Cari Blog Ini

Senin, 30 Agustus 2010

kontrol marah anda....

Anda Tidak Bisa Kontrol Amarah

By Petti Lubis, Mutia Nugraheni - Jumat, 27 Agustus
VIVAnews - Ada perbedaan antara seseorang yang marah dengan yang bermasalah dalam mengontrol emosi. Dr. Redford Williams, profesor psikologi di Duke University Medical Center, Amerika Serikat dan penulis buku 'In Control' mengungkap lima perbedaannya.
Jika tanda-tanda berikut dialami oleh Anda sebaiknya berkonsultasilah dengan psikiater atau psikolog.
1. Marah besar karena masalah kecil
Marah bisa memiliki efek positif. "Seringkali amarah memberitahu kita untuk melakukan sebuah tindakan," kata Dr. Williams, seperti dikutip dari cbsnews.com. Tetapi, jika rasa marah muncul dan meledak-ledak hanya karena persoalan kecil, bisa jadi pertanda bahwa seseorang mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya.
2. Interupsi
Seseorang yang marah akan cenderung menjadi orang yang tidak sabar. Apalagi jika tidak bisa mengontrol amarahnya. Orang tersebut akan bermasalah untuk menunggu orang lain mengemukakan pendapatnya. Hal yang dilakukannya kemudian adalah selalu menginterupsi. Meskipun dia diam saja dan membiarkan orang lain bicara, sebenarnya ia tidak mendengarkan.
kontrol marah anda

Minggu, 29 Agustus 2010

kasih ibu

Untuk Ibunda Di Seluruh Dunia
Pada suatu hari, ketika Hasan al-Bashri thawaf di Ka’bah, Makkah, beliau bertemu dengan seorang pemuda yang memanggul keranjang di punggungnya. Beliau bertanya padanya apa isi keranjangnya. “Aku menggendong ibuku di dalamnya,” jawab pemuda itu. “Kami orang miskin. Selama bertahun-tahun, ibuku ingin beribadah haji ke Ka’bah, tetapi kami tak dapat membayar ongkos perjalanannya. Aku tahu persis keinginan ibuku itu amat kuat. Ia sudah terlalu tua untuk berjalan, tetapi ia selalu membicarakan Ka’bah, dan kapan saja ia memikirkannya, air matanya bergelinang. Aku tak sampai hati melihatnya seperti itu, maka aku membawanya di dalam keranjang ini sepanjang perjalanan dari Suriah ke Baitullah. Sekarang, kami sedang thawaf di Ka’bah! Orang-orang mengatakan bahwa hak orangtua sangat besar. Pemuda itu bertanya, “Ya Imam, apakah aku dapat membayar jasa ibuku dengan berbuat seperti ini untuknya?” Hasan al-Bashri menjawab, “Sekalipun engkau berbuat seperti ini lebih dari tujuh puluh kali, engkau takkan pernah dapat membayar sebuah tendanganmu ketika engkau berada di dalam perut ibumu!”
******


“Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia”
***
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
*********
:: Kisah diambil dari buku Pencerah Mata Hati Karya Sheikh Muzaffer Ozak

pelatihan dan pembimbingan pernikahan dalam prespektif bergaya hiidup islami

Pelatihan dan pembimbingan
Pernikahan dalam prespektif gaya hidup islami

Pokok pokok pikiran
Sepintas pernikahan tampak sederhana dan terbatas pada persoalan persoalan ritual,ceremonial,seperti rangkaian acara walimatul urus dengan segala kesibukan pengaturan perangkat tradidisionalnya bahkan cenderung serba glamour…
Benarkah demikian tentu saja tidak , pernikahan tidak terbatas itu.dan memamng tidak sekedar gelar perhelatan tahta raja sehari nan glamor.
Pernikahan islami merupakan lembaga social yang didalamnya terakumulasi seperangkat karakter,interaksi,kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai Pernikahan akan menciptakan keluarga sebagai miniature dari kumunitas masarakat islami bahkan bangsa dan Negara.
Dalam lembaga ini seseorang akan dihadapkan pada persoalan persoalan baru yang tidak pernah dijumapai sebelumnya.
Karenanya tidak heran ada sekelompok orang menghindari (dalam persoalan seksual misalnya)menuju lembaga lembaga liar yang menurut alasan mereka terlepas dari beban dan tanggung jawab. Wal hasil..lagi lagi mesti muncul problem baru
Sebetulnya pernikahan dalam islam (adalah gaya hidup islami) sub system untuk menciptakan lembaga lembaga kemanusiaan yang bermartabat. Didalamnya terdiri dari sejumlah nilai yang mendukung kearah itu yaitu arah menuju rahmat dan ridloNya .Sarat dengan pokok pokok ajaran shoheh yang benar. Jalan lurus menuju jalan haqiqi menju kebahagiaan duniwi dan sampai ukhrawi kearah yang sedemikian itulah bagi mereka yang akan menempu pernikahan

Pelaksanaan dirosat pra perkawinan

Kegiatan ini berkonsentrasi pada pembekalan ilmu bagi para muda dan mudi yang akan menikah dengan ilmu dan pemahaman tentang makna dan hakikat penikahan yang islami. Hal ini menjadi penting karena penikahan bukanlah bersatunya laki-laki dan perempuan saja, tapi lebih dari itu memiliki makna ibadah yang luar biasa besar pahalanya dan memiliki daya ubah dan daya gugah pelakunya. Diharapkan Bimbingan Pra Nikah ini menjadi jalan kesadaran bagi muda-mudi yang terjerumus pada seks bebas, aborsi dll. Pembinaan berlangsung selama 2 hari 1 malam, dengan materi meliputi seputar pernikahan, kepenghuluan, seks dll. Hal ini menjadi penting karena sekarang ini tingkat perceraian di indonesia sangat tinggi, sehingga berpengaruh terhadap pola sikap masyarakat. Pembinaan bisa diadakan madrasah diniah akmal ini ataupun di daerah setempat yang menjadi sasaran pembinaan. Setelah pelatihan peserta akan di kumpulkan dalam satu komunitas yang akan saling mengingatkan dalam kebaikandan pembangunan komunitas baru bergaya hidup muslim yang kaffah.


dirosat Pelaksanaan paskaperkawinan.

Kegiatan ini berkonsentrasi Pembinaan Perempuan yang sudah menikah baik pada perannya sebagai Ibu atau Bunda yang memiliki kewajiban mendidik dan membesarkan anak-anak yang atau Istri yang bertugas untuk melayani, mendampingi dan menguatkan suami disaat kapanpun suami membutuhkan, sehingga dengan Mengenal, Memahami, Mema’lumi, Menghargai, Memaafkan, Memuliakan, Mendo’akan, pasangan menjadi modal dalam mempertahankan keharmonisan Rumah Tangga. Tingginya Angka Perceraian di Indonesia bisa jadi karena kurangnya saling Me- di atas, sehingga jika keluarga harmonis maka keluarga itupun akan menjadi keluarga yang stabil baik secara emosional, spiritual dan finansial. Dirosat pasca pernikahan ini bisa menjadi jalan kesadaran para Istri dan Ibu agar lebih Qurrrota A’yun di dalam Keluarga. Training berlangsung selama 2 hari 1 malam atau disesuaikan kebutuhan, dengan materi meliputi seputar Peran Ibu/istri, manajemen Keluarga dll. Training bisa dilaksanakan di madin akmal ini dengan pendekatan prifat ataupun kelompok ataupun di daerah setempat yang menjadi sasaran training. Setelah pelatihan peserta akan di kumpulkan dalam satu komunitas mandiri.
Tujan Umum program ini
1. Meningatkan kwalitas kepribadian Islam, yang tercermin dari peningkatan kwalitas polaerpikir,bertindak dengan tolok ukur Islam.
2. Meningkatkan kualitas sikap, kecerdasan ruhani, kepekaan moral dan, keberdayaan religi. dalam konsep pernikahan dalam islam
3. Meningkatkan kerjasama dan
4. memberikan pencerahan,penyegaran dan pemecahan masalah dari kebekuan diri
Tujuan khusunya adalah :
a.Membantu peserta menemukan jatidiri sebagai seorang muslim
b.membantu peserta menemukan kelemahan dan kelebihan diri yang dimilikinya
c.Membantu peserta menigkatkan self konfidenya,mengembangkan diri, dan meninngkatkan kepekaan dan saling pengertian atar peserta.
d. membantu peserta menentukan tujuan hidup pribadi menghadapi tantangan.
Dalam malaksanakan pernikahan secara islami dan konsepsi pernikahan dalan islam
Waktu dan peserta
Program ini dikemas kompak dalam sebuah paket 900menit dalam dua hari satu malam efektif
Dengan jumplah peserta sampai 20 orang. Lokasi disebuah masjid desa terpencil.

Methodologi
1. pembimbingan dikerjakan dengan pendekatan perorangan atau kelompok
2. Materi disampaikan dengan cara curah pendapat, diskusi,permainan dl
Fasilitator
program ini akan difasilitatori oleh seorang fasilitator yang berpengalaman dengan fasilitator utama : Muhammad muzyyin ru Khan
TENTANG SAYA
muhammad muzayyin ru khan laki laki lahir 2 april 1950 seorang kakek dari empat cucu fasa, sifa ,hanum ,dan nisa menyisakan umurnya untuk merintis jalan menuju allah dan pelayanan ummat.

pensiun dini

Inovasi tiada henti
Saya pensiun dini
Berapa banyak hal yang sudah Anda canangkan dalam hidup? Saya memiliki banyak hal serupa itu. Berapa banyak hal yang sudah berhasil Anda capai dalam hidup? Saya memiliki banyak hal yang belum berhasil menyentuh pencapaian serupa itu. Kadang saya menuntut tanggungjawab nasib atas begitu banyaknya hal yang tidak berhasil saya capai. Namun, ketika secara sungguh-sungguh menengok ke belakang, ternyata kegagalan saya lebih banyak disebabkan karena saya sendiri. Bukan oleh nasib saya. Ada yang karena saya tidak tahu caranya. Atau saya salah melakukannya. Atau saya semberono dalam merencanakannya. Dan yang lebih sering lagi karena saya tidak benar-benar berani membayar harganya dengan totalitas diri saya sendiri. Saya mencanangkan cita-cita besar yang tentunya menuntut harga yang besar untuk dibayar. Sebuah harga yang hanya bisa terbayar dengan totalitas. Apakah Anda juga demikian?
Beberapa pekan silam saya sedang ada di pertemuan antar teman teman kolega saya,. Rupanya teman-teman saya banyak yang mengira saya masih bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil dikalangan BKKBN untuk sebuah instansi pemerintah non departemental.Dan memang saat itu saya sudah mengundurkan diri, pensiun dini. hati saya mengajak untuk mengambil pilihan ini, yaitu; melakukan sesuatu yang sejak jaman dahulu kala saya inginkan. Bekerja babas diatas usaha sendiri.
Itu juga berarti saya harus mengakhiri semua ‘kenikmatan hidup’ yang telah selama bertahun-tahun memanjakan kami. Juga ‘pengangguran terselubung’ yang sebenarnya sangat saya sukai. Tapi, saya menginginkan ‘lebih’ dari itu, yang saya percaya tidak akan saya temukan jika bekerja disana. Bukan karena instansi ini kurang baik. Namun karena saya sendiri yang menuntut lebih banyak untuk hidup saya. Bagi saya pribadi bnekerja disini menjamin kepuasan berkarir. Namun, saya merasa belum cukup untuk mendapatkan apa yang ’sesungguhnya’ saya inginkan.
Memang sebenarnya saya memiliki pilihan lain, yaitu; menjadi PNS sambil nyambi jadi pengusaha. Tapi sangat sulit bagi saya untuk melakukan hal itu meskipun dalam status cuti. Padahal boleh jadi pada saat itu instansi tempat saya bekerja sedang berjuang untuk sesuatu yang seharusnya menjadi tanggungjawab saya. Ini bukan soal salah dan benar, melainkan soal ‘value pribadi’. sistem nilai’. Maka saya ingin memastikan bahwa apa yang saya share kepada diri saya adalah ‘apa yang saya lakukan’, bukan ‘apa yang seharusnya mereka lakukan’.
Saya memulai ‘pekerjaan sendiri’. Tidak ada modal kapital yang secara rasional bakal bisa ‘meningkatkan kualitas hidup kami’, atau sekedar ‘menyamai apa yang selama ini .dan lagi saya ini ’single gardan’. Jika saya gagal, istri dan anak-anak saya mungkin tidak bisa makan. Tapi dengan begitu justru saat saya berdoa bisa lebih khusuk daripada sebelumnya.
Alhamdulillah, sampai hari ini saya masih bisa bertahan. Tidak terlalu buruk untuk ukuran seorang pemula yang bermodal utama kenekatan. Meski masih sering kalah oleh pengusaha sekelas. Lagi pula, saya meyakini benar bahwa hidup bukanlah soal kalah atau menang. Mungkin jika sekarang saya mengalami keadaan ’seolah kalah’, maka suatu saat nanti saya bisa menemukan banyak hikmah
pensiun dini

pernikahan dalam prespektif gaya hidup islami

Pernikahan dalamprespektif gaya hidup islami
Sepintas pernikahan tampak sederhana dan terbatas pada persoalan persoalan ritual,ceremonial,seperti rangkaian acara walimatul urus dengan segala kesibukan pengaturan perangkat tradidisionalnya bahkan cenderung serba glamour…
benarkah…
tidak pernikahan
tidak
terbatas itu..
Pernikahan islami merupakan lembaga social yang didalamnya terakumulasi seperangkat karakter,interaksi,kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai Pernikahan akan menciptakan keluarga sebagai miniature dari kumunitas masarakat islami bahkan bangsa dan Negara.
Dalam lembaga ini seseorang akan dihadapkan pada persoalan persoalan baru yang tidak pernah dijumapai sebelumnya.
Karenanya tidak heran ada sekelompok orang menghindari (dalam persoalan seksual misalnya)menuju lembaga lembaga liar yang menurut alasan mereka terlepas dari beban dan tanggung jawab. Wal hasil..lagi lagi mesti muncul problem baru
Sebetulnya pernikahan dalam islam (adalah gaya hidup islami) sub system untuk menciptakan lembaga lembaga kemanusiaan yang bermartabat. Didalamnya terdiri dari sejumlah nilai yang mendukung kearah itu yaitu arah menuju rahmat dan ridloNya .Sarat dengan pokok pokok ajaran shoheh yang benar. Jalan lurus menuju jalan haqiqi menju kebahagiaan duniawi dan ukhrowi

