Cari Blog Ini

Senin, 25 Februari 2013

MENANGIS

7 KEAJAIBAN Setelah MENANGIS

Siapa bilang menangis tak ada gunanya? Kelamaan menangis memang bisa bikin mata merah dan bengkak. Tapi jangan salah, menangis dan mengeluarkan air mata ternyata bisa jadi obat ajaib yang berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Apa saja?

Dikutip dari Beliefnet, ini dia 7 keajaiban yang bisa Anda dapatkan setelah menangis dan berair mata.

1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.

7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena Anda bisa menangis meledak-ledak.
Jadi, tidak apa-apa kalau Anda menangis sesekali.

Pengalaman admin sendiri, kalau habis menangis terasa sangat PLONG alias lega perasaanya dan stress berkurang ^^, tapi tetap Jangan kebanyakan menangis yah nanti air matanya kering dan mata jadi bengkak :D. kalau yang lain gimana nih ??


sumber:BeritaUnik.net

Minggu, 24 Februari 2013

Menjadi Pribadi yang Tangguh



Menjadi Pribadi yang Tangguh

Ibnu Mas’ud berkata, “Sesungguhnya jiwa manusia itu mempunyai saat di mana ia ingin beribadah dan ada saat di mana enggan beribadah.” Di antara dua keadaan itulah manusia menjalani kehidupan ini. Dan di antara dua keadaan itu pula nasib manusia ditentukan.
Baik buruknya kehidupan kita ternyata sangat ditentukan oleh pikiran. Kendalikan pikiran ke arah positif, maka kita tidak menjadi sosok emosional melainkan faktual.
Hidup kita akan bahagia, percaya diri, optimis, dan penuh gairah. Pikiran merupakan kekuatan paling menakjubkan yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Dengan kekuatan pikiran, manusia melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan, membangun harapan- harapan baru, dan membuat mimpi-mimpi menjadi kenyataan. Bahkan, dengan kekuatan pikiran, kualitas hidup seseorang bisa ditentukan.
Pribadi pantang menyerah (tangguh) adalah sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin betul bahwa skenario Allah itu tidak akan meleset sedikit pun.
Pribadi tangguh ini, tidak lain merupakan pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersyukur apabila ia mendapat sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, medapat rezeki, dan lain-lain. Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkannya, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, mendapat bala bencana, dan lain-lain, maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar. Dan pribadi seperti ini memposisikan setiap kejadian yang menimpanya adalah atas ijin dan kehendak Allah. Ia pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut.
Pribadi pantang menyerah ini bukan saja semata-mata secara fisik. Tapi lebih penting justru adanya sifat positif dalam jiwanya yang begitu tangguh dan kuat. Seseorang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, seseorang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan seseorang gagal, karena ia berbuat gagal.
“Orang mukmin yang kuat lebih disukai dan lebih baik daripada mukmin yang lemah.” Jadi, manusia tangguh dan kuat itu, sudah seharusnya menjadi cita-cita kita dalam rangka mengabdi kepada Allah.
Dalam konteks ini, dapat disebutkan bahwa kesuksesan menurut pandangan Al-Qur’an itu memiliki dua syarat pokok, yakni iman dan ilmu (QS. 58 : 11). Kedua hal ini, kalau kita kaji secara rinci, jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. Menurut M. Ridwan IR Lubis (1985), ada tiga pengaruh iman, yaitu berupa kekuatan berpikir (quwatul idraak), kekuatan fisik (quwatul jismi), dan kekuatan ruh (quwatur ruuh).
Untuk mencapai kekuatan iman itu, kuncinya terletak pada pribadi masing-masing. Kalau kita cermati, sebenarnya pembentukan sifat pribadi tangguh ini adalah berawal dari sifat optimisme yang menyelimuti pola pikir orang tersebut. Setelah kita mampu bersikap optimis, lalu pola pikir kita pun harus dibiasakan berpikir secara positif dan percaya diri.
Mungkin ada yang bertanya, berpikir positif kepada siapa? Paling tidak ada empat taktik berpikir positif yang perlu dibangun dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi pribadi tangguh.
★• Berpikir positif kepada Allah.
Setiap kejadian, peristiwa, dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Tugas kita hanya berpikir dan membaca. Ada apa di balik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari kejadian itu selanjutnya mengamalkan dalam kehidupan.
★• Berpikir positif terhadap diri sendiri.
Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Walaupun terkadang wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain, tapi, yang jelas ada saja perbedaan antara keduanya. Sifat dan pribadi unik inilah yang harus dijaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita menuju ridha-Nya. Bagaimana orang lain akan menghargai kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak menghargainya..
★• Berpikir positif pada orang lain.
Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan.Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.
Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi, dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain ‘cakar-cakaran’. Tapi, kalau di luar itu ia akur, damai kembali.
★• Berpikir positif pada waktu.
Setiap manusia diberi waktu yang sama, di mana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin kita apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemontrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes.
Maka tidak salah bila seorang filsuf, Marcus Aurelius, memiliki pandangan bahwa “Hidup kita ditentukan oleh pikiran”. Kalau berpikir tentang hal-hal menyenangkan, maka kita akan menjadi senang. Jika memikirkan hal-hal menyedihkan, kita akan sedih.
Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush Company, berpendapat, “Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara kita berpikir.
” Kalau merasa kantung kita menipis, lalu mengeluh seakan-akan kita orang paling sial, bisa jadi hari itu menjadi hari paling membosankan. Tapi bila kita bangun pagi, memandang keluar jendela dan melihat bagaimana burung-burung bersiul menyambut pagi sambil merasakan kesejukan embun, mungkin kita akan mendapati hari itu sebagai hari baik.
Bagaimana pun cuaca hari itu, bagaimana pun beratnya masalah yang dipikul hari itu, pikiranlah yang menentukan kehidupan kita. Yang kita pikirkan ketika itu,itulah hidup kita. Bila dalam kesedihan kita mencoba tersenyum, sebenarnya kita tengah mencoba melepaskan diri dari perasaan sedih itu. Saat itu kita tengah menetralkan perasaan negatif di dalam diri. Hal ini sangat baik dan bisa membantu agar kita tidak terlalu larut dalam duka.
Memang, ada banyak hal yang menyakitkan, yang membuat kita cemas atau kesal. Namun jangan larutkan diri di dalamnya. Jangan biarkan masalah apa pun membuat kita patah semangat. Berpikirlah pada hal-hal positif yang bisa dilakukan. Dengan begitu kita akan menjadi orang tangguh yang tak mudah jatuh. Pikiran kita menjadi terbiasa untuk selalu positif, dan kita akan lebih mudah mencapai cita-cita. Dan yang lebih penting, hidup kita akan menjadi lebih menyenangkan.
Yang jelas, setiap detik hidup kita akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah. Bagi mereka yang biasa mengisi waktunya dengan amal shaleh dan berada dalam keimanan, maka ia akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Allah berfirman, “Barangsiapa mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97).

Sabtu, 23 Februari 2013

Fungsi dan Peran Air

Fungsi dan Peran Air (Kehidupan Manusia)

Fungsi dan Peran Air Bagi Kehidupan Manusia 
 Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.
 Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena  sudah mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung karena tersedianya Air yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri. Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam kegiatannya, antara lain digunakan untuk:
  • Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya,
  • Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
  • Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik.
  • Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
  • Keperluan pertanian dan peternakan
  • Keperluan pelayaran dan lain sebagainya
 Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu ekosistem yang ada.

Manfaat Air bagi Kehidupan Manusia Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan di­sebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.
Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh ma­nusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%.
 Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah. Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk ke­perluan minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan buangan industri.
 Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.

Jumat, 22 Februari 2013

TAKZIAH



CONTOH MAKALAH TAKZIAH


Isi Makalah :

Takziyah

Takziyah berasal dari kata ‘azza-yu’azzi yang artinya berduka cita atau berbela sungkawa atas musibah yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah adalah mendatangi keluarga orang yang terkena musibah meninggal dunia dengan maksud menghibur keluarga yang ditinggalkan menyabarkannya agar jangan berkeluh kesah, mendoakan zenajah supaya dosanya diampuni, serta dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menenangkan perasaan dan menghilangkan kesedihan.

Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu merasakan kesedihan atau duka yang dialami saudaranya. Hal ini jelas termasuk dalam kategori “ amar ma’ruf nahi munkar “ yang merupakan salah satu fundamen ajaran Islam. Lebih dari itu, takziyah adalah aplikasi dari sikap saling menolong dan bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah SWT berfirman :

”Dan saling menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan ketakwaan.” (QS Al-Maidah:2)

Takziyah boleh jadi dianggap hal yang sepele oleh sebagian kalangan. Sikap seperti ini kemungkinan besar karena takziyah masih dianggap sebagai aktivitas yang kurang bermanfaat secara langsung dan cenderung hanya membuang-buang waktu. Akibatnya, banyak orang yang tidak melakukan takziyah, meski orang yang baru mendapatkan musibah itu berada di sekitar tempat tinggalnya.

