurits di dalam keluarga muslim. Kita sekarang tidak diperintahkan untuk menyembelih Ismail-ismail kita, tetapi menyembelih kambing, domba, sapi, atau unta sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kita kepada Allah SWT.
Keutamaan qurban sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:
ู َุง ุนَู َِู ุขุฏَู ٌِّู ู ِْู ุนَู ٍَู َْููู َ ุงَّููุญْุฑِ ุฃَุญَุจَّ ุฅَِูู ุงَِّููู ู ِْู ุฅِْูุฑَุงِู ุงูุฏَّู ِ ุฅََِّููุง َูุชَุฃْุชِู َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ ุจُِูุฑَُِูููุง َูุฃَุดْุนَุงุฑَِูุง َูุฃَุธْูุงََِููุง َูุฅَِّู ุงูุฏَّู َ َََูููุนُ ู َِู ุงَِّููู ุจِู ََูุงٍู َูุจَْู ุฃَْู ََููุนَ ู َِู ุงูุฃَุฑْุถِ َูุทِูุจُูุง ุจَِูุง َْููุณًุง
Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada Hari Raya Kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan berkurban. (HR. Tirmidzi)
Demikianlah amal-amal khusus selama bulan Dzulhijjah. Semoga Dzulhijjah 1430 ini semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT sehingga kita memperoleh ridha, rahmat, dan ampuan-Nya. Dengan demikian, kita bisa berharap bertemu Allah kelak di surga.
KHUTBAH KEDUA
ุงْูุญَู ْุฏُ َِِّููู ุงَّูุฐِู ุฃَุฑْุณََู ุฑَุณَُُููู ุจِุงُْููุฏَู َูุฏِِูู ุงْูุญَِّู ُِููุธِْูุฑَُู ุนََูู ุงูุฏِِّูู ُِِّููู ََْููู َูุฑَِู ุงْูู ُุดْุฑَُِููู
ุฃَุดَْูุฏُ ุฃْู ูุง ุฅََูู ุฅูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุง ุดَุฑَِูู َُูู، ูุฃุดูุฏُ ุฃَّู ู ُุญَู َّุฏًุง ุนุจْุฏُู ูุฑَุณُُููู.
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู ุญََّู ุชَُูุงุชِِู َููุง ุชَู ُูุชَُّู ุฅِูุง َูุฃَْูุชُู ْ ู ُุณِْูู َُูู } [ุขู ุนู ุฑุงู: 102]
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู َُُูููููุง َْูููุง ุณَุฏِูุฏًุง * ُูุตِْูุญْ َُููู ْ ุฃَุนْู َุงَُููู ْ ََููุบِْูุฑْ َُููู ْ ุฐُُููุจَُูู ْ َูู َْู ُูุทِุนِ ุงََّููู َูุฑَุณَُُููู ََููุฏْ َูุงุฒَ َْููุฒًุง ุนَุธِูู ًุง } [ุงูุฃุญุฒุงุจ: 70، 71].
ุงَُّูููู َّ ุตَِّู ูุณَِّูู ْ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ، َูู َุง ุตََّْููุชَ ูุณَّูู ْุชَ ุนََูู ุณَِّูุฏِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ، َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ، َูู َุง ุจَุงุฑَْูุชَ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ، ِูู ุงูุนَุงَูู َِْูู ุฅََِّูู ุญَู ِْูุฏٌ ู َุฌِْูุฏٌ، َูุงุฑْุถَ ุงَُّูููู َّ ุนَْู ุฎََُููุงุฆِِู ุงูุฑَّุงุดِุฏَِْูู، َูุนَْู ุฃَุฒَْูุงุฌِِู ุฃُู ََّูุงุชِ ุงูู ُุคْู َِِْููู، َูุนَْู ุณَุงุฆِุฑِ ุงูุตَّุญَุงุจَุฉِ ุฃَุฌْู َุนَِْูู، َูุนَْู ุงูู ُุคْู َِِْููู َูุงูู ُุคْู َِูุงุชِ ุฅَِูู َْููู ِ ุงูุฏِِّْูู، َูุนََّูุง ู َุนَُูู ْ ุจِุฑَุญْู َุชَِู َูุง ุฃَุฑْุญَู َ ุงูุฑَّุงุญِู َِْูู.
ุงَُّูููู َّ ุงุฌْุนَْู ุฌَู ْุนََูุง َูุฐَุง ุฌَู ْุนًุง ู َุฑْุญُْูู ًุง، َูุงุฌْุนَْู ุชََูุฑََُّููุง ู ِْู ุจَุนْุฏِِู ุชََูุฑًُّูุง ู َุนْุตُْูู ًุง، َููุง ุชَุฏَุนْ َِْูููุง َููุง ู َุนََูุง ุดًَِّููุง َููุง ู َุญْุฑُْูู ًุง.
ุงَُّูููู َّ ุฅَِّูุง َูุณْุฃََُูู ุงُْููุฏَู َูุงูุชَُّูู َูุงูุนََูุงَู َูุงูุบَِูู.
ุงَُّูููู َّ ุฅَِّูุง َูุณْุฃََُูู ุฃَْู ุชَุฑْุฒَُู ُููุงًّ ู َِّูุง ِูุณَุงًูุง ุตَุงุฏًِูุง ุฐَุงِูุฑًุง، ََْูููุจًุง ุฎَุงุดِุนًุง ู ُِْููุจًุง، َูุนَู َูุงً ุตَุงِูุญًุง ุฒَุงًِููุง، َูุนِْูู ًุง َูุงِูุนًุง ุฑَุงِูุนًุง، َูุฅِْูู َุงًูุง ุฑَุงุณِุฎًุง ุซَุงุจِุชًุง، ًََِْูููููุง ุตَุงุฏًِูุง ุฎَุงِูุตًุง، َูุฑِุฒًْูุง ุญَูุงَูุงًَ ุทَِّูุจًุง َูุงุณِุนًุง، َูุง ุฐَุง ุงْูุฌَูุงَِู َูุงูุฅِْูุฑَุงู ِ.
ุงَُّูููู َّ ุฃَุนِุฒَّ ุงูุฅِุณْูุงَู َ َูุงْูู ُุณِْูู َِْูู، ََููุญِّุฏِ ุงَُّูููู َّ ุตَُُُْููููู ْ، َูุฃَุฌْู ِุนْ َِููู َุชَُูู ْ ุนََูู ุงูุญَِّู، َูุงْูุณِุฑْ ุดََْููุฉَ ุงูุธَّุงِูู َِูู، َูุงْูุชُุจِ ุงูุณَّูุงَู َ َูุงูุฃَู َْู ِูุนِุจุงุฏَِู ุฃَุฌْู َุนَِูู.