Jumat, 27 Agustus 2010

langsing alami

langsing Alami Lewat Cara Bernapas
By Pipiet Tri Noorastuti, Mutia Nugraheni - Jumat, 27 Agustus
VIVAnews - Ingin lebih langsing? Cobalah bernapas dengan benar. Mempraktikkan teknik pernapasan dengan benar bisa membantu Anda menurunkan berat badan. Itu karena keseimbangan antara pemikiran dan tindakan diperlukan dalam pelangsingan tubuh.
"Stres emosi bisa membuat berat badan meningkat, karena mempercepat konversi dari kalori menjadi lemak. Sehingga Anda lebih mungkin untuk makan lebih banyak atau memilih makanan yang tidak sehat selama masa stres," kata Dean Ornish, MD, kepala Preventive Medicine Research Institute di California, Amerika Serikat.
Dean mengungkapkan bahwa mengelola stres juga berarti mengelola berat badan. Salah satu cara mengelola stres dan berat badan adalah dengan bernapas secara perlahan. Itu akan mengurangi hormon stres pada tubuh.
Untuk itu ketahui cara bernapas perlahan yang disebut dengan teknik mengerutkan bibir. Ambil napas melalui hidung selama empat detik. Kemudian diikuti dengan menghembuskan napas selama delapan detik dengan posisi bibir mengerut (seperti meniup melalui sedotan).
Lakukan cara ini jika Anda saat merasa kesal atau marah dan ingin melampiaskannya lewat makanan. Cara ini cukup efektif untuk menstabilkan emosi dan mengurangi stres. Tubuh pun tak melar. (pet)


langsin

inovasi tiada henti

Saya pensiun dini
Inovasi tiada henti
Berapa banyak hal yang sudah Anda canangkan dalam hidup? Saya memiliki banyak hal serupa itu. Berapa banyak hal yang sudah berhasil Anda capai dalam hidup? Saya memiliki banyak hal yang belum berhasil menyentuh pencapaian serupa itu. Kadang saya menuntut tanggungjawab nasib atas begitu banyaknya hal yang tidak berhasil saya capai. Namun, ketika secara sungguh-sungguh menengok ke belakang, ternyata kegagalan saya lebih banyak disebabkan karena saya sendiri. Bukan oleh nasib saya. Ada yang karena saya tidak tahu caranya. Atau saya salah melakukannya. Atau saya semberono dalam merencanakannya. Dan yang lebih sering lagi karena saya tidak benar-benar berani membayar harganya dengan totalitas diri saya sendiri. Saya mencanangkan cita-cita besar yang tentunya menuntut harga yang besar untuk dibayar. Sebuah harga yang hanya bisa terbayar dengan totalitas. Apakah Anda juga demikian?
Beberapa pekan silam saya sedang ada di pertemuan antar teman teman kolega saya,. Rupanya teman-teman saya banyak yang mengira saya masih bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil dikalangan BKKBN untuk sebuah instansi pemerintah non departemental.Dan memang saat itu saya sudah mengundurkan diri, pensiun dini. hati saya mengajak untuk mengambil pilihan ini, yaitu; melakukan sesuatu yang sejak jaman dahulu kala saya inginkan. Bekerja babas diatas usaha sendiri.
Itu juga berarti saya harus mengakhiri semua ‘kenikmatan hidup’ yang telah selama bertahun-tahun memanjakan kami. Juga ‘pengangguran terselubung’ yang sebenarnya sangat saya sukai. Tapi, saya menginginkan ‘lebih’ dari itu, yang saya percaya tidak akan saya temukan jika bekerja disana. Bukan karena instansi ini kurang baik. Namun karena saya sendiri yang menuntut lebih banyak untuk hidup saya. Bagi saya pribadi bnekerja disini menjamin kepuasan berkarir. Namun, saya merasa belum cukup untuk mendapatkan apa yang ’sesungguhnya’ saya inginkan.
Memang sebenarnya saya memiliki pilihan lain, yaitu; menjadi PNS sambil nyambi jadi pengusaha. Tapi sangat sulit bagi saya untuk melakukan hal itu meskipun dalam status cuti. Padahal boleh jadi pada saat itu instansi tempat saya bekerja sedang berjuang untuk sesuatu yang seharusnya menjadi tanggungjawab saya. Ini bukan soal salah dan benar, melainkan soal ‘value pribadi’. sistem nilai’. Maka saya ingin memastikan bahwa apa yang saya share kepada diri saya adalah ‘apa yang saya lakukan’, bukan ‘apa yang seharusnya mereka lakukan’.
Saya memulai ‘pekerjaan sendiri’. Tidak ada modal kapital yang secara rasional bakal bisa ‘meningkatkan kualitas hidup kami’, atau sekedar ‘menyamai apa yang selama ini .dan lagi saya ini ’single gardan’. Jika saya gagal, istri dan anak-anak saya mungkin tidak bisa makan. Tapi dengan begitu justru saat saya berdoa bisa lebih khusuk daripada sebelumnya.
Alhamdulillah, sampai hari ini saya masih bisa bertahan. Tidak terlalu buruk untuk ukuran seorang pemula yang bermodal utama kenekatan. Meski masih sering kalah oleh pengusaha sekelas. Lagi pula, saya meyakini benar bahwa hidup bukanlah soal kalah atau menang. Mungkin jika sekarang saya mengalami keadaan ’seolah kalah’, maka suatu saat nanti saya bisa menemukan banyak hikmah
inovasi tiada henti

Kamis, 26 Agustus 2010

sebuah pencerahan.......

Setiap manusia dewasa tentu pernah merindukan sebuah pencerahan. Apakah pencerahan itu dalam konteks spiritualitas, maupun dalam kerangka pengembangan diri. Orang-orang yang mampu menjaga kerinduannya akan pencerahan mempunyai kesempatan untuk secara konsisten membawa dirinya menuju kepada kesejatian hidup. Yaitu; menjadi manusia yang bisa mewujudkan tujuan atas penciptaannya. Ngomong-ngomong; apakah sesungguhnya tujuan pencipataan kita ini?

Dimusim hujan seperti ini banyak laron beterbangan menjelang malam tiba. Ketika mahluk sejenis ngengat itu sudah mencapai titik tertentu dalam perkembangan siklus hidupnya, dia dianugerahi penciptanya dengan sepasang sayap. Sayap itu memungkinkan dirinya untuk terbang menuju suatu tempat yang jaraknya sering teramat jauh. Mereka keluar dari tempat persembunyian disisa-sisa kayu dan pepohonan mati. Kemudian terbang menuju satu titik yang pasti, yaitu; sumber cahaya. Ditempat itu, mereka bertemu dengan laron-laron lainnya, sehingga pertemuan itu bagaikan sebuah konferensi besar para pencari cahaya.

Adakah para laron itu ingin menyampaikan sebuah pesan? Kelihatannya memang demikian. Melalui apa yang dilakukannya, para laron mengingatkan kita betapa pentingnya menghadapkan diri kearah sumber cahaya. Karena, menuju cahaya adalah sebuah fitrah bagi setiap manusia. Didalam diri kita, ada sisi gelap. Dan ada pula sisi terang. Jika kita tidak pernah menambahkan cahaya kedalamnya, maka sisi gelap kita akan menjadi semakin banyak. Sedangkan, sisi terang akan semakin berkurang. Untuk menjadi gelap; kita tinggal berdiam diri saja. Karena cepat atau lambat dunia kita pasti menjadi gelap. Sedangkan untuk mendapat terang, kita harus melakukan usaha-usaha yang sepadan. Karena menanti dengan berdiam diri tidak memberikan jaminan datangnya cahaya terang.

Bagi sang laron, menuju sumber cahaya adalah langkah paling akhir misi hidupnya. Sedangkan bagi manusia, seberkas cahaya didalam dirinya menyala melalui setiap perilakunya yang terpuji. Seperti ketika mereka menghitung langkah satu, dua, tiga, dan empat; semuanya berjalan membentuk sebuah untaian proses pencerahan jiwa. Kemudian, tepat pada hitungannya yang kelima; mereka melakukan langkah terakhir dalam hidupnya untuk menuju sang pemilik cahaya sesungguhnya. Ditempat itulah kemudian mereka, berkumpul dengan para pencari cahaya lainnya. Duduk bersimpuh disebuah lapangan luas, untuk mendekatkan diri kepada sang pemilik cahaya sejati.

Setelah sampai disumber cahaya itu, tunailah sudah misi hidup seekor laron. Dan setelah tiba disumber cahaya sejati itu; tunailah sudah perjalanan panjang seorang manusia. Karena, ketika itu; kita bisa menjelma menjadi manusia yang tercerahkan oleh cahaya kesejatian. Seseorang yang berhasil melakukan perjalanan itu sesuai dengan panggilan sang pemilik cahaya akan memasuki babak baru dalam siklus hidupnya, yaitu; menjadi manusia sejati. Manusia yang memiliki kematangannya secara spiritualitas, maupun fungsi sosial kemasyarakatan. Sedangkan, mereka yang hanya matang secara spiritual, tetapi tidak berfungsi secara sosial belum benar-benar mencapai kesejatian itu. Sebaliknya, mereka yang secara fungsi sosial matang tetapi melupakan kematangan spiritual adalah orang-orang yang hanya bagus dimata sesama manusia. Namun, dihadapan Tuhannya; nilainya layak dipertanyakan.

Bagi seekor laron, menuju cahaya adalah sebuah perjalanan sekali seumur hidup. Oleh karena itu, seekor laron; mengerahkan semua yang ada dialam dirinya untuk perjalanan suci itu. Dan ketika cahaya telah memenuhi dirinya; dia menanggalkan sayap-sayapnya. Perlambang apakah ini bagi kita? Sang laron tengah mengajari kita bahwa jika sudah sampai kepada sumber cahaya, maka kita harus meneguhkan hati untuk menutup segala kemungkinan yang bisa memabawa kita kembali menuju kegelapan.

Jika sayap itu masih dipeliharanya; maka cepat atau lambat, dia akan tergoda untuk terbang menuju gelap. Dengan menanggalkannya, sang laron menutup semua kemungkinan itu, supaya dia bisa memberikan totalitas dirinya didalam terang itu. Meski untuk mendapatkannya, dia harus mengorbankan sepasang sayap yang dimilikinya. Manusia tengah diseru oleh sang laron, untuk juga melakukan pengorbanan yang sama. Yaitu pengorbanan untuk membuang nafsu-nafsu yang sering menyeretnya kepada sifat buruk. Dan menanggalkan sifat-sifat tak patut didalam dirinya. Sehingga, ketika kita kembali pulang; kita benar-benar hanya membawa cahaya putih lagi bersih. Sebersih jiwa seorang bayi yang baru saja dilahirkan.

Hore,

cara pengembangan kepribadian muslim

pokok pokok pikiran dibangunnya sebuah madin akmal

Kita pernah mendengar Jhon Robert Powers (JRP). JRP adalah lembaga franchise pendidikan (berpusat di USA) yang memberikan pelatihan pengembangan pribadi. Awalnya JRP fokus pada pendidikan modeling dan kewanitaan. Pada perkembangannya, JRP concern mengajarkan materi-materi pengembangan pribadi (personality development) dan komunikasi (communication). Selain merekomendasikan banyak buku, JRP menggelar berbagai training agar para peserta dapat menangkap intisari dari pengetahuan tentang pengembangan pribadi. Kurikulum yang dipersiapkanpun disusun melalui penelitian yang berkesinambungan, yang diperkaya oleh pengalaman belajar secara empiris, dan terus di-update secara berkala. Semenjak dibangun pada tahun 1923, JRP memiliki reputasi yang sangat baik dan tidak diragukan lagi. Konon, biaya training JRP cukup mahal, sebab lembaga ini merupakan icon personality development, dan lembaga yang pertama kali menemukan konsep bahwa pengembangan pribadi dapat menunjang keberhasilan setiap individu.

Madin akmal ini tampil dengan harapan membawa manusia muslim dewasa dapat mengapgrade dirinya dalam menunjang keberhasilan setiap individu? Bagaimana dalam perspektif Islam, sebagai agama yang kita anut? Seberapa besar pengaruh sederetan ibadah ritual dalam Islam; mulai taharah, wudhu, shalat, sahur, puasa, tarawih, zakat, qurban, sedekah, haji, umrah, dan lain-lain dalam membentuk kepribadian dan karakter muslim; sesuai dengan target ideal yang diidamkan oleh Sang Khaliq atas makhluq paling sempurna, ciptaan-Nya ini?

Jika disimak lebih mendalam, Alqur’an ternyata memberikan isyarat jelas; “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu sendiri yang merubah dirinya.” (Q.S ar-Ra’d: 11). Sekilas, ada hubungan antara “keadaan nasib” dan “keadaan diri.” Allah seolah berpesan kepada hamba-Nya, nasibmu akan berubah setelah engkau merubah dirimu. Atau seolah berpesan, jika ingin mengubah nasib, ubahlah dirimu terlebih dahulu.

Ada yang menarik; coba kita perhatikan iklan Mario Teguh yang bolak balik muncul di layar kaca; “dulu, anda memiliki cita-cita yang tinggi, namun akibat persoalan hidup, anda membuat cita-cita itu menjadi kecil/rendah. Sekarang saatnya, anda tetap membuat cita-cita itu tetap tinggi, dengan meningkatkan “kualitas diri” anda hingga menjadi “diri yang pantas” untuk cita-cita yang tinggi itu.”

Kita menyadari, tidak seorangpun, tidak sebuah grup-pun, atau ada lembaga manapun di dunia ini yang dapat menjamin seseorang untuk berubah apabila dalam diri orang tersebut tidak memiliki keinginan untuk berubah. Perubahan akan terjadi apabila seseorang menyadari dampak dari sikap-sikap buruk dan negatif yang dimilikinya.