Dalam pandangan Rasulullah SAW, takziyah mempunyai nilai dan keutamaan tinggi bagi yang melakukannya. Beliau bersabda :

”Tidaklah seorang Mukmin yang melakukan takziyah atas musibah yang menimpa saudaranya, kecuali Allah akan memakaikan untuknya permata kemuliaan pada hari kiamat.” (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).

Hikmahnya dengan sering-sering takziyah, setiap orang menjadi ingat bahwa setiap manusia akan mati. Tak ada satu pun manusia yang bisa menolak kematian. Singkatnya, selain sebagai wujud hubungan baik antar manusia, takziyah juga merupakan media untuk mengingatkan manusia terhadap sesuatu yang pasti, yaitu kematian.

Dengan sering melakukan takziyah, seseorang terdorong untuk ber-muhasabah (introspeksi) atas semua aktivitas yang telah dilakukannya. Semakin sering takziyah dilakukan, semakin kuat pula keyakinan akan datangnya kematian. Jika demikian, akan semakin tumbuh semangat mengisi hidup dengan perbuatan baik dan amal saleh. Pendek kata, takziyah adalah sumber inisiatif positif yang mengarahkan manusia menjadi hamba Allah yang saleh dan bertakwa.

Tazkiyah dimaksudkan sebagai cara untuk memperbaiki seseorang dari
tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi di dalam hal sikap, sifat,
kepribadian dan karakter. Semakin sering seseorang melakukan tazkiyah pada karakter kepribadiannya, semakin Allah membawanya ketingkat keimanan yang lebih tinggi. Dalam hal yang sama juga tazkiyah terhadap harta dan kekayaan. Semakin banyak kita mengeluarkan zakat dari harta yang dimiliki, semakin kita memperkaya dunia dan kehidupan akhirat.

Type Tazkiyah

Untuk membersihkan segala sesuatu didalam hidupnya seseorang harus
melakukan metode yang terbaik. Karena itu type tazkiyah tergantung pada sifat dan perlakuan yang akan kita tuju.

Secara umum type2 tazkiyah adalah sbb :

● Pikiran
Dengan mempercayai KeEsaan Allah dan mematuhi peraturannya tanpa keraguan.

● Hati
Dengan berlaku jujur, tulus, dapat dipercaya, rendah hati dan sering berdoa kepada Allah SWT

● Mata
Menundukkan pandangan (tidak melihat) segala yang dilarang Agama.

Adapun adab-adab ketika bertakziah adalah sebagai berikut:

1.     seorang yang mendengar musibah kematian, hendaknya segera mangucapkan.

ﺇﻧﺍﻠﻠﻪﻭٳﻦﺇﻟﻟﻪﺮﺟﻌﻭﻦ

Artinya: “ sesungguhnya kami adalah milik allah dan kepadanya kami  akan kembali.”

2.     berpakaian rapi, sopan dan usahakan berwarna gelap

3.     mengucapkan rasa turut berduka cita dengan perasan tulus

4.     menyarankan agar keluarga yang ditinggalkan sabar, tabah dan ikhlas menerima takdir Allah SWT.

5.     memberikan sekedar bantuan untuk meringankan beban keluarga yang terkena musibah.

6.     hendaknya ikut menyalatkan jenazah.

Sebaiknya takziah dilakukan ketika jenazah dishalatkan sampai dengan jenzah dikubrkan. Akan tetapi, bila kita ada keperluan lain boleh hanya sampai pada saat jenazah diberangkatkan.

Rasulullah bersabda  :

“ siapa saja yang mendatangi jenazah hingga dishalatkan, maka baginya pahala satu qirat. Dan siapa saja yang mendatangi jenazah hingga dikubur, maka baginya dua qirat.

Ditanya: apakah dua qirat itu?

Beliau bersabda :

“semisal dua gunung yang besar.”(h.r mutaffaq ‘alaih)

Adapun hikmah bertakziah  sbb:

1.     keluarga yang tertimpa musibah kematian akan terhibur dengan kedatangan kita

2.     dapat menyambung tali silaturahmi dengan keuarga yang terkena musibah

3.     ikut mendoakan jenazah agar dosa-dosanya diampuni.

4.     mendapatkan pahala dari Allah SWT.

5.     sebagai penghormatan terakhir kepada almarhum/mah.

6.     dapat mengingatkan akan kematian.

KESIMPULAN:

    Dengan ber Takziyah kita dapat memberikan semangat kepada orang yang terkena musibah kematian.
    Dapat mempererat tali silaturohmi dengan tetangga atau dengan masyarakat
    Dapat membantu secara nyata baik moril maupun materil keluarga yang sedang berkabung
    Sebagai cerminan bagi kita yang masih hidup bahwa kita semua tanpa kecuali akan mengalami hal yang serupa yakni kematian
    Dengan berTakziyah semata mata mengharapkan pahala dan keridhoan Allah SWT

SARAN :

    Agar senantiasa kita selalu mendoakan jenazah agar dosanya diampuni oleh Allah SWT.
    Hendaknya kita yang masih hidup selalu bersiap siap dalam keadaan apapun untuk selalu beribadah kepada Allah SWT, karena kita tidak tahu kapan kita akan di jemput oleh malaikat maut, agar kita meninggal dalam keadaan khusnul hotimah .
    Agar senantiasa kita semua selalu berusaha yang terbaik untuk agama, keluarga, bangsa serta berusaha melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan – larangannya.

Daftar pustaka :

Daftar pustaka

A. gani, Bustami dkk.tt. Al’quran dan tafsirnya. Yogyakarta: UII

Abdul majid hasyim, husaini.1985. syarah. Riyadhus shalihin. Surabaya.: pustaka ilmu.

Abu baker, rohadi.1989, ilmu tajwid. Semarang: aksara indah.

Aljazairi, abu bakr jabir. 2003. ensiklopendi muslim. (penerjemah fadli bakri’lc).cetakan keenam. Akarta: darul falah.

Iim abdurohim, acep 003. pedoman ilmu tajwid. \ lengkap. Bandung cv di ponogoro.

Sholih,k.h. 1975. asbabun nujul. Bandung cv di ponogoro.

Departemen agama RI.1989. al qur’an dan terjemahnya semarang, toha putra

Departemen agama RI 1989. al qr’an dan terjemahnya semarang : toha putra

Hasan, A.1999. tarjamah balugul maram bandung: cv diponogoro bandung.

Qudamah, ibnu, 1998 muhtasar minhajul qhosidin Jakarta: pustaka alkautsar

Tim penyusunensiklopeldi paramdina.1993 .ensiklopeldi islam Jakarta : ichtiar baru van hoeve.

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberkahi . . .

By : mumut78 (tugasnya Dede Rusli G)

Rabu, 20 Februari 2013

kitab Sirrul Asror,



BAB : 3. Penurunan manusia ke peringkat yang paling rendah
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ اْلشَّيْطَا نِ الْرَجِيْم بِسْمِ اللهِ اْلَرّحْمنِ اْلرَحِيْمِ
اَشْهَدُ اَنْ لا َاِلَهَ اِلا الله وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
اَلله ُوَحْدهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ حَقُّ الله - رَحْمَةُ الله – رِضَأ الله
Dalam Bab 3 dari kitab Sirrul Asror, Kanjeng syekh Abdul Qodir Jailani menerangkan tentang kedudukan manusia, yang kalau salah memilih jalan hidupnya akan diturunkan ke peringkat yang paling rendah. lebih lanjut Beliau menjelaskan bahwa :

Allah Yang Maha Tinggi menciptakan roh suci sebagai ciptaan yang paling sempurna, yang pertama diciptakan, di dalam alam kewujudan mutlak bagi Zat-Nya. Kemudian Dia berkehendak mengantarkannya kepada alam rendah. Tujuan Dia berbuat demikian ialah bagi mengajar roh suci mencari jalan kembali kepada yang benar di hadapan yang Maha Kuasa, mencari kedudukannya yang dahulu yang hampir dan akrab dengan Allah. Dihantarkan-Nya roh suci kepada perhentian utusan-utusan-Nya, wali-wali-Nya, kekasih-kekasih dan sahabat-sahabat-Nya.