ุงَُّูููู َّ ุฑَุจََّูุง ุงุญَْูุธْ ุฃَْูุทَุงََููุง َูุฃَุนِุฒَّ ุณُْูุทَุงََููุง َูุฃَِّูุฏُْู ุจِุงْูุญَِّู َูุฃَِّูุฏْ ุจِِู ุงْูุญََّู َูุง ุฑَุจَّ ุงูุนَุงَูู َِْูู.
ุงَُّูููู َّ ุฑَุจََّูุง ุงุณَِْููุง ู ِْู َْููุถَِู ุงْูู ِุฏْุฑَุงุฑِ، َูุงุฌْุนََْููุง ู َِู ุงูุฐَّุงِูุฑَِْูู ََูู ูู ุงَِْูููู َูุงََّูููุงุฑِ، ุงْูู ُุณْุชَุบِْูุฑَِْูู ََูู ุจِุงْูุนَุดِِّู َูุงูุฃَุณْุญَุงุฑِ.
ุงَُّูููู َّ ุฃَْูุฒِْู ุนَََْูููุง ู ِْู ุจَุฑََูุงุชِ ุงูุณَّู َุงุก َูุฃَุฎْุฑِุฌْ ََููุง ู ِْู ุฎَْูุฑَุงุชِ ุงูุฃَุฑْุถِ، َูุจَุงุฑِْู ََููุง ูู ุซِู َุงุฑَِูุง َูุฒُุฑُْูุนَِูุง ُِّููู ุฃَุฑุฒَุงَِููุง َูุง ุฐَุง ุงْูุฌَูุงَِู َูุงูุฅِْูุฑَุงู ِ.
ุฑَุจََّูุง ุขุชَِูุง ูู ุงูุฏَُّْููุง ุญَุณََูุฉً َููู ุงูุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงَّููุงุฑِ.
ุฑَุจََّูุง ูุง ุชُุฒِุบْ ُُْูููุจََูุง ุจَุนْุฏَ ุฅِุฐْ َูุฏَْูุชََูุง، ََููุจْ ََููุง ู ِْู َูุฏَُْูู ุฑَุญْู َุฉً، ุฅََِّูู ุฃَْูุชَ ุงََّูููุงุจُ.
ุฑَุจََّูุง ุธََูู َْูุง ุฃَُْููุณََูุง َูุฅِْู َูู ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู َْูุง ََََُّْูููููู ู َِู ุงูุฎَุงุณِุฑَِْูู.
ุงَُّูููู َّ ุงุบِْูุฑْ ِْููู ُุคْู َِِْููู َูุงْูู ُุคْู َِูุงุชِ، َูุงْูู ُุณِْูู َِْูู َูุงْูู ُุณِْูู َุงุชِ، ุงูุฃَุญَْูุงุกِ ู ُِْููู ْ َูุงูุฃَู َْูุงุชِ، ุฅََِّูู ุณَู ِْูุนٌ َูุฑِْูุจٌ ู ُุฌِْูุจُ ุงูุฏُّุนَุงุกِ.
ุนِุจَุงุฏَ ุงِููู :ุฅَِّู ุงَููู َูุฃْู ُุฑُ ุจِุงْูุนَุฏِْู َูุงูุฅِุญْุณَุงِู َูุฅِْูุชَุงุกِ ุฐِู ุงُููุฑْุจَู َََْููููู ุนَِู ุงَْููุญْุดَุงุกِ َูุงْูู َُْููุฑِ َูุงْูุจَุบِْู َูุนِุธُُูู ْ َูุนََُّููู ْ ุชَุฐََّูุฑَُْูู
KHUTBAH PERTAMA
ุงْูุญَู ْุฏُ ِููู ุงَِِّูููู ุงูู َุชِِูู، ุณُุจْุญَุงَُูู ุฎَََูู ุงูุฅِْูุณَุงَู ِูู ุฃَุญْุณَِู ุชَِْูููู ٍ، ََููุฏَุงُู ِْููู ََْููุฌِ ุงَِููููู ِ، َูุณََّู ุดَุฑَุงุฆِุนَ َِูููุง ุงَُّูููุฉُ َูุงูุชَّู ُِููู، ุจِุญِْูู َุชِِู ُูุคْู ُِู، َูุจُِูุฏْุฑَุชِِู ُُِูููู، ุนََِْููู َูุชَََُّููู، َูุฅَِّูุงُู َูุณุชَุนُِูู، ุฃَุญْู َุฏُُู ุชَุนَุงَูู ุจِู َุง َُูู َُูู ุฃٌَْูู ู َِู ุงْูุญَู ْุฏِ َูุฃُุซِْูู ุนََِْููู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَู ูุงَّ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุง ุดَุฑَِูู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ุณََّูุฏََูุง ََููุจََِّููุง ู ُุญَู َّุฏًุง ุนَุจْุฏُ ุงِููู َูุฑَุณُُُููู، َูู ْ َูุฒَْู ู ُุชََِّูููุงً ุนََูู ุฑَุจِِّู، َูุงุซًِูุง ุจَِูุนุฏِِู، ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู، َูุนََูู ُِّูู ู َْู ุงْูุชََูู ุฃَุซَุฑَُู َูุชَุฑَุณَّู َ ุฎُุทَุงُู ุฅَِูู َููู ِ ุงูุฏِِّูู.
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู ุญََّู ุชَُูุงุชِِู َููุง ุชَู ُูุชَُّู ุฅِูุง َูุฃَْูุชُู ْ ู ُุณِْูู َُูู } [ุขู ุนู ุฑุงู: 102] .
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ ุงุชَُّููุง ุฑَุจَُّูู ُ ุงَّูุฐِู ุฎَََُูููู ْ ู ِْู َْููุณٍ َูุงุญِุฏَุฉٍ َูุฎَََูู ู َِْููุง ุฒَْูุฌََูุง َูุจَุซَّ ู ُِْููู َุง ุฑِุฌَุงูุง َูุซِูุฑًุง َِููุณَุงุกً َูุงุชَُّููุง ุงََّููู ุงَّูุฐِู ุชَุณَุงุกََُููู ุจِِู َูุงูุฃุฑْุญَุงู َ ุฅَِّู ุงََّููู َูุงَู ุนََُْูููู ْ ุฑَِููุจًุง } [ุงููุณุงุก: 1] .