Madin akmal ini dirancang bangun sebagai wahana cerdas dan syarat makna, untuk berdiskusi bebas tanpa batas, dalam rangka memahami ragam persoalan pengembangan kepribadian yang didasari oleh semangat ajaran Islam. Jika Islam adalah agama sempurna; tentu ia memiliki kandungan ajaran yang bermuara pada pendidikan dan pengembangan kepribadian, yang jauh lebih sempurna dari teori apapun dan dimanapun. Mari bergandengan tangan, mempelajarinya, mengulasnya, dan sedapat mungkin, belajar mengimplementasikannya sejauh kita berniat dan tergerak untuk melakukan perubahan dan peningkatan kualitas diri secara Islami. Wallahu a’lam.

kejadian luar biasa mengubah dunia

Luar biasa………

Cerita kejadian luar biasa yang merubah dunia
Disampaikan oleh mbah yayin dengan gaya tutur dapat dilihat di
web : MADINAKMAL.BLOGSPOT.COM ATAU
e mail : MADINAKMAL@YAHOO.CO.ID

Assalamualaikum wr wb.
Mbah yayin akan bercerita, ceritanya sangat luar biasa sekali, makanya ia minta sarat yang luar biasa pula….cerita ini baru bisa keluar dari mulutnya mbah yayin ini kalau anak anak mau melihat pipi mbah yayin yang sudah kisut ini lihat keriputkan? Lo..lo…yakan yakan…mbah yayi lanjutkan saya juga tidak tahu mengapa cerita yang satu ini mesti minta yang macem macem seperti itu ,biasanya juga tidak, karena mungkin saya sedang berhadapan dengan anak anak yang luar biasa,mereka pandai pandai ,nurut dan sholeh sholeh ya,….coba saya mulaiya…. Loo mulut bah yayin kok komat kamit melulu kok ceritanya nggak mau keluar…. Hayo nyangopo…… wo to itu tu masih ada yang mengo lihat rattan gituuu,… makanya mulutnya mbah yayin hanya komat kamit menyonyonyo nggak mau keluar suranya ngak mahu keluar cerotanya, ayo lebih dekat sini , coba dekat sini hayo melihat sini semua …saya cobnya tes tes tes…lho sudah mahu to, hayo saya mulai ceritanya…..coba ada yang nengok ke jalan sana…looo mulut mbah yayin rak hanya menyonyo gini ngak mahu keluar ceritanya njoo nyo nyo…. Ah sudah in sekarang…kayak remot saja kalau mahu ceritanya keluar yan coba lihat sini semua….lo … sudah mau ini….. cerita ini cerita
Nya kanjeng nabi muhammad adik adik kenal nabi Muhammad? Ya semua mesti sudah hapal hayo sipa ibu nya,…siti aminah siapa bapaknya hayo sayid Abdullah…pintar, ketika itu nabi Muhammad baru saja di wisuda jadi nabi, nabi muhammad diwisuda oleh allah menjadi nabi, dimana hayyo nabi muhamad diwisuda menjadi nabi di gua hirok oleh gurunya, hayo sopo guru kanjeng nabi Muhammad….. siapa yang tahu, bener…. Guru nabi Muhammad adalah malaikat jibril certa ini dimulai dari…. Ketika itu baginda rasulullah sedang bersantai di teras beranda rumah dengan istri beliau siapa hayo,,,yap inter anah soleh mesti pinter…. Ya beliau sore sore begitu berceng kerama dengan ibu siti khotijah gimana ya….. nabi mulai mengadu kepada sang istrinya kalau kalau puny ide, saran tetang kegundahan hatinya dengan tugas yang baru saja diterima dari gurunya siapa tadi hayo…. Yaa benar anak soleh mesti hapal……ya benar baru saja malaikat jibril sang guru itu itu dating lagi meminta kanjeng nabi agar segera dan cepat cepat melaksanakan tugas. Tugas apa itu?....tugas ini….hayo tugas apa ada yang tahu…… tugas nabi Muhammad adalah untuk mengajak orang orang bansa qures agar mau masuk ke agama Islam tapi dimana dan kemana beliau akan mengajak secara ramai ramai ,…..kalau satu satu. Sudah beliau kerjakan hasilnya ya sudah ada yang mau……seperti kepada Abubakar Sidiq belaiu sudah ikut islam…tapi kali ini belau haraaus lebih giat ilagi jibril minta aga kanjeng nabi bangkit memulai menyeru orang orang masuk agama islam……sekarang ini harus kepada lebih bnanyak lagi disuruh untuk mengajak orang lebih banyak lagi……ndilalah…dong dong dong terdengar suara orang ramai ramai dijalan raya …….ada paya…… baginda kanjeng nabi melongok sebentar ada apa gerangan kok ramai di jalan raya…. Oooo itu orang orang Qureisy penduduk kota mekkah sedang berkoar koar woro woro keliling kota membacakan pengumuman ya dulu belum ada radio,tivi maka kalua ada pengumumam ya disampaikan beramai ramai berkliling kota dengan tabuhan tabuhan yang meriah sepati karnaval barang kali, pernah lihat karnaval……… ternyata pengumuman itu adalah hari ini adalan hari tanggal 15 hari malam bulan purnama…. Wah siapa yang pernah lihat bulan kalau bulan pornama itu… malam yang sangat indah. Dan ternyata pengumuman itu mengatakan bahwa malam itu akan diadakan perlombaan pidato dan baca pusisi bagi warga kota mekkah diadakan di sebuah tanah lapang dihalaman Ka’bah…..hati baginda kanjeng nabir tergugah dan tertarik untuk ikut perlombaan itu dengan kesempatan ini beliiau akan dapat menyajikan pidato mengumumkan kepada penduduk Mekkah agar mau masuk agama islam….. benar…malam itu baginda kanjeng nabi ikut lomba pidato yang diadakan malam itu…….loo mulout saya kok mung komat saja kok nggak bisa keluar ceritanya mengapa ya ini tolong mbah yayin kok nggak bisa keluar ceritanya… tolong siapa yang bisa nyembuhkan…… lho sudah bisa lagi hayo diteruskan….. bener. Nabi berpidato gegap gempita mengabarkan bahwa allah telah mevisudanya menjadi nabi dan mengajak ummat manusia masuk agama islam dengan benar. Karena pidatonya yangsangat menarik hampir semua pengunjung mendengarkan dengan asik dan para kontestan lainnya pada bengong sepi peminat. Semua qaum quresy pada kepelut dan terpana dengan keindahan dan menariknya pidati beliau. Beliua tersanjung dengan keberhasilan pidatonya malam inu maka marahlah seorang pemuka bangsa Qureysy karena pidatonya tidak ada lagi yang mendengarkan…..ayo kita labrak podium Muhammad, kita hajar saja saingan baru itu ajakmereka kepada temannya. Benar mereka mendatangi podium tempat kanjeng nabi berpidato dan….ia bedrteriak teriak berhenti berhenti terus naik mibar dan tampaknya marah betul ia terkalahkan.. dan menantang kanjeng nabi sambil berkata … hey muhammad….. berhentilah kamu sebentar dengarkan saya….. kanjeng nabi dengan sopannya berhenti berpidato dan mendengarkan apa yang diminta orang itu….dengar ya… saya dan orang orang mekkah yang berada dihadapmu ini sekarang dan yang lain yang tidak datang ketempat ini akan menantang kamu…… orang mekkah akan mengikuti kamu,dan masuk agama barumu masuk agama islam semua seperti yang kamu minta, dan meninggalkan agama nenek moyang kami apabila kamu bisa memenuhi permintaan ku……benar, banar ya saudara.bangsa qureysy...... benar…. Jawab semua yang hadir kala itu….. bagaimana muhammmad kamu terima tantangan ini. Kanjeng nabi ngumbal napas sejenak okey, okey, apa yang kamu minta akan saya kabulkan dan tuhanku akan mengabulkan semua pinta utusannya….jawab baginda. Jawab kanjeng nabi dengan tegar dan mantab, dengan terpingkal pingkal orang qureysy itu mendengar jawaban klanjenga nabisambil melecehkanya , betul, kamu mau menerima dan taruhannya, apa yang kamu minta jawab baginda kanjeng nabi tegas yang saya minta leherkamu hahahahahahahaha…. .ya…. tantanganmu saya terima aku, Dan adalah orang yang dapat berpegagang janji sambut baginda kanjeng nabi di jawawab dengan tawa orang itu…hahahahahahah orang itu menjadi lebih keras lagi tantangnya begini coba lihat malam ini malam purnama bulan menampakan diri total utuh penuh malam ini…….pintaku…….mintakan kepada tuhanmu bulan pecah jadi dua byak. Hayoo mana kepalamu wahai anak abullah. Kamu tak berkutik sekarang maka jangan joba coba dengan bangsa qwureys….. Betapa terpernjatnya kanjeng nabi mendengar pinta orang itu………… baginda kanjeng nabi ujar tak pantang menelan ludah kembali….dengan tertegun seakan disambar geledek kanjeng nabi mendengannya dan datang sang guru menhampiri kanjeng nabi dan berbisik, mintalah kepada tuhanmu wahai kekasih tuhan apapun yang engkau pinta tuhan akan pasti mengkabulkannya mintalah wahai kekasih allah…mintalah…..yaaaa benar dengar kaum qureis saya pantang ingkar janji…. Tetaplah pada janjimu……kaummu akan masuk islam bila permintaanmu dikabulkan dengarkan sekarang seraya diacungkannya tangan baginda kanjeng nabi kearah bulan purnama demi kebesaran tuhanku yang tak pernah engkar janji,,,…lihatlah kaum kuresy apa yang bakal terjadi…….ditudingnya bulan dan dengan jari telunjuknya dibelahnya bulan purnama dar bergelegarlah ssuaramengggelegar dunia takjub melihat kejadian luar bniasa menyakskan kejadian yang sangat luar biasa bulan terbelah menjadi dua……….sebuah mukjizat ilahi allahhu akbar pekik kanjenga nabi… dan orang itu bardiri tegak termangu… sesaat berkatalah ia wahai kaumku kaum quriesy jangan kau tertipu dengan sihir Muhammad…hay ohayo buyar jangan hiraukan muhmad yang pandi menyihir tukang sihiiiir….. orang orang kafir qures pergi meningglkan kanjenga nabi dan bebarapa orang menyetakan keislamannya……..dan memamang allah menguiji orang yang beriman dan menyanjungnya dengan keimanan yang tinggiii….. kejadian ini disaksikan oleh dunia dan sampai tercatat di sejarah kekasiaran tiongkan dan ditafsirkan seperti tanda tanda akan kelahiran sang kubilaikan kaisan tiongkok yang masyhur itu…. Sekiannn tancep kayon cerita habis…wasalamualaikum wr wb…

Rabu, 25 Agustus 2010

ketika setip jiwa dibangkitkan

Hore, Hari Ketika Setiap Jiwa Dibangkitkan Kembali
by Dadang Kadarusman | no comment