Dalam perjalanannya, Allah menghantarkannya mula-mula kepada kedudukan akal asbab bagi keesaan, bagi roh universal, alam nama-nama dan sifat-sifat Ilahi, alam hakikat kepada Muhammad s.a.w. Roh suci memiliki dan membawa bersama-samanya benih kesatuan. Apabila melalui alam ini ia dipakaikan cahaya suci dan dinamakan ‘roh sultan’. Apaabila melalui alam malaikat yang menjadi perantaraan kepada mimpi-mimpi, ia mendapat nama ‘roh perpindahan’. Bila akhirnya ia turun kepada dunia kebendaan ini ia dibaluti dengan daging yang Allah ciptakan untuk kesesuaian makhluk-Nya. Ia dibaluti oleh jirim yang kasar bagi menyelamatkan dunia ini karena dunia kebendaan jika berhubungan langsung dengan roh suci maka dunia kebendaan akan terbakar menjadi abu. Dalam hubungannya dengan dunia ini ia dikenali sebagai kehidupan, roh manusia.
Tujuan roh suci dihantar ke tempat ciptaan yang paling rendah ini ialah supaya ia mencari jalan kembali kepada kedudukannya yang asal, makam persinggahan, ketika ia masih di dalam bentuk berdaging dan bertulang ini. Ia sepatutnya datang ke alam benda yang kasar ini, dan dengan melalui hatinya yang berada di dalam mayat ini, menanamkan benih kesatuan dan menunbuhkan pokok keesaan di dalam dunia ini. Akar pokok masih berada pada tempat asalnya. Dahannya memenuhi ruang kebahagiaan, dan di sana demi keridhoan Allah, mengeluarkan buah kesatuan. Kemudian di dalam bumi hati roh itu menanamkan benih agama dan bercita-cita menumbuhkan pokok agama agar diperoleh buahnya, tiap satunya akan menaikkannya kepada peringkat yang lebih tinggi sehingga sampai di hadapanan Allah.

Allah membuatkan jasad-jasad atau tubuh-tubuh untuk dimasuki oleh roh-roh dan bagi roh-roh ini masing-masing mempunyai nama yang berbeda-beda. Dia berada di ruang penyesuaian di dalam tubuh. Diletakkan-Nya roh manusia, roh kehidupan di antara daging dan darah. Diletakkan-Nya roh suci di tengah-tengah hati, berada di ruang dalam bentuk yang sangat patut untuk menyimpan rahsia di antara Allah dengan hamba-Nya. Roh-roh ini berada pada tempat yang berbeda-beda dalam tubuh, dengan tugas yang berbeda, urusan yang berbeda, masing-masing umpama membeli dan menjual barang yang berlainan, mendapat faedah yang berbeza. Perniagaan mereka sentiasa membawakan kepada mereka banyak manfaat dalam bentuk nikmati dan rahmat Allah.
إِنَّ الَّذينَ يَتلونَ كِتٰبَ اللَّهِ وَأَقامُوا الصَّلوٰةَ وَأَنفَقوا مِمّا رَزَقنٰهُم سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرجونَ تِجٰرَةً لَن تَبورَ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (Surah Fatir, ayat 29).

Layaklah bagi setiap manusia mengetahui urusannya di dalam alam kewujudan dirinya sendiri dan memahami tujuannya. Dia mestilah faham bahwa dia tidak boleh mengganti apa yang telah ditetapkan untuknya dan digantungkan dilehernya. Bagi orang yang mau mengganti apa yang telah ditetapkan untuknya, yang terikat dengan cita-cita dan dunia ini Allah berkata:

أَفَلا يَعلَمُ إِذا بُعثِرَ ما فِى القُبورِ ﴿٩﴾ وَحُصِّلَ ما فِى الصُّدورِ ﴿١٠
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
(Surah ‘Aadiyat, ayat 9-10).

وَكُلَّ إِنسٰنٍ أَلزَمنٰهُ طٰئِرَهُ فى عُنُقِهِ ۖ وَنُخرِجُ لَهُ يَومَ القِيٰمَةِ كِتٰبًا يَلقىٰهُ مَنشورًا ﴿١٣
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. (Q.S. Al-Isra': 13 )

رَبَّنَا اَتِنَا فِى اْلدُنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اْلنَّارِ. وَاْلحَمْدُ للهِ رَبّ ِاْلعَالَمِيْنَ
رِضَــا يَاالله ……….. الفاتحة

Ikhlas dan Jujur



versi Imam Al-Ghozali r.a
Menurut Imâm al-Ghazâlî ikhlas memiliki hakikat, prinsip dan kesempurnaan. Prinsip ikhlas adalah niat, sebab dalam niat itu terdapat keikhlasan. Sedangkan hakikat ikhlas adalah kemurnian niat dari kotoran apapun yang mencampurinya. Kesempurnaan ikhlas adalah kejujuran.
Ikhlas mempunyai tiga pilar yaitu: niat, keikhlasan niat dan kejujuran.

Pilar yang pertama: Niat.
Allah berfirman:
وَلاَ تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهُ. (الأنعام: ٥۲)
“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru kepada Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka mengehendaki keridhaan-Nya.”.

Al-Ghazâlî berpandangan bahwa hakikat niat adalah kemauan yang mendorong kekuatan yang lahir dari pengetahuan. Penjelasannya bahwa seluruh pekerjaan seseorang tidaklah absah tanpa kekuatan, kemauan dan ilmu. Ilmu menggerakkan kemauan. Kemauan merupakan motivasi dan pendorong kekuatan dan kekuatan adalah alat, sarana dan pembantu kemauan untuk menggerakkan seluruh organ tubuh.

Niat itu adalah, kecenderungan atau kemauan kuat yang merupakan motivator bagi kekuatan. Jika suatu amal perbuatan dapat terealisasi dengan dorongan niat, maka niat dan amal merupakan ibadah yang sempurna. Niat merupakan satu dari dua sisi ibadah, namun merupakan sisi yang terbaik dan paling vital. Karena amal perbuatan dengan organ tubuh tidak akan mengenai sasaran, kecuali punya pengaruh dalam hati, yakni agar cenderung pada kebaikan dan jauh dari keburukan. Sehingga berpikir dan berdzikir mampu mengantarkan pada kesenangan jiwa dan ma'rifat, yang keduanya merupakan faktor bagi kebahagiaan di akhirat. Jadi, tujuan dan maksud dari meletakkan dahi di atas tanah bukanlah semata-mata peletakan dahi di atas tanah. Tetapi, ketundukan hati, sedangkan hati itu dapat dipengaruhi dengan perbuatan-perbuatan organ tubuh.

Tujuan zakat itu bukan untuk menghilangkan hak milik, tetapi untuk memusnahkan kehinaan sifat kikir. Yakni, memotong ketergantungan hati dengan harta-benda. Tujuan dari penyembelihan binatang kurban bukanlah daging dan darahnya, tetapi rasa ketakwaan hati dengan mengagungkan dan membesarkan syiar-syiar Allah Swt. Dan niat merupakan kecenderungan hati pada kebaikan. Dimana tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi hati. Karena itulah seluruh amal hati mewarisi pengaruh dhahirnya, namun bukan amal anggota badan. Perbuatan anggota badan tanpa kehadiran hati merupakan hal yang sia-sia belaka.

Niat memiliki keutamaan, karena di situlah inti tujuan itu bersema­yam dan berpengaruh. Karena itu, banyak-banyaklah berniat dalam seluruh amal perbuatan, bahkan seseorang bisa beramal satu amaliah saja dengan niat yang banyak. jika kemauan dan kecintaannya itu benar, niscaya ia akan diberi petunjuk jalannya. Misalnya, jika seseorang masuk dan berdiam di dalam masjid adalah lbadat, dan itu bisa dilakukan dengan delapan macam niat:

Pertama, seseorang yakin bahwa masjid adalah rumah Allah (baitullâh). Orang yang memasuki masjid berarti datang menemui Allah dan pasti berniat untuk berjumpa dengan Allah SWT.Kedua, niat untuk mengikat diri dengan Allah SWT.(murabathah). Maksudnya adalah menunggu datangnya shalat setelah melaksanakan shalat sebelumnya. Ketiga, niat i'tikaf. Maksudnya adalah mencegah pendengaran, penglihatan dan organ tubuh dari kebiasaan bergerak-gerak i’tikaf adalah bentuk lain dari puasa. Keempat, niat untuk khalwat dan meninggalkan segala kesibukan untuk merenungkan kehidupan akhirat, serta cara mempersiapkan diri menghadapinya. Kelima, memusatkan diri untuk dzikir dan mendengarkan dzikir, atau memperdengarkannya. Keenam, bermaksud untuk mengamalkan ilmu, memberi peringatan kepada orang yang keliru ketika melakukan shalat, beramar ma'ruif nahi munkar, sehingga dengan demikian kebaikan itu terwujud bersamanya. Ketujuh, meninggalkan dosa-dosa karena malu kepada Allah Swt. dengan jalan melakukan niat yang baik dalam diri, perkataan dan amal perbuatan, sehingga orang yang berbuat dosa pun merasa malu. Kedelapan, berniat mengambil faedah pada saudara seakidah, sebab yang demikian itu rnerupakan simpanan berharga bagi kehidupan akhirat.