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู َُُูููููุง َْูููุง ุณَุฏِูุฏًุง * ُูุตِْูุญْ َُููู ْ ุฃَุนْู َุงَُููู ْ ََููุบِْูุฑْ َُููู ْ ุฐُُููุจَُูู ْ َูู َْู ُูุทِุนِ ุงََّููู َูุฑَุณَُُููู ََููุฏْ َูุงุฒَ َْููุฒًุง ุนَุธِูู ًุง } [ุงูุฃุญุฒุงุจ: 70، 71].
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Segala puji hanyalah milik Allah. Maka tiada hal lain yang lebih pantas untuk kita ucapkan setalah menyadari nikmat-nikmatNya, kecuali memuji-Nya dengan segala pujian yang diajarkan-Nya kepada kita. Lalu hati kita juga khusyu’ mensyukuri nikmat-nikmat itu, seraya memimpin anggota bada kita untuk tunduk dan taat dalam menjalankan ibadah semata-mata kepada-Nya. Hanya dengan integrasi ketiga bentuk amal itulah syukur kita menemukan hakikatnya.
Ayyuhal muslimuun hafidzakumullah,
Kita saat ini tengah berada di penghujung bulan Dzulqa’dah. Kurang dari sepekan kita akan memasuki bulan Dzulhijjah 1430 H. Dengan demikian kita telah 2 bulan keluar dari madrasah Ramadhan, dan kini bersiap dengan tarbiyah Allah SWT yang lain, yakni madrasah Dzulhijjah.
Mengapa disebut madrasah Dzulhijjah? Karena pada bulan ini ada tiga ibadah besar yang sarat dengan nilai-nilai tarbiyah; haji, shalat idul adha dan qurban. Di samping ada pula ibadah sunnah muakkad bagi yang tidak menunaikan haji yakni puasa arafah.
Ayyuhal muslimuun rahimakumullah,
Karenanya, melalui mimbar Jum’at ini khatib mengajak diri sendiri dan kita semua untuk mempersiapkan diri menyongsong bulan Dzulhijjah ini. Sehingga saat ia datang menjumpai kita, kita telah siap dengan amal-amal di bulan ini sekaligus mengambil nilai-nilai tarbiyah yang ada di dalamnya.
Haji
Saat ini sebagian saudara-saudara kita yang menunaikan ibadah haji telah berada di tanah suci. Inilah rangkaian ibadah yang mengandung muatan tarbiyah historis yang luar biasa. Agar manusia mengambil pelajaran yang tak ternilai dari sana. Bukan hanya bagi mereka yang sudah dipanggil Allah dalam menunaikannya, tetapi juga bagi kita yang belum berkesempatan menjalankan rukun Islam yang kelima.
Diantara pelajaran yang begitu tampak dari ibadah haji adalah deklarasi persamaan derajat manusia di dalam Islam. Islam bukanlah agama yang mempertahankan atau mendukung diskriminasi atas dasar warna kulit dan suku bangsa. Allah tidak membedakan manusia dari segi hartanya, popularitas, maupun jabatan dan kekuasaannya. Karenanya berkumpullah jutaan orang di Masjidil Haram, 260 ribu diantaranya dari Indonesia; mereka setara! Semuanya berbaur menjadi satu sebagai hamba Allah; tak ada bedanya antara presiden dan rakyat biasa, tak ada bedanya antara direktur dan petani-petani desa. Bahkan saat ihram, sekaya dan setinggi apapun jabatan seseorang, mereka semua sama hanya berbalut kain ihram yang tidak berjahit.
Kita pun, yang tidak berada di Masjidil Haram, seharusnya sadar akan hakikat nilai manusia di hadapan Allah SWT. Mereka semua sama. Yang membedakan dan membuat seseorang lebih mulia daripada lainnya adalah ketaqwaannya.
ุฅَِّู ุฃَْูุฑَู َُูู ْ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุฃَุชَْูุงُูู ْ [ุงูุญุฌุฑุงุช/13]
Sesungguhnya manusia yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. (QS. Al-Hujurat : 13)
Hakikat ini seharusnya tertanam kuat dalam jiwa kita dan menjadi pemicu bagi kita untuk terus meningkatkan ketaqwaannya. Sementara banyak orang yang mengumpulkan bekal untuk kehidupan dunianya, Allah menunjukkan pula kepada kita untuk mempersiapkan sebaik-baik bekal, yakni taqwa.
َูุชَุฒََّูุฏُูุง َูุฅَِّู ุฎَْูุฑَ ุงูุฒَّุงุฏِ ุงูุชََّْููู [ุงูุจูุฑุฉ/197]
Dan berbekallah kalian. Sesungguhnya bekal yang terbaik adalah taqwa. (QS. Al-Baqarah : 197)
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,
Selain nilai tarbiyah di atas, haji juga sarat dengan napak tilas sejarah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Ka’bah merupakan tempat ibadah yang dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim. Ia simbol ketauhidan, dan ke arahnya umat Islam berkiblat dalam shalat. Sai mengingatkan ikhtiar serius istri Nabi Ibrahim, Hajar, dalam upaya regenerasi ahli tauhid. Melontar jumrah juga merupakan simbol perlawanan kepada syaitan, yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim, dan hingga kiamat nanti statusnya memang tidak pernah berubah; syaitan adalah musuh yang nyata bagi orang yang beriman.
Lebih dari itu, semua ibadah haji merupakan kepatuhan dan ketundukan total kepada Allah sebagai pembuat syariat. Bagaimana petunjuk Allah dalam beribadah, begitulah kita harus mengerjakannya. Bagaimana perintah Allah kepada orang beriman, begitulah ia harus sami’na wa atha’na. Dengan demikian ibadah haji menjadi ibadah yang sangat berat. Selain menyediakan biaya yang sangat besar dan membutuhkan fisik yang prima, kondisi ruhiyah juga harus terjaga selama ibadah ini ditunaikan. Maka, sebanding dengan beratnya kombinasi dari ibadah qalbiyah, ibadah badaniyah, dan ibadah maliyah ini, Allah telah menyediakan balasan yang luar biasa pula:
ุงْูุญَุฌُّ ุงْูู َุจْุฑُูุฑُ َْููุณَ َُูู ุฌَุฒَุงุกٌ ุฅِูุงَّ ุงْูุฌََّูุฉُ
Haji yang mabrur, tidak ada balasannya kecuali surga. (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu bagaimana dengan kita yang di bulan Dzulhijjah 1430 H ini belum mampu menunaikan haji? Masih ada banyak kesempatan amal untuk kita kerjakan.
