Di
alam kubur setiap orang akan menghadapi ujian yang berat. Yang bisa
menghadapi ujian tersebut dengan mudah hanyalah orang beriman karena
benar-benar Allah akan meneguhkan mereka. Sedangkan orang kafir dan
munafik tidak bisa lulus dari ujian tersebut. Di alam kubur akan
ditanyakan tiga perkara mendasar, yaitu siapa Rabb kita, siapa Nabi
kita, apa agama kita. Kita menilai pasti kita akan mudah menjawabnya.
Namun jangan salah, yang bisa menjawabnya dengan mudah hanyalah orang
beriman yang Allah teguhkan imannya.
Bagaimanakah
perjalanan seseorang jika ia telah masuk di alam kubur? Hadits panjang
al-Bara’ bin ‘Azib yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan
oleh Imam al-Hakim dan Syaikh al-Albani menceritakan perjalanan para
manusia di alam kuburnya:
Suatu
hari kami mengantarkan jenazah salah seorang sahabat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam dari golongan Anshar. Sesampainya di
perkuburan, liang lahad masih digali. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun duduk (menanti) dan kami juga duduk terdiam di
sekitarnya seakan-akan di atas kepala kami ada burung gagak yang
hinggap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memainkan sepotong
dahan di tangannya ke tanah, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya
bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur!” Beliau
ulangi perintah ini dua atau tiga kali.
Kemudian
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya
seorang yang beriman sudah tidak lagi menginginkan dunia dan telah
mengharapkan akhirat (sakaratul maut), turunlah dari langit para
malaikat yang bermuka cerah secerah sinar matahari. Mereka membawa kain
kafan dan wewangian dari surga lalu duduk di sekeliling mukmin tersebut
sejauh mata memandang. Setelah itu turunlah malaikat pencabut nyawa dan
mengambil posisi di arah kepala mukmin tersebut. Malaikat pencabut nyawa
itu berkata, ‘Wahai nyawa yang mulia keluarlah engkau untuk menjemput
ampunan Allah dan keridhaan-Nya’. Maka nyawa itu (dengan mudahnya)
keluar dari tubuh mukmin tersebut seperti lancarnya air yang mengalir
dari mulut sebuah kendil. Lalu nyawa tersebut diambil oleh malaikat
pencabut nyawa dan dalam sekejap mata diserahkan kepada para malaikat
yang berwajah cerah tadi lalu dibungkus dengan kafan surga dan diberi
wewangian darinya pula. Hingga terciumlah bau harum seharum wewangian
yang paling harum di muka bumi.
Kemudian
nyawa yang telah dikafani itu diangkat ke langit. Setiap melewati
sekelompok malaikat di langit mereka bertanya, ‘Nyawa siapakah yang amat
mulia itu?’ ‘Ini adalah nyawa fulan bin fulan’, jawab para malaikat
yang mengawalnya dengan menyebutkan namanya yang terbaik ketika di
dunia. Sesampainya di langit dunia mereka meminta izin untuk
memasukinya, lalu diizinkan. Maka seluruh malaikat yang ada di langit
itu ikut mengantarkannya menuju langit berikutnya. Hingga mereka sampai
di langit ketujuh. Di sanalah Allah berfirman, ‘Tulislah nama hambaku
ini di dalam kitab ‘Iliyyin. Lalu kembalikanlah ia ke (jasadnya di)
bumi, karena darinyalah Aku ciptakan mereka (para manusia), dan
kepadanyalah Aku akan kembalikan, serta darinyalah mereka akan Ku
bangkitkan.’
Lalu
nyawa tersebut dikembalikan ke jasadnya di dunia. Lantas datanglah dua
orang malaikat yang memerintahkannya untuk duduk. Mereka berdua
bertanya, ‘Siapakah rabbmu?’, ‘Rabbku adalah Allah’ jawabnya. Mereka
berdua kembali bertanya, ‘Apakah agamamu?’, ‘Agamaku Islam’ sahutnya.
Mereka berdua bertanya lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk
kalian?’ “Beliau adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”
jawabnya. ‘Dari mana engkau tahu?’ tanya mereka berdua. ‘Aku membaca
Al-Qur’an lalu aku mengimaninya dan mempercayainya’. Tiba-tiba
terdengarlah suara dari langit yang menyeru, ‘(Jawaban) hamba-Ku benar!
Maka hamparkanlah surga baginya, berilah dia pakaian darinya lalu
bukakanlah pintu ke arahnya’. Maka menghembuslah angin segar dan
harumnya surga (memasuki kuburannya) lalu kuburannya diluaskan sepanjang
mata memandang.
