REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Inami Gus’am
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu
benar-benar orang yang beriman.” (QS al-Maidah (5): 23). Di tengah bahtera
kehidupan yang terus bergelombang dan tidak pernah surut dari berbagai
problematikanya, kita perlu memiliki sebuah pegangan dan ‘navigasi’ yang
mengantarkan kita pada pulau tujuan.
Sebagai insan Muslim hendaknya memiliki komitmen dikaji,
maupun aspek kehidupan yang dijalani, setiap Muslim tetap berusaha dan
berupaya. Kekuatan yang terpendam dalam setiap diri seorang Muslim ialah
potensi besar yang dimiliki dan harus digali.
Memaksimalkan kemampuan diri mengarah pada upaya
memaksimalkan ikhtiar kita. Inilah yang Allah sebutkan dalam QS ar-Ra’d ayat
11. Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah Ta’ala setelah melakukan
usaha secara maksimal. Itu bermakna dalam hidup kita tidak ada suatu tindakan
atau perbuatan yang tidak memiliki dasar yang jelas. Semua hal dilakukan karena
adanya unsur perintah dan meninggalkan segala hal karena memang jelas adanya
unsur larangan.
Memaknai tawakal diperlukan pemahaman bahwa terdapat ikatan
yang kuat antara manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai Sang Pencipta.
Ikatan yang berimplikasi pada adanya hubungan ini mestinya dijalin dengan baik
oleh manusia. Dengan demikian, pada klimaks usaha yang dilakukan seseorang
tetap saja kembali ke muara segala sesuatu, yaitu Allah. Pasrah secara total
kepada-Nya.
Kita bersikap menerima dengan ikhlas atas segala yang
diberikan Allah Ta’ala dari usaha yang dilakukan. Ini adalah kenyataan yang
berat dalam hidup kita. Sebab, yang sering terjadi pada kita adalah selalu
menanggapi hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup kita dengan mengeluh.
Kita betul-betul merasa berat ketika mendapat ujian dan cobaan yang, menurut
kita, tidak mengenakkan karena cenderung merepotkan atau menyusahkan.
Kita perlu menyadari bahwa manusia tidak memiliki kewenangan
untuk menentukan apa yang dikehendakinya. Yang diperbolehkan hanyalah
rencana-rencana manusiawi. Meski demikian, sesegera mungkin kembali menyadari
bahwa segala yang terjadi merupakan kewenangan Allah Ta’ala. Alquran
menyebutkan dengan tegas dan jelas, “Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku.” (QS al-Ahzab (33):38).
Tawakal perlu dipupuk, diutamakan, dan diperjuangkan. Karena
sedemikian pentingnya tawakal dalam hidup, hingga kita perlu mengetahui
bagaimana cara bertawakal, yaitu merasa cukup terhadap apa yang didapat dan
dimiliki, tetap meningkatkan usaha agar lebih baik, membiasakan bersyukur
kepada Allah atas pemberian-Nya, mengawali pekerjaan dengan niat ibadah, menyadari
bahwa manusia memiliki banyak kekurangan, dan menyerahkan sepenuhnya kepada
keputusan Allah setelah melakukan ikhtiar/usaha.
Obat yang paling mujarab untuk mengatasi berbagai masalah
hidup adalah membiasakan diri bertawakal kepada Allah Ta’ala. Dalam kehidupan
kita, tawakal berfungsi mengurangi tekanan batin/jiwa, terhindar dari kecewa
dan stres berat, juga meringankan langkah dalam menjalani hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan meninggalkan komentar anda di kolom yang telah kami sediakan.......