Memperbanyak ibadah dan amal shalih di sepuluh hari pertama Dzulhijjah
Bagi kita yang tidak berhaji pun, kesempatan emas terbuka untuk meraih banyak keutamaan di bulan Dzulhijjah. Memperbanyak ibadah pada tanggal 1 Dzulhijjah sampai dengan 10 Dzulhijjah merupakan pilihan yang cerdas, sebab banyak hadits yang menjelaskan keutamaannya. Ibadah itu bisa berupa memperbanyak shadaqah, berdzikir, tilawah, dan amal shalih lainnya.
Rasulullah SAW bersabda:
ู َุง ู ِْู ุฃََّูุงู ٍ ุงْูุนَู َُู ِِููู ุฃَْูุถَُู ู ِْู ุนَุดَุฑِ ุฐِู ุงْูุญِุฌَّุฉِ، َِููู: َููุง ุงْูุฌَِูุงุฏُ ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู؟ َูุงَู: َููุง ุงْูุฌَِูุงุฏُ ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู َูุงَู :« َููุงَ ุงْูุฌَِูุงุฏُ ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู ุฅِูุงَّ ุฑَุฌٌُู ุฎَุฑَุฌَ ุจَِْููุณِِู َูู َุงِِูู ุซُู َّ َูู ْ َูุฑْุฌِุนْ ุจِุดَْูุกٍ
“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih disukai oleh Allah Azza wa Jalla dari pada hari-hari ini, yakni hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah.” Para shahabat pun bertanya, “Ya Rasulullah, meskipun dibandingkan dengan berjihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Memang, meskipun dibandingkan dengan berjihad fi sabilillah, kecuali seorang yang pergi membawa nyawa dan hartanya, kemudian tidak satu pun diantara keduanya itu yang kembali (mati syahid).” (HR. Jamaah kecuali Muslim dan Nasai)
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:
ู َุง ู ِْู ุฃََّูุงู ٍ ุฃَุนْุธَู َ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู َููุงَ ุฃَุญَุจَّ ุฅَِِْููู ู َِู ุงْูุนَู َِู َِِّูููู ู ِْู َูุฐِِู ุงูุฃََّูุงู ِ ุงْูุนَุดْุฑِ َูุฃَْูุซِุฑُูุง َِِّูููู ู َِู ุงูุชَِِّْูููู َูุงูุชَّْูุจِูุฑِ َูุงูุชَّุญْู ِูุฏِ
Tidak ada hari-ahri yang dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid. (HR. Ahmad)
ู َุง ู ِْู ุฃََّูุงู ٍ ุฃَุญَุจُّ ุฅَِูู ุงَِّููู ุฃَْู ُูุชَุนَุจَّุฏَ َُูู َِูููุง ู ِْู ุนَุดْุฑِ ุฐِู ุงْูุญِุฌَّุฉِ َูุนْุฏُِู ุตَِูุงู ُ ُِّูู َْููู ٍ ู َِْููุง ุจِุตَِูุงู ِ ุณََูุฉٍ ََِูููุงู ُ ُِّูู ََْูููุฉٍ ู َِْููุง ุจَِِููุงู ِ ََْูููุฉِ ุงَْููุฏْุฑِ
Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)
Puasa Arafah
Ayyuhal muslimuun hafidzakumullah,
Puasa ini disunnahkan bagi kita yang tidak sedang mengerjakan haji. Adapun bagi mereka para jamaah haji, mereka tidak diperbolehkan berpuasa. Saat itu mereka harus wukuf di Arafah. Dengan demikian, keutamaan hari Arafah bisa dinikmati oleh orang yang sedang berhaji maupun yang tidak sedang berhaji.
Keutamaan puasa Arafah ini diriwayatkan oleh Abu Qatadah r.a. :
ุณُุฆَِู ุนَْู ุตَْูู ِ َْููู ِ ุนَุฑََูุฉَ ََููุงَู « َُِّูููุฑُ ุงูุณََّูุฉَ ุงْูู َุงุถَِูุฉَ َูุงْูุจَุงَِููุฉَ »
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)
Subhaanallah, luar biasa. Mendengar keutamaan puasa Arafah ini, pantaslah bila pada hari Arafah itu banyak orang yang dibebaskan Allah SWT dari siksa neraka.
ู َุง ู ِْู َْููู ٍ ุฃَْูุซَุฑَ ู ِْู ุฃَْู ُูุนْุชَِู ุงَُّููู ِِููู ุนَุจْุฏًุง ู َِู ุงَّููุงุฑِ ู ِْู َْููู ِ ุนَุฑََูุฉَ
Tidak ada satu hari yang pada hari itu Allah membebaskan para hamba dari api neraka yang lebih banyak dibandingkan hari Arafah. (HR. Muslim)
Shalat Idul Adha
Ikhwatal iman yahdikumullah,
Amal khusus di bulan Dzulhijjah berikutnya adalah Shalat Idul Adha. Jumhur ulama’ menjelaskan bahwa hukumnya sunnah muakkad, dan ada beberapa ulama’ yang berpendapat hukumnya wajib. Jika pada shalat idul fitri disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat, maka shalat idul adha adalah kebalikannya: disunnahkan makan setelah shalat id.
Berqurban
Ayyuhal muslimuun rahimakumullah,
Amal lainnya yang sangat istimewa dan khusus di bulan Dzulhijjah ini adalah qurban. Ibadah qurban ini juga sarat dengan nilai tarbiyah. Bahkan sejarah disyariatkannya qurban pada masa Nabi Ibrahim adalah sejarah pengorbanan, ketaatan, serta proses taurits di dalam keluarga muslim. Kita sekarang tidak diperintahkan untuk menyembelih Ismail-ismail kita, tetapi menyembelih kambing, domba, sapi, atau unta sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kita kepada Allah SWT.