Pilar yang kedua: keikhlasan niat

Menurut Imâm al-Ghazâlî, ikhlas adalah pemusatan satu motivasi. Lawannya adalah dualisme. Yakni dualisme dalam motivasi, sehingga setiap hal yang berkembang selalu dicampuri dengan unsur lain. Apabila terbebas dari segala bentuk campur unsur lain bisa disebut murni. Seperti penjelasan di atas, bahwa niat itu merupakan pendorong. Orang beramal tanpa riya' itu disebut mukhlish. Orang yang beramal hanya karena Allah disebut mukhlash. Namun ada istilah khusus bagi keduanya. Ingkar misalnya, adalah bentuk kecenderungan, namun kecenderungan dalam konteks kebatilan. Rasa ikhlas itu dapat punah pula karena motif-motif dan tujuan-tujuan lainnya. Orang yang berpuasa kadang-kadang bermaksud untuk memperoleh perlindungan, kesehatan yang prima yang bisa dilahirkan dengan berpuasa. Orang yang menunaikan ibadat haji mungkin saja bertujuan agar sehat dengan gerakan-gerakan tubuh dalam perjalanannya itu. Atau dia lari dari problem keluarga, atau lari dari penganiayaan musuh ataupun kejenuhan bersama keluarga. Orang mandi dengan berniat agar berbau sedap. Beri'tikaf untuk memperingan beban tempat tinggal. Dia berpuasa untuk memperingan beban untuk memasak dan membeli makanan atau menjenguk orang sakit agar dijenguk pula bila sakit. Niat dan tujuan semacam itu kadang-kadang lepas dan kadang-kadang bercampur-aduk dengan tujuan ibadah. Jika salah satu tujuan seperti disebutkan di atas terbesik dalam sebuah amal perbuatan, itu artinya keikhlasan telah punah. Ini merupakan suatu hal yang cukup alot dan sulit.

Pilar yang ketiga: kejujuran.

Kejujuran adalah kesempurnaan ikhlas. Menurut Imâm al-Ghazâlî ada enam tingkatan kejujuran. Orang yang mencapai derajat kejujuran yang sempurna layak disebut sebagai orang yang benar-­benar jujur, antara lain:

Pertama, jujur dalam perkataan, di setiap situasi, baik yang ber­kaitan dengan masa lalu, masa sekarang dan yang akan datang

Kedua, kejujuran dalam niat. Hal itu berupa pemurnian, yang menjurus pada kebaikan jika di dalamnya terdapat unsur campuran lainnya, berarti kejujuran kepada Allah Swt. telah sirna.

Ketiga, kejujuran dalam bertekad. Seseorang bisa saja mempunyai tekad yang bulat untuk bersedekah bila dikaruniai rezeki. Juga bertekad untuk berbuat adil bila dikaruniai kekuasaan. Namun adakalanya tekad itu disertai dengan kebimbangan, tetapi juga merupakan kemauan bulat yang tanpa keragu-raguan. Orang yang mempunyai tekad yang bulat lagi kuat disebut sebagai orang yang benar-benar kuat dan jujur.

Keempat, memenuhi tekad. Seringkali jiwa dibanjiri dengan kemauan yang kuat pada mulanya, tetapi ketika menginjak tahap pelaksanaan, bisa melemah. Karena janji tekad yang bulat itu mudah, namun menjadi berat ketika dalam pelaksanaan.

Kelima, kejujuran dalam beramal. Tidak mengekspresikan hal-hal batin, kecuali batin itu sendiri memang demikian adanya. Artinya, perlu adanya keselarasan dan keseimbangan antara yang lahir dan yang batin. Orang yang berjalan tenang misalnya, menunjukkan bahwa batinnya penuh dengan ketentraman. Bila ternyata tidak demikian, dimana kalbunya berupaya untuk menoleh kepada manusia, seakan-akan batinnya penuh dengan ketentraman, maka hal itu adalah riya'.

Keenam, kejujuran dalam maqam-maqain agama. Ini adalah peringkat kejujuran tertinggi. Seperti maqam takut (khauf), harapan (raja'), cinta (hub), ridha, tawakal dan lain-lain.

Seluruh maqam tersebut memiliki titik tolak, hakikat dan puncak akhir (klimaks). Sebab dinyatakan pula, "Ini adalah rasa takut yang benar (al-Khauf al-Shâdq)", dan, "Ini adalah kesenangan yang jujur/ benar (al-Syahwah al-shâdiq). Inilah tingkatan-tingkatan kejujuran. Orang yang mampu mewujudkannya secara keseluruhan, dialah orang yang benar-benar jujur. Orang yang belum mampu mencapai sebagian peringkat kejujuran, tingkatan dirinya sesuai dengan kadar peringkat kejujuran yang telah digapainya. Di antara sejumlah kejujuran adalah pembenaran kalbu bahwa Allah Swt. adalah Maha Pemberi rezeki, inilah yang perlu diingat.

Imam Ghozali tentang tobat




Taubat seperti dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya "Ihya ulumuddin" adalah sebuah makna yang terdiri dari tiga unsur: ilmu, hal dan amal. Ilmu adalah unsur yang pertama, kemudian yang kedua hal, dan ketiga amal.
Ia berkata: yang pertama mewajibkan yang kedua, dan yang kedua mewajibkan yang ketiga. Berlangsung sesuai dengan hukum (ketentuan) Allah SWT yang berlangsung dalam kerajaan dan malakut-Nya.

Ia berkata: "Sedangkan ilmu adalah, mengetahui besarnya bahaya dosa, dan ia adalah penghalang antara hamba dan seluruh yang ia senangi. Jika ia telah mengetahui itu dengan yakin dan sepenuh hati, pengetahuannya itu akan berpengaruh dalam hatinya dan ia merasakan kepedihan karena kehilangan yang dia cintai. Karena hati, ketika ia merasakan hilangnya yang dia cintai, ia akan merasakan kepedihan, dan jika kehilangan itu diakibatkan oleh perbuatannya, niscaya ia akan menyesali perbuatannya itu. Dan perasaan pedih kehilangan yang dia cintai itu dinamakan penyesalan. Jika perasaan pedih itu demikian kuat berpengaruh dalam hatinya dan menguasai hatinya, maka perasaan itu akan mendorong timbulnya perasaan lain, yaitu tekad dan kemauan untuk mengerjakan apa yang seharusnya pada saat ini, kemarin dan akan datang. Tindakan yang ia lakukan saat ini adalah meninggalkan dosa yang menyelimutinya, dan terhadap masa depannya adalah dengan bertekad untuk meninggalkan dosa yang mengakibatkannya kehilangan yang dia cintai hingga sepanjang masa. Sedangkan masa lalunya adalah dengan menebus apa yang ia lakukan sebelumnya, jika dapat ditebus, atau menggantinya.

Yang pertama adalah ilmu. Dialah pangkal pertama seluruh kebaikan ini. Yang aku maksudkan dengan ilmu ini adalah keimanan dan keyakinan. Karena iman bermakna pembenaran bahwa dosa adalah racun yang menghancurkan. Sedangkan yakin adalah penegasan pembenaran ini, tidak meragukannya serta memenuhi hatinya. Maka cahaya iman dalam hati ini ketika bersinar akan membuahkan api penyesalan, sehingga hati merasakan kepedihan. Karena dengan cahaya iman itu ia dapat melihat bahwa saat ini, karena dosanya itu, ia terhalang dari yang dia cintai. Seperti orang yang diterangi cahaya matahari, ketika ia berada dalam kegelapan, maka cahaya itu menghilangkan penghalang penglihatannya sehingga ia dapat melihat yang dia cintai. Dan ketika ia menyadari ia hampir binasa, maka cahaya cinta dalam hatinya bergejolak, dan api ini membangkitkan kekuatannya untuk menyelamatkan dirinya serta mengejar yang dia cintai itu.

