Allah, sahabat-sahabat, bukan memperhatikan seberapa banyak dalil yang bisa kita hafalkan, seberapa banyak kita bisa menjawab persoalan ‘agama’ (dalam tanda kutip). Allah memperhatikan qalb seseorang: apakah seseorang butuh untuk memahami atau tidak. Apakah ia butuh pemahaman atau tidak. Apakah ia butuh Allah untuk menuntun dan mengajarinya, atau tidak.
Jika orang hafal ribuan dalil tapi tidak merasa butuh untuk mengetahui lebih dalam (karena sudah merasa pakar, misalnya) atau malah menjadi sombong karena hafalan dalil-dalilnya, ya Allah pun akan membiarkannya saja. Tapi jika seorang hamba memiliki hati yang bertaubat (makna ‘taubat’ : kembali pada Allah, ‘gandrung’/butuh pada Allah, di artikel ini), maka Allah pasti akan menuntunnya pada kebenaran, walaupun awalnya dia adalah seorang penyembah api seperti Salman al-Farisi.
Bukan pula kesucian, Karena tidak ada manusia yang bebas dari dosa kecuali Muhammad SAW. Orang-orang soleh pun bukannya tidak pernah berdosa. Tapi mereka butuh Allah, dan mendengarkan kebutuhan nuraninya itu. Justru karena memahami bahwa dirinya penuh dosa selanjutnya ia ingin menjadi orang baik, ingin dijadikan Allah baik. Orang yang mengerti bahwa dirinya berdosa, permohonan astaghfirullah-nya bukan lagi sekedar basa-basi di bibir atau ritual sehabis shalat. Ia sepenuhnya menyadari bahwa ia butuh ampunan-Nya
Sebaliknya, orang yang merasa dirinya sudah baik, atau merasa tidak pernah berbuat dosa (lahiriyah, padahal dosa batin seperti prasangka buruk, tidak sabar, sombong, merasa lebih dari orang lain, dan lain-lain kita semua pasti punya), tentu tidak merasa butuh untuk di-taubatkan. Bagi orang ini, asma Allah Al-Afuw (Maha Pemaaf), Al-Ghafuur dan Al-Ghaffar (Maha Mengampuni), dan At-Tawwaab (Maha Menerima Taubat, Yang Memiliki Taubat) tentu tidak ada implikasinya sama sekali kapadanya.
Kadang Allah ‘menjebloskan’ orang ke dalam dosa, supaya ia menyadari rasa tidak nyaman dengan hatinya yang kotor, dan ia menjadi butuh Allah. Di sini dosa menjadi rahmat, dan bukti bahwa ‘dalam segala hal ada Rahmat Allah’, dalam dosa sekalipun ada rahmat. Tapi sekali lagi, jika ia tampak begitu alim dari luar, tapi hatinya tidak ‘menghadap Allah’, ya Allah pun tidak akan menghadapkan diri-Nya kepada orang itu, walaupun dia seorang ulama di mata masyarakat.
Oh ya, satu hal yang penting, saya kira, bahwa sudah sunnatullah bahwa para ‘pencari yang jujur’ ini tidak akan pernah jadi kaum mayoritas. Mereka selalu menjadi pengecualian di setiap zaman, ketika mayoritas ‘agama’ pada zaman itu telah terdegradasi menjadi hanya ritual. Tertulis:
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (Q. S. 6 : 116).
Apa yang menjadi mayoritas belum tentu benar. Contoh, dalam waham mayoritas, pengertian istilah ‘kafir’ adalah mereka yang berbeda agama, dan pengertian istilah ’syuhada’ adalah mereka yang mati dalam berperang melawan musuh Islam. Padahal itu tidak sepenuhnya tepat, sebagaimana dijelaskan dalam tulisan ini.
“Agama datang sebagai hal yang asing, dan akan kembali menjadi hal yang asing,” demikian sabda Rasulullah yang termasyhur. Itu berlaku di setiap zaman, hingga akhir zaman. Agama pada awalnya adalah utuh, mencakup lahir dan batin, ritual dan esensi (hakikat). Itu awalnya menjadi hal yang asing. Kini, orang yang mencoba beragama dengan kedua aspeknya, lahir dan batin, ritual dan esensi, juga telah menjadi ‘agama yang asing’ dan aneh di mata masyarakat.
Jadi saya kira, masalahnya bukanlah ‘pemuka agama’ atau tidak, tapi apakah seseorang, apapun statusnya, dengan kejujuran hati kecilnya benar-benar merasa butuh kepada Allah atau tidak.
Jika seseorang merasa dirinya kaya tentu tidak akan merasa butuh uang, orang yang merasa sehat tidak akan merasa butuh berobat. Demikian pula orang yang merasa telah mengerti agama tentu tidak akan merasa butuh belajar agama. Diri kita harus dibuat mengerti dulu bahwa ia sesungguhnya fakir, maka barulah ia akan butuh Allah.
Semoga bermanfaat,
MENGAPA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan meninggalkan komentar anda di kolom yang telah kami sediakan.......