Keutamaan qurban sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:
ู َุง ุนَู َِู ุขุฏَู ٌِّู ู ِْู ุนَู ٍَู َْููู َ ุงَّููุญْุฑِ ุฃَุญَุจَّ ุฅَِูู ุงَِّููู ู ِْู ุฅِْูุฑَุงِู ุงูุฏَّู ِ ุฅََِّููุง َูุชَุฃْุชِู َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ ุจُِูุฑَُِูููุง َูุฃَุดْุนَุงุฑَِูุง َูุฃَุธْูุงََِููุง َูุฅَِّู ุงูุฏَّู َ َََูููุนُ ู َِู ุงَِّููู ุจِู ََูุงٍู َูุจَْู ุฃَْู ََููุนَ ู َِู ุงูุฃَุฑْุถِ َูุทِูุจُูุง ุจَِูุง َْููุณًุง
Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada Hari Raya Kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan berkurban. (HR. Tirmidzi)
Demikianlah amal-amal khusus selama bulan Dzulhijjah. Semoga Dzulhijjah 1430 ini semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT sehingga kita memperoleh ridha, rahmat, dan ampuan-Nya. Dengan demikian, kita bisa berharap bertemu Allah kelak di surga.
KHUTBAH KEDUA
ุงْูุญَู ْุฏُ َِِّููู ุงَّูุฐِู ุฃَุฑْุณََู ุฑَุณَُُููู ุจِุงُْููุฏَู َูุฏِِูู ุงْูุญَِّู ُِููุธِْูุฑَُู ุนََูู ุงูุฏِِّูู ُِِّููู ََْููู َูุฑَِู ุงْูู ُุดْุฑَُِููู
ุฃَุดَْูุฏُ ุฃْู ูุง ุฅََูู ุฅูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุง ุดَุฑَِูู َُูู، ูุฃุดูุฏُ ุฃَّู ู ُุญَู َّุฏًุง ุนุจْุฏُู ูุฑَุณُُููู.
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู ุญََّู ุชَُูุงุชِِู َููุง ุชَู ُูุชَُّู ุฅِูุง َูุฃَْูุชُู ْ ู ُุณِْูู َُูู } [ุขู ุนู ุฑุงู: 102]
{ َูุงุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู َُُูููููุง َْูููุง ุณَุฏِูุฏًุง * ُูุตِْูุญْ َُููู ْ ุฃَุนْู َุงَُููู ْ ََููุบِْูุฑْ َُููู ْ ุฐُُููุจَُูู ْ َูู َْู ُูุทِุนِ ุงََّููู َูุฑَุณَُُููู ََููุฏْ َูุงุฒَ َْููุฒًุง ุนَุธِูู ًุง } [ุงูุฃุญุฒุงุจ: 70، 71].
ุงَُّูููู َّ ุตَِّู ูุณَِّูู ْ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ، َูู َุง ุตََّْููุชَ ูุณَّูู ْุชَ ุนََูู ุณَِّูุฏِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ، َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ู ُุญَู َّุฏٍ، َูู َุง ุจَุงุฑَْูุชَ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู َ، ِูู ุงูุนَุงَูู َِْูู ุฅََِّูู ุญَู ِْูุฏٌ ู َุฌِْูุฏٌ، َูุงุฑْุถَ ุงَُّูููู َّ ุนَْู ุฎََُููุงุฆِِู ุงูุฑَّุงุดِุฏَِْูู، َูุนَْู ุฃَุฒَْูุงุฌِِู ุฃُู ََّูุงุชِ ุงูู ُุคْู َِِْููู، َูุนَْู ุณَุงุฆِุฑِ ุงูุตَّุญَุงุจَุฉِ ุฃَุฌْู َุนَِْูู، َูุนَْู ุงูู ُุคْู َِِْููู َูุงูู ُุคْู َِูุงุชِ ุฅَِูู َْููู ِ ุงูุฏِِّْูู، َูุนََّูุง ู َุนَُูู ْ ุจِุฑَุญْู َุชَِู َูุง ุฃَุฑْุญَู َ ุงูุฑَّุงุญِู َِْูู.
ุงَُّูููู َّ ุงุฌْุนَْู ุฌَู ْุนََูุง َูุฐَุง ุฌَู ْุนًุง ู َุฑْุญُْูู ًุง، َูุงุฌْุนَْู ุชََูุฑََُّููุง ู ِْู ุจَุนْุฏِِู ุชََูุฑًُّูุง ู َุนْุตُْูู ًุง، َููุง ุชَุฏَุนْ َِْูููุง َููุง ู َุนََูุง ุดًَِّููุง َููุง ู َุญْุฑُْูู ًุง.
ุงَُّูููู َّ ุฅَِّูุง َูุณْุฃََُูู ุงُْููุฏَู َูุงูุชَُّูู َูุงูุนََูุงَู َูุงูุบَِูู.
ุงَُّูููู َّ ุฅَِّูุง َูุณْุฃََُูู ุฃَْู ุชَุฑْุฒَُู ُููุงًّ ู َِّูุง ِูุณَุงًูุง ุตَุงุฏًِูุง ุฐَุงِูุฑًุง، ََْูููุจًุง ุฎَุงุดِุนًุง ู ُِْููุจًุง، َูุนَู َูุงً ุตَุงِูุญًุง ุฒَุงًِููุง، َูุนِْูู ًุง َูุงِูุนًุง ุฑَุงِูุนًุง، َูุฅِْูู َุงًูุง ุฑَุงุณِุฎًุง ุซَุงุจِุชًุง، ًََِْูููููุง ุตَุงุฏًِูุง ุฎَุงِูุตًุง، َูุฑِุฒًْูุง ุญَูุงَูุงًَ ุทَِّูุจًุง َูุงุณِุนًุง، َูุง ุฐَุง ุงْูุฌَูุงَِู َูุงูุฅِْูุฑَุงู ِ.
ุงَُّูููู َّ ุฃَุนِุฒَّ ุงูุฅِุณْูุงَู َ َูุงْูู ُุณِْูู َِْูู، ََููุญِّุฏِ ุงَُّูููู َّ ุตَُُُْููููู ْ، َูุฃَุฌْู ِุนْ َِููู َุชَُูู ْ ุนََูู ุงูุญَِّู، َูุงْูุณِุฑْ ุดََْููุฉَ ุงูุธَّุงِูู َِูู، َูุงْูุชُุจِ ุงูุณَّูุงَู َ َูุงูุฃَู َْู ِูุนِุจุงุฏَِู ุฃَุฌْู َุนَِูู.
ุงَُّูููู َّ ุฑَุจََّูุง ุงุญَْูุธْ ุฃَْูุทَุงََููุง َูุฃَุนِุฒَّ ุณُْูุทَุงََููุง َูุฃَِّูุฏُْู ุจِุงْูุญَِّู َูุฃَِّูุฏْ ุจِِู ุงْูุญََّู َูุง ุฑَุจَّ ุงูุนَุงَูู َِْูู.