Ilmu dan penyesalan, serta tekad untuk meninggalkan perbuatan dosa saat ini dan masa akan datang, serta berusaha menutupi perbuatan masa lalu mempunyai tiga makna yang berkaitan dengan pencapaiannya itu. Secara keseluruhan dinamakan taubat. Banyak pula taubat itu disebut dengan makna penyesalan saja. Ilmu akan dosa itu dijadikan sebagai permulaan, sedangkan meninggalkan perbuatan dosa itu sebagai buah dan konsekwensi dari ilmu itu. Dari itu dapat dipahami sabda Rasulullah Saw : " Penyesalan adalah taubat" (Hafizh al 'Iraqi dalam takhrij hadits-hadits Ihya Ulumuddin berkata: hadits ini ditakhrijkan oleh Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al Hakim. Serta ia mensahihkan sanadnya dari hadits Ibnu Mas'ud. Dan diriwayakan pula oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim dari hadits Anas r.a. dan ia berkata: hadits ini sahih atas syarat Bukhari dan Muslim), karena penyesalan itu dapat terjadi dari ilmu yang mewajibkan serta membuahkan penyesalan itu, dan tekad untuk meninggalkan dosa sebagai konsekwensinya. Maka penyesalan itu dipelihara dengan dua cabangnya, yaitu buahnya dan apa yang membuahkannya." (Ihya Ulumuddin (4: 3,4), cetakan: Darul Ma'rifah, Beirut).


HidupBertawakal





 REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Inami Gus’am
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS al-Maidah (5): 23). Di tengah bahtera kehidupan yang terus bergelombang dan tidak pernah surut dari berbagai problematikanya, kita perlu memiliki sebuah pegangan dan ‘navigasi’ yang mengantarkan kita pada pulau tujuan.
Sebagai insan Muslim hendaknya memiliki komitmen dikaji, maupun aspek kehidupan yang dijalani, setiap Muslim tetap berusaha dan berupaya. Kekuatan yang terpendam dalam setiap diri seorang Muslim ialah potensi besar yang dimiliki dan harus digali.
Memaksimalkan kemampuan diri mengarah pada upaya memaksimalkan ikhtiar kita. Inilah yang Allah sebutkan dalam QS ar-Ra’d ayat 11. Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah Ta’ala setelah melakukan usaha secara maksimal. Itu bermakna dalam hidup kita tidak ada suatu tindakan atau perbuatan yang tidak memiliki dasar yang jelas. Semua hal dilakukan karena adanya unsur perintah dan meninggalkan segala hal karena memang jelas adanya unsur larangan.
Memaknai tawakal diperlukan pemahaman bahwa terdapat ikatan yang kuat antara manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai Sang Pencipta. Ikatan yang berimplikasi pada adanya hubungan ini mestinya dijalin dengan baik oleh manusia. Dengan demikian, pada klimaks usaha yang dilakukan seseorang tetap saja kembali ke muara segala sesuatu, yaitu Allah. Pasrah secara total kepada-Nya.
Kita bersikap menerima dengan ikhlas atas segala yang diberikan Allah Ta’ala dari usaha yang dilakukan. Ini adalah kenyataan yang berat dalam hidup kita. Sebab, yang sering terjadi pada kita adalah selalu menanggapi hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup kita dengan mengeluh. Kita betul-betul merasa berat ketika mendapat ujian dan cobaan yang, menurut kita, tidak mengenakkan karena cenderung merepotkan atau menyusahkan.
Kita perlu menyadari bahwa manusia tidak memiliki kewenangan untuk menentukan apa yang dikehendakinya. Yang diperbolehkan hanyalah rencana-rencana manusiawi. Meski demikian, sesegera mungkin kembali menyadari bahwa segala yang terjadi merupakan kewenangan Allah Ta’ala. Alquran menyebutkan dengan tegas dan jelas, “Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (QS al-Ahzab (33):38).
Tawakal perlu dipupuk, diutamakan, dan diperjuangkan. Karena sedemikian pentingnya tawakal dalam hidup, hingga kita perlu mengetahui bagaimana cara bertawakal, yaitu merasa cukup terhadap apa yang didapat dan dimiliki, tetap meningkatkan usaha agar lebih baik, membiasakan bersyukur kepada Allah atas pemberian-Nya, mengawali pekerjaan dengan niat ibadah, menyadari bahwa manusia memiliki banyak kekurangan, dan menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan Allah setelah melakukan ikhtiar/usaha.
Obat yang paling mujarab untuk mengatasi berbagai masalah hidup adalah membiasakan diri bertawakal kepada Allah Ta’ala. Dalam kehidupan kita, tawakal berfungsi mengurangi tekanan batin/jiwa, terhindar dari kecewa dan stres berat, juga meringankan langkah dalam menjalani hidup

Senin, 18 Februari 2013

ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT


Dinukil dari materi KHI (kalender hijriyyah istemewa)
Seri Adab-adab Islami
  1. Hendaklah menjenguk dengan niat menjalankan perintah Nabi agar bernilai pahala.
  2. Gunakanlah kesempatan menjenguk tersebut untuk memberikan nasihat kepada si sakit tentang hal-hal yang bermanfaat baginya.
  3. Seperti bertaubat, menyelesaikan hak-hak yang belum dipenuhinya, dan yang lainnya.
  4. Ingatkan si sakit agar senantiasa mengingat Allah dalam segala kondisi.
  5. Ingatkan dia agar memperbanyak dzikir dan istighfar, serta tetap menjaga shalat lima waktu. Dan bisa jadi si sakit belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang tata cara thaharah, shalat atau ibadah yang lain dalam kondisi sakit. Maka bila penjenguk punya ilmu tentang hal itu, hendaklah ia mengajarkan kepada si sakit.
  6. Hendaklah penjenguk melihat mana yang lebih bermanfaat bagi si sakit
  7. , apakah lama berada di sisi si sakit atau cukup sebentar saja. Bila ia melihat si sakit merasa senang dan terhibur dengan keberadaannya di sisinya, maka hendaklah ia menahan diri untuk lebih lama bersama si sakit. Namun bila sebaliknya, maka hendaklah ia tidak berlama-lama di tempat tersebut.
  8. Penjenguk dianjurkan duduk di samping kepala orang yang sakit.
  9. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dalam hadits Ibnu Abbas ia berkata:
    “Apabila Nabi menjenguk orang sakit, beliau duduk di samping kepalanya.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad: 536, Shahih al-Adabul Mufrad: 219)
    Do’akanlah si sakit.
    Di antara do’a yang dituntunkan Rasulullah ialah:
    - أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ، رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، أَنْ يَشْفِيَكَ
    “Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb pemilik Arsy yang Agung, agar Dia menyembuhkanmu.”
    Rasulullah mengatakan bahwa jika seseorang membaca do’a ini sebanyak 7 kali untuk orang yang sakit, niscaya sakitnya akan sembuh, InsyaAllah. (HR. al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad: 536, Shahih al-Adabul Mufrad: 219)
    - لَا بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ
    “Tidak mengapa, (sakit itu) akan mensucikan (dari dosa) insya Allah.” (HR. al-Bukhari: 5338)