Saat
itu datanglah seorang (pemuda asing) yang amat tampan memakai pakaian
yang sangat indah dan berbau harum sekali, seraya berkata,
‘Bergembiralah, inilah hari yang telah dijanjikan dulu bagimu’. Mukmin
tadi bertanya, ‘Siapakah engkau? Wajahmu menandakan kebaikan’. ‘Aku
adalah amal salehmu’ jawabnya. Si mukmin tadi pun berkata, ‘Wahai Rabbku
(segerakanlah datangnya) hari kiamat, karena aku ingin bertemu dengan
keluarga dan hartaku.
Adapun
orang kafir, di saat dia dalam keadaan tidak mengharapkan akhirat dan
masih menginginkan (keindahan) duniawi, turunlah dari langit malaikat
yang bermuka hitam sambil membawa kain mori kasar. Lalu mereka duduk di
sekelilingnya. Saat itu turunlah malaikat pencabut nyawa dan duduk di
arah kepalanya seraya berkata, ‘Wahai nyawa yang hina keluarlah dan
jemputlah kemurkaan dan kemarahan Allah!’. Maka nyawa orang kafir tadi
‘berlarian’ di sekujur tubuhnya. Maka malaikat pencabut nyawa tadi
mencabut nyawa tersebut (dengan paksa), sebagaimana seseorang yang
menarik besi beruji yang menempel di kapas basah. Begitu nyawa tersebut
sudah berada di tangan malaikat pencabut nyawa, sekejap mata diambil
oleh para malaikat bermuka hitam yang ada di sekelilingnya, lalu nyawa
tadi segera dibungkus dengan kain mori kasar. Tiba-tiba terciumlah bau
busuk sebusuk bangkai yang paling busuk di muka bumi.
Lalu
nyawa tadi dibawa ke langit. Setiap mereka melewati segerombolan
malaikat mereka selalu ditanya, ‘Nyawa siapakah yang amat hina ini?’,
‘Ini adalah nyawa fulan bin fulan’ jawab mereka dengan namanya yang
terburuk ketika di dunia. Sesampainya di langit dunia, mereka minta izin
untuk memasukinya, namun tidak diizinkan. Rasulullah membaca firman
Allah,
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
“Tidak
akan dibukakan bagi mereka (orang-orang kafir) pintu-pintu langit dan
mereka tidak akan masuk surga, sampai seandainya unta bisa memasuki
lobang jarum sekalipun.” (QS. Al-A’raf: 40)
Saat
itu Allah berfirman, ‘Tulislah namanya di dalam Sijjin di bawah bumi’,
Kemudian nyawa itu dicampakkan (dengan hina dina). Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah ta’ala:
وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيْحُ فِي مَكَانٍ سَحِيْقٍ
“Barang
siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke
tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31)
Kemudian
nyawa tadi dikembalikan ke jasadnya, hingga datanglah dua orang
malaikat yang mendudukannya seraya bertanya, ‘Siapakah rabbmu?’, ‘Hah
hah… aku tidak tahu’ jawabnya. Mereka berdua kembali bertanya, ‘Apakah
agamamu?’ “Hah hah… aku tidak tahu’ sahutnya. Mereka berdua bertanya
lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?’ “Hah hah… aku
tidak tahu’ jawabnya.Saat itu terdengar seruan dari langit, ‘Hamba-Ku
telah berdusta! Hamparkan neraka baginya dan bukakan pintu ke arahnya’.
Maka hawa panas dan bau busuk neraka pun bertiup ke dalam kuburannya.
Lalu kuburannya di ‘press’ (oleh Allah) hingga tulang belulangnya (pecah
dan) menancap satu sama lainnya.
Tiba-tiba
datanglah seorang yang bermuka amat buruk memakai pakaian kotor dan
berbau sangat busuk, seraya berkata, ‘Aku datang membawa kabar buruk
untukmu, hari ini adalah hari yang telah dijanjikan bagimu’. Orang kafir
itu seraya bertanya, ‘Siapakah engkau? Wajahmu menandakan kesialan!’,
‘Aku adalah dosa-dosamu’ jawabnya. ‘Wahai Rabbku, janganlah engkau
datangkan hari kiamat’ seru orang kafir tadi. (HR. Ahmad dalam Al-Musnad
(XXX/499-503) dan dishahihkan oleh al-Hakim dalam Al-Mustadrak (I/39)
dan al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hal. 156)
Lihatlah
kisah di atas, tidak setiap orang bisa dengan mudah menjawab tiga
pertanyaan kubur. Orang munafik hanya mengatakan saya tidak tahu padahal
di dunia ia mengaku muslim, namun di hatinya kufur. Demikian pula orang
kafir tidak bisa menjawab tiga pertanyaan tersebut. Yang mudah
menjawabnya adalah orang beriman.
Semoga kita termasuk orang yang dimudahkan di alam kubur nanti.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan meninggalkan komentar anda di kolom yang telah kami sediakan.......