ุงَُّูููู َّ ุฑَุจََّูุง ุงุณَِْููุง ู ِْู َْููุถَِู ุงْูู ِุฏْุฑَุงุฑِ، َูุงุฌْุนََْููุง ู َِู ุงูุฐَّุงِูุฑَِْูู ََูู ูู ุงَِْูููู َูุงََّูููุงุฑِ، ุงْูู ُุณْุชَุบِْูุฑَِْูู ََูู ุจِุงْูุนَุดِِّู َูุงูุฃَุณْุญَุงุฑِ.
ุงَُّูููู َّ ุฃَْูุฒِْู ุนَََْูููุง ู ِْู ุจَุฑََูุงุชِ ุงูุณَّู َุงุก َูุฃَุฎْุฑِุฌْ ََููุง ู ِْู ุฎَْูุฑَุงุชِ ุงูุฃَุฑْุถِ، َูุจَุงุฑِْู ََููุง ูู ุซِู َุงุฑَِูุง َูุฒُุฑُْูุนَِูุง ُِّููู ุฃَุฑุฒَุงَِููุง َูุง ุฐَุง ุงْูุฌَูุงَِู َูุงูุฅِْูุฑَุงู ِ.
ุฑَุจََّูุง ุขุชَِูุง ูู ุงูุฏَُّْููุง ุญَุณََูุฉً َููู ุงูุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงَّููุงุฑِ.
ุฑَุจََّูุง ูุง ุชُุฒِุบْ ُُْูููุจََูุง ุจَุนْุฏَ ุฅِุฐْ َูุฏَْูุชََูุง، ََููุจْ ََููุง ู ِْู َูุฏَُْูู ุฑَุญْู َุฉً، ุฅََِّูู ุฃَْูุชَ ุงََّูููุงุจُ.
ุฑَุจََّูุง ุธََูู َْูุง ุฃَُْููุณََูุง َูุฅِْู َูู ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู َْูุง ََََُّْูููููู ู َِู ุงูุฎَุงุณِุฑَِْูู.
ุงَُّูููู َّ ุงุบِْูุฑْ ِْููู ُุคْู َِِْููู َูุงْูู ُุคْู َِูุงุชِ، َูุงْูู ُุณِْูู َِْูู َูุงْูู ُุณِْูู َุงุชِ، ุงูุฃَุญَْูุงุกِ ู ُِْููู ْ َูุงูุฃَู َْูุงุชِ، ุฅََِّูู ุณَู ِْูุนٌ َูุฑِْูุจٌ ู ُุฌِْูุจُ ุงูุฏُّุนَุงุกِ.
ุนِุจَุงุฏَ ุงِููู :ุฅَِّู ุงَููู َูุฃْู ُุฑُ ุจِุงْูุนَุฏِْู َูุงูุฅِุญْุณَุงِู َูุฅِْูุชَุงุกِ ุฐِู ุงُููุฑْุจَู َََْููููู ุนَِู ุงَْููุญْุดَุงุกِ َูุงْูู َُْููุฑِ َูุงْูุจَุบِْู َูุนِุธُُูู ْ َูุนََُّููู ْ ุชَุฐََّูุฑَُْูู
Minggu, 17 Oktober 2010
campur sari kata bijak
Kumpulan kata kata bijak
Setetes kebencian di dalam hati
Pasti akan membuahkan penderitaan
Tapi setetes cinta di dalam relung hati
akan membuahkan kebahagiaan sejati
Kalahkan Kemarahan dengan Cinta Kasih
Kalahkan Kejahatan dengan Kebajikan
Kalahkan kekikiran dengan Kemurahan Hati
Kalahkan Kesombongan dengan Kejujuran
Nafsu hanya akan memberikan kebahagiaan sesaat
tapi cinta yang tulus dan sejati akan memberikan
kebahagiaan selamanya
Jika kita mencintai seseorang
Berusahalan untuk tampil apa adanya
karena Cinta sejati selalu dapat
Menerima Kelebihan dan Kekurangan
Bahagialah bagi orang yang mengerti akan arti cinta,
Karena Cinta itu akan memberikan warna bagi kehidupannya
Cinta yang teramat besar kadang dapat membuat kita
tak bisa mencintai lagi
Luruhnya hati bukanlah suatu dosa, Maka Jangan Pernah
Takut untuk Jatuh Cinta
Setetes kebencian di dalam hati
Pasti akan membuahkan penderitaan
Tapi setetes cinta di dalam relung hati
akan membuahkan kebahagiaan sejati
Kalahkan Kemarahan dengan Cinta Kasih
Kalahkan Kejahatan dengan Kebajikan
Kalahkan kekikiran dengan Kemurahan Hati
Kalahkan Kesombongan dengan Kejujuran
Nafsu hanya akan memberikan kebahagiaan sesaat
tapi cinta yang tulus dan sejati akan memberikan
kebahagiaan selamanya
Jika kita mencintai seseorang
Berusahalan untuk tampil apa adanya
karena Cinta sejati selalu dapat
Menerima Kelebihan dan Kekurangan
Bahagialah bagi orang yang mengerti akan arti cinta,
Karena Cinta itu akan memberikan warna bagi kehidupannya
Cinta yang teramat besar kadang dapat membuat kita
tak bisa mencintai lagi
Luruhnya hati bukanlah suatu dosa, Maka Jangan Pernah
Takut untuk Jatuh Cinta
Cinta Tak Harus Saling Memiliki
Kadang Kala Mereka Harus Melepaskan Cinta Tersebut
Karena Cinta yang Sejati Selalu Ingin Membahagiakan
Orang Yang dicintai
Cinta itu seperti art yg indah dan agung,
berbahagialah yg pernah mendapatkannya meskipun tidak abadi
Cinta tidak membuat dunia berputar
Cinta inilah yang membuat perjalanan tersebut berharga
Cinta tidak berupa tatapan satu sama lain,
tetapi memandang ke luar bersama ke arah yang sama.