Sabtu, 16 Februari 2013

Khutbah Jumat : Bagaimana Kita Bersyukur



Oleh : Ust. Ardan Lasakari M.
Sidang jama’ah jum’at yang dirahmati oleh Allah: 
Kemajuan materi yang dirasakan oleh manusia, ternyata tidak menjamin kebahagiaan hidup, kekeringan jiwa menjadi fenomena yang menjamur dimana-mana. Orientasi manusia saat ini yang lebih mengedepankan materi. Menjadikan mereka seperti robot yang otaknya terperas demi "Dunia" "Harta" dan "Uang". Sementara kebutuhan rohani berupa pengajaran Ad-Din (Islam), Tarbiyah dan Tazkiyah bagi jiwa seakan tak mendapatkan porsi atau bagian bagi waktu-waktu mereka.
Alhamdulillah wa syukurillah, akhir-akhir ini banyak orang mulai sadar akan kekeliruan langkahnya. Mereka mulai getol mengkaji Islam, sejak dari kalangan buruh, mahasiswa sampai para eksekutif dan kaum elit. Mereka mulai membangun diri, mensucikan jiwa demi meraih ketenangan jiwa yang selama ini mereka cari. Subhanallah. Maka benarlah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam surat Ar-Ra’ad ayat 28, Allah Ta’ala berfirman:
{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ}
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS Ar-Ra’du:28).
Sidang jama’ah jum’at yang dirahmati oleh Allah swt :
Dalam diri Manusia memiliki dua unsur. lahir dan batin. Selain lahir yang harus diberi kekuatan seperti makan, minum, olahraga dan lain sebagainya ada hal yang lebih prioritas dan penting yaitu memberi konsumsi untuk batin atau "Ruhiyyah", dari sekian banyak konsumsi yang harus diberikan kepada Ruhiyyah. Satu yang bisa dikatakan penting yaitu sifat "SYUKUR" yang harus ada dalam diri hamba sebagai makhluk Allah swt. Demikianlah Tazkiyyah An-Nafs (membersihkan jiwa), membersihkan Ruhiyyah agar lebih mengenal dan dekat kepada Allah swt.
Syukur adalah memuji Sang Pemberi Nikmat, memuji Allah swt atas kebaikan yang telah Allah kuasakan kepada kita, yang telah Allah swt berikan kepada kita. Allah swt telah menyebutkan syukur dan iman secara beruntun. Sebagaimana disebutkan dalam surat An –Nisa: 147,
مَّا يَفْعَلُ اللّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ
"Mengapa ALLAH akan menyiksa kalian, jika kalian bersyukur dan beriman?"
Allah swt telah mengabarkan bahwa di antara hamba-hambaNya, yang berhak atas karuniaNya adalah mereka yang pandai bersyukur kepada Allah swt.
Allah membagi manusia menjadi dua:
1. Syakur _ 2. Kafur
Hal yang paling dimurkai olehNya adalah orang-orang kafir. Sedangkan yang paling dicintai oleh Allah adalah kesyukuran dan orang-orang yang paling pandai bersyukur kepada Allah swt.
Allah menjadikan tambahan Rizki, itu tergantung kepada kesyukuran seorang Hamba kepadaNya. Dan tambahan dari Allah adalah Tambahan yang tiada batas. Allah juga menjadikan banyak pahala bergantung kepada kehendak Allah swt itu sendiri.
فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
Demikian Allah sebutkan dalam surah At-Taubah : 28
"Maka, pastilah Allah akan menjadikan kalian kaya dengan karunianya. Jika dia menghendaki"
وسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
"Dan kami akan membalas orang-orang yang bersyukur" ( Al-Maidah:40)
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim:7)
Sidang jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah swt:
Syukur  adalah pengikat nikmat dan penyebab bertambahnya nikmat Allah tersebut. Umar bin Abdul ‘Aziz berkata, "Ikatlah nikmat-nikmat Allah dengan bersyukur kepadaNya."
Hasan Al Bashri berujar: "Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah karena  sesungguhnya itu adalah kesyukuran".
Abu Al Mughiroh: jika ditanya tentang kabarnya , beliau menjawab: "Pagi ini kita tenggelam dalam nikmat, tapi lemah dalam bersyukur. Rabb kita menampakkan cintanya kepada kita, padahal Dia tidak membutuhkan kita. Sedangkan kita menampakkan kebencian kepadanya, padahal kita membutuhkanNya (Allah swt)."
Syuraih berujar: "Setiap kali seorang hamba ditimpa suatu musibah, pasti disana ada 3 nikmat dari Allah. Musibah itu tidak berkenaan denga dien Nya, musibah itu tidak lebih berat daripada yang terjadi, dan musibah itu pasti akan terjadi lalu telah terjadi."
Seseorang telah bertanya kepada Abu Ghanimah:  "Bagaimana keadaanmu?" Ia menjawab: "Pagi ini aku dalam keadaan mendapat dua nikmat yang aku tidak tahu mana yang lebih baik. Yaitu dosa-dosa yang Allah tutupi sehingga tidak ada seorangpun yang mampu menelanjangiku karenanya, serta kecintaan yang Allah semaikan di dalam hati manusia yang tidak akan dicapai oleh Amal-amalku."
Seorang bertanya kepada Abu Hazim: " Apakah syukurnya dua mata itu, wahai Abu Hazim?  "Ia menjawab, "Jika kamu melihat kebaikan sebarkanlah, dan jika kamu melihat keburukan tutupilah!"
Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana syukurnya dua telinga?" Abu hazim menjawab, "Jika kamu mendengar kebaikan cegahlah!"
Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana syukurnya dua tangan? " Abu Hazim menjawab "Jangan kamu gunakan ia untuk mengambil barang yang bukan haknya! Juga penuhilah hak Allah yang ada pada keduanyal!"
Orang itu bertanya lagi, "lalu bagaimana syukurnya perut? " Abu Hazim menjawab, "Hendaklah makanan ada dibagian bawah, sedangkan yang atas dipenuhi  Ilmu!"
Orang itu bertanya lagi, " Bagaimana syukurnya kemaluan? " Ia menjawab dengan firman Allah, "Dan orang-orang yang menjaga kemaluan mereka, Kecuali kepada Istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki. Maka mereka tidaklah tercela, Dan barang siapa mencari itu semua, merekalah orang-orang yang melampaui batas" (Al Mukminun 5 - 7).
Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana syukurnya dua kaki?" Ia menjawab, " Jika kamu melihat orang sholeh meninggal, segera teladani amalannya. Dan jika mayit itu orang yang tidak baik, segera jauhi amal-amal yang dia kerjakan, kamu bersyukur kepada Allah! Sesungguhnya orang yang hanya bersyukur denga lisannya itu seperti seseorang yang memiliki pakaian tetapi ia hanya memegang ujungnya, tidak memakainnya. Maka iapun tidak terlindungi dari panas, dingin, salju dan hujan."
Sidang jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah swt:
Beberapa ‘Ulama menulis surat kepada saudaranya.
"Pagi ini kami diberi nikmat oleh Allah yang tidak terhingga, padahal kami banyak bermaksiat kepadanya. Kami tidak tahu terhadap yang mana kami harus bersyukur, terhadap keindahan yang dimudahkankah  ataukah terhadap dosa-dosa yang ditutupi.
Rasulullah saw adalah hamba pilihan, Nabi terakhir yang diutus untuk seluruh umat manusia, hamba yang ma’sum, yang telah mendapat jaminan surga oleh Allah swt. Dengan keteladanan beliau saw sebagai "uswatun hasannah"  adalah contoh yang seharusnya  dilihat.
Kita bisa melihat bagaimana beliau saw, bagaimana rasa bentuk syukur beliau kepada Allah sebagai ungkapan rasa cinta beliau kepada Allah swt :
Dikisahkan dan ini termuat dalam Shahih Bukhori dan Muslim bahwa Nabi saw bangun ditengah malam, untuk melaksanakan "qiyam al-lail" sholat dimalam hari sampai "pecah-pecah " kedua telapak kaki beliau saw. Kemudian ditanyakan kepada Beliau: "Apakah Engkau masih terus melakukan semua ini, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang telah berlalu maupun yang akan datang.  Beliau menjawab "Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?".
Sidang jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah swt:
Tatkala Iblis mengerti nilai syukur sebagai kedudukan tertinggi dan termulia, maka Ia pun merencanakan tujuan akhirnya. Apakah itu? Allah swt mengkonfirmasikan hal tersebut didalam Kitab Nya . Dalam surat Al-‘Araf Allah swt berfirman :
"Lalu aku akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka. Dari samping kanan dan dari samping kiri mereka. Sehingga Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang bersyukur" ( Al –‘Araf : 17)
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم

