MUHAMMAD MUZAYYIN RUKHAN lahir di Kediri 2 April l950 kakek dari empat cucu, fasa, sifa, hanum dan nisa’. pensiunan pelatih motivator program keluarga berenca nasional sekarang aktif dalam kegiatan pelayanan umat, seorang khatib masjid jamik Mambaul Ulum, menyisakan umurnya untuk menuntun umat meniti dan kembali kejalan Allah
Cari Blog Ini
Minggu, 09 Oktober 2011
Dzikir, dan serba serbi tentang Imam Al Ghozali
Imam Al Ghozali berkata : Pertama-tama saya berupaya menempuh jalan tasawwuf dengan banyak wirid, dzikir, puasa, dan sholat. Kemudian ketika Tuhan melihat ketulusan niat-niat saya, Dia memerintahkan agar mengunjungi salah seorang wali Nya, beliau berkata kepada saya ( Imam Al Ghozali ), ” Jauhkan dirimu / hatimu nak, dari segala keterikatan, kecuali keterikatan kepada Allah. Dan menyendirilah seraya mengucapkan dengan kekuatan konsentrasimu, Allah…..Allah…..Allah…..”
Imam Al Ghozali juga mengatakan : Apabila pikiran anda keruh dengan yang selain Allah berarti Anda perlu menafikannya dengan Laa ilaaha illallah. Namun sekali Anda telah terhindar dari segala hal dalam perenungan kepada Dia (Allah), Anda akan tentram di dalam ketentraman. Kemudian Imam Al Ghozali berkata : “Apabila anda berhenti mengingat yang tak pernah ada dan sibuk mengingat Dia yang senantiasa Ada. Kau mengucap Allah dan bebas dari segala hal yang lain”. Imam Al Ghozali juga mengatakan, ” Buka pintu hatimu dengan kunci kalimat Laa ilaaha illallah dan buka pintu rohmu dengan ucapan Allah dan pikatlah burung rahasiamu dengan ucapan Huwallah……..” ( Imam Al Ghozali )
Seseorang yang sudah tegak taqwanya dan menegakkan taqwa orang lain yang sangat khas terhadap dirinya ialah dia tidak mempunyai rencana apapun dan terus menerus tertumpu pada ilham yang membisikkan kepada rohnya apa yang harus dilakukan. Jadi walaupun dia seorang yang ternama, yang suka menyisih dan menyendiri, serta tak tertarik bergaul dengan mereka yang bukan fakir maupun dengan yang fakir. Tetapi kalau mereka datang dengan keperluan-keperluan tertentu mereka dilayani dengan hanya ketentuan melalui bisikan rohnya (ilham lewat roh). Dan ketentuan-ketentuan inilah bukan kecenderungan maunya, karena di dalam pengertian lain seorang fakir dan yang bukan fakir, dapat menjadi pembimbing bagi dirinya sendiri maupun dengan yang lainnya. Setelah satu tahapan tertentu dia dalam pencapaiannya, dia akan membimbing yang lain atas bimbingan dari Pembimbingnya.( Imam Al Ghozali )
Bilamana berbicara kelihatannya dia pelupa, seakan-akan tertumpu bantuan dari luar pada saat yang sama dia menguasai hati orang itu dan membawanya ketujuan dari apa yang dibicarakan. Dia bicara kepada orang menurut daya tangkap dan kecenderungan tertentu itu, kelihatannya seolah-olah orang yang diajak bicara adalah orang yang satu-satunya paling dia perhatikan, padahal tidak. Pembicaraannya itu ditujukan kepada semua orang yang datang untuk mendengarkan ceramah spontan tanpa teks. Karena jika sedang melayani mereka, dengan hanya melalui bisikan ilham lewat rohnya semata. Kepercayaan pada ilham merupakan salah satu ciri hakiki kaum Sufi pada puncak kematangannya. Kepercayaan ini tak kurang dari sebuah tingkatan rohani utama yang merupakan tujuan utama para Sufi. ( Imam Al Ghozali )
Menurut Imam Ghozali para sufilah pencari kebenaran yang paling hakiki, jalan sufi adalah paduan ilmu dengan amal, sebagai buahnya adalah moralitas. Keistimewaan para sufi tidak mungkin tercapai hanya dengan belajar, harus dengan ketersingkapan batin, keadaan rohaniah, serta penggantian tabiat-tabiat.
Lebih jelasnya menurut Imam Ghozali, Tasawuf adalah semacam pengalaman maupun penderitaan yang riil. Imam Ghozali menyatakan, para sufi adalah ” orang-orang yang yang lebih mengutamakan keadaan rohani daripada ucapannya.”
Imam Ghozali menguraikan seluruh pengalaman rohaniahnya dalam karyanya al-Munqidz min al-Dhalal . sedangkan Ihya’ ‘Ulumudin menguraikan tentang jalan Tasawuf
Imam Ghozali berpendapat bahwa jalan para sufi dimaksudkan sebagai “penyucian diri Anda, pembersihannya serta pencerahannya, lalu persiapan dan penantian (ma’rifat)”
Beliau mendeskripsikan latihan rohaniah, yang sesuai dengan tabiat terpuji, sebgai kesehatan kalbu, dan ini lebih beliau prioritaskan daripada kesehatan jasmani, sebab penyakit anggota tubuh luar hanya membuat hilangnya kehidupan di dunia ini saja, sementara penyakit kalbu akan membuat hilangnya kehidupan yang abadi. Kesehatan kalbu “harus dipelajari semua orang yang mempunyai akal budi”.
Menurut Imam Ghozali, seorang yang menempuh jalan sufi, harus konsisten menjalani hidup menyendiri, diam, menahan lapar, dan tidak tidur di malam hari . Dimaksudkan untuk membina kalbu dari pelbagai pesona duniawi yang menghambat jalan para sufi.
al Ghozali memiliki karya yang sangat terkenal, yaitu Ihya’ Ulumuddin, sel ain itu dia pula mempunyai karya yang lain: “Munqid min Dhalal, Maqashid Falasifah, Tahafut Falasifah, Iqtishad fi I’tiqad, Jam Awam’an ‘Ilm Kalam, Mi’yar ‘Ilm, Al-Mustashfa (ushul Fiqh), Minhaj “Abidin, Kimia’ Sa’adah, Risalah Laduniyyah, Misykat al-Anwar, Madhmun bih ‘ala Ghair Ahlil, Maqshid Asna fi Syarkh Asma’ Allah al-Husna, dll. Karya al Ghozali sangat banyak dan semuanya bermanfaat. Sementara menurut Ibn Khallikan Ihya’ Ulumuddin dipandang sebagai yang paling bagus serta luas. Karyanya tersebut menjadi semacam babakan baru dalam sejarah kehidupan pemikiran serta rohaniah Islam.
al Ghozali dalam Ihya’ Ulumuddin, Ilmu Tasawuf terbagi menjadi dua: Tasawuf sebagai ilmu Mu’amalah, inilah yang diuraikan dalam Ihya’ Ulumuddin. Kedua, ilmu Tasawuf sebagai ilmu mukasyafah, menurut al Ghozali , ilmu ini tersendiri sertatidak boleh dituliskan. Sebagaimana kata al Ghozali , “Fana ialah salah satu tingkatan ilmu mukasyafah. Dari dirinya muncul imajinasi orang yang menyatakan terjadinya hulul atau penyatuan dan yang menyatakan: Aku adalh al haq
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan meninggalkan komentar anda di kolom yang telah kami sediakan.......