Bel bukanlah bel sebelum engkau membunyikannya
Lagu bukanlah lagu sebelum engkau menyanyikannya
Cinta di dalam hatimu tidak diletakkan untuk tinggal di sana
Cinta bukanlah cinta sebelum engkau memberikannya
Nafsu adalah emosi
Cinta adalah pilihan
Cara untuk mencintai sesuatu adalah dengan menyadari
Bahwa sesuatu itu mungkin hilang
Cinta adalah kunci induk yang membuka gerbang kebahagiaan
Kekasih yang bijaksana tidak menghargai hadiah dari kekasihnya
Sebesar cinta dari si pemberi
Jika anda ingin dicinta, mencintalah
dan jadilah orang yang pantas dicinta
Di antara mereka yang saya sukai atau kagumi,
saya tidak dapat menemukan suatu kesamaan
Tetapi di antara mereka yang saya kasihi,
saya dapat menemukannya: mereka semua membuat saya tertawa
Persahabatan sering berakhir dengan cinta
Tetapi cinta kadang berakhir bukan dengan persahabatan
Kita harus sedikit menyerupai satu sama lain
untuk mengerti satu sama lain
Tetapi kita harus sedikit berbeda
Untuk mencintai satu sama lain
Cinta yang belum matang berkata:
“Aku cinta kamu karena aku butuh kamu”
Cinta yang sudah matang berkata:
“Aku butuh kamu karena aku cinta kamu”
Cinta memasukkan kesenangan dalam kebersamaan
kesedihan dalam perpisahan harapan pada hari esok kegembiraan di dalam hati
Siapa pun yang mempunyai hati penuh cinta selalu mempunyai sesuatu untuk diberikan
Cinta sejati dimulai ketika tidak sesuatu pun diharapkan sebagai balasan
Segera sesudah kita belajar mencinta
Kita akan belajar untuk hidup
Cinta…
Jika anda memilikinya, anda tidak memerlukan sesuatu pun yang lain
Dan jika anda tidak memilikinya, apa pun yang lain yang anda miliki tidak banyak berarti
Cinta tidak dapat dipaksakan
Cinta tidak dapat dibujuk dan digoda
Cinta muncul dari Surga tanpa topeng dan tanpa dicari
Cobalah bernalar tentang cinta dan engkau pun
akan kehilangan nalarmu
Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. ~ Nabi Muhammad Saw
Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. ~ Nabi Muhammad Saw
Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. ~ Nabi Muhammad SAW
Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. ~ Nabi Muhammad SAW
Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia. ~ Nabi Muhammad SAW
Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian. ~ Nabi Muhammad SAW
Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal. ~ Imam Al Ghazali
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. ~ Khalifah ‘Umar
Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. ~ Ibnu Mas’ud
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. ~ Khalifah ‘Ali
Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. ~ Ibnu Mas’ud
Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu. ~ Khalifah ‘Ali
Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku. ~ Khalifah ‘Umar
Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. ~ Imam An Nawawi
Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub kerana suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu. ~ Sayidina Abu Bakar
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab
Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. ~ Sayidina Umar bin Khattab
Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan yaitu : Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau; hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau; hartanya menjadi rebutanorang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau; adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna. ~ Sayidina Abu Bakar
Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. ~ Sayidina Umar bin Khattab
Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Tiada sholat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu’.
kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.
~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.
Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur’an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.
Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara’.
Tiada
mat yang paling Nikbaik ialah nikmat yang kekal dimiliki.
Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya. Siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya. Siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara’. Sedang orang yang tidak wara’ itu berarti hatinya telah mati. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah :
1. Hatinya selalu berniat suci. Lidahnya selalu basah dengan zikrullah.
2. Kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa).
3. Segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah.
4. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.
~ Sayidina Utshman bin Affan
Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi manusia. Tiada yang lebih buruk dari dua kejahatan : Syirik pada Allah dan merugikan manusia.
Tiga tanda kesempurnaan iman : Kalau marah, marahnya tidak keluar dari kebenaran. Kalau senang, senangnya tidak membawanya pada kebatilan. Ketika mampu membalas, ia memaafkan.
Dengannya Allah kuburkan kedengkian, Dengannya Allah padamkan permusuhan; Melaluinya diikat persaudaraan; Yang hina dimulyakan. Yang tinggi direndahkan.
Jika orang dapat empat hal, ia dapat kebaikan dunia akhirat: Hati yang bersyukur, lidah yang berzikir, badan yang tabah pada cobaan, dan pasangan yang setia menjaga dirinya dan hartanya.
Nabi ditanya bermanfaatkah kebajikan setelah dosa? Ia menjawab: Taubat membersihkan dosa, kebaikan menghapuskan keburukan.
Manusia Paling baik adalah orang yang dermawan dan bersyukur dalam kelapangan, yang mendahulukan orang lain, bersabar dalam kesulitan.
Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina : orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil.
Tiada musibah yang lebih besar daripada meremehkan dosa-odsamu dan merasa ridho dengan keadaan rohaniahmu sekarang ini.
Hati Adalah Ladang. Sesungguhnya setengah perkataan itu ada yang lebih keras dari batu, lebih tajam dari tusukan jarum, lebih pahit daripada jadam, dan lebih panas daripada bara. Sesungguhnya hati adalah ladang, maka tanamlah ia dengan perkataan yang baik, karna jika tidak tumbuh semuanya (perkataan yang tidak baik), niscaya tumbuh sebahagiannya.
————————————
Setetes kebencian di dalam hati
Pasti akan membuahkan penderitaan
Tapi setetes cinta di dalam relung hati
akan membuahkan kebahagiaan sejati
Kalahkan Kemarahan dengan Cinta Kasih
Kalahkan Kejahatan dengan Kebajikan
Kalahkan kekikiran dengan Kemurahan Hati
Kalahkan Kesombongan dengan Kejujuran
Nafsu hanya akan memberikan kebahagiaan sesaat
tapi cinta yang tulus dan sejati akan memberikan
kebahagiaan selamanya
Jika kita mencintai seseorang
Berusahalan untuk tampil apa adanya
karena Cinta sejati selalu dapat
Menerima Kelebihan dan Kekurangan
Bahagialah bagi orang yang mengerti akan arti cinta,
Karena Cinta itu akan memberikan warna bagi kehidupannya
Cinta yang teramat besar kadang dapat membuat kita
tak bisa mencintai lagi
Luruhnya hati bukanlah suatu dosa, Maka Jangan Pernah
Takut untuk Jatuh Cinta
Setetes kebencian di dalam hati
Pasti akan membuahkan penderitaan
Tapi setetes cinta di dalam relung hati
akan membuahkan kebahagiaan sejati
Kalahkan Kemarahan dengan Cinta Kasih
Kalahkan Kejahatan dengan Kebajikan
Kalahkan kekikiran dengan Kemurahan Hati
Kalahkan Kesombongan dengan Kejujuran
Nafsu hanya akan memberikan kebahagiaan sesaat
tapi cinta yang tulus dan sejati akan memberikan
kebahagiaan selamanya
Jika kita mencintai seseorang
Berusahalan untuk tampil apa adanya
karena Cinta sejati selalu dapat
Menerima Kelebihan dan Kekurangan
Bahagialah bagi orang yang mengerti akan arti cinta,
Karena Cinta itu akan memberikan warna bagi kehidupannya
Cinta yang teramat besar kadang dapat membuat kita
tak bisa mencintai lagi
Luruhnya hati bukanlah suatu dosa, Maka Jangan Pernah
Takut untuk Jatuh Cinta
Cinta Tak Harus Saling Memiliki
Kadang Kala Mereka Harus Melepaskan Cinta Tersebut
Karena Cinta yang Sejati Selalu Ingin Membahagiakan
Orang Yang dicintai
Cinta itu seperti art yg indah dan agung,
berbahagialah yg pernah mendapatkannya meskipun tidak abadi
Cinta tidak membuat dunia berputar
Cinta inilah yang membuat perjalanan tersebut berharga
Cinta tidak berupa tatapan satu sama lain,
tetapi memandang ke luar bersama ke arah yang sama.