Hari Baru!
Teman-teman.
Tidak semua negara didunia memiliki momentum yang disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional alias Harkitnas. Bangsa Indonesia memiliki dan merayakannya setiap tanggal 20 Mei. Sayangnya, kita sering terlampau jauh memaknai kebangkitan sebagai agenda sebuah bangsa. Padahal, kebangkitan yang paling hakiki bermula dari proses bangkitnya nilai-nilai positif sebuah pribadi. Sebuah bangsa bisa bangkit, hanya jika sebagai individu kita mampu bangkit. Jika dihadapkan kepada kesulitan hidup, kita bangkit untuk mencari solusi yang konstruktif. Kalau mengalami kegagalan, kita bangkit untuk terus mengerahkan segenap kemampuan. Saat patah hati, kita bangkit dari kesedihan lalu meneruskan perjuangan. Jika dihadapkan kepada persaingan bisnis yang semakin keras, kita bangkit untuk terus gigih. Kita juga perlu bangkit dengan cara mengurangi perilaku buruk untuk kemudian memperbanyak tindakan-tindakan yang lebih bermartabat. Sebagai individu, bukankah makna bangkit yang seperti itu jauh lebih konkrit?
Jika setiap individu berhasil bangkit, secara otomatis bangsa ini juga akan bangkit. Sedangkan kebangkitan individu itu adalah urusan pribadi. Tidak ada kaitannya dengan demo dan parade di jalan-jalan ibu kota. Juga tidak ada hubungannya dengan tanggal atau peringatan hari-hari tertentu dalam catatan sejarah. Kebangkitan pribadi terjadi setiap hari. Sebab, tidak ada artinya kita bangkit kemarin jika hari ini terpuruk lagi. Jika hari ini kita memiliki perilaku positif, maka besok kita harus menjaga perilaku positif itu agar tetap menjadi penghias perangai kita. Jika kita gagal menjaga momentum itu untuk menjadi karakter kepribadian dan identitas diri kita, maka boleh jadi kita hanya bisa bangkit sehari. Sedangkan sisa-sisa hari dalam hidup kita diisi dengan keterpurukan. Dari sudut pandang religi hal semacam itu disebut su’ul khatimah. Artinya, akhir yang buruk.
Kalau kita baik kemarin tapi sekarang dan besok buruk, maka kita termasuk menderita su’ul khatimah. Kondisi seperti itu sangat membahayakan. Sebab dalam keadaan seperti itu, sangat sulit bagi kita untuk menutup hidup dalam keadaan ’sedang baik’. Makanya, kebangkitan itu mesti terjadi terus menerus. Jika kita jatuh, bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit saja lagi. Itulah yang sering kita sebut sebagai persistensi. Yaitu sikap pantang menyerah untuk melakukan sesuatu yang positif dan konstruktif. Sikap seperti itu disebut istiqamah. Seorang pribadi yang istiqamah tidak berarti selalu benar, tapi segera menyadari kesalahannya lalu kembali ke jalur yang benar. Mereka yang istiqamah juga bukanlah orang-orang yang selalu berhasil, karena tidak ada bentuk kehidupan yang hanya terdiri dari keberhasilan saja. Mereka yang istiqamah itu adalah orang-orang yang gigih untuk terus berjuang sampai bisa mewujudkan keberhasilan.
Oleh karena itu, orang-orang yang terjebak kisah nostalgis dimasa lalu tidak termasuk bangkit. Apalagi mereka yang menyalahkan keadaan. Atau menimpakan penyebab segala kesialan kepada orang lain. Mereka yang gemar melakukan kecurangan juga bukan pribadi yang terbangkitkan. Ciri bangkitnya seorang pribadi adalah mampu mendayagunakan modal yang telah Tuhan berikan dalam proses penciptaan dirinya. Apa sajakah modal itu? Pertama, Tuhan telah meniupkan ruh yang condong kepada kebaikan. Jadi, ciri pribadi yang bangkit pastilah cenderung kepada kebaikan dan selalu berusaha menghindari perilaku buruk. Mengapa? Karena perilaku buruk itu karakter syetan. Bukan piranti lunak manusia.
Kedua, Tuhan telah menciptakan kita dengan keunikan masing-masing. Jadi, pribadi yang terbangkitkan juga dicirikan oleh keberaniannya untuk mengeksplorasi potensi dirinya. Kita tahu bahwa sesuatu yang unik itu bernilai tinggi. Makanya toko-toko yang menjual pernak pernik unik selalu diserbu oleh konsumen. Penyedia jasa yang memiliki keunikan layanan selalu dicintai pelanggan. Anehnya, kita sering ragu jika keunikan diri yang kita miliki ini akan laku di pasaran. Kita takut menampilkan keunikan yang kita miliki dalam menjalani aktivitas keseharian. Sebagai gantinya, kita lebih suka meniru-niru perilaku orang lain. Kita mengira dengan meniru orang lain bisa berhasil seperti mereka.
Ada yang harus ditiru, memang. Dalam NLP itu disebut modeling. Premisnya, jika kita bisa meniru plek ketiplek orang lain, maka kita bisa meraih pencapaian yang mereka dapatkan. Ini hanya benar jika menyangkut metode atau cara kerja. Misalnya, jika kita ingin berhasil meraih pencapaian seperti si A, maka cara berbicara, cara berpikir, cara bekerja, cara berpakaian dan semua cara kita mesti sama dengan si A. Mirroring, jika Anda lebih suka menyebutnya demikian. Dalam konteks pencapaian material, kita bisa melakukan modeling atau miroring seperti itu. Namun dalam tatanan kejiwaan, kita tidak bisa begitu saja menerapkannya. Why? Because. You. Are. Simply. Unique. Memangnya Anda bersedia untuk hanya menjadi ’cangkang’ saja. Wujud badaninya adalah Anda, namun ’dalemannya’ adalah orang lain. Tentu saja tidak. Lagipula, siapa sih yang betah berlama-lama menggunakan karakter pribadi orang lain dengan menanggalkan karakter dirinya sendiri? No. You are you. Not somebody else.
Tidak perlu takut gagal jika Anda bersedia menerima keunikan pribadi Anda sendiri. Sebab, yang paling penting adalah bagaimana kita mengelola keunikan itu untuk menjadi sebuah nilai berharga bagi diri sendiri maupun orang lain. Meniru orang lain juga tidak akan menjamin keberhasilan, jika kita gagal memberi makna atas apa yang kita tiru itu. Bisakah kita menjadi pribadi yang bernilai tinggi? Begitulah tantangannya. Jika kita bisa, maka dengan sendirinya keberhasilan akan menjadi milik kita. Tanpa harus meniru orang lain. Begitu lho, ciri pribadi yang terbangkitkan itu.
Tunggu dulu. Fakta menunjukkan bahwa dengan meniru orang lain kita berhasil. Padahal, waktu kita berjuang dengan keunikan yang kita miliki malah gagal. Selain dari sudut pandang materialisme seperti sudah kita bahas diatas, hal itu juga benar dari sudut pandang sosial. Sudah menjadi kodrat manusia untuk menyukai kemiripan. Makanya, kita lebih suka berkumpul dengan orang-orang yang memiliki gagasan yang sama, kesukaan yang sama, minat yang sama, dan hal-hal yang sama lainnya. Benar, kita memiliki banyak kesamaan dengan orang lain. Namun kesamaan yang ada pada kita, sama sekali tidak membatalkan keunikan yang masing-masing miliki. Jika segala sesuatu yang kita miliki ini benar-benar sama 100% dengan orang lain, bagaimana kita menjalani hidup? Tidak mungkin kita memiliki pacar yang berbeda. Mustahil kita mempunyai tempat tinggal yang berbeda. Justru karena adanya perbedaan itulah maka kita bisa berdamai dengan pihak lain.
Kesamaan aspek sosial ini juga bisa dibangun dan direkayasa. Artinya, kita menyesuaikan diri agar bisa lebih diterima oleh orang lain, atau komunitas tertentu. Secara umum kita menyebutnya ’keluar dari comfort zone’. Sedangkan dalam terminologi disiplin ilmu Social Style Personality, hal semacam itu disebut Versatility. Apapun landasan ilmu yang Anda gunakan, keluar dari comfort zone itu sifatnya situasional, kondisional, dan temporer. Bukan sesuatu yang permanen. Sesuatu ’didalam diri’ selalu memanggil kita untuk ’kembali’. Sang pemanggil itu tiada lain selain ’kepribadian’ kita. Kemampuan untuk keluar dari comfort zone merupakan salah satu fondasi penting, namun tidak berdiri sendiri dan bukan satu-satunya. Hal ini diperkuat oleh fakta lain yang tidak terbantahkan, yaitu; tidak ada seorang manusia pun yang bisa hidup dengan kepribadian orang lain.
Mengapa bisa begitu? Karena dalam setiap pribadi, Tuhan telah memberikan keunikannya masing-masing. Mengapa Tuhan memberi kita keunikan? Boleh jadi karena Tuhan ingin hidup kita memiliki daya saing. Bukankah tidak ada daya saing tanpa keunikan? Oleh karenanya, janganlah sekali-kali menyalahkan Tuhan jika kita selalu kalah dalam persaingan. Tanyakanlah kepada diri sendiri, apakah saya sudah menggunakan keunikan yang Tuhan anugerahkan ini untuk meningkatkan nilai jual dan keunggulan pribadi kita? Jika kita sudah menjadi pribadi yang unggul, mana mungkin kita tersisihkan begitu saja?
Jadi, jelas sekali kalau Tuhan memberi keunikan itu untuk membantu setiap insan akan mampu mengangkat martabat dirinya sendiri. Lebih dari itu, desain keberhasilan yang Tuhan rancang tidak dalam konteks persaingan. Melainkan saling melengkapi. Bayangkan, jika setiap orang mampu menjadikan keunikan pribadinya masing-masing untuk kehidupan. Maka setiap orang bisa berkontribusi kepada orang lain tanpa harus menihilkan kontribusi pihak lain. Mana ada persaingan jika demikian? Yang ada hanyalah harmoni. Karena melalui keunikan yang masing-masing miliki, kita bisa saling melengkapi. Bukankah seperti itu konteks kebangkitan yang lebih konstruktif?
Supaya bisa menata makna kebangkitan hakiki itu, kita perlu bercermin kepada nasihat Rasulullah SAW tentang esensi kebangkitan setiap insan. Beliau menasihatkan agar kita selalu mengingat suatu hari, ketika semua manusia dibangkitkan. Yaitu, hari ketika anak-anak yang kita banggakan dan harta yang kita kumpulkan tidak lagi berguna. Ketika jabatan dan kehormatan tidak lagi memiliki arti. Hari dimana kita akan dimintai pertanggungjawaban secara pribadi. Pada hari kebangkitan itu, setiap perbuatan kita selama hidup akan dievaluasi. Untuk menentukan tempat yang akan kita tinggali. Dalam kehidupan yang abadi.
Takwa Duniawi dan Takwa Ukhrawi
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(Q.S. ath-Thalaq [65]: 2-3)
Dalam menjalani hidup di dunia ini, kita sering menghadapi musibah, cobaan dan ujian, baik berupa bencana, permasalahan hidup yang rumit, maupun berupa kenikmatan yang melimpah. Di antara kita ada yang menganggap cobaan tersebut begitu berat menghimpit jiwa, sampai-sampai menganggap Allah, sebagai pemberi cobaan, tidak adil terhadap kita. Padahal Allah tidak akan pernah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S. al-Baqarah [2]: 286). Lantas bagaimana seharusnya kita menghadapi setiap cobaan, ujian, musibah, dan bencana, yang setiap hari bertubi-tubi menghadapi bangsa kita tercinta ini? Apakah berdiam diri dengan dalih sabar? Ataukah dengan menggerutu menyalahkan alam, menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Allah? Ataukah dengan bergerak melakukan perbaikan?
Dalam satu riwayat diceritakan, ‘Auf bin Malik al-Asyja’i bersedih karena anaknya diculik oleh orang-orang kafir. Kemudian ia melapor kepada Rasulullah Saw. “Ya Rasulullah, musuh-musuh telah menculik anak saya, dan isteri saya sangat gelisah. Saya harus bagaimana?” Rasulullah Saw. bersabda, “Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah! Perbanyaklah kamu dan isterimu membaca Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billah sebanyak mungkin!” Kemudian ‘Auf bin Malik al-Asyja’i dan isterinya mengikuti saran Rasulullah Saw. tersebut. Ketika keduanya sedang berdzikir mengucapkan Lâ Haula wa Lâ Quwwata illâ Billâh seperti yang disarankan Rasulullah Saw., tiba-tiba anaknya datang. Tidak hanya itu, kedatangan anaknya tersebut disertai dengan seratus ekor unta. (Al-Thabari, Juz 28/90; Ali al-Shabuni, Juz 3/400).
Kisah di atas adalah asbabun nuzul (latar belakang sejarah) yang mengiringi turunnya Q.S. ath-Thalaq (65): 2-3 seperti disebut di atas. Dalam kisah di atas jelas tersirat, bahwa musibah yang diderita ‘Auf bin Malik al-Asyja’i dan isterinya, yaitu kehilangan anak tercintanya, berbuah kenikmatan yang luar biasa. Tetapi musibah yang berbuah kenikmatan tersebut (baca: sengsara membawa nikmat) tidak datang begitu saja. Kenikmatan tersebut harus dibeli dengan ketakwaan dan kesabaran. Lantas bagaimana kita memahami kisah di atas? Apakah secara jabbârî (menerima begitu saja setiap musibah yang menimpa kita dengan bersabar tanpa ada usaha), atau secara qaddârî (menerima setiap musibah dengan sabar, kemudian berikhtiar mencari solusi terbaik)?
Dalam Q.S. ath-Thalaq (65): 2-3 dinyatakan, bahwa orang yang bertakwa kepada Allah akan mendapatkan dua keuntungan. Pertama, Allah akan memberikan baginya jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi. Kedua, Allah akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Ketika menjelaskan makna takwa, M. Quraish Shihab menjelaskan, bahwa takwa memiliki dua sisi. Pertama, sisi duniawi, yang memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan sunnatullâh (hukum alam). Kedua, sisi ukhrawi, yang memperhatikan dan melaksanakan hukum syari’at. (M. Quraish Shihab, 1999: 127). Dari dua makna takwa ini, banyak orang yang lebih mementingkan sisi ukhrawi. Mereka beranggapan, bahwa takwa cukup dengan melaksanakan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya (imtitsâlu awâmirillâh wa ijtinâbu nawâhîh). Padahal sisi takwa yang kedua itulah yang lebih penting, yaitu gerak (transformasi) mengikuti hukum-hukum alam seperti yang telah ditetapkan Allah, dengan melakukan perbaikan.
Di tengah hiruk-pikuknya keadaan negeri kita tercinta Indonesia; mulai dari bencana tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor, wabah penyakit, sampai merajalelanya para koruptor, apa yang mesti kita lakukan? Dengan cara bertakwa seperti yang dilakukan ‘Auf bin Malik al-Asyja’i dan isterinya ketika kehilangan anak tercintanya? Ya, apa yang mereka lakukan memang sangat baik. Kita sebagai umat Islam memang harus selalu menyerahkan urusan kita kepada Allah, dengan berdzikir, berdoa, dan bertawakal. Dalam hal ini Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang banyak ber-istighfar, Allah akan menjadikan baginya dari setiap keraguan, kelapangan; dari setiap kesempitan, jalan keluar; dan Allah melimpahkan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka”. (Ibnu Katsir, Juz 4/351). Tetapi wujud ketakwaan yang bersifat ukhrawi tersebut harus disertai pula dengan wujud ketakwaan yang bersifat duniawi.
Bagaimana wujud takwa duniawi tersebut? Wujud takwa duniawi adalah dengan melakukan gerak-transformasi sosial, melakukan perubahan sesuai dengan perintah dan aturan yang telah ditetapkan Allah. Misalnya, bagaimana mungkin gurita korupsi di negeri kita akan berhenti kalau kita hanya sebatas berdzikir dan berdoa supaya para koruptor segera sadar. Tetapi, kita harus mulai bergerak memberantas korupsi; dengan menegakkan hukum seadil-adilnya, melakukan penyadaran tentang bahayanya korupsi bagi kehidupan masyarakat, atau dengan menerapkan hukum mati bagi koruptor jika memungkinkan. M. Amien Rais pernah menegaskan, bahwa kita harus selalu mengasah takwa kita dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial-kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara. (M. Amien Rais, 1998: 52). Artinya, takwa kita jangan hanya berhenti di masjid, tetapi harus merembes dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan kita.
Dari takwa yang bersifat individual berupa dzikir, doa, dan ibadah kita kepada Allah; kemudian berlanjut pada takwa yang bersifat sosial berupa gerak perubahan sosial yang kita lakukan sesuai aturan dan hukum sunnatullâh; maka sudah saatnya kita bertawakal, menyerahkan segala doa dan ikhtiar kita pada Allah, karena Dia-lah yang mengatur dan menentukan segalanya. Manusia hanya bisa merencanakan, Allah-lah yang menentukan. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Ali Imran (3): 159, Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Jika dua sisi takwa tersebut sudah bisa disatu-padukan, takwa duniawi dan takwa ukhrawi, yang disertai dengan sikap tawakal kepada Allah, maka kedamaian tidak hanya bisa dirasakan di masjid-masjid tempat berkumandangnya dzikir dan doa. Kedamaian juga akan bisa kita nikmati di setiap jengkal kehidupan; kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. Kedamaian yang akan kita rasakan tersebut seperti yang dianugerahkan kepada kaum Saba’. Mereka dianugerahi sebuah negeri yang baik dan Tuhan mereka adalah Tuhan yang Maha Pengampun (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr). (Saba’ [34]: 15).
Sudah saatnya merubah cara pandang kita terhadap makna takwa. Takwa tidak hanya cukup dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya, dengan melakukan shalat yang khusyuk, dzikir dan doa yang panjang serta mengharu-biru penuh tetesan air mata. Tetapi takwa harus mengejawantah dan mewujud dalam bentuk reformasi sosial mewujudkan keadilan di muka bumi ini. Orang yang bertakwa tidak hanya duduk bersila di masjid sambil berdzikir khusyuk dan memanjatkan doa panjang yang disertai tetesan air mata. Pada posisi ini, kita melaksanakan tugas untuk beribadah. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. adz-Dzariyat [51]: 56). Orang yang bertakwa juga harus mampu melaksanakan tugas sebagai khalifah di muka bumi, yang bertugas memakmurkan bumi. Pada posisi ini, kita melaksanakan tugas sebagai khalifah. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30). Semakin banyak orang yang bertakwa, maka bumi akan semakin damai dihiasi cahaya Allah! Semoga. [ ]