Jumat, 15 Februari 2013

BERSUKUR BELAJAR DARI KEBALIKANNYA


Untuk mengetahui bagaimana cara bersyukur yang tepat, sekarang mari kita lihat tanda-tanda yang menunjukkan kebalikan dari orang yang bersyukur:
Mereka yang tidak bersyukur melakukan hal-hal semacam ini (Jadi hindari jauh-jauh) :
1. Mengeluh
Setiap jenis keluhan entah itu yang diutarakan dengan bercanda, apalagi yang serius, adalah ciri tipisnya atau bahkan tidak adanya rasa syukur. Dan ini tidak hanya meliputi keluhan terhadap kondisi personal, diri dan badan kita sendiri, tetapi juga keluhan terhadap kondisi lingkungan, masyarakat dan negara.
Misalnya: mengeluh tentang harga barang yang makin mahal, mengeluh tentang penghasilan yang kecil, mengeluh tentang negara yang makin kacau, tentang resesi ekonomi, tentang bencana, tentang apapun, di sekitar kita. Pokoknya semua jenis keluhan.
Keluhan berbahaya karena membuat orang lupa atau buta akan kondisi sebaliknya, dan kalau diulang berkali-kali akan merasuk ke dalam jiwa dan menjadi sesuatu yang kita percayai.
2. Mengecil-ngecilkan nikmat yang telah diberikan Tuhan
Reminder
Ingatlah kamu kepada-KU, niscaya Aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari ni’mat-KU. Q ur’an: Surat Al Baqarah: 152.
Misalnya, kalimat-kalimat macam ini: Ah, gajiku sih kecil… Ah, biasa saja… Rumahku kan gubug ini, lain dengan rumahmu… Ayo kita makan seadanya saja ya… dsb.
Saya memahami bahwa ini mungkin bagian dari budaya kita, untuk merendah, tidak sombong, tetapi yang jadi masalah adalah kalau omongan ini terlalu sering kita ucapkan sehingga kita tidak lagi bisa membedakan antara hanya sekedar basa-basi dengan yang sebenarnya kita rasakan. Padahal sebenarnya, tidak ada suatupun di dunia ini yang merupakan sesuatu yang kecil. Uang 5 perakpun seandainya tidak diberikan-NYA, Anda tidak akan bisa memilikinya.
3. Kikir
Ya, kikir adalah juga satu tanda tidak bersyukurnya seseorang. Dia merasa bahwa yang dia miliki masih kecil jumlahnya, sehingga tidak mau berbagi atau sulit berpisah dengannya. Atau dia khawatir, cemas, dan takut tidak akan mendapat lagi, sehingga merasa harus menyimpan-nyimpan untuk diri sendiri.
Cara berpikir kikir sungguh berbahaya, lebih berbahaya dari suka mengeluh, karena di belakangnya tersimpan rasa tidak adanya terima kasih pada Tuhan, serta rasa tidak percaya akan pertolongan dan kekuasaan Tuhan, dan ini dalam bahasa agama, ekstrim-nya, bisa dikategorikan kufur dan kafir.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai …orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan yang menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka…Qur’an: Surat An-Nisa’: 36-37.
Menginginkan apa yang menjadi milik orang lain
Ada orang yang kerjanya lapar mata terus. Tidak pernah puas.apapun yang dimiliki orang lain, ingin dia miliki juga, bahkan dengan penuh rasa persaingan. Dia tidak bisa melihat orang lain maju tanpa sekilas perasaan iri atau dengki menyelimuti.
Tell a Friend
Nah beberapa hal tersebut bisa menjadi petunjuk apakah kita memiliki rasa syukur yang besar atau JUSTRU SEBALIKNYA.
Sekarang yang lebih penting adalah bagaimana kita menerapkan rasa syukur ini secara konkret agar membantu kita MENERIMA KESUKSESAN, anugerah dan rejeki lebih banyak lagi.
Bagaimana bersyukur secara konkret:
a. Coba membiasakan diri mencatat, setiap hari, semua hal baik yang terjadi pada kita hari itu. (Keep a gratitude journal).
Pagi dan sore kalau bisa. Kalau tidak, ya, cukup sekali saja, mungkin menjelang tidur.
Di sebuah buku khusus, tulis setiap harinya, paling sedikit 50 hal yang bisa Anda syukuri hari itu.
Banyak yang menyarankan, untuk pertama kali melakukan ini, paling sedikit menulis 100 hal yang kita syukuri. Besar dan kecil. Semuanya. Ini memaksa kita, pikiran sadar dan bawah sadar kita untuk melihat bahwa ternyata dalam hidup kita ini TELAH ada begitu banyak yang patut kita hargai dan ucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan karenanya.
Sesudah itu secara rutin tetap dilakukan walau jumlah yang dituliskan tidak sebanyak yang pertama.
Tidak punya cukup banyak hal untuk disyukuri? Masa?
Coba, Anda masih bisa menggerakkan jari-jari Anda? Syukuri itu.
Rambut Anda tidak berkutu? Syukuri itu.
Anda masih bisa ke ‘belakang’ dengan normal? Bukannya itu juga suatu anugerah?
Anda bisa menarik napas? Syukuri ini juga, ada orang-orang yang menderita tidak bisa melakukannya.
Udara masih bebas. Air bersih masih mudah didapat. Hujan yang mendinginkan negeri kita yang berdebu dan panas ini masih mau turun. Malam masih gelap sehingga kita bisa tidur dan istirahat. Matahari belum terbit di sebelah barat. Dan masih banyak lagi. Jadi, mana mungkin Anda tidak punya sesuatu untuk disyukuri. Bersyukurlah banyak-banyak, setiap hari, setiap saat. Kalau Anda bisa membaca kalimat-kalimat dalam situs ini, maka Anda juga harus bersyukur karena nasib Anda labih baik dari jutaan manusia lainnya di dunia.
Baca lebih lanjut tentang alasan bersyukur yang jauh lebih luas lagi ini di sini.
Dan jika kamu menghitung-hitung ni’mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya (karena banyaknya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyayang.
~ Qur’an: Surat An Nahl: 18 ~
b. Setiap hati kita suntuk dan resah, dan mulai kehilangan semangat dan kepercayaan, coba baca ulang “jurnal syukur” Anda tersebut, dan lihat betapa banyak yang TUHAN TELAH berikan kepada Anda.
c. Bila Anda sendiri sedang merasa kekurangan, coba cari beberapa orang yang Anda tahu lebih buruk lagi kondisinya dibandingkan Anda. Cari, temui, amati kehidupan mereka.
Lalu lakukan sesuatu yang bisa membantu mereka (meskipun sedikit). Ini “memaksa” kita untuk lagi-lagi melihat betapa beruntungnya kita, dan bahwa nikmat Tuhan itu tidak akan habis meski kita membaginya dengan orang lain.
4. Terapkan ajian “UNTUNG” ala orang Jawa (untuk suku lain, maaf kalau saya salah klaim tentang falsafah ini, karena sebagai orang Jawa, setahu saya, orang Jawalah yang suka memakai aji-aji ini…)… yaitu, bila mereka tertimpa musibah, mereka selalu mencari baiknya dan mengatakan, “Untung ya …..” (lalu menyebutkan sesuatu yang sebaliknya dari musibah tadi).
Misalnya: Bila satu keluarga sakit semua, mereka akan bilang, “Untung tidak sampai meninggal.” “Atau untung punya uang untuk berobat.” Atau “Untung tidak perlu sampai dirawat.”
Dan untung-untung lainnya. Yang intinya mencari “the silver lining of the dark grey clouds” atau mencari elemen positif dari segala sesuatu yang di luarnya nampak negatif.
Reminder
Dan bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri…Qur’an: Surat Luqman: 12.
5. Cara menerapkan kunci sukses dahsyat bersyukur berikutnya, adalah dengan selalu menjawab dengan penuh semangat dan rasa bahagia semua pertanyaan yang menanyakan kabar Anda, entah itu tentang kondisi kesehatan, keuangan Anda, kehidupan Anda dsb.
Jawab semua pertanyaan tentang kabar Anda dengan kalimat seperti berikut,
“Alhamdulillah atau Puji Tuhan………” (lalu sebutkan berita baiknya). Apapun itu berita baiknya, walau sekecil apa.
Jangan katakan dengan lesu dan lemas, “Ya, beginilah nasib saya Mas” atau jawaban lain yang senada.
Anda paham maksud saya kan?
Pokoknya, jangan sekali-kali mengecilkan apapun yang telah diberikan Tuhan pada kita.
6. Sering-sering mengadakan acara “syukuran” juga merupakan langkah menerapkan kunci sukses dahsyat bersyukur ini. (Yes, make every day a thanks-giving day).
Bisa berupa mentraktir makan sobat karib (berdua saja bila memang dana terbatas) sebagai rasa syukur dia telah mendukung kita selama ini.
Bisa lebih besar dengan mengundang tetangga makan-makan di rumah. Bisa dengan mengirim makanan ke panti asuhan, ke anak-anak jalanan di bawah jembatan, ke mana saja. Yang tujuannya adalah untuk mengungkapkan syukur akan apa yang SUDAH kita terima.

Kamis, 14 Februari 2013

Inilah Terapi SEFT,





JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir satu tahun kedua kaki Kartini (39) sakit. Bahkan pernah lumpuh selama sebulan. Tapi, setelah diteping (totok), kakinya pulih dalam waktu 15 menit.

Ketika hendak ke atas panggung, warga Tanah Abang Jakarta Pusat ini tampak tertatih dan picang. Dengan susah payah ia menapaki 4 anak tangga kecil untuk sampai di kursi hijau. Ia bersama 4 orang lain bersiap menerima terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).

SEFT adalah teknik pengembangan diri ekletis yang menggabungkan 14 macam teknik terapi. Termasuk di antaranya adalah kekuatan spiritual untuk mengatasi berbagai macam masalah fisik, emosi, pikiran, sikap, motivasi, perilaku dan pengembangan diri.

SEFT di Indonesia dibawa oleh Ahmad Faiz Zainuddin yang belajar langsung kepada Gary Craig dari Amerika Serikat, pendiri Emotional Freedom Technique.

Minggu (26/7) pagi ini Faiz bersama para alumnusnya yang bergabung dalam Logos Institute mengadakan pengobatan dam pelatihan SEFT di Jalan Jati Bunder VII Tanah Abang Jakarta Pusat.

Kartini yang sudah bersiap disembuhkan, tampak menghirup napas panjang. Murid Faiz, memberinya minum dari air mineral kemasan gelas. "Ya Allah walaupun saya sakit kaki, saya ikhlas menerima masalah saya ini. Saya pasrahkan pada-Mu kesembuhan saya dari sakit kaki ini," kata terapis SEFT, yang diulangi oleh Kartini.