Bel bukanlah bel sebelum engkau membunyikannya
Lagu bukanlah lagu sebelum engkau menyanyikannya
Cinta di dalam hatimu tidak diletakkan untuk tinggal di sana
Cinta bukanlah cinta sebelum engkau memberikannya
Nafsu adalah emosi
Cinta adalah pilihan
Cara untuk mencintai sesuatu adalah dengan menyadari
Bahwa sesuatu itu mungkin hilang
Cinta adalah kunci induk yang membuka gerbang kebahagiaan
Kekasih yang bijaksana tidak menghargai hadiah dari kekasihnya
Sebesar cinta dari si pemberi
Jika anda ingin dicinta, mencintalah
dan jadilah orang yang pantas dicinta
Di antara mereka yang saya sukai atau kagumi,
saya tidak dapat menemukan suatu kesamaan
Tetapi di antara mereka yang saya kasihi,
saya dapat menemukannya: mereka semua membuat saya tertawa
Persahabatan sering berakhir dengan cinta
Tetapi cinta kadang berakhir bukan dengan persahabatan
Kita harus sedikit menyerupai satu sama lain
untuk mengerti satu sama lain
Tetapi kita harus sedikit berbeda
Untuk mencintai satu sama lain
Cinta yang belum matang berkata:
“Aku cinta kamu karena aku butuh kamu”
Cinta yang sudah matang berkata:
“Aku butuh kamu karena aku cinta kamu”
Cinta memasukkan kesenangan dalam kebersamaan
kesedihan dalam perpisahan harapan pada hari esok kegembiraan di dalam hati
Siapa pun yang mempunyai hati penuh cinta selalu mempunyai sesuatu untuk diberikan
Cinta sejati dimulai ketika tidak sesuatu pun diharapkan sebagai balasan
Segera sesudah kita belajar mencinta
Kita akan belajar untuk hidup
Cinta…
Jika anda memilikinya, anda tidak memerlukan sesuatu pun yang lain
Dan jika anda tidak memilikinya, apa pun yang lain yang anda miliki tidak banyak berarti
Cinta tidak dapat dipaksakan
Cinta tidak dapat dibujuk dan digoda
Cinta muncul dari Surga tanpa topeng dan tanpa dicari
Cobalah bernalar tentang cinta dan engkau pun
akan kehilangan nalarmu
Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. ~ Nabi Muhammad Saw
Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. ~ Nabi Muhammad Saw
Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. ~ Nabi Muhammad SAW
Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. ~ Nabi Muhammad SAW
Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia. ~ Nabi Muhammad SAW
Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian. ~ Nabi Muhammad SAW
Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal. ~ Imam Al Ghazali
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. ~ Khalifah ‘Umar
Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. ~ Ibnu Mas’ud
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. ~ Khalifah ‘Ali
Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. ~ Ibnu Mas’ud
Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu. ~ Khalifah ‘Ali
Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku. ~ Khalifah ‘Umar
Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. ~ Imam An Nawawi
Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub kerana suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu. ~ Sayidina Abu Bakar
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab
Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. ~ Sayidina Umar bin Khattab
Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan yaitu : Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau; hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau; hartanya menjadi rebutanorang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau; adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna. ~ Sayidina Abu Bakar
Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. ~ Sayidina Umar bin Khattab
Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Tiada sholat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu’.
kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.
~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.
Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur’an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.
Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara’.
Tiada
mat yang paling Nikbaik ialah nikmat yang kekal dimiliki.
Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya. Siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya. Siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara’. Sedang orang yang tidak wara’ itu berarti hatinya telah mati. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah
Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah :
1. Hatinya selalu berniat suci. Lidahnya selalu basah dengan zikrullah.
2. Kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa).
3. Segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah.
4. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.
~ Sayidina Utshman bin Affan
Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi manusia. Tiada yang lebih buruk dari dua kejahatan : Syirik pada Allah dan merugikan manusia.
Tiga tanda kesempurnaan iman : Kalau marah, marahnya tidak keluar dari kebenaran. Kalau senang, senangnya tidak membawanya pada kebatilan. Ketika mampu membalas, ia memaafkan.
Dengannya Allah kuburkan kedengkian, Dengannya Allah padamkan permusuhan; Melaluinya diikat persaudaraan; Yang hina dimulyakan. Yang tinggi direndahkan.
Jika orang dapat empat hal, ia dapat kebaikan dunia akhirat: Hati yang bersyukur, lidah yang berzikir, badan yang tabah pada cobaan, dan pasangan yang setia menjaga dirinya dan hartanya.
Nabi ditanya bermanfaatkah kebajikan setelah dosa? Ia menjawab: Taubat membersihkan dosa, kebaikan menghapuskan keburukan.
Manusia Paling baik adalah orang yang dermawan dan bersyukur dalam kelapangan, yang mendahulukan orang lain, bersabar dalam kesulitan.
Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina : orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil.
Tiada musibah yang lebih besar daripada meremehkan dosa-odsamu dan merasa ridho dengan keadaan rohaniahmu sekarang ini.
Hati Adalah Ladang. Sesungguhnya setengah perkataan itu ada yang lebih keras dari batu, lebih tajam dari tusukan jarum, lebih pahit daripada jadam, dan lebih panas daripada bara. Sesungguhnya hati adalah ladang, maka tanamlah ia dengan perkataan yang baik, karna jika tidak tumbuh semuanya (perkataan yang tidak baik), niscaya tumbuh sebahagiannya.
————————————
Langganan:
Komentar (Atom)