taqwa

Takwa Duniawi dan Takwa Ukhrawi
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(Q.S. ath-Thalaq [65]: 2-3)
Dalam menjalani hidup di dunia ini, kita sering menghadapi musibah, cobaan dan ujian, baik berupa bencana, permasalahan hidup yang rumit, maupun berupa kenikmatan yang melimpah. Di antara kita ada yang menganggap cobaan tersebut begitu berat menghimpit jiwa, sampai-sampai menganggap Allah, sebagai pemberi cobaan, tidak adil terhadap kita. Padahal Allah tidak akan pernah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S. al-Baqarah [2]: 286). Lantas bagaimana seharusnya kita menghadapi setiap cobaan, ujian, musibah, dan bencana, yang setiap hari bertubi-tubi menghadapi bangsa kita tercinta ini? Apakah berdiam diri dengan dalih sabar? Ataukah dengan menggerutu menyalahkan alam, menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Allah? Ataukah dengan bergerak melakukan perbaikan?
Dalam satu riwayat diceritakan, ‘Auf bin Malik al-Asyja’i bersedih karena anaknya diculik oleh orang-orang kafir. Kemudian ia melapor kepada Rasulullah Saw. “Ya Rasulullah, musuh-musuh telah menculik anak saya, dan isteri saya sangat gelisah. Saya harus bagaimana?” Rasulullah Saw. bersabda, “Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah! Perbanyaklah kamu dan isterimu membaca Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billah sebanyak mungkin!” Kemudian ‘Auf bin Malik al-Asyja’i dan isterinya mengikuti saran Rasulullah Saw. tersebut. Ketika keduanya sedang berdzikir mengucapkan Lâ Haula wa Lâ Quwwata illâ Billâh seperti yang disarankan Rasulullah Saw., tiba-tiba anaknya datang. Tidak hanya itu, kedatangan anaknya tersebut disertai dengan seratus ekor unta. (Al-Thabari, Juz 28/90; Ali al-Shabuni, Juz 3/400).
Kisah di atas adalah asbabun nuzul (latar belakang sejarah) yang mengiringi turunnya Q.S. ath-Thalaq (65): 2-3 seperti disebut di atas. Dalam kisah di atas jelas tersirat, bahwa musibah yang diderita ‘Auf bin Malik al-Asyja’i dan isterinya, yaitu kehilangan anak tercintanya, berbuah kenikmatan yang luar biasa. Tetapi musibah yang berbuah kenikmatan tersebut (baca: sengsara membawa nikmat) tidak datang begitu saja. Kenikmatan tersebut harus dibeli dengan ketakwaan dan kesabaran. Lantas bagaimana kita memahami kisah di atas? Apakah secara jabbârî (menerima begitu saja setiap musibah yang menimpa kita dengan bersabar tanpa ada usaha), atau secara qaddârî (menerima setiap musibah dengan sabar, kemudian berikhtiar mencari solusi terbaik)?
Dalam Q.S. ath-Thalaq (65): 2-3 dinyatakan, bahwa orang yang bertakwa kepada Allah akan mendapatkan dua keuntungan. Pertama, Allah akan memberikan baginya jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi. Kedua, Allah akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Ketika menjelaskan makna takwa, M. Quraish Shihab menjelaskan, bahwa takwa memiliki dua sisi. Pertama, sisi duniawi, yang memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan sunnatullâh (hukum alam). Kedua, sisi ukhrawi, yang memperhatikan dan melaksanakan hukum syari’at. (M. Quraish Shihab, 1999: 127). Dari dua makna takwa ini, banyak orang yang lebih mementingkan sisi ukhrawi. Mereka beranggapan, bahwa takwa cukup dengan melaksanakan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya (imtitsâlu awâmirillâh wa ijtinâbu nawâhîh). Padahal sisi takwa yang kedua itulah yang lebih penting, yaitu gerak (transformasi) mengikuti hukum-hukum alam seperti yang telah ditetapkan Allah, dengan melakukan perbaikan.
Di tengah hiruk-pikuknya keadaan negeri kita tercinta Indonesia; mulai dari bencana tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor, wabah penyakit, sampai merajalelanya para koruptor, apa yang mesti kita lakukan? Dengan cara bertakwa seperti yang dilakukan ‘Auf bin Malik al-Asyja’i dan isterinya ketika kehilangan anak tercintanya? Ya, apa yang mereka lakukan memang sangat baik. Kita sebagai umat Islam memang harus selalu menyerahkan urusan kita kepada Allah, dengan berdzikir, berdoa, dan bertawakal. Dalam hal ini Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang banyak ber-istighfar, Allah akan menjadikan baginya dari setiap keraguan, kelapangan; dari setiap kesempitan, jalan keluar; dan Allah melimpahkan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka”. (Ibnu Katsir, Juz 4/351). Tetapi wujud ketakwaan yang bersifat ukhrawi tersebut harus disertai pula dengan wujud ketakwaan yang bersifat duniawi.
Bagaimana wujud takwa duniawi tersebut? Wujud takwa duniawi adalah dengan melakukan gerak-transformasi sosial, melakukan perubahan sesuai dengan perintah dan aturan yang telah ditetapkan Allah. Misalnya, bagaimana mungkin gurita korupsi di negeri kita akan berhenti kalau kita hanya sebatas berdzikir dan berdoa supaya para koruptor segera sadar. Tetapi, kita harus mulai bergerak memberantas korupsi; dengan menegakkan hukum seadil-adilnya, melakukan penyadaran tentang bahayanya korupsi bagi kehidupan masyarakat, atau dengan menerapkan hukum mati bagi koruptor jika memungkinkan. M. Amien Rais pernah menegaskan, bahwa kita harus selalu mengasah takwa kita dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial-kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara. (M. Amien Rais, 1998: 52). Artinya, takwa kita jangan hanya berhenti di masjid, tetapi harus merembes dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan kita.
Dari takwa yang bersifat individual berupa dzikir, doa, dan ibadah kita kepada Allah; kemudian berlanjut pada takwa yang bersifat sosial berupa gerak perubahan sosial yang kita lakukan sesuai aturan dan hukum sunnatullâh; maka sudah saatnya kita bertawakal, menyerahkan segala doa dan ikhtiar kita pada Allah, karena Dia-lah yang mengatur dan menentukan segalanya. Manusia hanya bisa merencanakan, Allah-lah yang menentukan. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Ali Imran (3): 159, Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Jika dua sisi takwa tersebut sudah bisa disatu-padukan, takwa duniawi dan takwa ukhrawi, yang disertai dengan sikap tawakal kepada Allah, maka kedamaian tidak hanya bisa dirasakan di masjid-masjid tempat berkumandangnya dzikir dan doa. Kedamaian juga akan bisa kita nikmati di setiap jengkal kehidupan; kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. Kedamaian yang akan kita rasakan tersebut seperti yang dianugerahkan kepada kaum Saba’. Mereka dianugerahi sebuah negeri yang baik dan Tuhan mereka adalah Tuhan yang Maha Pengampun (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr). (Saba’ [34]: 15).
Sudah saatnya merubah cara pandang kita terhadap makna takwa. Takwa tidak hanya cukup dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya, dengan melakukan shalat yang khusyuk, dzikir dan doa yang panjang serta mengharu-biru penuh tetesan air mata. Tetapi takwa harus mengejawantah dan mewujud dalam bentuk reformasi sosial mewujudkan keadilan di muka bumi ini. Orang yang bertakwa tidak hanya duduk bersila di masjid sambil berdzikir khusyuk dan memanjatkan doa panjang yang disertai tetesan air mata. Pada posisi ini, kita melaksanakan tugas untuk beribadah. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. adz-Dzariyat [51]: 56). Orang yang bertakwa juga harus mampu melaksanakan tugas sebagai khalifah di muka bumi, yang bertugas memakmurkan bumi. Pada posisi ini, kita melaksanakan tugas sebagai khalifah. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30). Semakin banyak orang yang bertakwa, maka bumi akan semakin damai dihiasi cahaya Allah! Semoga. [ ]

menuju hidup lebih hidup

membuka cakrawala baru
Pemahaman “dari sebuah perenungan dan kamahuan yang ditindak lanjuti dalam kehidupan sehari hari yang menjadikan motivasi hadup terasa lebih hidup yang merupakan merupakan renungan dari pemikiran apa yang kita mengerti dari buah tiga dorongan patensi manusia pikir dorongan daya penyeimbang atau kendali, nafsu yaitu dorongan daya tarik serta marah dorongan daya menolak yang kita peroleh dari kesadaran yang disengaja dari kegiatan apakah itu dengan membaca, menterjemahkan, meneliti, mengkaji, menghayati dan akhirnya mampu mengamalkan dalam perjalanan hidup yang nyata berkwalitas dan handal
Kesemuanya itu menjadi bermakna dalam menggerakkan kekuatan berpikir, bila anda memperkuat daya kemauan untuk membangun kebiasaan. Jadi kemauan dan kebiasaan menjadi dua kata bermakna dalam hidup karena anda seperti kita membayangkan mata uang yang memiliki nilai dua sisi yang saling bergantung dimana disatu sisi mengungkapkan kemauan berarti daya dorong sebagai kekuasaan dan disisi lain mengungkapkan kebiasaan yang berarti perbuatan-perbuatan yang kedua-duanya digerakkan oleh pikiran anda.dan memiliki harga masing masing, kecengan atau dinar…..
membuka cakrawala

Selasa, 24 Agustus 2010

menyampaikan ide melaluiketrampilan berkomunikasi

Bagaimana menyampaikan ide melalui ketrampilan berkomunikasi menarik yang bijak
Akan kita sajikan disini beberapa teknik untuk bicara bijak antara lain
Kita dapat menggunakan rumus ENAM POIN, 45 MENIT. Artinya, rentang perhatian kebanyakan orang [pendengar] terbatas sekitar 45 menit dan hanya mampu menyerap 6 sampai 7 poin selama waktu itu. Jadi jangan mencoba meliput terlalu banyak poin dalam satu kali berbicara
Menggunakan HUMOR, ANEKDOT atau ILUSTRASI karena akan lebih mudah diingat. Lebih baik menggunakan humor, anekdot atau ilustrasi berdasarkan pengalaman sendiri atau jika terpaksa gunakan pengalaman orang lain atau buat ilustrasi hipotetis. Alasannya, jika anekdot atau ilustrasi ini diingat oleh pendengar maka mereka pun akan ingat pesan yang disampaikan.
Libatkan kawan bicara dalam mengajukan pertanyaan. Gunakan benda nyata yang dapat dianalisis oleh pendengar atau memberi kesempatan mereka untuk bertanya. Karena itu kita handaknya menstimulus dengan suatu pertanyaan umum dan mereka meresponnya. Misalnya apa pendapat mereka tentang peraturan baru itu. Juga dapat berupa penyajian kasus kecil dan mereka diminta meresponnya.
Komunikasi kata-kata dilakukan langsung lewat penyampaian kata-kata. Pendekatan ini dinilai cocok-manjur karena merupakan kombinasi perpaduan keunikan antara kepribadian dan ungkapan kata-kata. Sampai saat ini, masih banyak orang yang beranggapan bahwa kemampuan seseorang di dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan serta mempengaruhi orang lewat pembicaraan merupakan anugerah yang bersifat individual. Anggapan ini mungkin ada benarnya tapi tidak bersifat mutlak karena pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari dan ditingkatkan tarafnya dengan berlatih. Masalahnya adalah bagaimana cara berlatih yang tepat agar kemampuan berbicara secara efektif dapat ditumbuhkan.

MENGAPA.......