Sembari Kartini mengulang-ulang kalimat tersebut, sang terapis meneping bagian ubun-ubun, bagian atas mata, samping mata, bawah mata, di atas mulut, di hidung, ketiak dan dada Kartini. "Ya Allah...Ya Allah...Ya Allah..." Kartini terus menyebut Asma Allah, sembari memejamkan mata.

Hebatnya, 15 menit terapi, Kartini sudah bisa berjalan normal. "Biasanya saya paling jauh berjalan 20 meter. Saya belum pernah seenak ini. Rasanya juga lebih tenang," ungkap Kartini.

Ia melanjutkan, sejak kali pertama sakit kaki pada bulan September 2008, ia telah berobat ke mana-mana. Namun, hasilnya tidak memuaskan. "Kata dokter saraf kecepit. Tiap hari sakit. Tidur saja terganggu," ucap Kartini.

Yoyon (49), juga mengalami hal serupa dengan Kartini. Warga Tanah Abang ini awalnya mengeluh sakit kepala sebelah dan tangan kirinya semper. "Kata dokter saya kelebihan kolesterol. Sejak 5 tahun lalu. Saya suka kumat kalau malas pantang," kata Yoyon sambil tersenyum.

Teknik penyembuhan kepada Yoyon saya dengan Kartini. Yoyon diminta mengiklaskan penyakitnya kepada Sang Pencipta, sambil menyaru mohon kesembuhan. "Hasilnya, kepala sembuh, tangan sudah baik," tutur Yoyon.

Ia mengaku, bagian tubuhnya yang diteping adalah ubun-ubun, bagian atas mulut, bagian bawah mulut, samping mata, ketiak dan tengkuk. Baik Kartini maupun Yoyon sama-sama berharap kesembuhannya bersifat permanen. "Sembuh selamanya, dan juga pantang terus," tandas Yoyon.

Lebih jauh Faiz mengungkapkan metode SEFT sudah dimodifikasi dengan menekankan kekuatan spiritual. "Secara tidak langsung, melalui pengobatan seperti ini, pasien ingat Tuhan," paparnya.

Supaya pengobatan ini berkelanjutan, tambah Faiz, mereka juga diajarkan bagaimana mempraktikkan terapi SEFT ini. Tujuannya, supaya mereka bisa membantu orang lain dan juga bisa menyembuhkan dirinya sendiri kalau penyakitnya kumat.

Rabu, 13 Februari 2013

Melatih Kecerdasan Spiritual


Kini pelatihan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual semakin mudah ditemukan (lihat boks “Cara praktis cerdas spiritual” dan “Cerdas emosi dan spiritual lewat sembilan jalan”). Masih menurut DR Jalaluddin Rakhmat, mengikuti training bisa saja membantu mempengaruhi kecerdasan spiritual selama konsepnya benar. Keberhasilan seseorang belajar lewat training dapat dilihat jika setelah mengikuti training hidupnya berubah menjadi positif yang tadinya depresi atau menderita kecemasan, ketakutan pada masa depan, kebingungan, lalu menjadi bahagia.
Cara Praktis Cerdas Spiritual
Menurut Erbe Sentanu dari Katahati Institute, kecerdasan spiritual itu mempunyai banyak konsep, kiat, dan caranya. “Saya sendiri selalu melihat ke sisi pragmatis dan empirisnya,” katanya. Orang yang cerdas secara spiritual itu bagaimana sih rasanya? Otak dan tubuhnya beroperasi seperti apa?
“Buat saya cerdas secara spiritual atau dekat dengan Tuhan itu harus dibuktikan dengan berada di zona ikhlas yang mensyaratkan tiga hal, yaitu gelornbang otaknya harus lebih banyak dalam posisi Alfa dan Tetha, kemudian sistem perkabelan otaknya (neuropeptide) serasi dan memunculkan perasaan tertentu kepada Tuhan, lalu tubuhnya harus cukup mengandung hormon serotonin, endorfin, dan melantonin dalam komposisi yang pas. Dalam kondisi itu, maka dengan sendirinya ciri-ciri kecerdasan spiritual akan muncul.”
“Tanpa ketiga syarat itu, agak sulit dipercaya. Misalnya seseorang mengaku dekat dengan Tuhan tapi hormon di tubuhnya dominan kortisol, yaitu hormon yang muncul pada saat orang stres, bagaimana mungkin? Seseorang yang dekat dengan Tuhan mestinya lebih banyak berada dalam kondisi khusyuk, kondisi rileks, dan hormon di tubuhnya pasti hormon yang bagus seperti hormon DHEA, serotonin, endorfin, dan melantonin”.
Mempelajari kecerdasan spiritual tidak bisa begitu saja lewat buku, karena hasilnya hanyalah pemahaman kecerdasan spiritual lewat logika, apalagi kalau membacanya sambil stres. Akan lebih efektif jika menggunakar brainwave technology, yaitu dengan mendengarkan CD musik yang berfungsi rnenarik gelornbang otak ke Alfa-Theta selama 20 menit pada pagi dan petang hari.
Kita juga bisa melatih kecerdasan spiritual lewat puasa dengan syarat puasa tersebut dijalankan dengan benar. Karena puasa bisa menurunkan gelornbang otak dari Beta ke Alfa-Theta sehingga rnembuat orang lebih sabar dan memunculkan keinginan untuk berbuat baik. Kalau itu berlanjut hingga 10 hari maka otaknya akan stabil beroperasi di Alfa-Theta. ” “Kalau hal itu bisa berlanjut hingga 20 hari, maka hormon-hormon yang baik dan menenangkan akan diproduksi oleh tubuh. Saat itu dia akan melihat hidup ini dengan cara lain, menjadi mudah bersyukur, mudah rnerasa terharu.”
” Memunculkan perasaan mudah bersyukur itu penting sekali karena rasa syukur bisa diartikan sebagai kemampuan menikmati hidup ini apapun kondisinya, sehingga susah atau senang rasanya tetap nikmat. Rasa syukur yang benar, dalam arti betul-betul menghayati nikmatnya hidup, juga sangat membantu memunculkan kecerdasan spiritual.

Kecerdasan Emosional dan Spiritual



Kecerdasan emosional memang membuat orang lebih mudah mencapai sukses dalam hidup. Tapi untuk menemukan kebahagiaan dan makna dari kehidupan, diperlukan kecerdasan spiritual.
Pada awalnya, orang hanya mengenal kecerdasan intelektual, kemudian muncul kecerdasan emosional dan kini kecerdasan spiritual. Menurut DR Jalaluddin Rakhmat MSc, seorang psikolog, kecerdasan emosional (emotional intelligent) dipopulerkan Daniel Coleman meskipun dia bukan penemunya. Psikolog Howard Gardner adalah orang yang pertama menemukan sejenis kecerdasan untuk bisa memaharni orang-orang lain, dan disebutnya sebagai kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligent).
Oleh Daniel Coleman, selelah sepakat dengan penelili-peneliti lain, kecerdasan interpersonal itu disebutnya kecerdasan emosional. Pada intinya, kecerdasan emosional adalah kemampuan orang untuk memahami orang-orang di sekitamya, berinteraksi untuk mengembangkan empati, simpati, dan untuk bisa bekerjasama.
Sedangkan Howard Gardner merumuskan delapan kecerdasan majemuk, yaitu kecerdasan musikal, kinestetik (kemampuan menari), visual (kemampuan menggambar, mengekspresikan sesuatu dalam bentuk lukisan), logis matematis, interpersonal (personal), intrapersonal (berpikir refleksi), linguistik (menggunakan bahasa), dan naturalistik. Tapi Gardner tidak memasukkan kecerdasan spiritual karena katanya kecerdasan spiritual itu tidak punya tempat di dalam otak kita seperti kecerdasan yang lain.
Tapi belakangan kecerdasan spiritual itu menurut penelitian-penelitian di bidang neurologi (ilrnu tentang syaraf) justru punya tempat di dalam otak. Jadi ada bagian dari otak kita dengan kemampuan untuk mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, untuk melihat Tuhan. Dalam hal ini maksudnya adalah menyadari kehadiran Tuhan di sekitar kita dan untuk memberi makna dalam kehidupan. jadi ciri orang yang cerdas secara spiritual di antaranya adalah bisa memberi makna dalam kehidupannya.
Sedangkan ciri umum orang yang cerdas secara emosional yaitu sukses dalam kehidupan, sukses dalam pekerjaan, mampu bekerjasama dengan orang lain, mampu mengendalikan emosi. Dia juga biasanya pintar menarik hati orang lain, bisa memahami sifat setiap orang dengan tepat, biasanya juga hafal nama-nama orang yang dikenalnya dan mengetahui kesenangan dan ketidaksukaan orang itu. Orang yang cerdas secara emosional itu dalam tingkat yang negatif bisa memanipulasi orang tapi dalam tingkat yang positif bisa menjadi pemimpin yang baik.