Allah, sahabat-sahabat, bukan memperhatikan seberapa banyak dalil yang bisa kita hafalkan, seberapa banyak kita bisa menjawab persoalan ‘agama’ (dalam tanda kutip). Allah memperhatikan qalb seseorang: apakah seseorang butuh untuk memahami atau tidak. Apakah ia butuh pemahaman atau tidak. Apakah ia butuh Allah untuk menuntun dan mengajarinya, atau tidak.
Jika orang hafal ribuan dalil tapi tidak merasa butuh untuk mengetahui lebih dalam (karena sudah merasa pakar, misalnya) atau malah menjadi sombong karena hafalan dalil-dalilnya, ya Allah pun akan membiarkannya saja. Tapi jika seorang hamba memiliki hati yang bertaubat (makna ‘taubat’ : kembali pada Allah, ‘gandrung’/butuh pada Allah, di artikel ini), maka Allah pasti akan menuntunnya pada kebenaran, walaupun awalnya dia adalah seorang penyembah api seperti Salman al-Farisi.
Bukan pula kesucian, Karena tidak ada manusia yang bebas dari dosa kecuali Muhammad SAW. Orang-orang soleh pun bukannya tidak pernah berdosa. Tapi mereka butuh Allah, dan mendengarkan kebutuhan nuraninya itu. Justru karena memahami bahwa dirinya penuh dosa selanjutnya ia ingin menjadi orang baik, ingin dijadikan Allah baik. Orang yang mengerti bahwa dirinya berdosa, permohonan astaghfirullah-nya bukan lagi sekedar basa-basi di bibir atau ritual sehabis shalat. Ia sepenuhnya menyadari bahwa ia butuh ampunan-Nya
Sebaliknya, orang yang merasa dirinya sudah baik, atau merasa tidak pernah berbuat dosa (lahiriyah, padahal dosa batin seperti prasangka buruk, tidak sabar, sombong, merasa lebih dari orang lain, dan lain-lain kita semua pasti punya), tentu tidak merasa butuh untuk di-taubatkan. Bagi orang ini, asma Allah Al-Afuw (Maha Pemaaf), Al-Ghafuur dan Al-Ghaffar (Maha Mengampuni), dan At-Tawwaab (Maha Menerima Taubat, Yang Memiliki Taubat) tentu tidak ada implikasinya sama sekali kapadanya.
Kadang Allah ‘menjebloskan’ orang ke dalam dosa, supaya ia menyadari rasa tidak nyaman dengan hatinya yang kotor, dan ia menjadi butuh Allah. Di sini dosa menjadi rahmat, dan bukti bahwa ‘dalam segala hal ada Rahmat Allah’, dalam dosa sekalipun ada rahmat. Tapi sekali lagi, jika ia tampak begitu alim dari luar, tapi hatinya tidak ‘menghadap Allah’, ya Allah pun tidak akan menghadapkan diri-Nya kepada orang itu, walaupun dia seorang ulama di mata masyarakat.
Oh ya, satu hal yang penting, saya kira, bahwa sudah sunnatullah bahwa para ‘pencari yang jujur’ ini tidak akan pernah jadi kaum mayoritas. Mereka selalu menjadi pengecualian di setiap zaman, ketika mayoritas ‘agama’ pada zaman itu telah terdegradasi menjadi hanya ritual. Tertulis:
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (Q. S. 6 : 116).
Apa yang menjadi mayoritas belum tentu benar. Contoh, dalam waham mayoritas, pengertian istilah ‘kafir’ adalah mereka yang berbeda agama, dan pengertian istilah ’syuhada’ adalah mereka yang mati dalam berperang melawan musuh Islam. Padahal itu tidak sepenuhnya tepat, sebagaimana dijelaskan dalam tulisan ini.
“Agama datang sebagai hal yang asing, dan akan kembali menjadi hal yang asing,” demikian sabda Rasulullah yang termasyhur. Itu berlaku di setiap zaman, hingga akhir zaman. Agama pada awalnya adalah utuh, mencakup lahir dan batin, ritual dan esensi (hakikat). Itu awalnya menjadi hal yang asing. Kini, orang yang mencoba beragama dengan kedua aspeknya, lahir dan batin, ritual dan esensi, juga telah menjadi ‘agama yang asing’ dan aneh di mata masyarakat.
Jadi saya kira, masalahnya bukanlah ‘pemuka agama’ atau tidak, tapi apakah seseorang, apapun statusnya, dengan kejujuran hati kecilnya benar-benar merasa butuh kepada Allah atau tidak.
Jika seseorang merasa dirinya kaya tentu tidak akan merasa butuh uang, orang yang merasa sehat tidak akan merasa butuh berobat. Demikian pula orang yang merasa telah mengerti agama tentu tidak akan merasa butuh belajar agama. Diri kita harus dibuat mengerti dulu bahwa ia sesungguhnya fakir, maka barulah ia akan butuh Allah.
Semoga bermanfaat,
MENGAPA

pesan untuk calon pengantin

10 Pesan tuk calon pengantin putri
30 Mei 2010 — nambas
“Cinta tak sekedar anugerah, pun juga proses”. Terkadang kita terjebak dengan apa yang dinamakan dengan “Pandangan Pertama”, meski tak dapat dipungkiri hal tersebut bisa jadi adalah isyarat yg dianugerahkan oleh Yang Maha Esa, yach … sebuah kemantaban hati yang terkadang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun tak jarang kemudian, benih-benih mawaddah dan rahmah itu kemudian pudar …, dengan berbagai sebab dan alasan, hingga akhirnya …. sebuah pernikahan berakhir dengan perceraian (semoga Alloh menjauhkan kita dari “ketidak baikan” di dalamnya). Nah … Di sinilah yang kami maksud dengan ungkapan pembuka pada posting Blog kali ini, yakni “Cinta tak sekedar anugerah, pun juga proses”.
Lebih lanjut, Tuk memuluskan dan menyuburkan benih-benih mawaddah dan rahmah tersebut, dalam Islam terdapat berbagai tuntunan berakhlaq dalam berumah tangga, baik bagi suami maupun bagi isteri. hmm … bahasa mudahnya Standar Operasional Prosedur/SOP yang umum bisa dilakukan oleh semua pasangan. (Semoga Alloh memudahkan kita semua didalamnya).
Pada kesempatan kali ini, akan kami share sebuah kisah berisi “10 Pesan tuk calon pengantin putri” yang kami dapatkan dari Group “RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF” di Facebook, yang menurut kami cukup penting tuk dibaca. Berikut kisahnya.
Dikisahkan dari seorang Ibu benamaUmamah binti Al-Harits As-Syaibani,istri Auf As-Syaibani yang menyampaikan nasehat dan wasiat menjelang putrinya menikah. Dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, Umamah binti Al-Harits berkata pada putrinya, ” Wahai putriku sayang, sesungguhnya wasiat itu merupakan peringatan bagi orang yang lupa dan bantuan bagi orang yang berakal. Ketahuilah anakku, wanita itu ada untuk menemani laki-laki dan begitu pun dengan laki-laki, ia ada untuk menemani wanita. Wahai putriku, kalau engkau ingin agar pergaulan mu dengansuamimu abadi, maka jadilah engkau ‘ hamba sahaya ‘nya. Jadilah engkau ‘ bumi ‘nya, maka dia senantia sa menjadi ‘ langit ‘mu. Selain itu, peliharalah 10 butir wasiatku ini. Insya Alloh wasiat ini akan menjadi bekalmu dalam mengarungi hidup bersamanya.
1. Terimalah pemberiannya walaupun sedikit dengan penuh rasa syukur
2. perkenankanlah permintaannya dengan penuh rasa hormat dan tulus
3. Perhatikanlah arah dimana matanya dapat tertuju, jangan sampai kedua matanya melihat sesuatu yang buruk dari penampilanmu
4. Perhatikanlah arah dimana hidungnya menghirup, jangan pula hidung nya menghirup kecuali harum semerbak dirimu
5. Perhatikanlah waktu-waktu makan, Rasa lapar melahirkan emosi
6. Perhatikanlah waktu-waktu tidurnya kekurangan tidur mengundang amarahnya
7. Peliharalah harta bendanya, Prinsip pokok menyangkut harta adalah perhitungan yang teliti.
8. Perhatikan sanak keluarganya, Dasar utama menyangkut sanak keluarga adalah pelayanan yang ikhlash
9. Janganlah membangkang perintahnya, Jika ananda membangkang perintahnya, tertanam benih kebencian dalam dadanya
10. Jangan membocorkan rahasia nya, jika membocorkan rahasianya, maka tidak ada lagi terjamin kesetiaannya. Jangan pula menampakkan kegembiraan saat dia gundah gulana atau kesedihan saat dia gembira “.
Masih kurang ???, Lebih lanjut … ada lagi neh tulisan bagus dari Catatan “OMAHKREASI DAN SOGANBATIK ” di FB (kayaknya cuman kumpulan catatam yach ..???, hehe gpp lagi, yg penting kan bisa diambil manfaatnya, iya kan ..???), Dalam tulisan berjudul “Indahnya Persahabatan Suami-Istri“, di sana disebutkan 6 Tips yang bisa dilakukan yakni:
1. Saling memahami.
Pernikahan adalah menyatukan dua orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan dua keluarga yang berbeda. Karena itu, suam-istri perlu saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta menerimanya dengan lapang dada tanpa ada penyesalan yang berkepanjangan. Kadangkala suami mempunyai kelebihan dalam kemampuan berkomunikasi, sedangkan istrinya kurang. Sebaliknya, istri memiliki kemampuan manajemen, sedangkan suaminya lemah. Kelebihan yang ada pada salah satu pasangan tidak menunjukkan ketinggian orang tersebut, demikian juga kekurangan yang ada pada seseorang tidak menunjukkan dia rendah. Sebab, tinggi-rendahnya manusia di sisi Allah Swt. adalah karena ketakwaannya. (QS al-Hujurat [49]: 13). Saling memahami akan menjadikan suami-istri berempati terhadap pasangannya sehingga tidak mudah saling berburuk sangka. Sikap saling empati/memahami tidak berarti toleran terhadap kesalahan dan kelemahan yang dapat merugikan pasangannya. Namun, sikap ini memudahkan suami-istri untuk berpikir jernih sebelum memberikan pendapat, kesimpulan maupun penilaian. Kejernihan berpikir akan dapat memudahkan seseorang untuk bersikap dengan tepat dan benar terhadap pasangannya. Dengan itu, masing-masing akan terhindar dari kesalahpahaman yang memunculkan perselisihan dan pertengkaran. (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 19).
2. Saling mencintai karena Allah Swt.
Saling mencintai karena Allah (mahabbah fillâh) antara suami-istri merupakan salah satu perekat persahabatan di antara mereka. Munculnya cinta karena Allah Swt. disebabkan karena keduanya memiliki keimanan dan melakukan ketaatan-ketaatan kepada-Nya. Jika ada yang tidak disukainya dari pasangannya, itu karena ia tidak rela sahabatnya melakukan kemaksiatan dan kemungkaran kepada Allah Swt. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya), “Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, berarti ia telah sempurna imannya.” (HR al-Hakim).
3. Saling menerima dan memberi.
Salah satu cara untuk mewujudkan persahabatan antara suami-istri adalah keduanya melaksanakan kewajibannya masing-masing sekaligus memenuhi hak-hak setiap pasangannya. Keduanya saling berlomba untuk menunaikan kewajiban yang akan menyebabkan hak pasangannya akan terpenuhi. Ibnu Abbas pernah bertutur, “Sungguh, aku suka berhias untuk istriku, sebagaimana ia berhias untukku. Aku pun suka meminta agar ia memenuhi hakku yang wajib ia tunaikan untukku sehingga aku pun memenuhi haknya yang wajib aku tunaikan untuknya. Sebab, Allah Swt. telah berfirman (yang artinya): Para wanita/istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf (QS al-Baqarah [2]: 228).”
4. Saling menasihati.
Manusia manapun tidak luput dari kesalahan. Persahabatan suami-istri akan mengantarkan setiap orang tidak pernah rela pasangannya melakukan kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak. Saling memberi nasihat merupakan wujud suatu hubungan yang saling mencintai karena Allah Swt. Sebab, tujuannya adalah dalam rangka menjaga ketaatan kepada Allah Swt. dan menjauhkan pasangannya dari melakukan kemaksiatan kepada-Nya. Nasihat yang disertai dengan komunikasi yang tepat waktu dan tepat cara (lemah-lembut dan tidak menjustifikasi kesalahan) akan membuat pasangan yang dinasihati merasakan kesejukan dan ketenteraman dalam menerima masukan.
5. Saling tolong-menolong.
Kehidupan suami-istri adalah kehidupan yang berpeluang mengalami kesulitan-kesulitan seperti beban pekerjaan yang memberatkan, pemenuhan nafkah, pendidikan anak, dan lain-lain. Saling tolong-menolong akan dapat meringankan beban satu sama lainnya. Pada saat suami tidak dapat menyediakan pembantu rumah tangga, ia dengan rela membantu pekerjaan rumah tangga jika istrinya kewalahan melakukannya. Rasulullah saw. terbiasa menjahit sendiri bajunya yang robek dan memperbaiki sandalnya yang rusak tanpa memberatkan istri-istrinya. Begitu juga istri, pada saat suami mengalami kesulitan dalam pemenuhan nafkah untuk keluarga, tidak ragu-ragu untuk membantu dan meringankan suaminya. Namun, perlu dipahami, saling tolong-menolong bukan berarti kewajiban masing-masing bisa saling dipindahkan atau dihilangkan, misalnya suami mengurus rumah dan istri mencari nafkah. Sikap tolong menolong antara suami-istri akan semakin mempererat persahabatan di antara keduanya.
6. Saling memaafkan.
Kehidupan suami-istri tidak luput dari berbagai kelemahan, kesalahpahaman dan pertengkaran kecil. Hal-hal ini akan dapat merenggangkan hubungan persahabatan satu sama lain. Pada saat salah seseorang dari suami-istri melakukan sesuatu hal yang menimbulkan kemarahan, maka langkah yang perlu disuburkan oleh yang lainnya adalah menahan marah dan mudah saling memaafkan. Saling memaafkan satu sama lainnya adalah kunci untuk memelihara persahabatan antara suami-istri.
nah … cukup sampai di sini dulu ya … [nantikan share menarik berikutnya ^_^], smoga bermanfaat dan bernilai jariyah bagi penulisnya. see U, InsyaAllo ..:D
pesan untuk calon pengantin

siapa menebar menuai

Siapa menebar menuai


Malam muali merangkak kelam ketika mobil tua yang setia kutumpangi meluncur naik ke Batu keluar kota Malang dalam perjalanan pulang ke Kediri. Gelappun terasa semakin mengeluti suasana jalanan yang mulai agak sepi. Hujan yang semakin tebal menambah kegamangan hati ini untuk terus malaju, dan karena harus tiba di Kediri esok, korona 73 hitamku terpaksa teruskan lajunya tak kudengar rintihan dan sambatnya mungkin sudah menggeh mengeh kehabisan tenaga, Namun setelah jalan mulai menurun berangsur nyama menyelimuti ku dalam perjalan itu. Kedinginan malam itu tak sadar melontarkan tiup siol gumam sukurku nyaman dari mulut yang mulai beku sejak berangkat belum ada yang terucap… dan tiba tiba… semua menjadi gelap gulita, mobil mendadak ku parkir kepinggir jalan kanan, malah keseberang jalan untuk menghidar tikungan yang berada didepan, benar parkir yang salah di tengah gelap yang hanya di teramani cercah cahaya sisa cahahaw pantulan awan terangnya kota malang malang benar nasibku kini malam yang tersisa dalam kebekuan hati cemas harap tidaki terjadi apa dengan mobil butut ini, kap mesin kubuka,….. senter ah sialan yang ada hanya senter batang korek yang kecil…. Ternya aki mobil ini terlepas dari ikatanya dan montang manting di bawa arus liuk lekuk tikungan tajan dan terjalnya jalan ini. Jalan pegunungan Malang Kediri terhenyak aku berdiri seseosok manusia malam dibelakang,dan bertanya kenapa pak?,mogok, kutoleh orang itu seorang sarungan berkemeja….. wah ini aman masih ada penghuni dan bahkan perumahan disini disekitar ini pikirku, ya jawabku sekenanya sembari meniti kembalimungkin ada hal hal kalau kalau ada hal yang lain yang mengganggu ternya hanya akiny yang menggangu karena lepas dari ikatannya, apa p-ak/ Tanya orang itu menunggui di belakangku … anu mas cuma akinya terlepas dari talinya dan talinya lepas dan hilang.,jawabku semabari saya mengembalikan aki pada tempatnya. Kutengok orang itu sudah tidak tampak saya berfikir keras untuk memperoleh seutas tali yang dapat dipakai tapi kemana? Ternya tidak tampak satu rumahpun disekitar kami berhenti, kami toleh kanan kiri sepi benar banar sepi malam itu. Kami kembali dibawah kap mobil untuk mengkaitkan aki itu agar tetap dapa ditempatnya dan memutuskan untuk mencoba menghiudupkan mesinya kembali baru membalikan badan , orang tadi sudah berada dihadapanku dan membawa seutas tali tampar plastic biru, mungkin tali ternaknya atau tali sampiran jemuran cucian pakian istrinya.melihat panjangnya tali itu dan menyodorka kepadaku untuk saya pakai . Dengan rasa kegembiraan yang besar saya terima tali itu dan saya pakai mengikat aki pada posisi yang kuat.. saking asiknya saya mengikat aki itu dengan tali yang juga posisi yang gulap pula agak lama saya ungkak ungkik dan bereslah saya tengok orang itu sudah tidak ada ditempat. Saya heran saya melangkah maju agak jauh kebelakang tidak ada rumah yang ada hanya gumukan pepohonan yang pekat berbalik kearah baliknya ya sama saja…. Ya saya belum sempat mengucapka terima kasih orangnya telah pergi, hanya kepada allah belaka kami ucapka sukur saya hidupkan mobil alhamdulillah hidup dan kami nyalakan lampu terang dihadapan saya memang daerah itu tidak terlihat satu rumahpun….apa kira kira dibawah sana……. Mestinya di bawah sana terimakasih….terima kasih…. Semoga kesjahteraan selalu mampir kepadamu penolongku……‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘….

Sabtu, 21 Agustus 2010

khutbah jum'at legi 1

Khutbah jumat legi
Awal agustus 2010

Muqodimah khotbah
Wasiat taqwallah
Ama bakdu….
Bulan bulan menyongsong romadlon tiba kita di bombardir berita berita yang sangat psektatuler, luar biasa dan sangat memprehatinkan, benarkah berita berita yang terpaparkan dihadapkan kita itu merupakan secuil dari wajah bangsa? Ataukah itu bisa kita pakai untuk mengambil contoh ataukah sample yang benar adanya itu adalah merupakan wajah sebenarnya kita, tiga berita spektatuler telah mewarnai lembar lembar halaman pusat pusat berita baik elektrik ,tv,internet ,radio dan spot, spot lainya, media cetak surat kabar, majalah bulletin dan bahkan telah menjadi buah bibir omongan warungan sepanjang trotoar kota dan pedesaan, berita berita yang terpampang fulgar dari skandal dan kemelut bank centuri, berhasil menyedot perhatian dan energi bangsa ini, terpapar gambling di bagaimana piawinya seorang pemilik bank asing mengeruk uang bangsa ini bertriliunan, mudah dan membawanya lenyap entah kemana, dan karena undang undang pejaminan, pemerintah menggerojok talangan yang tidak sedikit juga namun sama nasibnya menguap entah kemana larinya…dan kasus ini telah berhasil membawa para pemimpin negeri ini melaju menempati puncak karir mereka didalam negeri maupun luar negeri hebat memeang dan sampaikini tidak ada ujung pangkalnya. Dan itu belum ada tanda anda terjamah penyelesaian, muncula skandal baru lagi kasus markus pajak yang menyeret nama seorang pegaiwai pajak menelap pajak hamper tidak kurang enam ratus milyard hanya dikerjakan dalam kurun waktu dua tiga tahun kalau mau menmhitung uang itu akan dapat terkumpu dengan gajinya akan hanya dfapat dikumpulkanya dalam waktu lebih dari enam raatus tahun bekerja waaah, belum berselang kita dfikagetkan berita skandal peredaran widuo mesu artis papan atas di Negara ini dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja sampai oleh anak anak di sd terpencil desa ini……luar biasa memang bangsa kita sekarang.
Kalaupun toh itu dapat kita pergunakan sabagai contoh simple kehidupan dan gaya hidup bangsa apa yang salah dengan kita…… tidak terasa kita sudah terlau jauh terseretke ke dunia yang lain….dan ternya kita sedang berjalan di trek yang salah,….
Cukuplah sekarang kita dapat melihat bahwa bangsa ini telah begitu akut terjangkiti penyakit wahnu, penyakit gila dunia, harta dan takut mati nyatalah dihadapan kita betapa gaya hidup memuja tahta harta wanita telah begitu menjadi kiblat baru dan itu tergambar vulgar dihadapan kita.
Tampilan yang telak ketiga kasus dan skandal yang mencuat mengingatkan kita betapa kita telah begitu sangat lalai, mengapa itu bisa terjadi kepada kita bangsa yang hidup dihamparan hijau zamrut katulis tiwa yang kaya akan sumberdaya alam, dan nota bene yang masyarakatnya adalah ummat Islam bahkan umat yang terbanyak di dunia ini. yang terkenal menjunjung tinggi harkat manusia berbudi luhur ,bergaya hidup sangat religi yang terkenal sebagi sumber munculnya tokoh tokoh dunia yang menjunjung tinggi akhlaq ,kebersamaan dan agama telah terseret kepada gaya hidup memuja tahta harta dan wanita,
Haya untuk mengejar tahta,jabatan dan kedudukan orang rela berbuat apa saja, menipu, memutar balikan fata dan manipulasi data….
untuk hidup kaya manusia lalai dengan norma norma luhur bangsa, dan ujung ujung manusia terobsesi dengan uang, uang dalah segalanya…..apa yang tidak bisa dibeli dengan uang….unag adalah segala gala galanya dengan uang manusia akan mampu menggengam dunia ….menraih jabatan. Kemuliaan,kejayaan kenikmatan hidup dan akirnya oaring hanya mengejar uang lupa segalanya pula masih ada yang lebih mulia…..…
Kemana kecerdasan nurani, kepekaan moral dan keberdayaan spiritual yang selama ini menjadi ghazanah nilai luhur bangsa dan idialisme setiap anak bangsa ini untuk dapat memperoleh kebahagian sejati….harmoni hidup sejahtera mengabdi ibu pertiwi dan maghfiroh ilahi….
Sekarang ini terlihat jelas dihadapan kita bangsa ini sudah terseret jauh kedalam gaya hidup yang juga jauh dari nilai nilai luhur yang selama ini dijunjung tinggi sudah runtuh ketitik nadir terendah bahkan telah berganti nilai baru… dan tergadaikan oleh gaya hidup liberalistis,kapitilstis, sekuleristis dan hedonistis memuja harta tahta dan wanita.yang merupakan musuh bebuytan islam,sekutu seyetan.….
Benarkah….
Kita sekarang ini sudah degan ringan meninggalkan nilai luhur dan martabat diri bangsa.. telah begitu mudahkah menjual harga diri bangsa hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat atas iming iming gemerlap duniawai, kita jual harga diri diri kita, bahkan diri kita untuk memdapatkan selembar rupiah…..untuk sekedar menikamti kenikmatan sesaat. yang lambat atau cepat akan meninggalkan dan atau kita ditinggalkannya… kita mati sirnalah semua tidak kita bawa…….
Untuk itu janganlah kita mininggalkan ayat ayat allah yang selalu mengingatkan kita janganlah kamu menjual ayat ayat allah degan harga yang murah…. Jangan lah kamu gadaikan idiaalisme kita hanya untuk kenikmatan sesaat, berniagalah haya dengan allah yang akan menjamin kebahagiaan kita abadi bersamNya sampai kesurgaNya….
Hal adullukum an tijarotin tunjiiikum min adzabi aliim, Yukminuuna billahi warosulihi, wayujaahidu fisialillah biamwalikum waanfusikum dza likum khoilukum inkuntum taklamuun.
Ya hanya dengan berpegang pada tali allahlah kita akan terselamtakan diri kita dari arus yang menyeret kita kelembah kenistaah dan kata kunci dari itu semua adalah penjagaan diri kita dan keluarga kita dari julatan apai neraka akan menjamin kita selamat dari segala goda rencana kemilau duniwa dan kembali kekemulyaan bangsa…
Kuu anfusakum wa ahliikum naaroo.……
Penutup
Waqurrobbighfir warkham waanta khoirohimien.

Senin, 16 Agustus 2010

sebuah tekad

SEBUAH TEKAT dipintu romadhon
ya
sekarang saatnya
jangan tunda tunda lagi
karena
sekarang itu sebuah reality
sedang besok
adalah misteri
tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi
bahkan bisa bisa sudah mati
maka
saatnya kini
kembali kejalan ilahi,
setelah
beribu,
berjuta,
bahkan sudah bermilyard tapak kaki melangkah
dipermukaan bumi
apa yang didapati
sebuah kejayaan
kemulyaan
ataukah hanya onggok ongok kenistaan
kegagalan.
kekecewaan
ya
maka jangan tunda lagi
jangan tengok kemarin.
kemaren itu
sudah menjadi histori
kelam
kelabu
perak emas atau
jelaga
biarkan ia menjadi ghazanah pribadi
kini tetapkan hati.
menata kembali
napaki jejak jeak ilahi
turuti rampak
langkah nabi
mendulang berkah
mengejar maghfiroh
meniti mahabah
marhaban ya romadhon
sudah berapa kali kau hampiri aku
meski tak kusambut kau pasti
kini masihkah berandamu tersisa bagi insan yang ini.

mMalam lailatul qodar

Lailatul kodarku
Diluar bulan puasa

Saya harus berjuang kuat membanting tulang memutuskan meninggalkan hoby dan semua kebiasaan buruku,.Kira kira sudah hampir lebih enam puluh tahun aku belum dapatkan hariku baik sebaik hari itu, se akan hidup lebih hidup lagi, ya itu terjadi lebih dari tujuh tahun lalu sampaikinipun hari hariku meniti dalam kesunyian kesendirian yang panjang, layahyaaa wala yamuuut,,,,,,,, harus bagaimana hanya karena sebuah cerita kebetulan yang merasuk sukmaku kuratapi jalan hidupku yang kosong kubunuh waktuku yang hanya hanyut dalam melambungkan khayal keindahan maya yang rancak namun tak kunjung terhampiri…
Hari itu kuhampiri sosok wanita yang mojok sendiri dipinggir kolam renang tempat aku biasa habiskan dan bunuh waktu waktu pagiku…… ow mengapa mojok sendiri mungkin ada atau boleh saya temani apa ada yang sulit untuk berenang tanyaku bertubi tubi jurus orang terpinggirkan dalam kesendirian.
Setelah basa basi latihan berenang kanan kiri akhirnya…. Wanita itu naik dan duduk mojok di bangku pinggir kolam dan saya tututi naik bak arjuna menghampiri bidadari yang menunggu menunggu di tepi pinggir kolam khayangan argo loko saya duduk bersila berhapadan layaknya seorang guru mejang sang murid…… yaa ternyata bukan saya gurunya wanita itulah sang guru sejati… dikisahkannya jalan kehidupana yang penuh onak duri dalam nikmatnya menjelajah dunia glamuor pada masa muda nya yang katanya ia datang dari keluarga berada dan tokoh agama di sebuah desa kaya , dengan kekasih dan pujaannya pemuda kekasih pertamanya yang kini adalah suaminya. Cerita melakolistik menhanyutkan tak terasa kudekap rapat tubuh sintalnya ketika ia merangksak menangisi masaa lalu itu dan ..dalam keredaan emosinya kulpas pelan menghidari mata melotot pengunjung lain kolam itu.
Ya benar,, saya sekarang sudah merasakan indahnya hidup dalam naungan berkah ilahi, suami saya sekarang sudah insaf tinggal dirumah dan tidak pernah pergi kemana mana saban harinya ia hanya menyerukan adzan di musholla tinggalan ayah saya itu mengangkat solat, menurunkan kere beranda musola….dan saya sekarang yang menjadi tiang rumah tangga itu.dengan menunggu depot tempat nongkrong bersama hamba hamba allah yang soleh…karena suamiku itu paskha serangansetruknya. Ya benar itulah Allah ternyata telah mengabulkan doa saya, saya akan bahagia ditunggui suamiku meski itu berat bagi .saya Do’a seorang istri yang tulus dikabulkan Tuhanya…. ..ya allah berikan keindahan petunjukmu mampir dihati yang sedang mendambakan kasihmu in
…….

siapa menebar pasti menuai

Siapa menebar menuai


Malam muali merangkak kelam ketika mobil tua yang setia kutumpangi meluncur naik ke Batu keluar kota Malang dalam perjalanan pulang ke Kediri. Gelappun terasa semakin mengeluti suasana jalanan yang mulai agak sepi. Hujan yang semakin tebal menambah kegamangan hati ini untuk terus malaju, dan karena harus tiba di Kediri esok, korona 73 hitamku terpaksa teruskan lajunya tak kudengar rintihan dan sambatnya mungkin sudah menggeh mengeh kehabisan tenaga, Namun setelah jalan mulai menurun berangsur nyama menyelimuti ku dalam perjalan itu. Kedinginan malam itu tak sadar melontarkan tiup siol gumam sukurku nyaman dari mulut yang mulai beku sejak berangkat belum ada yang terucap… dan tiba tiba… semua menjadi gelap gulita, mobil mendadak ku parkir kepinggir jalan kanan, malah keseberang jalan untuk menghidar tikungan yang berada didepan, benar parkir yang salah di tengah gelap yang hanya di teramani cercah cahaya sisa cahahaw pantulan awan terangnya kota malang malang benar nasibku kini malam yang tersisa dalam kebekuan hati cemas harap tidaki terjadi apa dengan mobil butut ini, kap mesin kubuka,….. senter ah sialan yang ada hanya senter batang korek yang kecil…. Ternya aki mobil ini terlepas dari ikatanya dan montang manting di bawa arus liuk lekuk tikungan tajan dan terjalnya jalan ini. Jalan pegunungan Malang Kediri terhenyak aku berdiri seseosok manusia malam dibelakang,dan bertanya kenapa pak?,mogok, kutoleh orang itu seorang sarungan berkemeja….. wah ini aman masih ada penghuni dan bahkan perumahan disini disekitar ini pikirku, ya jawabku sekenanya sembari meniti kembalimungkin ada hal hal kalau kalau ada hal yang lain yang mengganggu ternya hanya akiny yang menggangu karena lepas dari ikatannya, apa p-ak/ Tanya orang itu menunggui di belakangku … anu mas cuma akinya terlepas dari talinya dan talinya lepas dan hilang.,jawabku semabari saya mengembalikan aki pada tempatnya. Kutengok orang itu sudah tidak tampak saya berfikir keras untuk memperoleh seutas tali yang dapat dipakai tapi kemana? Ternya tidak tampak satu rumahpun disekitar kami berhenti, kami toleh kanan kiri sepi benar banar sepi malam itu. Kami kembali dibawah kap mobil untuk mengkaitkan aki itu agar tetap dapa ditempatnya dan memutuskan untuk mencoba menghiudupkan mesinya kembali baru membalikan badan , orang tadi sudah berada dihadapanku dan membawa seutas tali tampar plastic biru, mungkin tali ternaknya atau tali sampiran jemuran cucian pakian istrinya.melihat panjangnya tali itu dan menyodorka kepadaku untuk saya pakai . Dengan rasa kegembiraan yang besar saya terima tali itu dan saya pakai mengikat aki pada posisi yang kuat.. saking asiknya saya mengikat aki itu dengan tali yang juga posisi yang gulap pula agak lama saya ungkak ungkik dan bereslah saya tengok orang itu sudah tidak ada ditempat. Saya heran saya melangkah maju agak jauh kebelakang tidak ada rumah yang ada hanya gumukan pepohonan yang pekat berbalik kearah baliknya ya sama saja…. Ya saya belum sempat mengucapka terima kasih orangnya telah pergi, hanya kepada allah belaka kami ucapka sukur saya hidupkan mobil alhamdulillah hidup dan kami nyalakan lampu terang dihadapan saya memang daerah itu tidak terlihat satu rumahpun….apa kira kira dibawah sana……. Mestinya di bawah sana terimakasih….terima kasih…. Semoga kesjahteraan selalu mampir kepadamu penolongku……‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘….

bimbingan bergaya hidup islami yang beristiqomah

KELOMPOK BIMBINGAN GAYAHIDUP ISLAMI YANG BERISTIQOMAH
Terbinanya pribadi muslim yang beristiqomah telah menjadi kebutuhan yang sangat strategis dalam menatap zaman ini, tantangan zaman, krisis dan dinamika zaman menuntut akan kebutuhan yang didasari oleh pemahaman bahwa manusia adalah penentu atas semua kinerja khalifatullah fil ardl. Disisi lain juga dipahami bahwa gaya hidup muslim dengan ber istiqomah dengan segala potensi dan vitalitasnya menyimpan segala potensi yang patut dikembangkan dan dibina. Oleh karena itu, menjadi sangat stategis, jika pendekatan yang mampu mendorong dan memotivasi dengan segala pendekatan dimulai dengan membenahi diri menuju gaya hidup islami yang berkualitas dan istiqomah dalam sebuah bimbingan kelompok berjamaah dealan atmosfir penghayatan dan diambil dari tata cara hidup yang islami sangat diperlukan saat ini.
KBHBI adalah sebuah program pelatihan dengan pendekatan terpadu dan sistematis dari partisipan motivated dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Program ini akan efektif dalam memfasilitasi pembimbingan penemuan jati diri, pengembangan diri dari sebuah gaya hidup islami yang beristiqomah yang bermuara pada terbentuknya komunitas muslim yang berkualias, memiliki kecerdasan rohani, kepekaan moral dan keberdayaan religi yang handal.
Sebagai program pembimbingan yang berbasis pada pelatihan managemen krisis, yang didasarkan atas prinsip ekperien learning, ia menawarkan pendekatan yang tidak lagi konvensional ataupun tradisi pembelajaran hidup beragama selama ini, disini akan lebih dikedepankan pendekatan interaktif, learning by doing, dan lebih banyak praktek amaliah keagamaan praktis dari kehidupan nyata pada masyarakat muslim kampung, yang akan merangsang peserta menikmati dan mencontoh cara hidup seorang mustiqim dengan tidak mengabaikan peserta akan mengenali potensi dan kekhasan yang sudah dimilikinya, disamping mengenali potensi dan gaya hidup orang lain disekitarnya. Mengenal adalah langkah awal yang akan dilanjutkan dengan kesadaran menerima kenyataan dan berupaya mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki tanpa mengabaikan sejumlah keterbatasan yang dimilikinya. Harapannya akan terbentuk pribadi yang memiliki potensi yang memiliki motivasi kuat untuk meningkatkan cara dan gaya hidup Islami yang beristiqomah yang pada giliranya mampu bersinergi dalam masyarakat serta peran yang optimal dalam sebuah jamaah yang kokoh.
Tujuan
Tujuan umum program ini adalah :
1. Meningkatkan kepribadian islam, yang tercermin dari peningkatan kualitas pola berfikir dan bertindak dengan tolok ukur islam sebagai dasar terwujudnya kesamaan pemikiran perasaan dan aturan dalam kelompok (jamaah).
2. Meningkatkan kualitas sikap kepemimpinan meliputi kemampuan pemecahan masalah, berkomunikasi, pengambilan keputusan dan perencanaan.
3. Meningkatkan kemampuan kerjasama kelompok.
4. Memberikan pencerahan, penyegaran, dan pemecahan masalah dan kelakuan. Secara khusus pembimbingan ini bertujuan untuk :
a. Membantu peserta menemukan jati dirinya sebagai seorang muslim dengan segala konsekuensinya.
b. Membantu peserta lebih mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya.
c. Membantu peserta meningkatkan self confidence, mengembangkan potensi yang dimilikinya dan meningkatkan kepekaan dan saling
pengertian diantara peserta sebagai bagian yang terpisah kan dalam komunitas kelompok.
d. Membantu peserta dalam menentukan tujuan hidup pribadi menghadapi tantangan zaman serta peran strategis yang dimiliki baik secara individu maupun komunitas muslim.
Waktu dan Peserta
Program ini dilaksanakan dengan pola 900 menit dengan paket kegiatan :
Pertama : 900 menit 20 kali pertemuan. @ 45 sehari sekali ( 20 hari )
Kedua : 900 menit 20 kali pertemuan dalam du hari satu malam efektif
Tiga : 900 menit 20 kali pertemuan 4hari setiap hari berselang (empat hari efektif atau selang. atau pola paket lain dalam upaya akselarasi waktu dan pertimbangan peserta.
Metodologi.
Program ini disampaikan melalui :
1. Partisipan motivated yaitu peserta di libatkan aktif pada kehidupan beragama pada masyarakat yang telah memiliki gaya hidup Islami dan Mustaqim
2. Materi di sampaikan dengan cara interaktif dan diskusi kelompok dinamik serta dituntun dalam praktek - praktek amalan ritual keagamaan yang sholeh secara sharing session.
Fasilitator
Program ini akan difasilitasi oleh fasilitator yang berpengalaman dalam menghantar umat menuju hidup muslim yang mustaqim dengan fasilitator utama Muhammad Muzayyin Rukhan.
Tentang saya:
MUHAMMAD MUZAYYIN RUKHAN lahir di Kediri 2 April l950 kakek dari empat cucu, fasa, sifa, hanum dan nisa’. pensiunan pelatih motivator program keluarga berenca nasional sekarang aktif dalam kegiatan pelayanan umat, seorang khatib masjid jamik Mambaul Ulum, menyisakan umurnya untuk menuntun dirinya sendiri dan umat meniti dan kembali kejalan Allah










Daftar materi dan nilai yang dikembangkan

nomor Mata acara dan nilai yang dikemangkan
1 Upacara pembukaan
2 OPEN MIND
Menyamakn persepsi dan tujuan meningkatkan kecerdasan rohani, kepekaan moral dan keberdayaan spiritual.
3 TA’ARUF MEMBINA SILATURAHIM
Melakukan proses saling mengenal sebagailangkah awal proses saling memahami saling mempercayai
4 MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI DAN MENGHANCURKAN SINDROM DIRI.
Menghilangkan sindrom yang membelenggu diri menerima, mencerna hakekat diri membangun daya dan valent diri.
5 KEPEMIMPINAN MEMBANGUN KELOMPOK DAN MEMBANGUN SIKAP KEPEMPINAN PEMBINA KELOMPOK
Membina komonikasi efektif.
6 MUKHASABAH DAN AUROT TAUBAT
Menimbang diri dalam menyongsonng perobahan diri menuju yang lebih baik.
7 Jamaah sholat subuh kultum menyongsong pagi.
8 Olahraga pagi
9 Jamaah solat dhuha
10 MEMBANGUN KOMITMENT KELOMPOK
Meningkatkan kemampuan net assessment. Membangun komitmen. Meningkkatkan kinerja dan kwalitas kemampuan diri organisasi dalam kelompok dan masyarakat.
11 SINERGI PERAN DAN RISALAH TAUSIAH SYUKUR,SABAR DAN TAWAKAL
12 PENUTUPAN






Daftar materi dan nilai yang dikembangkan



Nomor Mata acara dan nilai yang dikemangkan Metode dan uraian
1 Upacara pembukaan
2 OPEN MIND
Menyamakn persepsi dan tujuan meningkatkan kecerdasan rohani, kepekaan moral dan keberdayaan spiritual. Curah pendapat gamabaran tantangan zaman didalam kehidupan ummat berupa bahaya sekulerime,liberalesme agama
3 TA’ARUF MEMBINA SILATURAHIM
Melakukan proses saling mengenal sebagailangkah awal proses saling memahami saling mempercayai Curah pendapat
dan diskusi dengan bahasan persaudaraaan dalam islam permainan perkenalan diri.
4 MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI DAN MENGHANCURKAN SINDROM DIRI.
Menghilangkan sindrom yang membelenggu diri menerima, mencerna hakekat diri membangun daya dan valent diri. Curah pendalat
tentang konsep diri seorang muslim,hamab dan kholitullah fil ard.
Permainan peran dan sosio drama
5 KEPEMIMPINAN MEMBANGUN KELOMPOK DAN MEMBANGUN SIKAP KEPEMPINAN PEMBINA KELOMPOK
Membina komonikasi efektif. Curah prndapat
konsep kepemimpinan dalam islam
Permaian peran sosio drma dan diskusi
6 MUKHASABAH DAN AUROT TAUBAT
Menimbang diri dalam menyongsonng perobahan diri menuju yang lebih baik. Bimbingan dan praktek
Qiyamulail iktikaf dan tatacara tatakrama masuk dan didalam masjid.
7 Jamaah sholat subuh kultum menyongsong pagi. Praktek mengiku ti kegiatan masjid
MEMBANGUN KOMITMENT KELOMPOK
Meningkatkan kemampuan net assessment. Membangun komitmen. Meningkkatkan kinerja dan kwalitas kemampuan diri organisasi dalam kelompok dan masyarakat. Diskusi kelomppok,
Tentang kepimpinan dalam islam
Pengelolaan kegiatan kelompok dll.
8 SINERGI PERAN DAN RISALAH TAUSIAH SYUKUR,SABAR DAN TAWAKAL Menyusun sebuah konsep tausiah tentang sukur,sabar dan tawakkal


Kediri,9 Agusrus 2010






Daftar materi dan nilai yang dikembangkan
nomor Mata acara dan nilai yang dikemangkan Metode dan uraian Pertemuan
1 Upacara pembukaan
2 OPEN MIND
Menyamakn persepsi dan tujuan meningkatkan kecerdasan rohani, kepekaan moral dan keberdayaan spiritual. Curah pendapat gamabaran tantangan zaman didalam kehidupan ummat berupa bahaya sekulerime,liberalesme agama 3 sesse
3 TA’ARUF MEMBINA SILATURAHIM
Melakukan proses saling mengenal sebagailangkah awal proses saling memahami saling mempercayai Curah pendapat
dan diskusi dengan bahasan persaudaraaan dalam islam permainan perkenalan diri. 2sessee
4 MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI DAN MENGHANCURKAN SINDROM DIRI.
Menghilangkan sindrom yang membelenggu diri menerima, mencerna hakekat diri membangun daya dan valent diri. Curah pendalat
tentang konsep diri seorang muslim,hamab dan kholitullah fil ard.
Permainan peran dan sosio drama 3sesse
5 KEPEMIMPINAN MEMBANGUN KELOMPOK DAN MEMBANGUN SIKAP KEPEMPINAN PEMBINA KELOMPOK
Membina komonikasi efektif. Curah prndapat
konsep kepemimpinan dalam islam
Permaian peran sosio drma dan diskusi 3sesee
6 MUKHASABAH DAN AUROT TAUBAT
Menimbang diri dalam menyongsonng perobahan diri menuju yang lebih baik. Bimbingan dan praktek
Qiyamulail iktikaf dan tatacara tatakrama masuk dan didalam masjid. 2 sesse
7 Jamaah sholat subuh kultum menyongsong pagi. Praktek mengiku ti kegiatan masjid 1 sesse
MEMBANGUN KOMITMENT KELOMPOK
Meningkatkan kemampuan net assessment. Membangun komitmen. Meningkkatkan kinerja dan kwalitas kemampuan diri organisasi dalam kelompok dan masyarakat. Diskusi kelomppok,
Tentang kepimpinan dalam islam
Pengelolaan kegiatan kelompok dll. 3sesse
8 SINERGI PERAN DAN RISALAH TAUSIAH SYUKUR,SABAR DAN TAWAKAL Menyusun sebuah konsep tausiah tentang sukur,sabar dan tawakkal 3sessi

Kediri,9 Agusrus 2010